Anda di halaman 1dari 18

Diare ec Infeksi

Ihsan Febrianto Rahman


Tutorial C-4
1910211042
Pendahuluan
Diare masih menjadi masalah karena
terkait kematian yang tinggi terutama pada
anak di bawah usia 5 tahun; pada dewasa,
walaupun mortalitas tidak terlalu tinggi,
namun pada banyak kasus, seringkali juga
membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Perhatian perlu diberikan khususnya pada
pasien imunokompromais dan geriatric
karena adanya risiko kematian yang lebih
tinggi pada kelompok tersebut
Selain mortalitas, diare pada dewasa
memberikan konsekuensi berupa hilangnya
produktivitas saat bekerja. Oleh karena itu,
pemahamamn mengenai etiologi dan
strategi perencanaan yang tepat sangat
penting untuk dapat memberikan terapi
yang rasional dan efektif
Definisi
• Diare adalah buang air besar dengan
konsistensi tinja yang lembek biasanya
disertai dengan peningkatan frekuensi
dan apabila diukur berat feses lebih dari
200g perhari.
• Dinyatakan akut bila berlangsung kurang
dari 14 hari
• Dinyatakan persisten bila terjadi antara
13-28 hari
• Dinyatakan kronik bila lebih dari 4
minggu
Epidemiologi
 Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010, diare akut karena infeksi
dilaporkan sebagai penyakit yang paling sering menyebabkan rawat inap di RS
dengan CFR 1,79%.
 Diare berpotensi menjadi wabah seperti yang terjadi pada tahun 2010 di hampir 11
provinsi di Indonesia
 Diare akut karena infeksi juga merupakan masalah yang sering dijumpai pada saat
terjadi bencana alam yang sangat terkait dengan terbatasnya akses air bersih
seperti yang terjadi pasca tsunami Aceh tahun 2004
 Data di dunia mengenai diare akut karena infeksi dilaporkan lebih dari 1,5 juta
episode dengan kematian terutama pada anak di bawah 5 tahun
Etiologi

Bakteri: Virus: Parasit:


- Vibrio cholera - Rotavirus Protozoa (Giardia,
- E. Coli - Adenovirus Cryptosporidium hominis,
Entamoeba hystolitica,
- Aeromonas - Cytomegaloviru Isospora belli, Cyclospora,
- Bacteroides fragilis s Blastocystis hominis)
- Salmonellae Cacing (Strogyloides
stercoralis, Schistosomal)
- Shigella
- Clostridium difficile
5
Gejala dan Tanda
1. Diare non-inflamasi  bersifat sekretorik (watery) bisa mencapai lebih dari 1
liter per hari. Biasanya tidak disertai dengan nyeri abdomen yang hebat dan tidak
disertau darah atau lender pada feses. Demam dapat dijumpai bisa juga tidak.
Gejala mual dan muntah bisa dijumpai. Pada diare tipe ini penting diperhatikan
kecukupan cairan karena pada kondisi yang tidak terpantau dapat menyebabkan
terjadinya kehilangan cairan yang menyebabkan syok hipovolemik.
2. Diare inflamasi  bisa berupa sekretorik atau disentri. Biasanya disebakan oleh
pathogen yang bersifat invasive. Gejala mual, muntah disertai dengan demam,
nyeri perut hebat, serta feses berdarah dan berlendi merupakan gejala dan tanda
yang dapat dijumpai.

7
Gejala dan Tanda
Berdasarkan Etiologi
Sumber Potensi
Menyebabkan Diare

10
Diagnosis
Ditegakkan melalui anamnesis hal berikut:
- Tanyakan gejala dan tanda yang sesuai dengan kemungkinan penyebab (inflamasi atau non-
inflamasi). Termasuk waktu timbul dan gejala kekurangan cairan
- Adanya kontak dengan sumber yang berpotensi tercemar pathogen penyebab diare
- Riwayat perjalanan, aktivitas seperti berenang, kontak dengan orang yang sakit serupa, tempat
tinggal, juga pola kehidupan seksual
- Adanya riwayat pengobatan dan diketahui penyakit lain seperti infeksi HIV
Pemeriksaan fisik secara general tidak mengarah ke diagnosis secara spesifik namun lebih untuk
menilai status hidrasi pasien
Tanda dehidrasi pada dewasa: Nadi>90x/menit, hipotensi postural, lidah kering, mata cekung,
penurunan turgor kulit

11
Pemeriksaan Penunjang

• Darah: darah perifer lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit, AGD, pemeriksaan toksin (C.
Difficile), antigen (E. Hystolitica)
• Feses: analisis feses

12
Tata Laksana
Rehidrasi Cairan

Pengaturan Asupan Makanan

Pemberian Terapi Simptomatik

Pemberian Terapi Definitif


Terapi Definitif
Komplikasi
Bila tidak teratasi bisa menjadi diare kronis. Bisa timbul
defisiensi lactase, pertumbuhan bakteri di usus secara
berlebihan, sindrom malabsorpsi. Merupakan gejala awal
pada inflammatory bowel disease. Menjadi predisposisi
sindrom reiter atau sindrom hemolitik uremikum
16
Pencegahan
1. Menjaga kebersihan air, sanitasi makanan dari
vektor penyebar kuman seperi lalat, kebiasaan
mencuci tangan sebelum kontak dengan makanan
2. Mengkonsumsi makanan yang dimasak secara
matang 17
Prognosis
Pada pasien dewasa yang tidak mengalami keterlambatan
penanganan, sebagian besar kasus memiliki prognosis yang
baik. Kematian bisa terjadi terutama pada kasus yang terjadi
pada usia lanjut atau pasien imunokompromais dengan status
dehidrasi berat saat awal didiagnosis.
18

Anda mungkin juga menyukai