Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Jiwa 2 (mba Angel)

Zulfa
gangguan otakorganik. Reaksi terhadap
A. Kesadaran dan Kognisi lingkungan eksternal

1. Kesadaran 2. Kognisi
Definisi: Kondisi saat individu dapat ebreaksi Definisi: Kemampuan untuk mempelajari
pada stimulus eksternal (lingkungan) maupun sesuatu (benda, keadaan maupun situasi) yang
internal (diri sendiri) terkait dengan intelejensi

Klasifikasi : Aspek kognisi melingkupi kemampuan


konsentrasi, orientasi. memori, kemampuan
A. Kompos mentis: individu sadar secara
berbahasa, berhitung. visuospasial, fungsi
penuh pada lingkungan ekternal dan
eksekutif, abstraksi, dan taraf intelegensi.
internalnya serta dapat memberikan
reaksi
3. Perhatian/ konsentrasi
B. Somnolen: reaksi lambat pada stimulus
eksternal dan tampak mengantuk. Definisi: Kemampuan mengarahkan pikiran
C. Sopor: tidak bereaksi pada stimulus pada pengalaman tertentu.
eksternal atau memberikan reaksi
minimal pada stimulus yang kuat. Klasifikasi gangguan perhatian:
D. Koma: individu tidak memberikan
• Distraktibilitas: gangguan memusatkan dan
reaksiapapun terhadap stimulus
mempertahankan perhatian sehingga
eksternal.
konsentrasi mudah teralihkan oleh
E. Kesadaran berkabut: individu tidak
berbagai stimulus.
mampu berpikir secara logis maupun
• Inatensi selektif: gangguan pemusatan
bereaksi memadai pada stimulus.
perhatian pada obyek atau situasi tertentu.
F. Delirium: gangguan kesadaran disertai
• Kewaspadaan berlebih (hypervigilance):
gangguan fungsi kognitif dengan perilaku
gangguan pemusatan perhatian yang
yang berfluktuasi, terkadang terlihat
ditandai oleh terjadinya perhatian yang
gaduh gelisah dan lain waktu nampak
berlebihan pada stimulus eksternal
apatis. Pada individu terdapat kesulitan
maupun internal.
memusatkan, mempertahankan, dan
mengalihkan perhatian.
G. Kesadaran seperti mimpi (dream like
4. Orientasi
state): timbul pada penderita dengan Definisi: Kemampuan individu dalam
serangan epilepsi psikomotor. Pasien mengenali obyek atau situasi. Gangguan
tidak menyadari apa yang ia lakukan terkait orientasi umumnya akibat adanya
meskipun dari luar tampak normal. kerusakan organik di otak.
H. Twilight state: gangguan kesadaran
disertai halusinasi yang disebabkan oleh Klasifikasi:
• Orientasi personal/orang: kemampuan dengan ingatan yang lebih dapat
mengenali orang yang telah dikenal; diterima.
• Orientasi ruang/spasial: kemampuan • Letologika: penderita mengalami
mengenali tempat ia berada; kesulitan menggambarkan
• Orientasi waktu: kemampuan mengenali pengalamannya dan bersifat
waktu saat itu. sementara.

5. Memori 3. Klasifikasi gangguan memori berdasarkan


waktu:
Definisi: kemampuan mengelola informasi. • Memori segera (Immediate memory):
melingkupi perekaman-penyimpanan-dan memori mengenai suatu kejadian
pemanggilan kembali. dalam rentang waktu beberapa detik
Klasifikasi gangguan memori: sampai menit.
• Memori baru (recent memory):
1. Amnesia: gangguan mengingat sebagian memori mengenai suatu kejadian
atau seluruh ingatan masa lalu. Dapat dalam rentang waktu beberapa hari
disebabkan gangguan organik di otak terakhir.
maupun faktor psikologik. Dibedakan • Memori jangka menengah (recent
menjadi: past memory): memori mengenai
• Amnesia anterograd atau hilangnya suatu kejadian dalam rentang waktu
ingatan setelah kejadian; beberapa bulan yang lalu.
• Amnesia retrograd hilangnya ingatan • Memori jangka panjang: memori
sebelum kejadian. mengenai suatu kejadian dalam
2. Paramnesia (ingatan palsu): distorsi rentang waktu bertahuntahun.
ingatan dari informasi/pengalaman yang
sesungguhnya. Dapat disebabkan B. Emosi
gangguan organik di otak maupun faktor
psikologik. Dibedakan menjadi: Definisi: suasana perasaan yang dihayati
• Konfabulasi: ingatan yang muncul secara sadar, kompleks, melibatkan berbagai
untuk mengisi kekosongan memori. sisi individu. Dibedakan atas mood dan afek.
• Deja Vu: ingatan yang salah pada
pengalaman baru. 1. Mood
• Jamais Vu: tidak mengingat situasi
yang pernah dialami. Definisi: perasaan yang fluktuatif dan memiliki
• Hiperamnesia: ingatan mendalam dan sifat bertahan lama yang bersifat subyektif.
berlebihan pada satu kejadian. Klasifikasi:
• Screen memory: melupakan ingatan a. Mood eutimia: perasaan yang normal
yang menyakitkan dan menggantinya dengan penghayatan luas dan serasi.
b. Mood hipotimia: dominasi rasa sedih, c. Afek menumpul: sulit menunjukkan
murung, dan kehilangan semangat. ekspresi yang tampak dari tatapan mata
c. Mood disforia: perasaan yang tidak kosong, irama suara monoton, bahasa
menyenangkan, didominasi rasa jenuh tubuh yang minim.
dan jengkel. d. Afek mendatar: tidak mampu
d. Mood hipertimia: perasaan yang menunjukkan ekspresi sehingga tampak
didominasi semangat dan kegairahan ekspresi wajah datar, pandangan mata
yang berlebihan. kosong, sikap tubuh kaku, gerakan
e. Mood euforia: perasaan gembira yang minimal, suara datar seperti robot.
berlebihan. e. Afek serasi: ekspresi tampak serasi
f. Mood ekstasia: perasaan penuh dengan suasana perasaan yang dihayati.
kegairahan yang timbul akibat zat f. Afek tidak serasi: ekspresi emosi tampak
psikostimulan. tidak cocok dengan suasana yang dihayati.
g. Aleksitimia: tidak mampu menunjukkan g. Afek Labil: ekspresi emosi yang berubah
perasaannya. dengan cepat dan mendadak.
h. Anhedonia: hilangnya minat dan
kesenangan pada berbagai aktivitas. C. Perilaku Motorik
i. Mood kosong: tidak atau sangat sedikit
manganate suasana perasaan. Definisi: ekspresi perilaku yang diwujudkan
j. Mood Labil: suasana perasaan sangat dalam aktivitas motorik.
fluktuatif dan tak terduga.
k. Mood iritabel: perasaan sensitif, mudah Klasifikasi gangguan motorik:
tersinggung, mudah marah, dan bereaksi
1. Stupor katatonia: aktivitas motorik
berlebihan pada situasi tertentu.
yang lambat maupun kondisi diam seperti
patung. Dijumpai pada skizofrenia
2. Afek katatonik.
2. Furor katatonia : aktivitas motorik yang
Definisi: perasaan yang bersifat sementara
tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi
yang ditunjukkan lewat ekspresi wajah,
stimulus eksternal. Dijumpai pada
pembicaraan, sikap, dan bahasa tubuh.
skizofrenia katatonik.
Klasifikasi: 3. Katalepsia: pertahanan sikap tubuh pada
posisi tertentu dalam waktu lama.
a. Afek luas: ekspresi emosi luas dengan Dijumpai pada skizofrenia katatonik.
berbagai variasi yang tergambar sesuai 4. Flexibilitas cerea: sikap tubuh dapat
dengan suasana perasaan yang dialami. diatur sedemikian rupa seperti lilin.
b. Afek menyempit: ekspresi emosi terbatas 5. Akinesia: perilaku motorik terbatas.
dan kurang bervariasi. 6. Bradikinesia: perilaku motorik melambat
dan kehilangan respons spontan.
[1] Waham bizzare. kepercayaan yang salah,
D. Proses Pikir tidak mungkin, dan aneh. Contoh: pasien
meyakini adanya alien yang akan
Dibedakan menjadi:
menguasai dunia.
1. Proses pikir primer: menunjukkan pikiran [2] Waham sistematik: kepercayaan yang
yang derealistik, tidak logis, dan salah dalam satu tema (bersifat sistematik).
ditemukan dalam mimpi. Contoh: pasien yakin bahwa dirinya
2. Asosiasi longgar: ide yang berpindah- dikejarkejar pemerintah karena akan
pindah antar subyek dan tidak dibunuh, serta dokter adalah salah satu dari
berhubungan. orang yang akan menangkapnya.
3. Inkoherensia: ide dan kata-kata keluar [3] Waham nihilistik: kepercayaan yang salah
bersama tanpa adanya hubungan logis. bahwa diri dan lingkungannya tidak ada
4. Flight of ideas: perpindahan ide yang atau menuju kiamat.
konstan, saling berhubungan, dan masih [4] Waham somatik: kepercayaan yang salah
dapat diikuti. yang berhubungan dengan anggota/ organ
5. Sirkumstansial: pembicaraan yang lambat tubuhnya.
dalam mencapai poin yang diharapkan, [5] Waham paranoid: ketakutan maupun
akibat terpaku pada detail dan petunjuk kecurigaan mengenai suatu hal. Waham ini
(kalau jelasin kemana2, lama banget. tapi di tertentu. Terbagi menjadi:
masih nyambung) • Waham kebesaran: kepercayaan bahwa
6. Tangensial: pembicaraan yang tidak dirinya adalah orang yang sangat kuat
dapat mencapai poin yang diharapkan (ga dan berkuasa
nyambung) • Waham kejaran (persekutorik):
kepercayaan bahwa dirinya akan dilukai
E. lsi Pikir atau digagalkan tindakannya
• Waham rujukan (delusion of reference):
Dibedakan atas: kepercayaan yang salah bahwa a[apun
yang orang lain lakukan bermaksud
1. Kemiskinan isi pikir: hanya menghasilkan
untuk menyakitinya
sedikit informasi.
• Waham dikendalikan: kepercayaan yg
2. Waham/delusi: keyakinan atau kepercayaan
salah bahwa dirinya dikendalikan oleh
yang keliru mengenai suatu hal eksternal, tidak
kekuatan tertentu. Terbagi menjadi:
sesuai dengan intelegensia maupun latar
o Thought withdrawal: pikiran yang
belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah.
Adanya waham dapat dibuktikan dengan ditarik oleh suatu kekuatan;
o Thought insertion: pikiran yang
mencoba mematahkan keyakinan tersebut
disisipi oleh suatu kekuatan;
(kontra-argumen). Waham dibedakan
o Thought broadcasting: pikiran
menjadi:
yang diketahui dan disiarkan;
o Thought control: pikiran yang Definisi: pengiriman stimulus fisik menjadi
dikendalikan suatu kekuatan. informasi psikologis sehingga dapat diterima
secara sadar indra manusia. Klasifikasi
• Waham cemburu: cemburu patologis gangguan persepsi:
yang salah, pasangannya tidak setia
1. Depersonalisasi: perasaan saat
dan selingkuh
seseorang merasakan dirinya tidak
• Erotomania: kepercayaan yang salah
nyata, asing, dan tidak dikenali.
(umum pada perempuan) bahwa
2. Derealisasi: perasaan saat seseorang
seseorang sangat mencintainya.
merasa bahwa lingkungannya asing dan
tidak nyata.
3. Obsesi: pikiran cemas yang tidak rasional
3. Busi: persepsi yang salah dari stimulus
bersamaan dengan kompulsi terhadap
eksternal yang nyata.
sesuatu.
4. Halusinasi: persepsi yang salah dan
4. Kompulsi: kebutuhan dan tindakan
tidak berhubungan dengan stimulus
patologis yang dilakukan berulang-ulang
eksternal nyata. Halusinasi dibedakan
untuk melakukan sesuatu yang disertai rasa
atas:
cemas.
• Halusinasi hipnagogik: halusinasi yang
5. Fobia: ketakutan patologis yang menetap
timbul ketika mulai tertidur (bukan
dan berlebihan terhadap satu stimulus
fenomena patologis).
eksternal. Dibedakan atas:
• Halusinasi hipnapompik: halusinasi
• Fobia spesifik: ketakutan pada obyek
yang timbul ketika seseorang mulai
atau situasi khusus;
terbangun (bukan fenomena
• Fobia sosial: ketakutan pada ia akan
patologis).
dibuat malu di depan umum
• Halusinasi auditorik: halusinasi
• Akrofobia: ketakutan pada tempat
mengenai suara yang dianggap nyata.
yang tinggi;
• Halusinasi visual: halusinasi mengenai
• Agorafobia: ketakutan pada tempat
penglihatan dalam bentuk jelas
terbuka;
(orang) atau pun bentuk tidak jelas.
• Klaustrofobia: ketakutan pada tempat
• Halusinasi penciuman: halusinasi
yang sempit:
mengenai bau.
• Ailurofobia: ketakutan pada kucing;
• Halusinasi pengecapan: halusinasi
• Zoofobia: ketakutan pada binatang;
mengenai rasa dan indra pengecapan.
• Xenofobia: ketakutan pada orang
• Halusinasi taktil: halusinasi mengenai
asing.
indra peraba. Biasanya berupa
phantom libs (sensasi anggota tubuh
F. Persepsi teramputasi) atau formikasi (sensasi
merayap di bawah kulit).
• Halusinasi somatik (cenesthesic mengajukan pertanyaan mengenai
hallucination): halusinasi bahwa ada penyakitnya. Dibedakan menjadi:
yang terjadi pada atau di dalam
1. Tilikan derajat 1: penyangkalan secara total;
tubuhnya. Umumnya menyangkut
2. Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap
organ dalam.
penyakitnya:
• Halusinasi liliput: halusinasi bahwa
3. Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain
obyek terlihat lebih kecil (micropsia).
sebagai penyebab penyakit;
4. Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan
G. Reality Testing Ability butuh bantuan namun tidak tahu
penyebabnya;
(RTA) 5. Tilikan derajat 5: menyadari ia sakit dan
faktor-faktor yang berhubungan, namun
Definisi: kemampuan dalam menilai realitas
hidup yang menentukan persepsi, respons tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya:
6. Tilikan derajat 6 (sehat): menyadari
emosi, dan perilaku seseorang. Contoh
sepenuhnya tentang situasi penyakitnya dan
gangguan dalam RTA antara lain adalah
ada keinginan untuk sembuh.
gangguan perilaku, waham, maupun
halusinasi.
~Materi diatas diambil dari kapita selecta
H. Daya Nilai kedokteran edisi 4, kalau ada yg tipo, salah,
atau ga jelas bilang yahh, ty~
Definisi: kemampuan menilai situasi dan
bertindak sesuai situasi. Dibedakan menjadi:

1. Daya nilai sosial: seseorang mampu


menilai situasi dan bertindak dengan
memperhatikan kaidah sosial yang
berlaku
2. Uji daya nilai: kemampuan untuk
menilai situasi dan bertindak sesuai
situasi imajiner yang ada.

I. Tilikan
Definisi: kemampuan memahami arti dari
sebuah situasi. Dapat pula bermakna
pemahaman pasien pada kondisi penyakitnya.
Penilaian tilikan dapat dilakukan lewat
wawancara psikiatrik pada pasien dengan
(terbatas), mood anhedonia (kehilangan
semangat bekerja dan sekolah)
Pemeriksaan status mental pasien

Kesadaran :
Proses Pikir:
Kompos mentis
Lambat ➔ pada orang depresi
Penampilan :
Angel memiliki arus pikir yang sangat lambat
Postur lemas tidak bertenaga, bingung, (sesi 1 karena depresinya itu
dan 2), penampilan terlihat sesuai umur,
rambut tidak rapi Kontinuitas ➔ kesinambungan antara satu ide
dengan ide yang lain.
Sikap :
Isi Pikir :
Tidak bisa berifkir dan kurang kooperatif (sesi
1), Kooperatif (sesi 2), Rencana bunuh diri, kalo waham terus
dipertahankan ide kalau dia bersalah, tapi pas
Psikomotor:
dikoreksi sama terapis langsung goyah rasa
Lamban, tidak bisa duduk tegak, anergia (sesi 1 bersalahnya (mirip waham?)
dan 2, namun sesi 2 kondisinya lebih baik) Idenya banyak atau sedang atau dikit
Kognisi : (produktivitas)

Orientasi terhadap waktu kurang baik (tidak


mengingat tahun lahir), daya ingat jangka
Persepsi:
pendek, kesadaran berkabut
halusinasi auditorik (peluit dan bisikan
Bicara : mengejek), halusinasi hipnogogik (mendengar
Komat-kamit/ mumbling (tidak lancar), tidak suara peluit saat tidur), hipnapompik (suara yg
spontan (tidak menjawab langsung setelah menyuruhnya untuk mati saat bangun)
diberikan pertanyaan, terdapat jeda setelah
Judgment
ditanya bahkan hingga diulang
pertanyaannya), lebih banyak diam, nada Tidak sesuai norma ➔ dikasih soal gimana
lambat, artikulasi tidak jelas (sesi 1), lambat buat menyelesaikannya, kayak misal
dan emosional (sesi 2)
“kalo nemu dompet di jalan, bakal diapain
Mood & Afek : dompetnya? Kan itu isinya ada ktp, uang, bakal
diapain?
Depresi, putus asa, merasa bersalah,
hipotimia, afek kongruen menyempit “ya aku ambil lah!” ➔ judgment terganggu
“kembalikan ke alamatnya” ➔ judgment
bagus

➔ Pada pemeriksaan ini tidak dilakukan


penilaian judgment

Daya Nilai Realita :

Bisa membedakan mana realita dan halusinasi


(baik ➔ ketika diberitahu oleh terapisnya, dia
bisa berpikir dengan jernih)

Daya nilai sosial ➔ apakah dari keluarganya


ada yg mengajak ngobrol atau tidak (ada), kata
keluarganya pasien sedikit makan (berarti
masih ada interaksi sama sosial)

Tilikan :

Tilikan 6: pasien sadar akan penyakitnya dan


berusahan untuk sembuh (sesi 2)

Anda mungkin juga menyukai