PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sirkulasi darah dalam janin tidak sama dengan bayi dan anak. Dalam rahim, paru-
paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh
plasenta. Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut
:
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang
memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke
serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-
paru karena telah teroksigenisasi.
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini
darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari
tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang
mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan
vena porta dan masuk ke hati.
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja
tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta
2
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
3. Hati
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra
ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
2.2.DEFINISI
3
Menurut Stanford Children’s Health (2017) patent ductus arteriosus (PDA)
merupakan salah satu masalah jantung yang sering terjadi dalam beberapa minggu
pertama atau beberapa bulan setelah kelahiran. Hal ini ditandai dengan persistensi
hubungan janin normal antara aorta dan arteri pulmonalis yang memungkinkan
darah kaya oksigen (merah) yang harus masuk ke tubuh untuk disirkulasikan
melalui paru-paru. Pada umumnya semua bayi dilahirkan dengan hubungan antara
aorta dan arteri pulmonalis. Sementara saat bayi berkembang di rahim, darah tidak
diperlukan untuk disirkulasikan melalui paru-paru karena oksigen diberikan
melalui plasenta. Selama kehamilan, diperlukan saluran untuk memungkinkan
darah kaya oksigen (merah) mengalir ke paru-paru bayi dan masuk ke dalam tubuh.
Sambungan normal yang dimiliki semua bayi ini disebut duktus arteriosus.
2.3. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. (artinya)
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
Menurut Kim (2016) etiologi dari Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah
1. Genetika
4
Untuk kasus faktor keluarga yang terkena patent ductus arteriosus (PDA) telah
dicatat sebagai salah satu yang mempengaruhi, namun untuk penyebab genetic
belum ditentukan. Pada bayi yang lahir pada saat memiliki patent duktus arteriosus
(PDA) yang gigih, tingkat kekambuhan di antara saudara kandung adalah 5%.
Beberapa bukti awal menunjukkan bahwa sepertiga kasus disebabkan oleh ciri
resesif yang diberi label PDA1, terletak pada kromosom 12 yang terjadi pada
beberapa populasi.
2. Kelainan Kromosom
3. Prematuritas
4. Penyebab Lain
5
2.3. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-
masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas).
Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir.
Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)
- Anamnesis
1. Asimptomatik jika duktus berukuran kecil
2. PDA berukuran besar dapat menyebabkan infeksi saluran nafas bawah,
atelektasis dan gagal jantung kongestif disertai takipnea dan berat badan
sulit naik.
- Pemeriksaan Fisik
1. Takikardi dan dispnea dapat dijumpai pada anak dengan PDA berukuran
besar
6
2. Peningkatan aktivitas perikordium. Trill pada saat sistolik dapat ditemukan
pada tepi kiri atas sternum. Bounding pada pulsasi perifer dan tekanan nadi
melebar dengan peningkatan tekanan sistolik dan penurunan tekanan
diastolik merupakan gambaran karakteristik untuk PDA.
3. Bunyi jantung pada umumnya normal, kadang-kadang komponen pulmonal
dari bunyi jantung ke 2 terdengar agak mengeras. Pada PDA besar dapat
terdengar bunyi jantung ke 3 akibat pengisian cepat ventrikel pada saat
diastolik dan dapat terdengar di daerah apeks.
4. Bising kontinyu paling baik terdengar pada area infraklavicular kiri atau tepi
atas kiri sternum dengan grade 1-4/6.
5. Pada bayi prematur yang menderita PDA terjadi gangguan distribusi aliran
darah sistemik sehingga terjadi penurunan aliran darah sistemik yang
menyebabkan perubahan pada organ seperti otak yang menimbulkan
perdarahan intraventrikular dan saluran cerna yang menyebabkan
necrotizing enterocolitis.
Gejala yang bisa terjadi pada PDA bisa meliputi sebagai berikut:
1. Kelelahan
2. Berkeringat
3. Denyut jantung yang cepat
4. Terengah-engah
5. Kesulitan dalam bernafas
6. Ketidaksukaan dalam pemberian makan, atau tidak mau menyusui
7. Berat badan buruk
2.5 PATOFISIOLOGI
7
aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam
atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran
sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus berasal dari arteri
pulmonalis utama (atau arteri pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian superior
dari aorta desendens, ± 2-10 mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri.
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media)
yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang
membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan
elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus
arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor
(pO2). (Wahab, S. 2009 )
Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera
setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan
meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam
waktu 2 minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai
(shunt) L-R yang kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis.
Awalnya darah mengalir melalui aorta masuk ke arteri pulmonalis (karena tekanan
darah aorta >>) Lama-kelamaan karena darah memenuhi pembuluh darah paru-
paru, terjadilah hipertensi pulmonal Karena peningkatan tahanan pulmonalis
terjadilah aliran balik, dari pulmonalis menuju aorta Karena darah yang
terdeoxydasi masuk ke arteri sistemik, otomatis akantimbul sianosis (Wahab, 2009)
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan duktus arteriosus untuk menutup
setelah kelahiran. Duktus arteriosus, pada keadaan normal, akan menutup dua
hingga tiga hari setelah bayi dilahirkan. PDA merupakan struktur pembuluh darah
yang menghubungkan aorta desendens bagian proksimal dengan arteri pulmonalis,
biasanya di dekat percabangan kiri arteri pulmonalis. Duktus arteriosus merupakan
struktur normal dan penting bagi janin, tetapi menjadi abnormal bila tetap terbuka
setelah masa neonatus.
Pada PDA yang mengambil peranan adalah arteri pulmonalis, vena pulmonalis,
atrium kiri, ventrikel kiri dan aorta. Selama sirkulasi dalam paru-paru berjalan
8
normal, ventrikel kanan tidak mengalami perubahan. Tetapi bila PDA itu besar,
maka ventrikel kanan mengalami dilatasi. Bila kemudian timbul hipertensi
pulmonal, maka ventrikel kanan ini menjadi hipertrofi disamping dilatasi.
Peningkatan tekanan di a. Pulmonalis dapat berakibat pembalikan dari arus
kebocoran dengan tanda-tanda Eisenmenger.
2.6. PATHWAY
9
BAB III
3.1. Pengkajian
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
10
Mengeluh sesak nafas dan merasa cepat lelah.
d. Riwayat kehamilan
Ketika hamil ibu mempunyai gaya hidup yang sehat dan selalu makan
makanan bergizi.
f. Riwayat Nutrisi
a) Pemberian Asi
Anak diberikan asi secara terjadwal dan kadang diberikan susu formula.
b) Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
anak dari usia 0-4 bulan, 4-12 bulan, dan nutrisi saat ini.
4. Pemeriksaan Fisik
11
3) Tanda-tanda Vital
- Suhu : 34,7°C
4) Antropometri
BB :77 cm
TB : 9,5kg
LK : 43,3 cm
LiLA : 11cm
5) Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto Thorak
b. EKG
kiri)
c. Kulit
1) Pucat
12
3) Diaforesis
6) Sistem Respirasi
a. Bernapas
menangis, mengejan.
supraklavikular).
5. Analisa Data
DO : secara langsung
bertenaga
13
2. DS : Klien mengatakan Ketidakefektifan pola Tercampurnya
menyebabkan O2
dalam sirkulasi
sitemik↓
DO : kebutuhan tubuh
bertenaga
- BB klien menurun
dalam paru.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat
14
3.3. Intervensi Keperawaran
Dapat mentoleransi
kelelahan
asiter
kesadaran
kriteria hasil :
15
Mendemonstrasikan 2. Auskultasi suara
normal
ideal
Mampu
mengidentifikasikan
kebutuhan nutrisi
16
Tidak ada tanda
malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dan
menelan
Tidak terjadi
penurunan BB yang
berarti
3.4. Implementasi
No.
Tanggal/Jam Implementasi Respon TTD
Dx
17
BAB IV
PEMBAHASAN
2015).
suatau keadaan dimana pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk
18
edema/keletihan, peningkatan CVP, murmur, peningkatan BB), perubahan
monitor TTV, monitor jumlah dan irama jantung, monitos suara paru.
dalam paru.
2015).
Pola nafas tidak efektif adalah ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan
hidung, takipneu.
perlunya alat jalan nafas buatan, uskultasi suara nafas, atur intake untuk
19
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada
kurang dari kebutuhan tubuh yaitu : asupan nutrisi tidak cukup untuk
minat makan, penurunan BB, membran mukosa pucat, tonus otot menurun.
nutrisi.
20