Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

IRNA I
ESUD dr SAIFUL ANWAR MALANG
GANGGUAN PROSES PIKIR
A. Definisi
Gangguan proses pikir adalah suatu tindakan atau keadaan dimana individu mengalami
kerusakan dalam mengoperasikan aktivitas. Gangguan proses pikir juga didefinisikan sebagai
suatu keyakinan tentang isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan (tidak cocok dengan
intelegensi latar belakang kebudayaan).
Proses berfikir pada manusia meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman
(comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Proses berfikir yang normal
mengandung arus idea, simbol dan asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang
dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan ke-pada suatu
penyelesaian yang berorientasi kepada kenyataan. (Febrianty, 2012).
Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi proses berfikir manusia, misalnya faktor
somatik (gangguan otak, kelelahan), faktor psikologik (gangguan emosi, psikosa), dan faktor
sosial (kegaduhan dan keadaan sosial ya-ng lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau
konsentrasi manusia yang bersangkutan. Kita dapat membedakan tiga aspek proses berfikir,
yaitu : bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikiran. Distorsi pada proses berfikir dapat
disebabkan karena gangguan organik maupun gangguan psikologik terkait gangguan
kecemasan, gangguan panik, gangguan depresi maupun kondisi psikotik. (Kandel, 1991;
Kasper,1999; Lieberman, 1999).
Kelompok gangguan psikotik yang bersifat organik meliputi demensia (Alzheimer, vaskular,
penyakit lain, ytt), sindrom amnesik organik (selain kausalitas alkohol, zat psikoaktif lain),
delirium, gangguan mental organik (dengan kausa kerusakan otak, disfungsi otak, dan
penyakit fisik), gangguan kepribadian dan peri-laku (akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi
otak) Sedangkan kelompok gangguan psikotik yang bersifat fungsional meliputi gangguan
skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan gangguan proses pikir (APA, 1994; PPDGJ III,
1993; Sadock, dalam Febriyanti, 2012).

B. Proses Pikir
1) Arus Pikir
a. Koheren : Kalimat / pembicaraan dapat difahami dengan baik.
b. Inkoheren : Kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit difahami.
c. Sirkumstansial : Pembicaraan yangberbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.
d. Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
pembicaraan.
e. Asosiasi longgar : Pembicaraan tidak ada hubungan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
f. Flight of ideas : Pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
g. Blocking : Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali
h. Perseverasi : Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara berlebihan.
i. Logorea : Pembicaraan cepat tidak terhenti.
j. Neologisme : Membentuk kata-kata baru yang tidak difahami oleh umum.
k. Irelefansi : Ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal
yang sedang dibicarakan.
l. Assosiasi bunyi : Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
m. Main kata-kata : Membuat sajak secara tidak wajar.
n. Afasi : Bisa sensorik (tidakmengerti pembicaraan orang lain), motorik (tidak bisa atau
sukar berbicara)
2) Isi Pikir
a. Obsesif : Pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya
b. Phobia : Ketakutan yang pathologis / tidak logis terhadap obyek / situasi tertent
c. Ekstasi : Kegembiraan yang luar biasa
d. Fantasi : Isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diinginkan
e. Bunuh diri : Ide bunuh diri
f. Ideas of reference : Pembicaraan orang lain, benda-benda atau suatu kejadian yang
dihubungkan dengan dirinya.
g. Pikiran magis : Keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil / diluar kemampuannya
h. Preokupasi: pikiran yang terpaku pada satu ide
i. Alienasi : Perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda atau asing
j. Rendah diri : Merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang
suatu hal yang pernah atu tidak pernah dilakukan
k. Pesimisme : Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam hidupnya
l. Gangguan proses pikir : waham
- Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara
berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
- Somatik : Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
- Kebesaran : Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya
yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
- Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atu kelompokyang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan
- Nihilistik : Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
- Kejaran : Yakin bahwa ada orang / kelompok yang mengganggu, dimata-matai atau
kejelekan sedang dibicarakan orang banyak
- Dosa : Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar yang
tidak bisa diampuni
- Gangguan proses pikir bizar
- Sisip pikir : klien yakin ada pikiran orang lain yang disisipkan di dalam pikiran yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
- Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan
- Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrololeh kekuatan dari luar.
3) Bentuk pikir
a. Realistik : Cara berfikir sesuai kenyataan atau realita yang ada
b. Non realistic : Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
c. Autistik : Cara berfikir berdasarkan lamunan / fantasi / halusinasi / gangguan proses
pikirnya sendiri
d. Dereistik : Cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya dengan
kenyataan, logika atau pengalaman.

C. Tanda dan gejala gangguan proses pikir :


 Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
 Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan
 Takut, kadang panik
 Tidak tepat menilai lingkungan / realitas
 Ekspresi tegang, mudah tersinggung

D. Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Proses Pikir


(1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
- Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal
- Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbic
- Gangguan tumbuh kembang
- Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
b. Faktor Genetik
Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizofrenia
c. Faktor Psikologis
- Konflik perkawinan
- Komunikasi “double bind”
- Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidak harmonisan sosial 
- Stress yang menumpuk
(2) Faktor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen
diduga berkaitan dengan orientasi realita
c. Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata.
Respon neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( Stuart dan Sundeen, 1998) :

RENTANG RESPON
neurobiologis

Respon adaptif Respon maladaptif


maladaptif
Pikiran Distorsi pikiran Gangguan proses
logis pikir/delusi/gangguan
proses pikir
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi

Emosi konsisten Reaksi emosi Sulit brespon emosi


dengan berlebihan atau kurang
pengalaman

Perilaku sesuai Perilaku aneh Perilaku disorganisasi

Berhubungan Menarik diri Isolasi sosial


sosial

E. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan

Effect Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Gangguan komunikasi verbal

Core
Gangguan proses pikir
Problem

Kekacauan neurotransmitter

Stimulasi internal meningkat


Stimulasi eksternal menurun

Isolasi sosial (menarik diri)


Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif


Etiologi
F. Presipitasi F. Predisposisi

- Ditinggal - Kepribadian
orang yang introvert
dia cintai - Genetik
- Kehilangan - Sosial
- Musibah budaya
alam
F. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
1. Masalah Keperawatan
- Gangguan komunikasi verbal
- Gangguan proses pikir
- Koping Individu Inefektif
2. Data yang perlu di kaji
- Subyektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang di yakin berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan
- Objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, kadang panik, sangat waspada, tidak
dapat menilai lingkungan : wajah gelisah, mudah tersinggung.

G. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul yaitu:
1. Gangguan Proses Pikir
2. Kerusakan Komunikasi Verbal
3. Kerusakan Interaksi Sosial
4. Koping Individu Inefektif
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR

Nama klien : Dx Medis :


No RM : Ruang : 23 E RSSA Malang

Tgl/ No Dx Tindakan Keperawatan Untuk Tindakan Keperawatan untuk keluarga


Pasien
SP 1 SP 1
1. Membina hubungan saling 1. Menjelaskan masalah yang
percaya. dirasakan keluarga dalam merawat
2. Membentuk orientasi realita. pasien.
3. Mendiskusikan kebutuhan 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
yang tidak terpenuhi. gejala gangguan proses pikir, dan
4. Membantu pasien memenuhi jenis gangguan proses pikir yang
kebutuhannya. dialami pasien, serta proses
5. Menganjurkan pasien terjadinya.
memasukkan dalam jadwal 3. Menjelaskan cara merawat pasien
kegiatan. dengan gangguan proses pikir.
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga mempraktekkan
kegiatan harian pasien. cara merawat pasien dengan
2. Mendiskusikan tentang gangguan proses pikir.
kemampuan yang dimiliki. 2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Melatih kemampuan yang merawat langsung pasien
dimiliki. gangguan proses pikir.
SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi jadwal 1. Membantu keluarga membuat
kegiatan harian pasien. jadwal aktivitas di rumah termasuk
2. Memberikan pendidikan minum obat (dischange planning).
kesehatan tentang 2. Menjelaskan follow up pasien
penggunaan obat secara setelah pulang.
teratur.
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR
KE-1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tampak kelelahan dikarenakan mengalami gangguan tidur sejak 2 minggu lalu.

2. Dignosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria sebagai berikut :
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukkan rasa senang
- Klien bersedia berjabat tangan
- Klien bersedia menyebut nama
- Ada kontak mata
- Klien menyebutkan orientasi realita (orang, waktu, dan realita)
b. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi
c. Klien dapat memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi

d. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Bina hubungan saling percaya
- Ucapkan salam atau sapa klien dengan ramah dan baik
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama klien dan nama panggilan yang disukai oleh klien
- Tanyakan perasaan saat ini
- Buat kontrak topik, waktu dan tempat dengan jelas.
b. Identifikasi tanda dan gejala gangguan proses pikir
c. Bantu orientasi realita
d. Diskusikan kebutuhan klien yang belum terpenuhi
e. Bantu klien memenuhi kebutuhan
f. Anjurkan pada klien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Perkenalkan nama saya Irfan, saya mahasiswa keperawatan dari
Universitas Brawijaya. Nama Ibu siapa? Sukanya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur atau tidak Bu?”
c. Kontrak Topik, Waktu, dan Tempat
“Hari ini saya ingin ngobrol dengan Ibu tentang keadaan sekarang, kebutuhan yang tidak
bisa terpenuhi disini, dan cara memenuhi kebutuhan tersebut. Apa Ibu bersedia?”.
“Ngobrol sekitar 10-15 menit”. “Tempatnya di sini saja ya Bu? Bagaimana?”

2. Kerja
- “Bagaimana perasaannya hari ini?”
- “Apa yang Ibu pikirkan sekarang?”
- “Apakah Ibu tahu sekarang ada dimana? Oh iya, Ibu apa tahu kenapa kok dibawa ke
rumah sakit? Kemarin kesini diantar siapa?”
- “Ibu tahu tidak sekarang hari apa? Tanggal berapa? Tahun berapa?”
- “Ibu sudah makan atau belum? Habis semua ya makanannya? Setelah makan tadi sudah
minum obat apa belum? Satu hari minum obatnya berapa kali? Ibu tahu apa tidak
kegunaan obat itu?”
- “Ibu, apakah selama di rumah sakit kira-kira kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi?
Coba Ibu pikirkan 3 kebutuhan yang belum terpenuhi”
- “Bagus, Ibu tahu kebutuhan yang belum terpenuhi. Jadi, sekarang saya bantu ya
bagaimana caranya memenuhi kebutuhan tersebut.”
- “Ibu ini ada jadwal kegiatan sesuai dengan kebutuhan Ibu yang belum terpenuhi. Nanti,
Ibu tinggal cawang saja jika ingin memenuhi kebutuhan tersebut?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subjektif :
“Ibu kita tadi kita sudah ngobrol-ngobrolnya. Bagaimana perasaannya setelah banyak
ngobrol dengan saya tadi tentang keadaan Ibu sekarang, kebutuhan yang tidak bisa
terpenuhi disini, dan cara memenuhi kebutuhan tersebut.?”

Objektif :
“Sekarang coba Ibu sebutkan lagi nama saya siapa? Masih ingat kita sekarang ada
dimana? Apakah Ibu bisa menyebutkan tadi kita ngorol-ngobrol tentang apa saja selama
15 menit?”
1) Kenapa Ibu dibawa ke sini dan keadaan Ibu sekarang
2) Kira-kira kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi
3) Caranya apa saja untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Bagus, kalau Ibu masih ingat.”

b. Rencana Tindak Lanjut


“Jadi kita tadi sudah ngobrol-ngobrol banyak ya Ibu, saya harap dengan tadi membuat
daftar kebutuhan Ibu yang belum terpenuhi selama di RS hari ini bisa terpenuhi, nanti
setiap kegiatan yang sudah dilakukan di centang di jadwal yang sudah Ibu dan saya tulis
tadi ya”.
c. Kontrak yang akan datang
- Topik : “Besok kita ngobrol lagi ya tentang jadwal kegiatan dan tentang kemampuan
yang Ibu miliki, bagaimana Ibu bersedia atau tidak?”
- Waktu : “Besok pagi hari Jumat tanggal 23 Februari 2018 kita ngobrol sekitar 5-10
menit jam 10.00 bagaimana Ibu?”
- Tempat : “Tempatnya di ruang ini saja ya? Biar enak ngobrolnya tidak pindah-pindah
tempat. Saya pamit dulu, selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR
KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tampak lebih segar karena sudah bisa tidur dimana sebelumnya mengalami gangguan
tidur sejak 2 minggu lalu.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir.

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membentuk orientasi realitas waktu, orang, dan tempat
b. Klien mampu mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Klien mampu memenuhi kebutuhannya
d. Klien mampu memasukkan kegiatan harian dalam jadwal
e. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Evaluasi kegiatan klien tentang pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan pujian
b. Diskusikan kemampuan yang dimiliki klien
c. Latih satu kemampuan yang dipilih oleh klien dan berikan pujian
d. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih ke dalam
jadwal keseharian klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini? Semalam bisa tidur? Hari ini apa yang dirasakan? Apa
ada keluhan?”
c. Kontrak
- “Baik Ibu, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita ngobrol-ngobrol lagi tentang
kemampuan yang Ibu miliki”.
- “Berapa lama Ibu bisa ngobrol-ngobrolnya? Bagaimana jika 10-15 menit?bersedia?”
- “Ibu ingin kita berdiskusi dimana? Di sini atau di luar? Apa mau disini biar nggak
pindah-pindah?”

2. Kerja
- “Sudah mandi dan makan? Oh bagus sekali kalau sudah, Habis makan tadi minum obat
apa Ibu? semalam tidurnya enak apa tidak? “
- “Saya mau tanya, kemarin apa saja kebutuhan Ibu yang belum terpenuhi selama di
rumah sakit? “Ibu apa boleh saya lihat jadwal kegiatan yang sudah kita buat kemarin?
Sudah diisi?”
- “Kenapa tidak diisi Ibu? Apa ada kesulitan atau ada yang tidak dimengerti?”
- “Kenapa kebutuhan ini belum terpenuhi Ibu? Ibu ceritakan saja, nanti kita belajar lagi
biar bisa terpenuhi kebutuhannya.”
- “Bagus Ibu sudah mau menjawab pertanyaan saya. Besok diisi ya Ibu jadwal
kegiatannya, nanti akan saya lihat lagi.”
- “Nah, kemarin kan kita sudah sepakat ya Ibu untuk membahas tentang kemampuan
yang Ibu miliki. Apa saja bu kemampuannya? Coba Ibu sebutkan 3 kemampuan Ibu”
- Bagus Ibu ingat dengan baik kemampuannya. Jadi dari 3 kemampuan ini, coba Ibu pilih
satu saja kemampuan yang ingin dilakukan selama di rumah sakit.”
- “Sekarang kita belajar ya Ibu, cara melakukan kegiatan sesuai kemampuan Ibu.”
- “Bagus sekali, Ibu sudah bisa melakukannya dengan baik.”
- “Jadi, kegiatan yang bisa dilakukan selama di rumah sakit sesuai dengan kemampuan
Ibu kita masukkan ke jadwal kegiatan untuk hari ini ya.”
- “Kegiatan yang sudah Ibu tulis dilakukan ya, kalau sudah dilakukan nanti di centrang
saja, tandanya Ibu sudah melakukan. Kalau belum dilakukan tidak usah di centrang ya.
Bagaimana bu?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif :
“Ibu, bagaimana perasaannya setelah ngobrol dengan saya tentang kemampuan
yang Ibu miliki, apa masih ada yang dikeluhkan?”

- Objektif :
“Coba Ibu ulangi apa saja yang sudah kita obrolkan tadi?”
“Wah, bagus sekali Ibu sudah bisa mengulangi apa yang sudah disampaikan tadi”.
b. Rencana Tindak Lanjut
- “Jadi dari kemarin dan hari ini kita sudah membicarakan banyak hal ya Ibu, tentang
keadaan Ibu sekarang, kebutuhan yang belum terpenuhi selama di rumah sakit, cara
memenuhi kebutuhan tersebut, dan sekarang tentang kemampuan yang Ibu miliki.”
- “Saya harap, Ibu melakukan ya kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuannya
dan ini nanti jadwal kegiatannya selama di rumah sakit diisi ya, jangan lupa
dicentrang sebagai tanda Ibu telah melakukannya.”

c. Kontrak yang Akan Datang


- Topik:
“Ibu, besok kalau ada waktu mau tidak kalau kita ketemu lagi? Kita akan ngobrol-
ngobrol lagi tentang apa saja obat yang Ibu minum dan efek obat itu untuk apa saja,
apa Ibu bersedia?”
- Waktu:
“Besok Sabtu 24 Februari 2018 bisa saya temui lagi jam berapa? Seperti ini tadi atau
mau jam berapa? Kita ngobrol sekitar 5-10 menit ya bu apa bersedia?
- Tempat:
“Tempatnya di ruang ini saja ya. Biar lebih enak ngobrolnya. Bagaimana apa setuju?
Baik, kalau begitu saya pamit dulu yaa, selamat pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR
KE-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mengenal tanda gejala dan proses terjadinya gangguan proses pikir
4. Tindakan keperawatan:
a. Mengajarkan keluarga pengertian gangguan proses pikir
b. Mengajarkan keluarga tanda dan gejala gangguan proses pikir
c. Mengajarkan keluarga proses terjadinya gangguan proses pikir
d. Mengajarkan keluarga cara merawat gangguan proses pikir
e. Membantu keluarga memenuhi kebutuhan klien
B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAKAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bu, selamat pagi. saya mahasiswa keperawatan Univeritas
Brawijaya yang akan bekerja sama dengan Ibu untuk membantu menyelesaikan
masalahnya Ibu/Bapak”. Nama saya Fitriyawati biasa dipanggil Fitri, nama Ibu/bapak
siapa? Senang dipanggil siapa?
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu/bapak (keluarga) hari ini?
3. Kontrak
a. Topik : “Baiklah, sekarang kita akan bercakap-cakap tentang masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat klien selama ini, mengetahui pengertian
gangguan proses pikir, tanda gejala gangguan proses pikir dan proses terjadinya
gangguan proses pikir”.
b. Tempat: “Dimana kita bisa berbincang-bincang Bu/Pak? Disini saja Bu/Pak ya”?
c. Waktu: “Berapa lama kita akan berbincang-bincang Bu/Pak?. Bagaimana kalau 20
menit saja Bu/Pak? Apakah Ibu/Bapak setuju”?

KERJA: Langkah-langkah tindakan keperawatan


“apa masalah keluarga dalam merawat klien?”
“saya akan menjelaskan pengertian gangguan proses pikir, tanda gejala dan proses
terjadinya gangguan proses pikir”
“Pertama-tama apa itu gangguan proses pikir? gangguan proses pikir adalah suatu
keyakinan terhadap pikiran yang tidak sesuai kenyataan”
“Apa tanda gejalanya? Bingung, gaduh, gelisah, bersikap aneh dan lain-lain”
“proses terjadinya gangguan proses pikir yaitu ketika stress namun dipendam sendiri”
“Bagaimana cara merawat klien dengan gangguan proses pikir? Yaitu dengan memenuhi
kebutuhan dan memlatih kemampuan yang dimiliki klien”
“nah, yang pertama harus mengenal dulu kebutuhan apa yang belum terpenuhi pada klien
dan kemampuan apa yang dimilikinya”
“Bagus sekali, ibu/bapak sudah pintar”
“Nanti hal ini bisa di praktekkan langsung. Apa semuanya bisa dimengerti?”

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang?”
Objektif : “Coba ulangi apa itu gangguan proses pikir, tanda gejala dan proses
terjadinya? Bagus”
2. Rencana Tindak Lanjut
“Baikalah semua, kalau begitu saya harap apa yang sudah saya ajarkan dapat diulang
dan kita akan melanjutkan cara melatih atau mempraktekkan cara merawat klien
gangguan proses pikir”
3. Kontrak yang akan datang
a. Topik: baik, Bagaimana kalau besok kita akan mempraktekkan langsung cara
merawat klien gangguan proses pikir, apa semua setuju”
b. Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga sama
seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
c. Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR
KE-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan : gangguan proses pikir
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat klien dengan gangguan proses pikir
4. Tindakan keperawatan:
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan gangguan proses pikir
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung klien gangguan proses pikir

B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAKAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bu/Pak, selamat pagi.
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana kabarnya Ibu/bapak (keluarga) hari ini? Apa masih ingat dengan apa
yang saya ajarkan kemarin?”
3. Kontrak
a. Topik : “Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan dan berlatih
langsung kepada pasien cara merawat dirinya”
b. Tempat: “Dimana kita bisa berbincang-bincang Bu/Pak? Disini saja Bu/Pak ya”?
c. Waktu : “Berapa lama kita akan berbincang-bincang Bu/Pak?. Bagaimana kalau 20
menit saja Bu/Pak? Apakah Ibu/Bapak setuju”?
KERJA: Langkah-langkah tindakan keperawatan
“Kegiatan apasaja yang telah keluarga lakukan hari ini? Apakah telah melakukan kegiatan
yang saya ajarkan kemarin?”
“Baiklah saya akan memberikan kesempatan menjelaskan arti gangguan proses pikir,
tanda gejala dan proses terjadinya gangguan proses pikir. Yang mana keluarga juga akan
mempraktekkan cara merawat pasien dengan gangguan proses pikir”

TERMINASI
1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang?”
Objektif : “Coba ulangi apa itu gangguan proses pikir, tanda gejala dan proses
terjadinya? Bagus”
2. Rencana Tindak Lanjut
“Baikalah, saya berharap apa yang saya ajarkan kepada keluarga tentang gangguan
proses pikir dan cara merawat klien bisa anda masukkan dalam jadwal aktivitas di
rumah”
3. Kontrak yang akan datang
a. Topik: baik, Bagaimana kalau besok kita lanjutkan dengan pembuatan jadwal
aktivitas dirumah, serta menjelaskan tentang pentingnya pemeriksaan (follow up)
pada klien, setuju?”
b. Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga sama
seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
c. Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa.Edisi 1. Bandung:
RSJP.2000
Direja. S. H, Ade. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Nuha Medika
Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperatan Jiwa. Gunarsa, Aep (ed). Bandung :
PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai