Anda di halaman 1dari 56

PSIKOPATOLOGI

dr. Erlina Sutjiadi, Sp.KJ (K)

Filda Nisrina Fajrin - 2210221048


1
Gangguan
Penampilan & Perilaku
Penampilan Fisik
• Tampak sesuai usia atau tidak?
• Postur tubuh.
• Roman muka (lebih tua/lebih muda/sesuai usia).
• Dandanan (rapih/wajar/nyentrik/berlebihan).
• Pakaian (lusuh/rapih/wajar/tidak sepadan).
• Perawatan & kebersihan diri.
• Warna rambut.
• Kondisi kulit (normal/bertato/needle tracks/wrist cutting).
• Penampilan sesuai gender/tidak?
• Kebugaran (tampak sehat/sakit).
• Lain-lain : raut & ekspresi wajah, kontak mata dengan pemeriksa.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Penampilan Psikis
• Tidak tenang.
• Lamban bereaksi.
• Pandangan kosong.
• Sangat gembira.
• Tegang, cemas, takut.
• Tidak ramah, sinis, marah, curiga.
• Apatis, bingung, canggung.
• Murung, menangis.
• Terlalu kritis, teliti, rewel à tanda obsesif-kompulsif.
• Tingkat kebersihan & kerapihan menurun à depresi/skizofrenia.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Perilaku & Aktivitas Motorik
• Wajar, kaku, canggung.
• Gemulai.
• Kidal, sempoyongan,
• Hiperaktivitas, gesit.
• Fleksibilitas cerea.
• Katalepsi, katapleksi.
• Tiks, tremor, chorea-atetosis.
• Curiga (mis. pada paranoia).

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Sikap Pasien terhadap Pemeriksa

• Ada kontak mata/tidak? Kontak mata dilakukan terus


menerus? Tatapan mata menjelajah?
• Sikap kooperatof, bersahabat, berminat.
• Sikap defensif, mengelak, curiga, bermusuhan, agresif, sinis.
• Sikap kebingungan, apatis.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


2
Gangguan
Wicara & Bahasa
Kuantitas, kecepatan produksi, arus, artikulasi, ritme, kualitas.
Gangguan Artikulasi
• Disartri à kelainan neurologi, intoksikasi
terutama akibat sedatif-hipnotika dan alkohol.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Gangguan Ritme

• Disprosody : Pengucapan kata-kata dengan penghentian di antara suku kata.


• Staccato : bicara pendek-pendek à epilepsi psikomotor.
• Numbling : seperti mengomel/mulut bergerak-gerak sambil bicara.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Paraphasia
• Memakai kata-kata yang salah, mengatakan kata-kata baru, kata benda
diganti dengan kata lain yang tidak tepat

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


3
Gangguan Proses
Berpikir
Gangguan Bentuk Pikir
Dererisme/Pikiran Dereistik
1 Tidak ada sangkut paut antara proses mental individu dan
pengalaman yang sedang berjalan.

2 Autistik
Penyebab distorsi arus asosiasi à dari dalam pasien itu sendiri
(lamunan, fantasi, waham, halusinasi). Pikiran hanya memasukkan
keinginannya tanpa memperdulikan sekitar.

3 Non Realistik
Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Gangguan Kontinuitas Pikir
- Relevan/irelevan (isi pikiran tidak ada hubungan dengan
pertanyaan/topik pembicaraan).
- Goal directed (berbicara terarah pada tujuan)/tidak.
- Logis (berbicara sesuai logika)/tidak.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Gangguan Kontinuitas Pikir
• Perseverasi : berulang-ulang menceritakan suatu ide/tema secara
berlebihan.
• Penghalangan (blocking) : jalan pikiran tiba-tiba terhenti.
• Tangensial : memberikan jawaban sesuai topik tapi tidak secara langsung
menjawab pertanyaan.
• Sirkumtansial : menuju tidak langsung ke ide pokok dengan
menambahkan hal-hal yang tidak relevan.
• Rambling : menceritakan dengan bertele-tele.
• Logorea : banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol
(mungkin koheren/inkoheren).

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


• Overabundance : berfikir berlebihan.
• Rapid thinking : proses berfikir berjalan cepat.
• Slow thinking : proses pikir lambat.
• Hesistant thinking : proses pikir ragu-ragu.
• Poverty of thinking : miskin ide.
• Vague-empty : tidak jelas & kosong.
• Break through thinking : pikiran terobosan.
• Flight of ideas : lompat gagasan, pikiran yang sangat cepat,
menghasilkan perpindahan kontsan dari 1 ide ke ide lain. Biasanya
ide-ide saling berhubungan.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Gangguan Arus Pikir
• Asosiasi longgar : mengatakan hal-hal yang tidak
berhubungan satu sama lain.
• Inkoherensi (word salad) : gangguan bentuk bicara sehingga
1 kalimat pun sulit dimengerti.
• Asosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang punya
persamaan bunyi.
• Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami
oleh umum.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Gangguan Isi Pikiran
• Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa.
• Fantasi : isi pikiran tentang hal yang diinginkan tetapi tidak nyata.
• Fobi : rasa takut yang irasional terhadap suatu benda/keadaan yang tidak
dapat dihilangkan.
• Obsesi : isi pikiran yang persisten timbul meskipun tidak dikehendakinya
& diketahuinya bahwa hal itu tidak wajar/tidak mungkin. Dapat
menimbulkan kompulsi.
• Preokupasi : pikiran terpaku pada sebuah ide saja yang biasanya
berhubungan dengan keadaan emosional kuat.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Gangguan Isi Pikiran
• Pikiran inadekuat : pikiran yang tidak cocok dengan banyak hal
terutama dalam pergaulan/pekerjaan seseorang.
• Suicidal thoughts : berpikiran bunuh diri sampai terus-menerus
memikirkan cara melakukan bunuh diri.
• Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau kejadian
dihubungkan dengan dirinya.
• Isi pikiran yang miskin : pikiran yang hanya sedikit menghasilkan
informasi.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


WAHAM (DELUSI)
Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai kenyataan meskipun
kemustahilan itu sudah dibuktikan.

Ø Waham somatik/hipokondrik : keyakinan terkait tubuhnya yang tidak


benar
Ø Waham nihilistik : yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau ia sudah
mati.
Ø Waham bizzare : keyakinan keliru, mustahil, aneh.
Ø Waham sistematis : keyakinan keliru yang tergabung dalam satu tema.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


WAHAM (DELUSI)
Ø Waham paranoid
§ Waham kebesaran : yakin dirinya punya kekuatan/kekayaan/kemampuan
luar biasa.
§ Waham kejar : yakin bahwa dirinya sedang dikejar/dimata-matai.
§ Waham rujukan : yakin bahwa tingkah laku seseorang pasti menjahati
dirinya.
§ Waham dikendalikan : pikiran dikendalikan oleh kekuatan luar
a) Thought withdrawal : pikirannya ditarik keluar.
b) Thought insertion : pikirannya disisipi.
c) Thought broadcasting : pikirannya tersiar ke udara.
d) Thought control : pikirannya dikendalikan.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2, Buku Ajar Psikiatri Edisi 3
4
Sensorium & Fungsi
Kognitif
KESADARAN
Kondisi kesigapan individu menanggapi rangsangan (luar/dalam diri)

KOMPOS MENTIS APATIS


1 Derajat optimal dari 2 Penurunan kesadaran à
kesigapan individu dalam respon lambat, tampak tak
menghadapi rangsangan acuh.
luar/dalam dirinya.

SOMNOLEN SOPOR
3 Kesadaran menurun 4 Penurunan kesadaran berat,
cenderung tidur. Selalu nyaris tidak respon
mengantuk, bereaksi stimulus (respon minimal).
lambat.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


KESADARAN

KOMA KESADARAN
5 Penurunan kesadaran 6 BERKABUT
paling berat. Tidak dapat Tidak mampu berfikir jernih
bereaksi.
& berespon secara memadai.
Sering tampak bingung, sulit
DELIRIUM focus, disorientasi.
7 Gangguan fungsi kognitif
luas. Perilaku berfluktuasi,
gaduh gelisah, di lain
waktu dapat apatis.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


KOGNISI
Kemampuan mengenali benda/situasi yang dikaitkan dengan
pengalaman belajar dan kapasitas intelejensi seseorang.

Memori/Daya Konsentrasi/ Orientasi Taraf intelegensi &


ingat Perhatian Pengetahuan umum

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2, Buku Ajar Psikiatri Edisi 3
KOGNISI

Fungsi Pemahaman Kemampuan


luhur/kognitif abstrak visuospasial

Tilikan Daya nilai

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2, Buku Ajar Psikiatri Edisi 3
MEMORI/DAYA INGAT
Proses pengelolaan informasi : perekaman à penyimpanan à pemanggilan kembali.

• Amnesia : ketidakmampuan mengingat sebagian/seluruh pengalaman masa


lalu.
a) Anterograd : hilang memori setelah titik waktu suatu kejadian.
b) Retrograd : hilang memori sebelum titik waktu kejadian.
• Paramnesia : ingatan palsu (distorsi ingatan)
a) Konfabulasi : ingatan palsu yang mengisi kekosongan memori.
b) Déjà vu : merasa mengenali situasi yang belum pernah terjadi.
c) Jamais vu : merasa asing terhadap situasi yang pernah dialami.
d) Hiperamnesia : ingatan berlebihan.
e) Screen memory : secara sadar menutupi ingatan traumatis.
f) Letologika : ketidakmampuan sementara menemukan kata yang tepat untuk
mendeskripsikan pengalamannya.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2, Buku Ajar Psikiatri Edisi 3
MEMORI/DAYA INGAT

Kehilangan daya ingat berdasarkan rentang waktu :


1) Memori segera : tidak mampu mengingat yang baru saja terjadi
(detik-menit)
2) Memori baru : ingatan beberapa hari terakhir.
3) Memori jangka menengah : ingatan beberapa bulan yang lalu.
4) Memori jangka panjang : ingatan beberapa tahun yang lalu.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


KONSENTRASI/PERHATIAN
Usaha mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman terterntu.
Gangguan à memusatkan/mempertahankan/mengalihkan perhatian.

• Distraktibilitas : tidak mampu memusatkan & mempertahankan


perhatian, mudah teralih oleh berbagai stimulus.
• Inatensi selektif : tidak mampu memusatkan perhatian terhadap
suatu objek/situasi (yang mencemaskan).
• Kewaspadaaan berlebih : pemusatan perhatian berlebihan
terhadap stimulus hingga mengalami ketegangan.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


ORIENTASI
Kemampuan individu mengenali objek/situasi sebagaimana adanya.
Gangguan à disorientasi

a) Orientasi personal/orang.
b) Orientasi ruang/spatial.
c) Orientasi waktu.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


TARAF INTELEGENSI & PENGETAHUAN UMUM
Intelegensi : kemampuan menyelesaikan masalah melalui
pemikiran dan pertimbangan. Tingkat intelegensi dinilai dengan IQ
(Intelligence Quotient)

Retardasi mental : terutama kekurangan intelegensi sehingga daya


guna sosial & pekerjaan terganggu.

Demensia : terutama kemunduran intelegensi karena suatu


kerusakan otak yang ireversibel.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


FUNGSI LUHUR/KOGNITIF
Kemampuan analisis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
perencanaan, antisipasi. Dinilai dengan interview/tes fungsi kognitif.

PEMAHAMAN ABSTRAK
Kemampuan memahami hal-hal yang punya makna abstrak. Dinilai
dengan pertanyaan tentang peribahasa, persamaan/perbedaan 2 benda.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


KEMAMPUAN VISUOSPASIAL
Kemampuan menilai ruang. Diperiksa dengan memberikan tes
misalnya clock drawing test.

DAYA NILAI
Kemampuan memberikan penilaian terhadap norma sosial & nilai-
nilai. Diuji dengan melihat kemampuan menilai situasi secara
benar & bertindak sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


TILIKAN
Derajat kesadaran & pemahaman pasien terhadap keadaan sakitnya.
• Derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya.
• Derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya.
• Derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.
• Derajat 4 : menyadari dirinya sakit & butuh bantuan tapi tidak tau
penyebab sakitnya.
• Derajat 5 : menyadari penyakitnya & faktor-faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya.
• Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan.
Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3
5
Gangguan
Emosi/Perasaan
(Mood & Afek)
MOOD
Perasaan yang bertahan lama, yang mewarnai persepsi
seseorang terhadap kehidupannya.

• Eutimia : dalam rentang “normal”, punya penghayatan perasaan yang


luas & serasi dengan irama hidupnya.
• Hipotimia : sedih, murung, perilakunya lamban.
• Disforia : tidak menyenangkan, jenuh, jengkel, bosan.
• Hipertimia : semangat & gairah berlebihan, perilaku menjadi energik
dan hiperaktif.
• Eforia : gembira & sejahtera berlebihan.
• Ekstasia : kegairahan meluap-luap.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


MOOD

• Aleksitimia : tidak mampu menghayati perasaannya (kedangkalan


emosi), sulit mengungkapkan perasaannya.
• Anhedonia : kehilangan minat & kesenangan.
• Kosong : emosi yang dangkal, nyaris kehilangan keterlibatan
emosi dalam kehidupannya.
• Labil : perasaan berubah-ubah.
• Iritabel : sensitif, mudah tersinggung, mudah marah.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


AFEK
Respon emosional saat sekarang à ekspresi wajah,
pembicaraan, sikap, gerak gerik tubuhnya.

• Luas : rentang normal, serasi dengan suasana yang dihayati.


• Menyempit : ekspresi emosi terbatas, ekspresi wajah kurang
bervariasi.
• Menumpul : penurunan serius ekspresi emosi, mata kosong, irama
suara monoton, bahasa tubuh sangat kurang.
• Mendatar : lebih parah dari menumpul, kehilangan kemampuan
ekspresi emosi.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


AFEK
• Serasi : keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayati.
• Tidak serasi : ekspresi emosi tidak cocok dengan suasana yang
dihayati.
• Labil : perubahan irama perasaan secara cepat & tiba-tiba, tidak
berhubungan dengan stimulus eksterna.

Sumber : Buku Ajar Psikiatri Edisi 3


6
Gangguan
Persepsi
PERSEPSI
Proses mental à pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis
sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar.

• Depersonalisasi : merasakan dirinya tidak nyata, asing, tidak dikenali.


• Derealisasi : merasakan lingkungan menjadi asing, tidak nyata.
• Ilusi : persepsi keliru dari stimulus eksternal yang nyata.
• Halusinasi : persepsi palsu yang tidak berhubungan dengan stimulus
eksternal yang nyata. Dikhayalkan sebagai hal yang nyata.
• Agnosia : ketidakmampuan mengenali & mengartikan penerapan
sebagai akibat kerusakan otak.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2, Buku Ajar Psikiatri Edisi 3
HALUSINASI
Non Patologis :
a) Hipnogogik : persepsi sensorik keliru ketika mulai jatuh tertidur.
b) Hipnopompik : persepsi sensorik keliru ketika mulai terbangun.
Patologis :
a) Auditorik
b) Visual
c) Penciuman
d) Pengecapan
e) Taktil
f) Somatik
g) Liliput

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


7
Gangguan
Psikomotor
PSIKOMOTOR
Gerakan badan yang dipengaruhi oleh kondisi jiwa

v Kelambanan :
• Hipokinesia : gerakan berkurang.
• Stupor katatonik : Gerakan sangat lambat, pasien sama sekali
tidak memperhatikan lingkungan.
• Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu
termasuk jika akan diubah oleh orang lain.
• Fleksibilitas serea : mempertahankan posisi badan yang dibuat
orang lain padanya.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


PSIKOMOTOR

v Peningkatan
• Hiperkinesis : gerakan berlebihan.
• Gaduh gelisah katatonik : aktivitas motorik yang tampak tidak
bertujuan, berkali-kali, seakan-akan tidak dipengaruhi rangsang luar.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


PSIKOMOTOR

v Tic : gerakan involunter , sekejap serta berkali-kali dari sekelompok


otot/bagian badan yang relative kecil.
v Bersikap aneh : secara sengaja mengambil posisi tidak wajar.
v Grimas : mimik aneh berulang-ulang.
v Stereotipi : gerakan tidak bertujuan, berulang-ulang pada salah 1
anggota badan.
v Pelagakan (mannerism) : gerakan seperti sedang bermain sandiwara.
v Ekhopraxia : langsung meniru gerakan orang lain saat melihatnya.
v Ekholalia : langsung meniru perkataan orang lain.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


PSIKOMOTOR
v Automatisme perintah : menuruti perintah secara otomatis tanpa
berfikir terlebih dahulu.
v Automatisme : berbuat secara automatis sebagai pernyataan
(ekspresi) simbolik alam tidak sadar.
v Negativisme : menentang permintaan orang lain/melakukan yang
berlawanan.
v Katapleksia : tonus otot menghilang mendadak & sejenak,
kelemahan umum dengan/tanpa penurunan kesadaran. Penyebab
macam-macam termasuk berbagai keadaan emosi.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


PSIKOMOTOR

v Verbigerasi : berkali-kali mengucapkan kata yang sama.


v Berjalan : tidak tegak, kaku, atau lambat.
v Gagap : berbicara terhenti-henti karena spasme otot untuk bicara.
v Kompulsi : dorongan mendesak berkali-kali meskipun mau
dilawan. Sering terjadi akibat fobi atau obsesi

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


8
Gangguan
Kemauan/Dorongan
Kehendak
• Penilaian : kesulitan memulai & mempertahankan aktivitas &
minat yang bertujuan dengan maksud tertentu.
• Hal yang dinilai : ada/tidaknya motivasi, minat, prakarsa,
dorongan, ambisi realistik/tidak, kegiatan yang rutin dilakukan
sehari-hari untuk keperluan rutin oerawatan diri (apakah perlu
disuruh, diingatkan, dibantu, menolak atau tidak melakukan)
fungsi sekolah/pekerjaan/sosial, peggunaan wajtu luang & hobi

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


• Minat (interest).
• Prakarsa (initiative) à kemampuan memulai aktivitas yang
bertujuan.
• Dorongan (drive) à kemampuan melakukan aktivitas bertujuan
setelah sudah dimulai.
• Ambisi à keinginan dapat terpelihara tanpa adanya dorongan &
inisiatif.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


8
Gangguan
Kepribadian
KEPRIBADIAN
Keseluruhan pola pikir, perasaan dan perilaku yang sering digunakan
oleh seseorang sebagai usaha adaptasi yang terus menerus dalam
hidupnya.

Gangguan kepribadian à sifat kepribadian sudah merugikan dirinya


sendiri atau masyarakat disekitarnya.

Gangguan kepribadian masuk dalam klasifikasi diagnosis gangguan


jiwa.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


9
Gangguan
Pola Hidup
Gangguan Pola Hidup

Mencakup gangguan-gangguan dalam hubungan antar


manusia dan sifat-sifat dalam keluarga, pekerjaan, rekreasi
dan masyarakat.

Sumber : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai