Anda di halaman 1dari 54

DEMENSIA

DATA DEMOGRAFI

• Jumlah populasi Usia 60 tahun keatas (dalam juta orang)


Tahun Juta Persen
1961 4,5
1971 5,3 4,3
1980 8,0 5,5
1990 11,6 6,3
2000 16,2 7,6
2010 17,2 7,4
2020 29,0 11,1

Diambil dari :BPS Profile Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI


PENDAHULUAN

• Klien dgn gangguan mental organik : DELIRIUM &


DEMENSIA akan mengalami GANGGUAN
KOGNITIF
• Mrpk respon maladaptif yg ditandai oleh daya ingat
yang terganggu, DISORIENTASI, INKOHEREN, &
SUKAR BERPIKIR secara LOGIS
(Stuart & Sundeen, 1987)
PENDAHULUAN

• Kognitif berasal dari kata Co dan Gnosis


• Gnosis = tahu -------- > Cognitive = tahu dan
mengetahui
• Fungsi Kognitif adalah proses dasar yang membangun
kemampuan intelektual tingkat tinggi, yang meliputi:
- Atensi
- Bahasa
- Memori
- Kalkulasi
- Fungsi Eksekusi
LAHAN COGNITIVE (SUBSTRAT ANATOMI)

• Korteks serebri tempat proses cognitive


• Korteks serebri terletak di 2
hemisferium (kiri dan kanan)
• Hemisferium dibentuk oleh 4 lobus
- lobus frontalis.
- lobus parietalis.
- lobus temporalis.
- lobus oksipitalis.
● Lobus frontalis berhubungan dengan
perencanaan (planning) dan gerakan
(movement)
● Lobus parietalis dgn sensasi somatik
● Lobus oksipitalis dgn penglihatan
(vision)
● Lobus temporalis dgn pendengaran
(audition) pembelajaran (learning),
daya ingat(memory) dan emosi
(emotion)
RENTANG RESPON KOGNITIF

Respon adaptif Respon maladaptif


- Tegas - mudah lupa - inkoheren
- Ingatan utuh - kadang bingung - disorientasi
- Orientasi lengkap - kadang mispersepsi - daya ingat hilang
- Persepsi akurat- kadang berpikir - tdk mampu
- Perhatian terfokus tdk jernih ambil keputusan
- Koheren, pikiran logis
FAKTOR PREDISPOSISI

Gangguan kognitif pd umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi


biologis & sistem saraf pusat.

Faktor predisposisi yg menyebabkan individu mengalami gangguan


kognitif :
• Gangguan suplai O2, glukosa, & zat gizi dasar penting lainnya ke
otak.
• Degenerasi yg berhubungan dgn penuaan
• Pengumpulan zat beracun dlm jaringan otak
• Penyakit hati kronik & penyakit ginjal kronik
• Malnutrisi
• Cacat genetik
FAKTOR PRESIPITASI

Serangan mayor pd otak → gangguan fungsi kognitif, antara lain


:
• Hipoksia
• Gangguan metabolik : hipertiroidisme, hiperglikemia, dll
• Toksik & agen infeksi
• Respon yg berlawanan thd pengobatan
• Perubahan struktur otak
• Sensori terganggu krn stimulus yg kurang atau berlebihan
GANGGUAN YG MENGAKIBATKAN
RESPON KOGNITIF MALADAPTIF

A. DELIRIUM
fungsi kognitif yg kacau,
ditandai oleh kesadaran
berkabut yg
dimanifestasikan oleh
jangka waktu
konsentrasi/perhatian yg
rendah, persepsi yg salah,
gangguan pikiran
(Stuart & Sundeen, 1987)
DELIRIUM

• Gangguan pikir termasuk gangguan konsentrasi,


daya ingat, orientasi, & persepsi
• Keadaan akut dan serius, dapat mengancam jiwa.
Dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, gangguan
metabolik dan reaksi obat.
PERILAKU YG BERHUBUNGAN DGN
DELIRIUM

• Tingkat kesadaran yg berfluktuasi


• Disorientasi
• Miskin penilaian
• Ilusi/halusinasi
• Afek labil
• Kegelisahan motorik
• Gangguan dlm perilaku sosial
DEMENSIA
B. DEMENSIA
adalah suatu sindroma
penurunan kemampuan
intelektual progresif yang
menyebabkan deteriorasi
kognisi dan fungsional,
sehingga mengakibatkan
gangguan fungsi sosial,
pekerjaan dan aktivitas sehari-
hari. (Asosiasi Alzheimer
Indonesia,2003)
KLASIFIKASI DEMENSIA
1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis
2. Berdasarkan gejala klinis : global, afasik, visuo perseptif
3. Berdasarkan anatomi ; kortikal, subkortikal
4. Berdasarkan perjalanan penyakit :
demensia “reversibel” + 10-12% disebabkan alkohol, obat-
obat, kelainan psikiatri, penyakit meningitis, trauma
kepala, hidrosefalus komunikan
demensia “non reversibel”: proses degeneratif
tergolong kedalamnya demensia yang paling banyak
ditemui : demensia alzheimer dan vaskuler
PENGERTIAN
• Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga
menyebabkan disfungsi hidup sehari –hari atau keadaan ketika
seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain
yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari hari
(Nugroho, 2008)
• Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai
gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Gangguan
fungsi kognitif antara lain pada intelegensi, belajar dan daya
ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian
dan konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi.
(Arif Mansjoer, 1999)
• Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang
menyebabkan hilangnya independensi sosial. (William F.
Ganong, 2010)
• Menurut Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia
bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala
yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu
sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
• Menurut PPDGJ – III, Demensia merupakan suatu sindrom
akibat penyakit / gangguan otak yang biasanya bersifat kronik –
progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang
multiple ( multiple higher cortical function ), termasuk di
dalamnya : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap
( comprehension ), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa,
dan daya nilai ( judgement ). Umumnya disertai dan ada
kalanya diawali dengan kemrosotan ( deterioration ) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup
ETIOLOGI
• Penyebab utama dari penyakit demensia belum diketahui secara
pasti, namun diduga penyakit Alzheimer, karena pada penyakit
alzheimer,.
• Penyebab kedua dari Demensia yaitu, serangan stroke yang
berturut-turut. Stroke tunggal yang ukurannya kecil dan
menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang
timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap
menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang
mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah yang
disebut dengan infark. Demensia yang disebabkan oleh stroke
kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian penderitanya
memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang
keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.
PENYEBAB DEMENSIA MENURUT
NUGROHO (2008) DIGOLONGKAN
MENJADI 3
• Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,
penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
a.       Penyakit degenerasi spino-serebelar.
b.      Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert
c.       Khorea Huntington
• Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam
golongan ini diantaranya :
a.       Penyakit cerebro kardiofaskuler
b.      penyakit- penyakit metabolik
c.       Gangguan nutrisi
d.      Akibat intoksikasi menahun
• Pada demensia harus tidak didapatkan delirium. Selain itu, pada
demensia terjadi penurunan pengendalian emosi atau motivasi, atau
perubahan perilaku sosial, bermanifestasi sebagai berikut
( setidaknya ada salah satu ).
1. Emosi yang labil
2. Lekas marah
3. Apatis
4. perilaku sosial yang kasar
KLASIFIKASI
• Demensia Kortikal dan Sub Kortikal
1)      Demensia Kortikal
Merupakan demensia yang muncul dari kelainan yang terjadi pada
korteks serebri substansia grisea yang berperan penting terhadap proses
kognitif seperti daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan demensia kortikal adalah Penyakit Alzheimer, Penyakit
Vaskular, Penyakit Lewy Bodies, sindroma Korsakoff, ensefalopati
Wernicke, Penyakit Pick, Penyakit Creutzfelt-Jakob.
2)      Demensia Subkortikal
Merupakan demensia yang termasuk non-Alzheimer, muncul dari
kelainan yang terjadi pada korteks serebri substansia alba. Biasanya tidak
didapatkan gangguan daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan demensia kortikal adalah penyakit Huntington, hipotiroid,
Parkinson, kekurangan vitamin B1, B12, Folate,
sifilis, hematoma subdural, hiperkalsemia, hipoglikemia, penyakit
Coeliac, AIDS, gagal hepar, ginjal, nafas, dll.
•  Demensia Reversibel dan Non reversible
1)      Demensia Reversibel
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang dapat diobati. Yang
termasuk faktor penyebab yang dapat bersifat reversibel adalah
keadaan/penyakit yang muncul dari proses inflamasi (ensefalopati SLE,
sifilis), atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia
lainnya), gangguan metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid, defisiensi
vitamin B1, B12, dll)
2)      Demensia Non Reversibel
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang tidak dapat diobati
dan bersifat kronik progresif. Beberapa penyakit dasar yang dapat
menimbulkan demensia ini adalah penyakit Alzheimer, Parkinson,
Huntington, Pick, Creutzfelt-Jakob, serta vaskular
•  DemensiaPre Senilis dan Senilis
1.      Demensia Pre Senilis merupakan demensia yang dapat terjadi
pada golongan umur lebih muda (onset dini) yaitu umur 40-50
tahun dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang
dapat mempengaruhi fungsi jaringan otak (penyakit degeneratif
pada sistem saraf pusat, penyebab intra kranial, penyebab vaskular,
gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi, penyebab
trauma, infeksi dan kondisi lain yang berhubungan, penyebab
toksik (keracunan), anoksia).
2.      Demensia Senilis merupakan demensia yang muncul setelah
umur 65 tahun. Biasanya terjadi akibat perubahan dan degenerasi
jaringan otak yang diikuti dengan adanya gambaran deteriorasi
mental
ADA DUA TIPE DEMENSIA YANG
PALING BANYAK DITEMUKAN, YAITU
TIPE ALZHEIMER DAN VASKULER
• Demensia Alzheimer
• Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala
demensia akibat gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang
berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses degenaratif
menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif. Kematian sel-sel otak
ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun.
• Awalnya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang
menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar,
berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu
menggunakan barang-barang sekalipun yang termudah.
• Hal ini disebabkan adanya gangguan kognitif sehingga timbul gejala
neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampai menuduh ada yang
mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan, agitasi
(gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan
gangguan aktifitas psikomotor, berkelana.
DEMENSIA ALZHEIMER

• Biasanya ada faktor resiko : riwayat


keluarga alzheimer, umur > 50 thn,
penyakit down`s syndrome ,Parkinson,
trauma kepala, pendidikan yang rendah, dll
• Progresif, sangat kronis
Diagn. pasti dengan otopsi otak
Jadi diagn cukup dengan diagnosis ”probable”
Kriteria diagnosa “probable Alzheimer”:
1. Ditemukan demensia secara klinis (test mini mental)
2. Defisit 2 atau lebih bidang kognitif (memori, bahasa, atensi,
orientasi, fungsi eksekutif, visuospatial)
3. Perburukan memori/kognitif progresif
4. Tak ada gangguan kesadaran
5. Tak ada penyakit otak dan gangguan sistemik
(khas: perburukan intelektual dan tingkah laku, mengganggu
pekerjaannya dan lingkungan)
STADIUM DEMENSIA ALZHEIMER TERBAGI ATAS 3
STADIUM, YAITU :
• Stadium I
• Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala
gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi
memori yang terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang
dialami
• Stadium II
• Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebut stadium demensia.
Gejalanya antara lain,
• Disorientasi
• gangguan bahasa (afasia)
• penderita mudah bingung
• penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat
melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota
keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga
mengulanginya lagi.
• Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat
di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,”
• Stadium III Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12
tahun.Gejala klinisnya antara lain:
• Penderita menjadi vegetatif
• tidak bergerak dan membisu
• daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak
mengenal keluarganya sendiri
• tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil
• kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lain
• kematian terjadi akibat infeksi atau trauma
TUJUAN PENGOBATAN

• Mempertahankan kualitas hidup


• Memperlambat progresivitas
• Mengobati penyakit penyerta
• Membantu keluarga, memberi
informasi cara-cara penanganan yang
manfaat
TERAPI FARMAKOLOGI

• Golongan acetylcholin estrase inhibitor :


• Donepizil hcl 1x5-10mg
• Rivastigmin 1x1,5-6mg
• Golongan esterogen me aktivitas cholinergik
• Antioksidan
• Nootropik agent
• Golongan NSAID
TERAPI NON FARMAKOLOGIK
BERTUJUAN

•Menentukan program aktivitas


harian
•Modifikasi perilaku
•Informasi pelatihan kepada
keluarga
DEMENSIA VASKULER

• Disebabkan penyakit pembuluh darah


serebral (ump : stroke)
• Ditemukan infark multipel di otak
• 15-25% dari semua demensia
• onset pada usia yang lebih muda dan lebih
mendadak dibanding Alzheimer
GEJALA KLINIS

Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul


demensia, perjalanan penyakit bisa mendatar atau
membaik, kemudian memburuk lagi dst …
berfluktuasi  “step wise”
Konfusi mengembara
Kepribadian masih terpelihara sampai std lanjut
Terdapat gejala lesi di otak: hemisparese
gangguan esktrapiramidal, disathria, dll
Defisit memori kurang menonjol tapi kognisi
lamban
Disfungsi visuospasial
TANDA DAN GEJALA
Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb:
• Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,
“lupa” menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
• Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,
bulan, tahun, tempat penderita demensia berada
• Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,
mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali
• Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang
dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan.
Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan
tersebut muncul.
• Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah
DIAGNOSIS

1. Tentukan dulu apa ada demensia


2. Tentukan gangguan fungsi kognitif, memori,
emosional
3. Perjalanan penyakit “gradual” atau “stepwise”
4. Periksa gejala stroke : kelainan neurogi fokal
5. Cari faktor resiko stroke, hipertensi, DM,
cholesterol , merokok, dll
DIAGNOSIS
• Diagnosis difokuskan pada hal-hal berikut ini:
• Pembedaan antara delirium dan demensia
• Bagian otak yang terkena
• Penyebab yang potensial reversibel
• Perlu pembedaan dan depresi (ini bisa diobati relatif mudah)
• Pemeriksaan untuk mengingat 3 benda yg disebut
• Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payah
• Pemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EEC
• Pencitraan otak amat penting CT atau MRI
PENGOBATAN
• Demensia vaskuler adalah akibat stroke sehingga
penting di pikirkan pencegahan : “secondary stroke
attack”.
• Obat-obat
• Galatamin 2 x 4 mg  2 x 8 mg
• Rivastigmin 2 x 3 mg  2 x 6 mg
• Donepezil 1 x 5 mg  1 x 10 mg
• Pentoxifilin 3 x 400 mg
• Piracetam 3 x 800 mg – 1200 mg
• Ginkogiloba 2 x 40 mg – 60 mg
• Vit V 2 x 100 unit
PENCEGAHAN
Sesuai dengan pencegahan serangan stroke ulang
• Obati hipertensi, DM
• Kendalikan hiperlipidemia
• Hentikan rokok, alkohol
• Diet yang sesuai
• Gaya hidup sehat dengan olah raga, rendah garam,
kurangi stress
• Penderita dengan resiko tinggi, berikan obat anti
agregasi trombosit.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
DEMENSIA MENURUT PPDGJ III
1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir,
yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang
( personal activities of daily living ) seperti : mandi,
berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan
kecil
2. Tidak ada gangguan kesadaran ( clear consiousness ).
3. Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6
bulan
KARAKTERISTIK DELIRIUM & DEMENSIA
DELIRIUM DEMENSIA
serangan Tiba-tiba Bertahap
Lamanya Singkat (± 1 bulan) Paling byk tjd pd umur 65
th
Stressor Racun, infeksi, lesi, Hiper/hipo tensi, anemia,
trauma, kekurangan & atropi jaringan otak, dll
kelebihan sensori
Tk. Kesadaran Berfluktuasi Normal
Afek Fluktuasi Labil, apati pd tahap lanjut

Perilaku Agitasi, gelisah Mgkn agitasi atau apatis,


atau bingung
Ingatan Terganggu, terutama Terganggu, terutama utk
peristiwa yg baru tjd kejadian baru
Persepsi Salah penafsiran : ilusi, Tdk berubah
halusinasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan komunikasi verbal


Kecemasan
Gangguan proses pikir
Koping keluarga tdk efektif
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan persepsi sensori
Defisit perawatan diri
Resiko thd cedera/trauma
Kerusakan interaksi sosial
Gangguan eliminasi
dll
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan jangka panjang


ditujukan pd perbaikan gangguan kognitif dgn usaha perawatan
memfungsikanklien seoptimal mungkin sesuai dgn kemampuan klien
Tujuan jangka pendek
ditujukan pd pemenuhan keb. dasar klien :
- perawatan diri
- meningkatkan orientasi
- pemenuhan kebutuhan istirahat & tidur
- mempertahankan status nutrisi
- mendukung fungsi kognitif yg optimal
- eliminasi
DEMENSIA

1. Orientasi
- berikan tanda yg jelas pd kamar klien dlm
menggunakan namanya
- anjurkan klien utk menimpan barang pribadi
- gunakan lampu tidur
- sediakan jam & kalender
2. Komunikasi
- memperkenalkan diri
- tunjukkan sikap positif tanpa pamrihpd klien
- gunakan komunikasi verbal yg jelas & singkat
- atur suara
- hindari penggunaan kataganti
- biarkan klien memilih topik pembicaraan
berfokus pd hal-hal yg dpt diingat
- gunakan pertanyaan “ya/tidak”
- pastikan bahwa komunikasi verbal selang dgn
non verbal
3. Dukung mekanisme koping
- hindari konfrontasi pd klien
- kaji sumber kecemasan klien → bantu
menguranginya
- berikan penguatan thd koping yg efektif

4. Kurangi agitasi
- beritahukan apa yg diharapkan scr jelas
- berikan jadwal aktivitas
- hindari pemaksaan
- hindari perebutan aktivitas
- tunjukkan sikap persahabatan & senyuman
5. Pendekatan farmakologik

6. Libatkan anggota keluarga

7. Gunakan sumberyg ada di komunitas

Anda mungkin juga menyukai