Anda di halaman 1dari 31

Tata Laksana COVID-19

Ihsan Febrianto Rahman


1910211042
Tutorial C4
Berdasarkan Beratnya Kasus Terkonfirmasi
COVID-19
Tanpa Gejala

Ringan

Sedang

Berat

Kritis
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Oseltamivir
diberikan
terutama jika
diduga ada
infeksi influenza

Favipirafir tidak
boleh diberikan
pada wanit
hamil atau yang
merencanakan
kehamilan
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Sesuai Kasus  Derajat Sedang
• Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak napas, napas cepat) tetapi tidak ada
tanda pneumonia berat termasuk SpO2 >93% dengan udara ruangan
• Kriteria napas cepat:
• Usia <2 bulan, >60x/menit
• Usia 2-11 bulan, >50x/menit
• Usia 1-5 tahun, >40x/menit
• Usia>5 tahun, >30x/menit

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Kasus Tutorial Case 3 FK UPN
Derajat Sedang
a. Isolasi dan Pemantauan
• Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/Rumah
Sakit Darurat COVID-19
• Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/Rumah
Sakit Darurat COVID-19
b. Non Farmakologis
• Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status
hidrasi/terapi cairan, oksigen
• Pemantauan laboratorium DPL berikut dengan hitung jenis, bila
memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi hati
dan foto toraks secara berkala
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Derajat Sedang
c. Farmakologi
• Vitamin C 200-400mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
diberikan secara drip Intravena (IV) selama perawatan
• Azitromisin 500mg/24 jam per IV atau per Oral (untuk 5-7 hari) Atau
sebagai alternative Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi
bakteri 750mg/24 jam per IV atau per Oral (untuk 5-7 hari)
• Salah satu antara antivirus berikut yaitu Favipiravir (Avigan) sediaan 200mg
loading dose 1600mg/12 jam per Oral hari ke 1 dan selanjutnya 2x600mg
hari ke 2-5 Atau Remdesivir 200mg IV drip hari ke 1 dilanjutkan 1x100mg
IV drip hari ke 2-5 atau hari ke 2-10

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Vitamin C
• Vitamin C atau asam askorbat sebagai antioksidan yang membatasi
kerusakan oksidatif pada tubuh, dan berperan dalam metabolisme
asam amino.
• Bentuk sediaan  Per Oral dan IV
Azitromisin
• Merupakan antibiotik golongan Makrolid
• Azitromisin merupakan turunan semi sintetik eritromisin
• Pemberian per oral cepat diserap dan ditoleransi dengan baik. Obat ini
perlu diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. New York: Mc-Graw Hill
Azitromisin
• Mekanisme kerja  mencegah sintesis protein bakteri dengan
mengikat subunit ribosom 50s
• Efek  aktivitas bakteriostatik terhadap bakteri yang rentan
• Pemakaian Klinis  Pneumonia didapat di masyarakat
• Sediaan  Per Oral dan IV
• Efek Samping GI Upset, Aritmia (QTc >>), K
• Waktu paruh sangat lama (68 jam) jika dibandingkan dengan makrolid
lainnya

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. New York: Mc-Graw Hill
Levofloksasin
• Merupakan antibiotik golongan Fluorokuinolon
• Obat ini aktif terhadap bakteri gram + dan –
• Obat ini memiliki aktivitas yang lebih baik terhadap organisme positif-
gram termasuk Streptococcus pneumoniae

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. New York: Mc-Graw Hill
Levofloksasin
• Mekanisme Kerja  Menghambat replikasi DNA dengan mengikat
DNA girase dan topoisomerase IV
• Efek  Aktivitas baktersidial terhadap bakteri yang rentan
• Sediaan  Per Oral dan IV
• Klirens oleh ginjal
• Peningkatan aktivitas terhadap pneumokokus

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. New York: Mc-Graw Hill
Oseltamivir

• Inhibisi enzim neuraminidase (berlaku untuk influenza)

• Neuraminidase inhibitor pada virus influenza → mencegah


pertumbuhan dari sel inang, replikasi virus, dan infektivitas.

• SARS-CoV-2 tidak memiliki enzim neuraminidase

• Efek samping : mual, muntah, nyeri abdomen


Lopinavir + Ritonavir
• Lopinavir/ritonavir merupakan antivirus yang bekerja dengan cara
menghambat protease (protease inhibitor)
• Penghambat enzim protease HIV-1, mengandung perancah
hidroksietilen yang meniru hubungan peptida normal (dibelah oleh
protease HIV) tetapi tidak dapat dibelah. Dengan mencegah aktivitas
protease HIV-1, dan dengan demikian proteolisis dari poliprotein
menghasilkan produksi partikel virus yang belum matang dan tidak
menular.
• Efek samping : Diare, berat badan menurun, nyeri otot, sakit kepala,
gangguan tidur, lemas.
Favipiravir
• Was first developed by Toyama Chemicals Japan (Avigan®). In 2014, it
obtained a marketing authorization in Japan for influenza therapy, for cases
that did not respond to conventional treatment
• Favipiravir-RTP effectively and selectively inhibits the RdRp (RNA-
dependent RNA polymerase)
• Mekanisme kerja  It undergoes intracellular ribosylation and
phosphorylation into the active form of favipiravir ribofuranosyl-5'-
triphosphate (favipiravirRTP). Favipiravir-RTP binds to and inhibits the
viral RdRp, resulting in inhibition of transcription and replication of the
viral genome. Domain of RdRp is similar among RNA viruses, which
contributes to favipiravir’s broad-spectrum activity as anti-RNA virus.
Instiaty et al. 2020. Antiviral treatment of COVID-19: a clinical pharmacology narrative review. Med J Indones. (29):332–45
Favipiravir
• Sediaan  per Oral
• Efek Samping  Adverse effects In phase three clinical trials for the
treatment of influenza, the adverse effects of favipiravir were the
increase of uric acid levels, gastrointestinal disturbances, diarrhea,
and aspartate aminotransferase (AST) and alanine aminotransferase
(ALT). Based on the study in experimental animals, favipiravir is
teratogenic and embryotoxic. The use of favipiravir is contraindicated
in women who are pregnant or may possibly be pregnant.

Instiaty et al. 2020. Antiviral treatment of COVID-19: a clinical pharmacology narrative review. Med J Indones. (29):332–45
Agrawal, U et al. 2020. Favipiravir: A new and emerging antiviral option in COVID-19 Medical Journal Armed Forces India Volume 76 Issue 4 Pages 370-376 ISSN 0377-1237.
https://doi.org/10.1016/j.mjafi.2020.08.004.
Fang,Q et al. 2020. Advanced researches on the inhibition of influenza virus by Favipiravir and Baloxavir Biosafety and Health Volume 2 Issue 2 Pages 64-70 ISSN 2590-0536.
https://doi.org/10.1016/j.bsheal.2020.04.004.
Remdesivir
• Broad-spectrum antiviral originally developed for Ebola virus
infection. It is a prodrug of adenosine analogue which is metabolized
into nucleoside triphosphate, its active form, by the host.
• broad spectrum of anti-viral activity against many viruses like Ebola
(4,5), Nipah (6e8), respiratory syncytial virus (RSV) family (8) and a
diverse category of coronaviruses including SARS CoV and MERS CoV
• Merupakan analog nukleotida
• Remdesivir is a nucleotide analogue with a proved mechanism of
action as an inhibitor of RNA-dependent polymerases

Instiaty et al. 2020. Antiviral treatment of COVID-19: a clinical pharmacology narrative review. Med J Indones. (29):332–45
Remdesivir
• Mekanisme Kerja  inhibiting viral
RdRp (viral RNA-dependent RNA
polymerase), a protein complex used for
RNA-based genome replication. The
active form (RTP) competes with
adenosine triphosphate and incorporates
with the RNA strand, causing premature
termination of RNA synthesis and halting
the RNA replication

Saha A. et al. 2020. Probable Molecular Mechanism of Remdesivir for the Treatment of COVID-19: Need to Know More. Archives of Medical Research Volume 51 Issue 6.
Pages 585-586 ISSN 0188-4409. https://doi.org/10.1016/j.arcmed.2020.05.001.
• Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
• Pengobatan simtomatis (parasetamol dan lain-lain)
• Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
LMWH dan UFH
• Inhibitor thrombin tak langsung sehingga kelompok ini berinteraksi
dengan protein antitrombin
• Inhibitor tak langsung terdiri dari UFH, LMWH, dan Fondaparinoux
• Tromboprofilaksis pada pasien COVID-19
• LMWH 1x0,4cc secara SC atau UFH 2x 000 unit sehari secara SC
• Contoh LMWH: Enoxaparin
• Pertimbangan pemerian koagulan harus dikonsulkan kepada SpPD-
KHOM, SpJP/SpPD-KKV

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. New York: Mc-Graw Hill
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Parasetamol
• Berperan menghasilkan efek analgesik
• Merupakan inhibitor COX-1 dan COX-2 di jaringan perifer dan tidak
memiliki efek anti inflamasi
• Berguna pada nyeri ringan hingga sedang
• Efek Samping  hepatotoksik

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. New York: Mc-Graw Hill
Hipertensi Sebagai Komorbid Pada COVID-
19 (+)
• Secara teori pengikatan ACE-2 Receptor dengan SARS-COV 2 yang
secara teoritis meningkat pada penggunaan ACE blocker
• Kenyataannya ARB/ACE-I  meningkatkan ACE 2 Serum, Efek :
• Mengikat SARS-COV 2
• Mengurangi kerusakan paru dan organ dengan reseptor ACE-2, mencegah
progresi perburukan dari inflamasi sistemik di paru, jantung, dan ginjal
• ESC merekomendasikan ACE-I dan ARB sebagai antihipertensi tetap
digunakan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020
Terapi Tambahan Pada COVID-19

Anti IL-6 Anti IL-1 Plasma


IVIG
(Tocilizumab) (Anakinra) Kovalesens

Mesenchymal
Stem Cells Kolkiksin Spironolakton
(MSC)

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai