Anda di halaman 1dari 6

SAP

SENAM MENCEGAH DEMENSIA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Promosi Kesehatan

Dosen pembimbing: M. Sahli, SKM., M.Kes

Disusun oleh:

Dwi Nur Azizah (2018200093)

Kelas: 2C

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH

DI WONOSOBO

2019
RANCANGAN PEMBELAJARAN INDIVIDU

NO Diagnosa:
1 Sub pokok bahasan Senam mencegah demensia
2 Hari/Tanggal Minggu, 22 Desember 2019
3 Waktu 7.30-8.00 WIB
4 Tempat Balai desa Kalibeber
5 Petugas Dwi Nur Azizah
6 Sasaran Primer: masyarakat desa Kalibeber
Sekunder: anggota keluarga yang menderita demensia
7 Tujuan
Tujuan umum Setelah dilakukan penyuluhan ± 30 menit, diharapkan lansia
memahami tentang demensia.
Tujuan khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang demensia,
lansia dapat :
a. Menyebutkan pengertian demensia.
b. Menyebutkan penyebab demensia
c. Menyebutkan tanda dan gejala demensia.
d. Menyebutkan pencegahan dan perawatan demensia.

8 Materi a. Pengertian demensia.


1.) Dimensia adalah sindroma klinis yang meliputi
warnanya hilang fungsi intelektual dan memori yang
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari-hari. Dimensia merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya
pikir lain yang secara nyata mengganggu aktifitas
kehidupan sehari-hari. (Nugroho, 2008)
2.) Dimensia adalah penurunan fungsi entelektual yang
menyebabkan hilangnya indenpedensi social.
(William. F. Ganong, 2010)
b. Penyebab demensia Menurut Stanley (2004)
1) Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)
2) Infeksi susunan saraf pusat
3) Gangguan metabolic
4) Gangguan nutrisi
5) Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak, dll)
6) Lesi desak ruang
7) Hidrosefalus bertekanan normal
8) Depresi (pseudo-dinentia defrensif)
9) Penyakit degeneratif progresif : Penyakit alzheiner,
dick ,Parkinson, hantinton

c. Tanda dan gejala demensia. Menurut Arjatmo ( 2002)


1) Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif
2) Awalnya daya ingat jangka pendek
3) Gangguan kepribadian dan perilaku
4) Deficit neurologi dan fokal
5) Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
6) Gangguan psikotik : halusinasi dan paranoid
7) Keterbatasan ADL
8) Lupa meletakan barang penting
9) Sulit mandi, makan, dan berpakaian
10) Inkontenensia urine
11) Tidak dapat makan dan menelan, mudah terjatuh dan
keseimbangan buruk
12) Menurunnya daya ingat
13) Orientasi waktu dan tempat

d. Pencegahan dan perawatan demensia.


Menurut Kushariyadi ( 2010) Hal yang dapat kita lakukan
untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya
adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa
mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
1) Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-
sel otak seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan
2) Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir
hendaknya dilakukan setiap hari.
3) Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita
sehat dan aktif
4) Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
5) Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul
dengan teman yang memiliki persamaan minat atau
hobi
6) Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha
untuk tetap relaks dalam kehidupan sehari-hari dapat
membuat otak kita tetap sehat.
9 Metode Ceramah, tanya jawab
10 Media PPT, laptop, LCD
11 Evaluasi
Evaluasi formatif a. Pengertian demensia.
1.) Dimensia adalah sindroma klinis yang meliputi
warnanya hilang fungsi intelektual dan memori yang
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari-hari. Dimensia merupakan keadaan ketika
seorang mengalami penurunan daya ingat dan daya
piker lain yang secara nyata mengganggu aktifitas
kehidupan sehari-hari. (Nugroho, 2008)
2.) Dimensia adalah penurunan fungsi entelektual yang
menyebabkan hilangnya indenpedensi social.
(William. F. Ganong, 2010)
b. Penyebab demensia Menurut Stanley (2004)
1) Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)
2) Infeksi susunan saraf pusat
3) Gangguan metabolic
4) Gangguan nutrisi
5) Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak, dll)
6) Lesi desak ruang
7) Hidrosefalus bertekanan normal
8) Depresi (pseudo-dinentia defrensif)
9) Penyakit degeneratif progresif : Penyakit alzheiner,
dick ,Parkinson, hantinton

c. Tanda dan gejala demensia. Menurut Arjatmo ( 2002)


1) Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif
2) Awalnya daya ingat jangka pendek
3) Gangguan kepribadian dan perilaku
4) Deficit neurologi dan fokal
5) Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
6) Gangguan psikotik : halusinasi dan paranoid
7) Keterbatasan ADL
8) Lupa meletakan barang penting
9) Sulit mandi, makan, dan berpakaian
10) Inkontenensia urine
11) Tidak dapat makan dan menelan, mudah terjatuh dan
keseimbangan buruk
12) Menurunnya daya ingat
13) Orientasi waktu dan tempat

d. Pencegahan dan perawatan demensia.


Menurut Kushariyadi (2010), hal yang dapat kita lakukan
untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya
adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa
mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
1) Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-
sel otak seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan
2) Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir
hendaknya dilakukan setiap hari.
3) Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita
sehat dan aktif.
4) Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
5) Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul
dengan teman yang memiliki persamaan minat atau
hobi.
6) Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha
untuk tetap relaks dalam kehidupan sehari-hari dapat
membuat otak kita tetap sehat.
Evaluasi sumatif
Daftar pustaka Arjatmo. 2002. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
FKUI
Elizabeth J. Corwin .2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :
EGC
Kushariyadi. 2010. Askep Pada Klien Lanjut Usia. Salemba
Medika : Jakarta
Stanley, mickey. 2004. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai