Anda di halaman 1dari 29

Asma

Pada Dewasa
Ihsan Febrianto Rahman
1910211042
Tutorial C4
Definisi
● Asma merupakan inflamasi kronis saluran napas yang
berhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus, sehingga
menyebabkan episode berupa mengi, sesak napas, rasa berat di
dada dan batuk terutama pada malam atau dini hari;
● Episode perburukan tersebut berkaitan dengan luasnya
peradangan, variabilitas, dan beratnya obstruksi jalan napas.
Obstruksi ini bersifat reversible, baik secara spontan maupun
dengan pengobatan
Home
Epidemiologi

Asma cukup sering ditemukan, mengenai 1-18% populasi di


negara yang berbeda. Riskesdas 2013 menunjukkan angka
prevalensi penyakit asma di semua umur di Indonesia
adalah 4,5%
Faktor Risiko

Faktor Pejamu Faktor Lingkungan


1. Gen yang berasosiasi 1. Seperti infeksi
dengan asma virus, infeksi
bakteri, pajanan
2. Poliposis Nasal
allergen, pajanan
3. Obesitas okupasi, bahan
kimia dalam
4. Refluks gastroesofagus makanan, dan
aspirin
Faktor Risiko
Patogenesis
Gejala dan Tanda

Gejala dicetuskan dengan


infeksi virus (misal
Sesak, Mengi, Rasa
Batuk Berulang rhinitis), olahraga, pajanan
Berat di Dada allergen,perubahan cuaca,
tertawa

Gejala-gejala ini terjadi dengan pola episodik (hilang timbul, variabel


(bervariasi dalam waktu tertentu, biasanya memberat di malam/dini hari)
dan reversible (mereda dengan atau tanpa obat)
Gejala dan Tanda

Tanda Vital: Saat Hidung: Dapat terlihat Hidung : (,Penampakan


eksaserbasi, dapat tanda rhinitis alergi cobblestone pada
terlihat peningkatan nadi (membrane yang pucat dinding faring posterior)
dan frekuensi napas dan bengkak) atau Polip Nasal

Paru: Auskultasi
terdengar mengi
Kulit: Dapat disertai
ekspiratorik, mungkin
dermatitis atopik
hanya terdengar saat
ekspirasi paksa
Home
Pemeriksaan Penunjang

Arus
Spirometri Puncak
Ekspirasi

Uji Pemeriksaan
Foto IgE
Provokas
Toraks Spesifik, Uji
i Bronkus
Alergi
Spirometri
● Merupakan pemeriksaan faal paru yang wajib dilakukan.
Dikatakan terjadi obstruksi jika rasio FEV1/FVC <0,75-0,80.
● Bila didapatkan ada obstruksi, dapat dinilai reversibilitas dengan
spirometry setelah inhalasi bronkodilator salbutamol 200-400
mcg. Peningkatan FEV1 12% mengindikasikan sifat reversibel
Arus Puncak Ekspirasi
● Merupakan untuk mengukur reversibilitas dan variabilitas untuk
mendiagnosis asma.
● Reversibilitas  peningkatan APE minimal 60ml/menit atau 20%
dibandingkan APE sebelum pemberian bronkodilator (sensitivitas
57% dan spesifisitas 68% pada pasien berusia dibawah 60 tahun)
Arus Puncak Ekspirasi
● Variabilitas  pasien diminta untuk mengukur APE pagi dan
malam selama beberapa hari (biasanya 2 minggu), kemudian
dihitung variasi diurnalnya dan rata-rata selam 2 minggu tersebut.
Variasi diurnal >10% pada dewasa mengindikasikan adanya
variabilitas yang lebih dari normal yang mendukung diagnosis
asma
● Variasi diurnal dihitung dengan cara [(APE tertinggi – APE
terendah) / Rata-Rata dari APE tertinggi dan terendah) x 100]
● APE tertinggi  diukur di malam hari
● APE terendah  diukur di pagi hari
Foto Toraks
● Dapat mengeksklusi abnormalitas structural pada anak yang
mengalami mengi atau batul. Kondisi yang dapat dieksklusi
misalnya gangguan structural (emfisema lobaris kongenital,
cincin vascular), infeksi kronik spt TB, dan benda asing yang
terinhalasi.
Home
Klasifikasi

Asma
Berdasarkan
Eksaserbasi
Berdasarkan Derajatnya
Akut
Derajat Kontrol (Gambaran
Berdasarkan
Klinis)
Keparahannya
Berdasarkan Derajat Kontrol
Berdasarkan Derajatnya (Gambaran
Klinis)
Berdasarkan Eksaserbasi Akut
Home
Tata Laksana

Tujuan terapi asma adalah membuat gejala


pasien terkontrol, minimalkan risiko eksaserbasi
di masa depan, dan minimalisasi hambatan
aliran udara dengan efek samping pengobatan
minimal
Home
Tata Laksana

 Controller: terapi maintenance yang rutin,


bertujuan untuk menurunkan inflamasi saluran
napas, mengontrol gejala, dan menurunkan risiko
eksaserbasi dan penurunan fungsi paru
 Reliever: untuk mengatasi gejala akut/eksaserbasi.
Direkomendasikan juga untuk pencegahan jangka
pendek untuk bronkokonstriksi yang diinduksi
olahraga
Home
Tata Laksana

• GINA telah mengeluarkan panduan baru tahun


2019 yang mengubah paradigm pemilian obat.
Saat ini, semua pasien harus diberikan reliever
dan controller.
• Selain itu, saat ICS-formoterol telah menjadi lini
pertama reliever (selain fungsi sebagai controller)
dengan Saba sebagai alternatif
Background to changes in 2019 - the risks of SABA-only treatment

 Regular or frequent use of SABA is associated with adverse effects

 b-receptor downregulation, decreased bronchoprotection, rebound hyperresponsiveness,


decreased bronchodilator response (Hancox, Respir Med 2000)

 Increased allergic response, and increased eosinophilic airway inflammation


(Aldridge, AJRCCM 2000)
 Higher use of SABA is associated with adverse clinical outcomes

 Dispensing of ≥3 canisters per year (average 1.7 puffs/day) is associated with higher risk of
emergency department presentations (Stanford, AAAI 2012)

 Dispensing of ≥12 canisters per year is associated with higher risk of death (Suissa, AJRCCM
1994)

© Global Initiative for Asthma, www.ginasthma.org


Home
Komplikasi

• Airway • Kandidiasis • Disfonia


Remodelling Oral
• Gagal • Kandidiasis
Napas Esofagus
Home

Prognosis
Orang dewasa dengan asma lebih
kecil kemungkinannya disbanding
anak untuk mengalami remisi total
dari gejala asma, tetapi risiko untuk
mengalami deteriorasi klinis yang
progresif sifatnya kecil.

Asma tanpa adanya komorbiditas


lainnya tidak menurunkan angka
harapan hidup
Home
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai