SKIZOFRENIA
Oleh:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikotis
Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh,
penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya.
Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Mengalami disorganisasi proses pikiran
b) Gangguan emosional
c) Disorientasi waktu, ruang, dan person
d) Terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
B. Bentuk-Bentuk Psikosis
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan
kepribadian.
b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah
sebaliknya menjadi serba salah atau sedih.
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada
kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang berasa bahwa dirinya sedang
dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan pada
salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim
dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari
hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan
halusinan (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Kalau pada remaja, perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor
predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan dan
biasanya menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu
emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu
menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan
ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya,
persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-
samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam
pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu
menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan
terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Kesabaran dan perhatian
yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta
memotivasi penderita untuk sembuh.
Simptom-simptom skizofrenia, antara lain:
A. Gangguan isi pikiran, delusi: kepercayaan yang salah macamnya:
1. Delusi referensi: kepercayaan bahwa tingkah laku orang lain atau obyek tertentu atau
kejadian tertentu diacukan kepada dirinya.
2. Delusi persekusi : kepercayaan bahwa ada orang atau orang-orang akan mencelakan
dirinya, keluarganya atau kelompoknya.
3. Delusi grandeur : merasa dirinya penting.
4. Delusi kemiskinan : merasa tidak mempunyai hal yang berharga.
5. Delusi menyalahkan diri.
6. Delusi control : merasa dirinya dikontrol oleh orang lain.
7. Delusi nihilisme : merasa dirinya, orang lain mupun dunia tidak ada.
8. Delusi ketidak setiaan : kepercayaan yang salah bahwa orang yang dicintai tidak setia.
9. Delusi lain bahwa pikiran dapat disiarkan, diubah atau ditarik dari pikiran oleh orang atau
kekuatan luar.
10. Delusi somatic : kepercayaan yang keliru mengenai kerja badan, percaya otaknya
dimakan semut.
B. Gangguan gaya berfikir, berbahasa dan komunikasi :
1. Proses kognitif tidak teratur dan tidak fungsional, sehingga tidak ada hubungan dan tidak
logis.
2. Pengekspresian ide, piker dan bahasa begitu terganggu hingga tidak dapat dimengerti.
3. Gangguan kognitif :
a. Inkoherensi : bicara ngawur
b. Tidak ada asosiasi
c. Neologisme : membuat kata-kata baru atau pengrusakan kata-kata yang ada.
d. Bloking : tidak dapat melanjutkan pembicaraan (beberapa detik – beberapa menit)
e. Isi pembicaran yang sangat kurang.
f. Apa yang dikatakan atau yang ditulis tidak berarti.
g. Kadang mereka seperti bisu sampai berhari-hari.
Daftar Pustaka
Arif Setiadi Imam. (2006). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung:
Aditama.
Firdaus Jimmi, Muhammad Syukri, dkk. (2005). SCHIZOPHRENIA, sebuah panduan bagi
keluarga skizofrenia. Yogyakarta: Dozz.
Kartini kartono ,cet viii,2003. Patologi Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kartini kartono ,cet viii,2003. Hygene Mental . Bandung :cv. Mandar Maju
psikologi.blogspot.com/2010/01/gangguan-psikotik-dan-skizofrenia.html