PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Kognitif adalah Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk proses
mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. (Stuart and Sundeen,
1987. Hal.612). Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena
kemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
Respon kognitif maladaptif meliputi ketidakmampuan untuk membuat keputusan,
kerusakan memori dan penilaian, disorientasi, salah persepsi, penurunan rentang
perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Respon tersebut dapat terjadi secara episodik
atau terjadi terus-menerus. Suatu kondisi dapat reversibel atau ditandai dengan
penurunan fungsi secara progresif tergantung stressor.
Fungsi Otak
1. Lobus Frontalis
Pada bagian lobus ini berfungsi untuk : Proses belajar : Abstraksi, Alasan
2. Lobus Temporal
Diskriminasi bunyi
Perilaku verbal
Berbicara
3. Lobus Parietal
Diskriminasi waktu
Fungsi somatic
Fungsi motorik
4. Lobus Oksipitalis
Diskriminasi visual
Diskriminasi beberapa aspek memori
5. Sisitim Limbik
Perhatian
Flight of idea
Memori
Daya ingat
Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan mengalami
gejala yang berbeda, sesuai dengan daerah yang terganggu yaitu :
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. R
Umur : 22 tahun
Jenis kemain : laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. K U IV/34 SDR
Pendidikan : lulusan STM teknik mesin
Pekerjaan : Swasta
MRS : 8 Agustus 2011
Tanggal pengkajian : 9 Agustus 2011
Sumber data : klien, teman, keluarga (ayah dan ibu klien)
2. Keluhan utama
Ngomel-ngomel
Autoanamnese :
Klien dapat menyebutkan namanya yang dijawab dengan lambat dengan suara
yang agak keras, tetapi klien salah dalam menyebutkan nama siapa ayah dan ibunya serta
teman yang ada disekitarnya.
Heteroanamnese :
- 1 minggu yang lalu klien sakit panas, disertai bicara ngelantur, gelisah, sulit tidur dan
seperti bingung dan marah-marah.
- Klien sering melihat dan mendengar sesuatu yang terasa pada tangan yang dipasang infus
ada bunyi derap sapi sebanyak 4 (empat) yang sedang berkejar-kejaran (“tak-tuk-tak tuk”)
- Klien juga tidak mengenal orang-orang disekitarnya yang sebelumnya sudah dikenalnya
(salah menyebutkan namanya)
- Klien banyak melamun, tidak bisa tidur dan juga tidak mau makan
3. Faktor Predisposisi
- Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa
- tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
- kien pernah menjalani operasi usus buntuk pada bulan desember tahun 2000 di RS kartini
Krian.
- Pengalaman klien yang tidak menyenangkan adalah pada gurunya saat menjalani
pembekalaln ilmu sehingga dirinya merasa tidak kuat lagi.
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran yang meningkat, GCS 456, Refleks fiologis (+), refleks patologis (-).
Tensi 120/70, nadi 80 x/mnt, RR 20 x/mnt, temperatur 37,1 C, BB 44 kg, TB 158 cm.,
takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan.
5. Psikososial
a. Genogram
: laki-laki
: perempuan
/ : meninggal
: klien
6. Status mental
a. Penampilan
Klien tidak rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya sendiri, berbaring dan
dipasang infus dextrose 5 % 20 tetes/mnt pada tangan kiri
b. Pembicaraan
Keras, cepat dan inkoheren.
c. Aktivitas motorik,
Perubahan motorik dapat dimanifestasikan adanya peningkatan kegiatan motorik,
gelisah, agitasi.
d. Alam perasaan
Klien nampak ketakutan dan putus asa dan harga diri rendah.
8. Mekanisme koping
Apabila klien merasa tidak berhasil, kegagalan maka ia akan menetralisir,
mengingkari atau meniadakannya dengan mengembangkan berbagai pola koping
mekanisme. Ketidak- mampuan mengatasi secara konstruktif menyebbkan klien ngomel-
ngomel, menarik diri diri dari kelompoknya dan kadang-kadang marah.
9. Penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :
Tanggal 10 Agustus 2011
Hb : 12,5 gr%
LED : 45 mg/L
Leukosit : 5,0 x 109 /dl
Pemeriksaan widal :
S thyphi O : negatif
S. Typhi H : negatif
S. Para A : negatif
S. Para B : negatif
Perawatan
a. Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar
tidak terjadi kerusakan otak yang menetap.
b. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi
stimulansia.
c. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan
9. Dampak masalah
a. Individu
Pola persepsi dalam pemeliharaan kesehatan, klien secara tidak sadar bahwa dirinya
mengaami gangguan jiwa
Pola nutrisi dan metabolime, penurunan berat bdan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Pola aktivitas, perilkua yang hiperkinesia, agitasi dan gelisah
Pola eliminasi, bak masih ngompol (kadang-kadang), 2 hari belum BAB setelah
MRS
Pola istirahat dan tidur, kien sulit tidur dan gelisah
Pola kognitif, klien tidak bisa konsentrasi dan lambat berbicara dan mengambil
keputusan
Pola persepsi diri, halusinasi dengar dan penglihatan
Pola peran, harga diri rendah, putus asa, kegagalan
Pola penyesuai diri, isolasi diri
Pola hubungan sosial, keursakan interkasi sosial
Pola kepercayaan dan agama, gangguan dalam beribadah
B. Pohon Masalah
Kekerasan resiko tinggi Defisit perawatan diri,
mandii,kbersihan,
berpakaian
Masalah utama
Interasaksi sosial dan
keruskan, menarik diri
C. Analisa Data
DATA PENYEBAB MASALAH
Data Subyektif : Sistem pendukung Interaksi sosial
- Keluarga mengatakan klien kadang- yang tidak (isolasi sosial)
kdang berbicara sendiri dengan nada adequat, halusinasi
yang agak keras.
- Klien gelisah
Data Subyektif :
- Keluarga belum mengetahui tentang
obat yang diminumkan klien serta efek
samping nya.
- Pendidikan keluarga lulusan SD
- Keluarga mengatakan bahwa klien
ingin tidur saja.
- Dalam makan klien merasa kurang
enak untuk menelan dengan memegang
lehernya.
Data Obyektif :
- Adanya pertanyaan kurangnya
pengetahuan, permintaaan untuk
mendapatkan informasi dan.
- Nampak mata klien merah dan
sepertinya masih mengantuk
- Didapatkan adanya rigiditas (kuduk,
punggung)
- distonia akut (spame lidah, wajah, leher
dan punggung), akatisia (gelisah, tidak
dapat duduk dengan tenang, mengetuk-
negetukan kaki, tremor otot, rifgiditas
dan diskinesia tardif (mengecapkan
bibir, torticolis dan OCC krisis)
- Malam jam 22.30 Wib diinjeksi
Delladryl 2 cc dan THD 2x2 mg
F. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN)
DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
08.00
07.00
07.30
07.30
07.30
07.30
07.30
08.00
09.00
07.30
08.00
09.00
09.30
Dx. c S
- Keluarga mengatakan klien masih belum bisa diajak bicara dengan
tepat
- Klien tidak mau bicara kalau tidak ditanyakan lebih dahulu
O
- Kontak verbal mulai membaik, masih irealistik, kesadran berkabut
- Proses berpikir non realistik, asosiasi longga dan pemikiran tidak
memadai
- Komunikasi pasif, dan kurang bersahabat
A
Masalah belum teratasi
P
Dx. d (jam S
10.30 wib) - Setelah infus dilepas dan tali pengikatnya dilepas (jam 10.00) klien
dimandikan oleh keluarganya di kamar mandi
- Klien dapat mandi dan keramas dengan menggunakan sabun dan
sampoe
O
- Klien nampak segar
- Klien duduk di luar ruangannya bersama ayah dan ibunya
A
Masalah teratasi
Tanggal 13-08- S
2011 - Keluarga mengatakan bahwa gelisahnya sudah mulai menurun
Jam 07.30 - Klien bisa tidur pada malam harinya
Dx. a O
- Kontak verbal mulai membaik, sudah mulai realistik, kesadran
membaik
- Proses berpikir kohern
- Pembicaraan lambat dan daya ingat lambat
A
- Masalah teratasi
Dx. c S
- Keluarga mengatakan klien sudah bisa bicara tentang apa yang
diminta dan cerita tentang keluhan yang dirasakan seperti pusing
O
- Kontak verbal mulai membaik, realistik, kesadran berkabut
- Klien dapat menjawab apa yang tanyakan padanya
- Proses berpikir non realistik, asosiasi longga dan pemikiran tidak
memadai
- Komunikasi pasif, dan kurang bersahabat, afek emosi dangkal
Tanggal 17 -08- S
2011 - Klien merasa ngantuk
Jam 08.30 wib - Klien mau ketika diajak berolah raga dan mengikuti lomba
O
- Komunikasi masih pasif
- Psikomotor membaik
A
Masalah tetasi sebagian
P
Mengikut sertakan klien pada tepai bermain dengan sistem kompetisi
I
Melaksnakan planning
Menguatkan dan memberi reinforcement terhadap kemampuan klien
yang t elah dilakukan
E
- klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah dijelaskan
- klien dapat menyelsaikan permainan lomba bendera, klereng dan
menggambar
- Setelah dievaluasi klien mendapat juara satu dalam lomba bendera
- Klien merasa senang ketika mendapatkan hadiah
H. EVALUASI
Masalah yang muncul selama perawatan di rumah sakit dapat dilakukan tindakan
perawatan dan kolaboratif sehingga tujuan dapat dicapai dan teratasi.
A. Kesimpulan
Respon kognitif maladaptif adalah ketidakmampuan untuk membuat
keputusan, kerusakan memori dan penilaian, disorientasi, salah persepsi, penurunan
rentang perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Macam gangguan kognitif melitputi
Delirium dan Demensia.
Terdapat beberapa perbedaan antara Delirium, Demensia, dan Depresi,
terutama pada tingkat kesadaran pasien dimana pasien dengan delirium dapat
mengalami penurunan tingkat kesadaran.
Delirum adalah suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai
dengan: Gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasi
Sedangkan demensia adalah suatu keadaan respon kognitif maladaptif yang
ditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual/ kerusakan memori, penilaian,
berpikir abstrak.
Faktor yang menyebabkan terjadinya respon kognitif pada umumnya
merupakan akibat dari gangguan biologis pada fungsi sistem saraf pusat.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang professional, hendaknya kita:
- Dalam memberikan asuhan keperawatan menarik diri hendaknya hubungan saling
percaya dilakukan secara bertahap, mulai dari perawat kemudian perawat lain
serta pada klien lainnya
- Membuat kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara
konsisten.
Daftar Pustaka