1. kesadaran
2. ingatan
3. orientasi
4. afek dan emosi
5. psikomotor
6. proses pikir
7. persepsi
8. intelegensi
9. kepribadian
10. penampilan
11. pola hidup
1. KESADARAN
Kuantitatif
GCS ( Glascow Coma Scale )
Eye:
Verbal :
Motorik :
Kualitatif
Pembagian
a. Gangguan Ketidakselarasan ( disturbance of incongruity ):
Derealisasi, depersonalisasi
b. Gangguan ketidak seinambungan ( disturbance of discontinuity ):
De javu
Amnesia
Kepribadian ganda
Automatic writing
c. Gangguan pengalaman pasif ( passivity experience )
Gangguan kesatuan antara pikiran dan tindakan manifestasinya adalah gangguan
proses pikir ( isi pikir )
d. Gangguan kesadaran tentang batasan ego ( ego boundaries )
Gangguan pada kemampuan membedakan diri dengan lingkungannya sehingga
mengakibatkan gangguan pada proses pikir ( pengendalian pikiran )
Gangguan perhatian
Adalah gangguan dalam memusatkan perhatian pada kegiatan tertentu; gangguan dalam hal
konsentrasi
Vigilance
Adalah kesiap-siagaan perhatian, yaitu arah arus energi dalam keadaan terkendali ( vigilans,
vigil)
Jenis gangguan
a. Hipovigilitas
Pengendalian perhatian kurang dari biasanya
b. Hipervigilitas
Pengendalian perhatian berlebihan dari biasanya
Keadaan ini sering ditemui pada individu dengan kepribadian paranoid, PTSD, anak
korban penganiayaan dan penggunaan beberapa obat psikoaktif
c. Avigilitas
Tidak ada pengendalian perhatian samasekali
d. Pengalihan perhatian ( distractibility )
Tidak mampu memusatkan perhatian; perhatian mudah teralih
e. Selecyive inattention ( tidak dapat memperhatikan secara selektif )
Sugesti
Adalah proses untuk mempengaruhi pasien agar menerima suatu gagasan, kepercayaan, atau
sikap yang disarankan pemberi sugesti ( terapis ); suatu respon patuh dan tidak bersifat
mengeritik terhadap gagasan atau suatu pengaruh.
Jenis sugesti :
1. Sugestibilitas negatif
2. Folie a deux ( folie a trois )
3. Hipnosis
2. INGATAN
Definisi
Suatu fungsi untuk mendapatkan kembali informasi yang disimpan di otak kemudian secara
disadari
Merupakan kemampuan untuk membangkitkan kembali kesan, pengalaman, dan apa yang
sudah dipelajari di masa lampau
Komponen atau proses mental dalam ingatan
1. Registrasi
Kemampuan untuk merasakan, mengenal, dan mengeluarkan informasi di SSP
2. Retensi
Kemampuan menahan atau menyimpan informasi yang sudah diregistrasi
3. Recall
Kemampuan untuk mendapatkan kembali informasi yang sudah disimpan, atas
kehendak
2. Hipamnesia
Penurunan derajat retensi dan recall
3. Hiperamnesia
Meningkatnya derajat retensi dan recall
4. Eidetic image
Memori visual yang hampir seperti halusinasi yang menggembirakan
5. Paramnesia
Daya ingat yang palsu karena adanya penyimpangan pada recall
Tanda / gejala :
a. Fausse reconnaissance : salah pengenalan
b. Retrospective falsification : mengingat kembali ingatan yang benar dengan
menambah rincian yang salah
c. Konfabulasi
Pengisian kekosongan ingatan secara tanpa disadari dengan cara membayangkan
atau oleh pengalaman yang tidak benar yang pasien percayai
d. De javu
Sensasi atau ilusi merasa pernah melihat sebelumnya
e. De ja etendu
Ilusi tentang pengenalan auditif ( pendengaran )
f. Deja pense
Suatu ilusi bahwa pikiran baru ditanggapi sebagai pikiran yang sebelumnya
pernah dirasakannnya atau dinyatakannya
g. Jamais vu
Pernah dialami tapi seperti tidak atau belum pernah dialami sebelumnya
h. Demensia
Kehilangan fungsi mental secara organik
Terjadi deteorisasi intelektual yang sudah didapat sebelumnya dan cukup berat
sehingga mengganggu fungsi sosial.
Pada demensia, gangguan ingatan sangat mencolok, biasanya lupa pada kejadian
yang baru sedangkan kejadian lama masih diingat. Selain itu terdapat hendaya
dalam pemikiran abstrak, pengambilan keputusan, mengemukakan pendapat,
kontrol impuls, dan perubahan kepribadian.
Jenis demensia:
1. Alkoholik
Gangguan psikotik karena alkohol, bersifat residual, atau serangan lambat
2. Pada penyakit creutzfeld-jacob
Demensia yang progresif dengan tanda neurologis yang meluas, subakut,
dapat menyebabkan kematian dalam jangka 1-2 tahun
3. Infantilis
Gangguan disintegrasi masa kanak ( sindroma Heller )
4. Pasien HIV
Biasanya jenis subkortikal, ciri khasnya adalah gerakan lambat, kurang
perhatian, dan volitional torpor
5. Penyakit Huntington
Degenerasi pada otak akibat gangguan herediter, jarang terjadi, nama lainnnya
khoreo Huntington
6. Penyakit Parkinson
Terjadi degenerasi ganglion basale, terutama substansia nigra
Gejala: kekakuan otot / rigiditas, bradikinesia ( gerakan lambat ), tremor,
kelainan posisi
7. Penyakit Pick
Demensia progresif pada umur pertengahan
Ditandai khas oleh adanyaperkembangan yang lambat, buruknya hubungan
sosial yang menjurus pada gangguan intelektual, daya ingat, bahasa menjadi
apatis, euphoria, dan kadang muncul gejala ekstrapiramidal.
8. Paralitika
Merupakan bentuk lambat neurosifilis sebagai akibat lesi parenkim di SSP
9. Prekoks
Kelompok penyakit yang awitannya dini ( menurut kraepelin )= kelompok
skizofrenia ( oleh Eugen Bleuler )
10. Pugilistika
Gangguan daya ingat, konsentrasi dan perubahan kepribadian yang disebabkan
oleh kontusio serebral yang berulang-ulang
11. Vaskular
Disebabkan oleh infark otak yang ditimbulkan oleh penyakit vaskular,
termasuk penyakit serebrovaskular
12. Alzheimer
Adalah demensia yang ditandai oleh penurunan berbagai fungsi kognitif:
-memori ( melemahnya daya ingat )
- afasia ( kesulitan berbahasa )
- agnosia ( kesulitan mengenali benda )
- apraksia ( kegagalan melakukan aktivitas bertujuan )
-fungsi eksekutif ( membuat rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya
abstraksi, dll )
Yang mengakibatkan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
Disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan yang
menyebabkan rusaknya sel-sel otak dan hubungan antar neuron
4.ALAM PERASAAN
Mood
Emosi yang meresap
Terus menerus mewarnai persepsi seseorang akan dunia
Diibaratkan musim
Dikeluhkan pasien ( subyektif )
Afek
Respon emosional pasien yang tampak atau manifestasi keluar dari perasaan yang bisa
ditangkap pemeriksa
Lebih menetap daripada mood
Diibaratkan iklim
Diamati pemeriksa ( objektif )
Emosi
Perasaan subjektif yang sering disertai perubahan fisiologis yang mendorong pasien untuk
bertindak
Diibaratkan cuaca yang dengan cepat berubah ( mendung, cerah, berawan )
Trias A depresi
a. Afek depresi
b. Anhedonia
Kehilangan rasa tertarik dan menarik diri dari semua kegiatan yang biasanya
menyenangkan ( hobi )
c. Anenergia
Tidak ada tenaga, lemah, hipoaktif
Aleksitemia
Ketidak mampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau mengetahui keadaan emosi
atau mood dirinya sendiri
Jenis gangguan
1. Agitasi
Aktivitas motorik yang berlebihan, biasanya tak bertujuan dan disebabkan oleh
ketegangan dalam diri seseorang, misalnya : tidak bisa duduk tenang, gelisah, jalan
kesana-kemari, meremas-remas tangan, menarik baju atau rambut.
Bisa juga diartikan sebagai kecemasan karena kegelisahan motorik yang hebat.
2. Eksitasi (excited)
Gangguan mototrik berupa ledakan energi yang berkepanjangan, seperti pada mania
3. Raptus
Impulsitas atau gaduh-gelisah motorik
Jenis raptus:
- raptus paranoikus : raptus pada paranoid
- raptus impulsivitas : pada katatonik
- raptus melankolikus : pada depresi
4. Tic (tik)
Gerakan ringan, kumat-kumatan, dan tidak bertujuan yang terjadi pada sebagian kecil
tubuh
5. Somnabulisme
Berjalan sambil tidur
6. Kompulsi
Gerakan yang berulang karena impuls yang tidak terkendali
Jenis:
- Dispomania: kompulsi minum ( minuman keras )
- Ecomania: tingkah laku agresif, iritabel, dan dominan dalam lingkungan keluarga
- erythromania: kompulsi muka menjadi merah
- erotomania: preokupasi yang berlebihan terhadap fantasi dari aktivitas yang erotik
( seksual )
- hipomania : mania yang ringan
- kleptomania : kompulsi untuk mencuri ( biasanya barang-barang tak berharga atau
tak berarti )
- mythomania: kompulsi berbohong atau berbohong yang patologis
- narcomania: kompulsi atau kerinduan yang tak terkendali terhadap narkotika
- necromania: kompulsi tertarik pada mayat
- nimpfomania : kompulsi atau kebutuhan yang tidak pernah puas untuk hubungan
seksual, pada wanita
- nostomania: kompulsi keinginan untuk kembali ke rumah lama
- onimania: kompulsi untuk menggunakan uang
- pyromania : kompulsi untuk menyalakan api
- poriomania: kompulsi untuk mengembara
- satiriasis: nimfomania pada pria
- trikotilomania: kompulsi mencabuti rambut
7. Agresivitas
Tingkahlaku yang kuat dan bertujuan, yang bisa berbentuk fisik maupun verbal,
merupakan reaksi motorik yang sejalan dengan kemarahan dan permusuhan.
8. Hiperaktivitas (hiperkinesis)
Meningkatnya aktivitas motorik dan kognitif yang bersifat tidak khas, tidak mau
diam, agresif, destruktif
9. Hipoaktivitas (hipokinesis)
Menurunnya aktivitas motorik dan kognitif seperti pada retardasi psikomotor, proses
pikir, pembicaraan, dan gerakan lambat.
10. Stupor
Tidak bereaksi atau tak menyadari keadaan sekitar
11. Katatonia
Suatu keadaan tidak bergerak dengan rigiditas otot atau infleksibilitas yang suatu
waktu bisa terjadi eksitasi
Bentuk-bentik:
a. Eksitasi katatonik ( catatonic excitement )
Agitasi, aktivitas yang tak bertujuan, tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal
b. Stupor katatonik
Aktivitas motorik yang jenis lambat, sering sampai taraf samasekali tak bergerak,
tampak tak menyadari keadaan sekitarnya
c. Kekakuan katatonik ( catatonic rigidity )
Sikap katatonik yang disuga sengaja, melawan semua usaha untuk bergerak
d. Sikap katatonik ( catatonic posturing )
Sikap yang tidak cocok atau aneh, umunya dipertahankan dalam jangka waktu
lama.
12. Katalepsi
Individu mempertahan kan posisi tubuh yang diberikan kepadanya dalam waktu
cukup lama
13. Felexybilitas cerea (waxy flexibility)
Tipe khusus katalepsi yang mana pemeriksa menemukan tahanan ( seperti
membengkokkan batang lilin )
14. Katapleksi
Hilangnya tonus otot secara tiba-tiba
15. Negativisme
Penentangan terhadap saran atau perintah dari luar, baik verbal maupun nonverbal
16. Ekopraksi
Segera menirukan secara berulang-ulang gerakan orang lain
17. Manerisme
Perlagakan, sering sukar dibedakan dengan stereotipi
Stereotipi tidak mempunyai arah atau tujuan, juga tidak merupakan bagian dari
gerakan yang terarah dan bertujuan, sedangkan mannerisme adalah gerakan
stereotipik yang bertujuan.
18. Grimace
Distorsi ekspresi wajah atau tic facial
19. Impulsif
Aktivitas yang tiba-tiba, nyata tanpa tujuan atau involunter, termasuk : teriakan,
gigitan, mempertontonkan kemaluan, dll
20. Otomatisme
Tingkahlaku otomatis, nyata tidak terarah, dan tidak dikendalikan secara sadar
21. Streotipi
Pola menetap aktivitas fisik atau perkataan yang berulang
22. Akathisia
Keadaan tak mau diam dengan berjalan, duduk, dan berdiri berulang kali; perasaan
subjektif ketegangan otot yang secara sekunder akibat dari penggunaan OAP atau
obat lain
23. Mimicry
Aktivitas motorik sederhana dan tiruan yang terjadi pada anak
24. Acting out
Pernyataan langsung dari suatu keinginan
6.PROSES BERPIKIR
Pikiran
Merupakan hasil suatu proses penggabungan antara satu gagasan dengan gagasan lainnya
dengan cara berimajinasi, memperhatikan, berpendapat, dan proses lainnya;
Bentuk baru dengan gagasan ini akan merupakan organisasi yang tinggi dan integrasi
psikobiologis
Proses : masalah menuju ke kesimpulan, apabila terjadi urutan yang masuk akal dikatakan
fikiran normal ( diketahui dengan penjelasan secara runtut)
Gangguan:
Derajatnya blocking ringan, sirkumstansial riangan, asosiasi longgar ringan dengan
ketidakmampuan menilai realitas
2. Isi pikir
a. Fantasi
Fantasi kreatif, fantasi lamunan, fantasi pseudologia
b. Preokupasi
Isi pikiran terpusat / terpaku disekitar gagasan tertentu
c. Obsesi
Pikiran berulang-ulang, tida dapat ditahan, menetap
d. Phobi
Ketakutan patologis terhadap rangsangan atau situasi
e. Waham : isi pikiran yang salah, yang tidak sesuai dengan budaya dan intelegensi
pasien, tidak bisa dikoreksi dengan cara apapun.
3. Arus pikir
Mutisme
Menolak untuk bicara disadari atau tidak disadari
Gangguan organik ( mutisme akinetik, demensia presenilis dan hematoma
subdural ), depresi berat, kataton.
Proverty of speech ( kemiskinan pembicaraan )
Tidak ada inisiatif untuk bicara, jawaban hanya satu kata, tidak spontan.
Berpikir lambat atau terhalang
Remming : arus lambat, biasanya berhenti berbicara sementara dan bisa lanjut
lagi, hambatan dalam pengucapan kata-kata
Terjadi pada depresi, pengaruh anxietas, preokupasi atau gangguan otak
termasuk sindroma dan paska kotusio serta delirium.
Blocking :
penghentian tiba2, ditengah2 pembicaraan pasien berhenti dan tidak dapat
mengingat apa yang dikatakan sebelumnya ataupun menerangkan mengapa
tiba2 berhenti
skizofrenia
Derailment : penyimpangan arus pikir secara bertahap atau mendadak tanpa
hambatan; kadang dipergunakan sama dengan asosiasi longgar
Berpikir cepat ( sering disertai : logorhea, flight of idea, sirkumstansial,
tangensial )
Sirkumtantial : berputar tapi kembali ke pokok ( mencapai tujuan ), banyak
keterangan
Skizofrenia, GMO, obsesif kompulsif
Tangensial : berputar tapi tidak kembali ke pokok ( tanpa tujuan ), membentuk
gagasan baru
Stereotipi : verbigerasi= pengulangan kata; perseverasi = pengulangan kalimat
Jika terjadi pada suku kata disebut stuttering / gagap
Skizofrenia katatonik
Disprosodi ( kehilangan irama atau lagu pembicaraan )
Disartria : kesulitan artikulasi
Ekolalia : secara psikopatologis segera mengulang kata-kata atau ungkapan
seseorang
Cluttrering ( berantakan )
Neologisme : pembentukan kata baru
Word salad : campuran neologisme + inkoherensia kaimat tidak beraturan
Iirelevansi : pembicaraan tidak relevan ( apa yang diyanyakan , jawabannnya
berbeda )
Inkoherensia : setiap kaimat tidak bisa dimengerti ( disorganisasi pembicaraan,
urutannnya tidak logis sehingga tidak bisa dimengerti oleh orang lain )
Logorhea atau volubilitas : pembicaraan berlimpah ( masih masuk akal ,
teratur)
Pressure of speech : pembicaraan paksaan atau tertekan; sukar di interupsi ,
alat untuk menghindari pertanyaan yang menimbulkan kecemasan; tanda
pendahuluan dari FOI;
FOI : loncat gagasan, bisa masih ada hubungan topik; ciri khas mania akut
o Hubungan topik bisa secara bunyi ( clang association )
o Dengan pengertian ( meaning association )
Kondensasi : penggabungan berbagai konsep menjadi satu
Glosolalia : disebut juga bicara dengan lidah
Koprolalia : kata2 yang bersifat cabul dari gagasan yang kompulsif
Aphasia
Jenis Aphasia
1. Motorik
Pasien tidak mampu bicara ( ekspresif, broca )
2. Sensorik
( reseptif, wernicke ) : pasien mampu bicara tapi tak mengerti apa yang dikatakan
orang lain
3. Global
Merupakan gabungan motorik dan sensorik
4. Nominal ( anomia )
Kesulitan menemukan nama yang benar untuk objek tertentu
5. Sintatik
Pasien tidak mampu menyusun kata dalam urutan yang benar
6. Jargon
Kata yang dihasilkan secra keseluruhan bersifat baru; kata-kata yang tidak masuk
akal diulang-ulang dengan berbagai naik-turunnya nada dan perubahan bentuk
kata kerja.
7. Bersama dengan epilepsi
Sindrom landau-kleffner
8. Development
( dysphasia ) : dysphasia ekspresif dan reseptif / motorik dan sensorik
9. Aphonia
Ketidakmampuan menghasilkan suara atau bunyi ( akibat gangguan organik atau
emosional )
Kriteria waham
1. Percaya 100% isi pikirannya benar
2. Tidak bisa dikoreksi dengan cara apapun, termasuk dengan cara yang logik maupun
realistik
3. Tidak sesuai dengan ratio atau logika
4. Egosentris
5. Berperilaku atau hidup menurut wahamnya
Penggolongan waham
Atas dasar ciri khas:
1. Kualitas susunan: logis/tidak, menetap/tidak
Pasien berusaha unuk membangun waham yang kurang lebih mempunyai pengertian
yang logis dan menetap dari suatu keadaan tertentu yang secara keseluruhan
didasarkan pada suatu kesalahan yang mendasar, kesimpulan yang memperdayakan.
Paranoia adalah suatu istilah yang digunakan untuk melukiskan suatu sindroma,
dimana sifat logis dari suatu kepercayaan yang berhubungan dengan penganiayaan
atau ancaman bersifat ketat dan logis, dan tidak ada bukti terdapatnya gangguan lain.
7.PERSEPSI
Pengertian
1. Proses perubahan rangsangan ke informasi psikologis; proses mental yang
menyebabkan rangsangan sensorik disadari
2. Proses mental dimana data-data intelektual sensorik dan emosional tersusun secara
berarti. Melalui persepsi seseorang membuat kesan dari berbagai rangsangan yang
tertuju kepadanya. Hal tersebut merupakan salahsatu fungsi dari ego
3. Proses mental dimana asal-usul objek dikenali dengan cara melewati hubungan
brbagai kualitas ingatan dengan kesan khusus panca indra dan pada saat yang sama
timbul dalam kesadaran. Yang dinilai adalah : ilusi, halusinasi, derealisasi,
depersonalisasi dll
Jenis gangguan :
1. Bersifat umum : halusinasi, ilusi
Halusinasi
Gangguan pencerapan ( penerimaan rangsang sensorik ) tanpa adanya rangsang obyek nyata
Ilusi
Gangguan pencerapan ( penerimaan rangsang sensorik ) dengan rangsang objek nyata
Halusinasi/ilusi
Psikotik bila disertai hendaya dalam penilaian realitas ( RTA )
Tidak patologis hipnagogik ( menjelang tidur ), hipnopompik ( saat bangun tidur )
Jenis :
1. Akustik = auditif=auditorik= pendengaran
2. Visual = penglihatan
3. Olfaktorik = pembauan
4. Gustatorik = pengecapan = perasaan lidah
5. Taktil = haptik= perasaan kulit
Phantom limb: px amputasi ( masih meraba anggota badannya yang telah diamputasi )
halusinasi/ilusi kinestetik
Formifikasi : seolah2 ada yang merayap di permukaan atau di bawah kulit
halusinasi/ilusi taktil
8.INTELEGENSIA
Definisi
Kemampuan untuk mengerti, mengingat kembali, mengerahkan, dan menggabungkan secara
konstruktif apa yang sudah dipelajari sebelumnya dalam menghadapi situasi yang baru.
Jenis gangguan
1. Retardasi mental
= defisiensi mental = mental subnormal=oligofrenia=amentia
Jenis RM
a. Idiot
Intelegensia setingkat dengan anak umur < 3 tahun
b. Imbesil
Intelegensia setingkat dengan anak umur 3-6 tahun
c. Debil ( moron )
Intelegensia setingkat anak umur 6-9 tahun
d. Idiot-savant
Anak RM dengan kecakapan mental luarbiasa, umumnya menyangkut pemecahan
teka-teki, perhitungan yang sulit
2. Demensia
Kemunduran fungsi intelektual secara global dan organik tanpa adanya gangguan
kesadaran yang berkabut; sering juga dimasukkan dalam gangguan ingatan.
Gejala-gejala:
a. Diskalkulia
Hilangnya kemampuan berhitung, tidak disebabkan kecemasan, atau gangguan
konsentrasi
b. Disgrafia
Hilangnya kemampuan menulis huruf miring, hilangnya susunan kata-kata.
Bila ekstrem, disebut, agrafia y.i hilangnya kemampuan menyatakan pikiran
dalam bentuk tulisan, yang sering disertai oleh aleksia; y.i hilangnya kemampuan
mengenal dan mengerti tulisan
c. Pseudodemensia
Serupa demensia tetapi tidak disebabkan oleh disfungsi mental organik; paling
sering disebabkan oleh depresi
d. Berpikir konkret
Berpikir hanya satu dimensi, menurut apa yang tersirat
e. Berpikir abstrak
Berpikir multidimensi dengan kemampuan menggunakan kiasan dan dugaan
dengan tepat, mampu mengenal perbedaan kecil.
10.PENAMPILAN
TILIKAN (insight)
Definisi
Kemampuan pasien untuk mengerti penyebab dan arti yang benar tentang situasi
(serangkaian gejala yang dialaminya ) dalam hubungannnya dengan penyebab psikologis
(mengakui sakitnya adalah bersifat psikologis/kejiwaan )
Jenis
1. Intelektual
Mengerti realitas serangkaian kejadian secara objektif, tanpa mampu menerapkannya
pada setiap cara yang berguna untuk mengendalikan situasi tersebut
2. Yang sebenarnya
Mengerti realitas suatu situasi secara objektif, bersama dengan motivasi dan dorongan
emosi untuk mengendalikan situasi
3. Yang lemah
Berkurangnya kemampuan untuk mengerti secara objektif suatu situasi.
Tingkat/derajat
1. Penyangkalan penuh terhadap penyakitnya
2. agak menyadari penyakitnya dan membutuhkan bantuan tetapi dalam waktu yang
bersamaan menyangkal penyakitnya
3. sadar sakit tetapi melemparkan kesalahan kepada orang lain, faktor eksternal, atau
faktor organik
4. sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri
pasien
5. tilikan diri intelektual : pasien menerima sakitnya disebabkan perasaan yang
irasional dalam dirinya, tanpa mampu menerapkannya untuk mengatasi situasi
berikutnya.
GANGGUAN TIDUR
Jenis:
a. insomnia
gangguan tidur berupa perubahan pola tidur
etiologi:
1. problem situasi; adanya stress, tekanan pekerjaan dan perkawinan tidak harmonis
2. umur
3. gangguan medik yang tidak dapat dihindarkan, umpamanya rasa sakit dan tubuh
tidak nyaman
4. berhubungan dengan pemakaian obat, misalnya gejala putus obat (alkohol dan
sedatif)
5. kondisi patologis terutama gangguan jiwa berat seperti skizofrenia dan gangguan
afektif
macam-macam:
1. inisial
kesulitan untuk masuk tidur, biasanya pada gangguan jiwa dengan ansietas
2. middle
banguntengah malam dan dapat tidur lagi dengan susah payah, biasanya pada
depresi
3. late
terbangun terlalu pagi dan tidak dapat tidur kembali, biasaya pada depresi
b. hipersomnia organik
tidur berlebihan disertai kebingungan saat bangun tidur
c. narkolepsi
tidur singkat, tidak bisa dikendalikan, berulangkali, biasanya >40 tahun, paroksismal,
herediter
d. sleep attack
serangan tidur tiba-tiba, sekitar 15 menit, rebersibel, saat bangun merasa segar,
periode refrakter 1-5 jam sebelum serangan berikutnya
e. katapleksia
kehilangan tonus otot secara tiba-tiba (sekelompok otot atau menyeluruh) yang
menyebabkan pasien jatuh tiba-tiba dan tidak bergerak, biasanya diawali oleh adanya
ledakan emosi
f. sleep paralysis
kelumpuhan atau kelemahan tonus otot dengan kesadaran penuh, bisa pada saat tidur
ataupun saat bangun; biasanya ada ketakutan yang sangat besar dan disertai halusinasi
akustik
g. halusinasi hipnagogik
halusinasi yang terjadi sebelum bangun tidur
h. kleine-leven syndrome
hipersomnia (20jam) disertai kebingungan saat terbangun (biasanya 3-4kali/tahun);
atau suatu sindrom pada laki-laki muda yang ditandai oleh hiperfagia, hipersomnia,
dan gangguan psikologis serta perilaku, disebabkan oleh gangguan metabolisme atau
fungsi serebral.
i. sleep apnea
serangan apnea pada saat tidur REM. Hari berikutnya bisa terjadi pasien ribut,
mendengkur, hipersomnolen, juga bisa terjadi perubahan kepribadian dan intelektual,
termasuk anttention span, penurunan daya ingat dan hiperiritabilitas
j. apnea sentral
berhentinya gerak pernafasan dan hilangnya aliran udara
k. enuresis nonorganik
inkontinensia urine pada waktu tidur siang atau malam, yang menurut umur
merupakan hal abnormal, dan bukan sebagai akibat dari kurangnya pengendalian,
disebabkan gangguan neurologis, serangan ayan, atau abnormalitas pada saluran
traktus urinarius.
Pasien sudah menderita sejak lahir atau enuresis ini timbul setelah terjadinya
kemampuan pengendaliannya. Mungkin disebabkan oleh meluasnya gangguan
emosional atau perilaku.
l. night teror (pavor nocturnus, sleep terror)
keadaan yang terjadi pada saat tidur fase-4, dengan manifestasi panik, bingung, dan
kurang bisa mengingat kejadian.
m. somnabolisme (sleep walking )
suatu gangguan tidur yang disertai oleh aktivitas motorik ( mis: berjalan)
n. gangguan jadwal tidur-bangun (sleep-wake schedule disorder nonorganik) =inversi
irama tidur psikogenik
o. nightmare
(dream anxiety attack) serangan ansietas yang terjadi pada mimpi selama tidur REM