Anda di halaman 1dari 64

SIMPTOMATOLOGI

Residen pembimbing
dr. Ula
FUNGSI JIWA
III.
I. II. IV.
PERILAKU
KESADARAN EMOSI BERPIKIR
MOTORIK

V. VI. VII.
BICARA PERSEPSI DAYA INGAT

IX. X.
VIII.
INSIGHT JUDGEMENT
INTELEGENSI
(TILIKAN) (PERTIMBANGAN)
I. KESADARAN
KESADARAN  Keadaan fungsional individu utk mengadakan relasi
& limitasi thd dunia sekelilingnya yg terdiri dr manusia, benda, / faham,
seperti yg dpt tertangkap oleh panca indera

4 Faktor : A. Gangguan Kesadaran


1. Orientasi B. Gangguan Atensi
2. Daya ingat C. Gangguan Sugestibilitas
3. Konsentrasi
4. Perhatian
A. GANGGUAN KESADARAN

1) Disorientasi
6) Koma vigil
2) Pengaburan Kesadaran
7) Twilight State
3) Stupor
8) Dreamlike State
4) Delirium
9) Somnolensi
5) Koma
Waktu :
Tanggal, tahun, hari, jam

Tempat :
Bapak sekarang berada dimana?
1)
DISORIENTASI Orang :
Bapak kesini dg siapa?
Bapak tahu saya siapa?
Situasional :
Rame atau sepi sekarang ?
Pagi atau sore ?
2) PENGABURAN KESADARAN
 Kesadaran yg tidak lengkap dg gangguan persepsi dan sikap.
 Perhatian melantur, dan penangkapan penderita terhadap sekitarnya
tidak tepat dan tidak lengkap.

3) STUPOR
 Hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling.
 Penderita akinetik (tak bergerak, diam seperti patung), tetapi kesadaran
relative masih ada.
4) DELIRIUM
Kebingungan, gelisah, konfusi, reaksi disorientasi yang disertai dengan
rasa takut dan halusinasi.

5) KOMA
Derajat ketidaksadaran yang berat.
Individu tidak bereaksi pada rangsang apapun dari luar
6) KOMA VIGIL
 Koma dimana pasien tampak tertidur tapi
segera dpt dibangunkan
 Disebut juga mutisme akinetik

7) TWILIGHT STATE
Keadaan Temaram
Gangguan kesadaran dengan halusinasi
Seringkali digunakan secara sinonim dengan kejang parsial kompleks
atau epilepsi psikomotor.
8) SOMNOLENSI
 Mengantuk yang abnormal yang paling
sering ditemukan pada proses organik.
 Reaksi terhadap stimulus luar melambat.
B. GANGGUAN ATENSI

ATENSI  1) Distraktibilitas
Usaha yg dilakukan utk 2) Inatensi
memusatkan pd bagian
ttt dr pengalaman, Selektif
kemampuan utk 3) Hipervigilensi
mempertahankan
perhatian pd aktifitas, 4) Keadaan tak
kemampuan utk sadarkan diri
berkonsentrasi
2) Inatensi Selektif
1) Distraktibilitas
 Ketidakmampuan utk memusatkan atensi →Hambatan hanya pada hal
hal yang menimbulkan
 Penarikan atensi pd stimuli eksternal yg kecemasan
tidak penting atau tidak relevan.
Contoh: Pasien dg fobia
Contoh: Pasien2 gangguan cemas akut, cenderung tidak
misalnya saat wawancara psikiatri, pasien memperhatikan hal-hal yang
mudah terdistraksi dg stimulus eksternal menimbulkan rasa takutnya
misalnya bunyi kendaraan dari luar
3) Hipervigilensi 4) Keadaan Tak
→Atensi & pemusatan yg berlebihan pd
Sadarkan Diri
semua stimuli internal & eksternal, Trance
biasanya sekunder dr keadaan delusional  Atensi yg terpusat &
kesadaran yg berubah,
atau paranoid, skizofrenia. biasanya tjd pd hipnosis,
Contoh : Skizofrenia Paranoid gangguan disosiatif, &
pengalaman religius yg luar
Hipovigilitas biasa.
Contoh: Pd orang-orang dg
Kurang perhatian terhadap sekitar.
histeria massal. Pada penari
Contoh : Skiz. Katatonik, Depresi berat (Tarik kecak)
C) GANGGUAN SUGESTIBILITAS

1) FOLIE A DEUX 2) HIPNOSIS


 Folie a trois Modifikasi kesadaran yang
diinduksi secara buatan yang
 Penyakit emosional yang
ditandai dengan peningkatan
berhubungan antara dua (atau sugestibilitas.
tiga) orang.
II. EMOSI
Suatu kompleks keadaan perasaan dengan komponen psikis,
somatis, dan perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood.

A. Afek
B. Mood
C. Emosi yang lain
D. Gangguan Psikologis yg berhubungan dg mood
A. AFEK Ekspresi emosi yg terlihat, mungkin tdk
konsisten dg emosi yg dikatakan pasien.
Penilaian afek :
1. Kualitas : EUTIM, Hipertim, Hipotim (Depresi), Disforik
2. Kuantitas : SEDANG, tumpul, terbatas, labil, datar
3. Rentang : Luas, sempit
4. Kewajaran : Dinyatakan dengan WAJAR/tidak wajar
5. Keserasian : Dinyatakan dengan SERASI/tidak serasi
A. AFEK

Afek yang sesuai


Emosi harmonis dengan gagasan/pembicaraan yang menyertai, rentang emosional
lengkap dan diekspresikan secara sesuai. Contoh: Pasien mengangis saat merasa
sedih
Afek yang tidak sesuai
ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau
pembicaraan.Contoh: Pasien yang menangis sendiri saat membicarakan kejadian
masa lalu yang menyenangkan
Afek yang tumpul
Penurunan kemampuan ekspresi emosi yang ditandai:Tatapan kosong , Suara monoton ,
Bahasa , tubuh sangat minimal  pada pasien skizofrenia
A. AFEK

Afek yang terbatas


penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah dari pada efek yang
tumpul tetapi jelas menurun.
Afek yang datar
tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda ekspresi afek; suara yang monoton,
wajah yang tidak bergerak pada pasien skizofrenia
Afek yang labil
perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan
dengan stimulasi ekstemal. pasien dengan Bipolar
B. MOOD
Suatu emosi yang meresap dan dipertahankan, yg dialami secara
subyektif & dilaporkan oleh pasien & terlihat oleh orang lain.
Contoh : Sedih, senang, takut, marah
1. Mood disforik: mood yang tidak menyenangkan
2. Mood eutimik: mood dalam rentang normal3
3. Mood yang iritabel (irritable mood): ekspresi perasaan akibat mudah diganggu atau
dibuat marah.
4. Pergeseran mood (labile mood): osilasi antara euforia dan depresi atau dibuat
marah pasien bipolar
B. MOOD
5. Peningkatan mood :
A. Mood yang meninggi (elevated mood): suasana keyakinan dan kesenangan;
suatu mood yg lebih ceria dari biasanya.
B. Euforia: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran.

C. Ecstasy: perasaan kegairahan yang kuat.

D. Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang


tanpa pembatasan.
6. Duka cita (berkabung): kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata.
7. Aleksitimia: ketidakmampuan /kesulitan dlm menggambarkan /menyadari
emosi / mood seseorang.
8. Penurunan Mood :
perasaan kesedihan yang psikopatologis.
A. Depresi:

B. Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri


C. EMOSI YG LAIN
 Kecemasan
 Kecemasan yang mengambang bebas
 Ketakutan
 Agitasi
 Ketegangan
 Panik
 Apati
 Ambivalensi
 Abreaksional
 Rasa malu
 Rasa bersalah
D. GANGGUAN PSIKOLOGIS YG
BERHUBUNGAN DG MOOD
1. Anoreksia
2. Hipervagia
3. Insomnia
4. Hipersomnia
5. Variasi diurnal
6. Penurunan libido, penurunan minat, dorongan dan daya seksual
7. Konstipasi
III. PERILAKU MOTORIK

1. Ekopraksia
9. Mutisme
2. Katatonia
10. Overaktivitas
3. Negativisme
11. Hipoaktivitas
4. Katapleksi
12. Mimikri
5. Stereotipik
13. Agresi
6. Mannerisme
14. Acting out
7. Otomatisme
15. Abulia
8. Otomatisme perintah
III. PERILAKU MOTORIK

1. Ekopraksia: peniruan pergerakan yang patologis seseorang pada


orang lain
2. Katatonia: gangguan nonorganik sbg lawan dr ggn kesadaran &
aktivitas motorik sekunder dr patologi organik
 Katalepsi: posisi yang tidak bergerak yang dipertahankan terus menerus.
 Luapan katatonik (catatonic furor): aktivitas motorik yang teragitasi, tidak
bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulasi eksternal
III. PERILAKU MOTORIK

 Stupor katatonik: penurunan aktivitas motorik yang nyata, seringkali


sampai titik imobilitas dan tampaknya tidak menyadari sekeliling.
 Rigiditas katatonik: penerimaan postur yang kaku yang disadari,
menentang usaha untuk digerakkan.
 Posturing katatonik: penerimaan postur yang tidak sesuai atau kaku yang
disadari, biasanya dipertahankan dalam waktu yang lama.
 Cerea flexibilitas (fleksibilitas lilin): seseorang dapat diatur dalam suatu
posisi yang kemudian dipertahankannya, anggota tubuh terasa seakan-
akan terbuat dari lilin jika pemeriksaan menggerakkan anggota tubuh
pasien
III. PERILAKU MOTORIK

3. Negativisme: tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha untuk


menggerakkan atau terhadap semua instruksi.
4. Katapleksi: hilangnya tonus otot dan kelemahan secara sementara yg
dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional.
5. Stereotipik: pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang.
6. Mannerisme: pergerakan tidak disadari, dan bersifat habitual.
7. Otomatisme: tindakan atau tindakan-tindakan yang otomatis yang
biasanya mewakili suatu aktivitas simbolik yang tidak disadari.
8. Otomatisme perintah: otomatisme mengikuti sugesti (juga disebut
kepatuhan otomatik).
9. Mutisme: tidak bersuara tanpa kelainan struktural.
III. PERILAKU MOTORIK

10. Overaktivitas:
 Agitasi psikomotor: overaktivitas motorik dan kognitif yang berlebihan,
akibat inner tension.
 Hiperaktivitas/hiperkinesis: kegelisahan dan aktivitas destruktif,
seringkali disertai dengan dasar patologi pada otak.
 Tik: pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
 Tidur berjalan (somnambulisme): aktivitas motorik saat tertidur.
 Akathisia: perasaan subjektif terhadap ketegangan motorik sebagai
akibat sekunder dari medikasi antipsikotik atau medikasi lain yang
menyebabkan kegelisahan; duduk dan berdiri berulang secara berganti­-
ganti dan berulang; dapat disalahartikan sebagai agitasi psikotik.
III. PERILAKU MOTORIK

 Kompulsi: impuls tidak terkontrol untuk melakukan tindakan berulang.


 Dipsomania: kompulsi untuk minum alkohol.
 Kleptomania: kompulsi untuk mencuri.
 Nimfomania: kebutuhan utk koitus yg kuat & kompulsif pd seorang wanita
 Satiriasis: kebutuhan untuk koitus yg kuat dan kompulsif pd seorang  laki2
 Trikotilomania: kompulsi untuk mencabut rambut.
 Ritual: aktivitas kompulsif otomatis dlm sifat, menurunkan kecemasan yg
orisinil
 Ataksia: kegagalan koordinasi otot, iregularitas gerakan otot.
 Polifagia: makan berlebihan yang patologis.
III. PERILAKU MOTORIK

11.Hipoaktifitas/hipokinesis: penurunan aktivitas motorik & kognitif, seperti pd


retardasi psikomotor; perlambatan pikiran, bicara & pergerakan yg dpt terlihat
12.Mimikri: aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak-anak.
13.Agresi: tindakan yang kuat dan diarahkan tujuan yang mungkin verbal atau fisik;
bagian motorik dari afek kekerasan, kemarahan/permusuhan.
14.Memerankan (acting out): ekspresi langsung dr suatu harapan /impuls yg tdk
disadari dlm btk gerakan; fantasi yg tdk disadari dihidupkan scr impulsif dlm
perilaku.
15.Abulia: penurunan impuls untuk bertindak dan berpikir, disertai dengan
ketidakacuhan tentang akibat tindakan; disertai dengan defisit neurologis.
16.Vagaboundage : jalan-jalan seperti berkelana tanpa tujuan.
IV. BERPIKIR
Aliran gagasan, simbol, dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai
oleh suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang
berorientasi kenyataan ; jika terjadi urutan yang logis, berpikir adalah
normal

A. Gangguan Spesifik pada Isi Pikiran


B. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
C. Gangguan umum dalam Arus Pikiran
A. GANGGUAN ISI PIKIR
1) Kemiskinan isi pikiran: pikiran yang memberikan sedikit informasi
karena tidak ada pengertian, pengulangan kosong atau frasa yang tidak
jelas.
2) Gagasan yang berlebihan: keyakinan palsu yg dipertahankan dan tidak
beralasan yg dipertahankan scr kurang kuat dibandingkan dg suatu
waham
3) Waham: keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah
tentang kenyataan eksternal tidak sejalan dengan inteligensia pasien
dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu
alasan apapun
Syarat Waham : Egosentris, tdk logis, tdk realistk, 100 % dipercaya, tidak
dpt dipatahkan
A. GANGGUAN ISI PIKIR
MACAM2 WAHAM
 Waham yg kacau & aneh (bizzare delusion): keyakinan palsu yg aneh, mustahil & sama
sekali tdk masuk akal (contoh: org dari angkasa luar telah menanamkan suatu
elektroda pada otak pasien, skizofrenia)
 Waham tersistematisasi: keyakinan yg palsu yg digabungkan oleh suatu tema / peristiwa
tunggal (contoh: pasien dimata-­matai oleh agen rahasia, mafia / bos)
 Waham yg sejalan dg mood (mood congruent delusion): waham yg sesuai dg mood
(contoh: seorang pasien depresi percaya bahwa ia bertanggungjawab untuk penghancuran
dunia).
 Waham yg tdk sejalan dg mood (mood incongruent delusion): waham dengan isi yang
tidak mempunyai hubungan dengan mood atau merupakan mood netral (contoh: pasien
depresi mempunyai waham kontrol pikiran atau siar pikiran).
 Waham nihilistik: perasaan palsu bahwa dirinya dan orang lain dan dunia adalah tidak ada
atau berakhir.
 Waham kemiskinan: keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan/akan terampas semua
A. GANGGUAN ISI PIKIR
 Waham paranoid: termasuk whm persekutorik & whm referensi, kontrol & kebesaran
(dibedakan dari ide paranoid, dimana kecurigaan adalah lebih kecil dari bagian waham).
 Waham persekutorik (waham kejar, in-out) : keyakinan palsu bahwa pasien sedang
diganggu, ditipu atau disiksa; sering ditemukan pada seorang pasien yang senang
menuntut yang mempunyai kecenderungan patologis untuk mengambil tindakan hukum
karena penganiayaan yang dibayangkan.
 Waham kebesaran: keyakinan palsu merasa dirinya mempunyai kekuatan, kekuasaan,
kemampuan, atau identitas yang tinggi. Bisa juga pasien merasa mempunyai bakat hebat
atau telah membuat penemuan hebat.
Contoh: Seorang laki-laki yang merasa dirinya berpangkat tinggi, memiliki pengawal, orang
yang pandai sekali, orang terkaya memiliki banyak uang dan rumah. Padahal dirinya
berprofesi sebagai supir pribadi.
 Waham referensi (waham rujukan, out-in) : keyakinan palsu bhw perilaku orang lain
ditujukan pd dirinya; bhw peritiwa, benda2 atau org lain, mempunyai kepentingan
A. GANGGUAN ISI PIKIR
 Waham pengendalian (Delusion of Control) : perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran
atau perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar. Contoh : ”……sasasaya dokter
ada yang suruh suruh masuk ke tempat hiburan sex yang tidak bisa saya tolaaaak”.
o Penarikan pikiran (thought withdrawal): waham bahwa pikiran pasien dihilangkan
dari ingatanya oleh orang lain atau tenaga lain.
o Penanaman pikiran (thought insertion): waham bahwa pikiran ditanam dalam
pikiran pasien oleh orang atau tenaga lain.
o Siar pikiran (thought broadcasting): waham bahwa pikiran pasien dapat didengar
oleh orang lain, seperti pikiran mereka sedang disiarkan di udara.
o Pengendalian pikiran (thought control): waham bahwa pikiran pasien dikendalikan
oleh orang atau tenaga lain. Contoh : Seorang laki-laki mengatakan bahwa ada
microchips didalam kepalanya yang berisi program kegiatan sehari-hari.

.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
 Waham ketidaksetiaan (waham cemburu): keyakinan palsu yang didapatkan
dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien adalah tidak jujur.
 Erotomania: waham bahwa seseorang sangat mencintai dirinya; lebih sering
pada perempuan; juga dikenal dengan Kompleks Cleramnault­-Kandinsky).
 Contoh : Seorang wanita tidak mau kawin-kawin karena menunggu Prince
Charming datang menjemput.
4. Pseudologia phantastica: suatu jenis kebohongan, di mana seseorang tampaknya
percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan; disertai
dengan sindroma Munchausen, berpura-pura sakit yang berulang.
5. Hipokondria: keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan pasien yg didasarkan
bukan pada patologi organik yg nyata, tetapi pada interpretasi yg tidak realistik thd
tanda atau sensasi fisik sebagai suatu yg tak normal.  
Contoh : Seorang pasien merasa yakin bhw isi perutnya berdarah-darah karena
terasa tidak enak.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
6. Kecenderungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikiran pd ide tertentu,
disertai dg irama efektif yg kuat, seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi
ttg bunuh diri /membunuh.
 Egomania: preokupasi dengan diri sendiri yang patologis.
 Monomania: preokupasi dengan suatu objek tunggal.

7. Obsesi: pikiran kukuh (persisten) yg patologis, sekalipun tdk dikehendaki pasien,


pikiran mana yg tdk dpt ditentang & tdk dpt dihilangkan dr kesadaran oleh usaha
logika; biasanya disertai dg kecemasan.
8. Kompulsi: kebutuhan yg patologis utk melakukan suatu tindakan yg jika ditahan,
menyebabkan kecemasan; perilaku berulang sbg respon suatu obsesi /dilakukan
menurut aturan tertentu, tanpa akhir yg sebenarnya.
Contoh : Seseorang merasa belum mengunci pintu dan berulang kali mengeceknya
bahkan sampai tidak tertidur sepanjang malam.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
9. Koprolalia: pengungkapan kompulsif dari kata kata yg cabul/kotor.

10. Noesis: suatu wahyu dmn tjd pencerahan yg bsr sekali disertai dg perasaan bhw
pasien telah dipilih utk memimpin dan memerintah.

11. Unio mystica: suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik bersatu dengan
kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu gangguan dalam isi pikiran jika
sejalan dengan keyakinan pasien atau lingkungan kultural.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
12. Fobia: rasa takut patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi
terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu
 Fobia sederhana: rasa takut yg jelas thd  Ailurofobia: rasa takut terhadap kucing.
objek/situasi yg jelas (contoh: rasa takut thd laba-  Eritrofobia: rasa takut terhadap warna merah
laba /ular) (merujuk terhadap rasa takut terhadap darah).
 Fobia sosial: rasa takut akan keramaian masyarakat,  Panfobia: Rasa takut terhadap segala sesuatu.
seperti rasa takut berbicara dg masyarakat,  Klaustrofobia: rasa takut thd tempat yg
bekerja/makan dlm masyarakat tertutup.
 Akrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tinggi  Xenofobia: rasa takut terhadap orang asing.

 Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang terbuka  Zoofobia: rasa takut terhadap binatang.

 Algofobia: rasa takut terhadap rasa nyeri.


B. Gangguan Umum dlm Bentuk
Pikiran

1) Gangguan Mental 1) Dereisme


2) Psikosis 2) Berpikir autistik
3) Tes Realitas 3) Berpikir magis
4) Gangguan pikiran formal 4) Proses berpikir primer
5) Berpikir tidak logis
B. Gangguan Umum dlm Bentuk
Pikiran
1. Gangguan mental: sindroma perilaku/ 5. Berpikir tidak logis: berpikir mengandung
psikologis yg bermakna scr klinis, kesimpulan yg salah atau kontradiksi internal
disertai dg penderitaan atau 6. Dereisme: aktivitas mental yg tidak sesuai dg

ketidakmampuan logika /pengalaman


7. Berpikir autistik: preokupasi dg dunia dlm &
2. Psikosis: ketidakmampuan utk
pribadi
membedakan kenyataan dari fantasi; 8. Berpikir magis: serupa dg fase praoperasional pd
gangguan dlm kemampuan menilai masa anak-anak (Jean Piaget), dmn pikiran, kata-
kenyataan kata/tindakan mempunyai kekuatan
3. Tes kenyataan/realitas: pemeriksaan 9. Proses berpikir primer: Berpikir yg dereistik,
dan pertimbangan objektif tentang dunia tidak logis, magis; normalnya ditemukan pd mimpi,
di luar diri. abnormal pd psikosis
4. Gangguan pikiran formal: ggn dlm btk
pikiran, malahan isi pikiran; berpikir
ditandai dg kekenduran asosiasi,
C. Gangguan umum dlm Arus/Proses
Pikiran
1) Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien yang aneh
(idiosinkratik) Contoh : ”AASSDFHIOOOOO.”  
2) Word salad (gado-gado kata): campuran kata dan frasa yang membingungkan.
Contoh : ”……kemarin jatuh ada kuda polisi durian tiba-tiba bagaimana ee…”
3) Sirkumstansialitas: bicara yang tidak langsung yang lambat dalam mencapai
tujuan tetapi pada akhirnya mulai lagi dari titik awal untuk mencapai tujuan
yang diharapkan
4) Tangensialitas: ketidakmampuan asosiasi pikiran yang diarahkan oleh
tujuan; pasien tidak pemah berangkat dari titik awal dari tujuan yang
diinginkan.
5) lnkoherensi: pikiran yg biasanya tidak dpt dimengerti; berjalan bersama
pikiran atau kata-kata dg hubungan yg tidak logis/tanpa tata bahasa, yg
menyebabkan disorganisasi
6) Perseverasi: respon terhadap stimulus sebelumnya yang menetap setelah
C. Gangguan umum dlm Arus/Proses
Pikiran
7) Verbigerasi: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang tidak
mempunyai arti.
8) Ekolalia: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh seseorang lain
secara psikopatologis; cenderung berulang dan menetap, dapat diucapkan
dengan mengejek atau intonasi yang terputus-putus.
9) Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu konsep.
10) Jawaban yg tidak relevan (irrelevan): jawaban yg tidak harmonis dg
pertanyaan yg ditanyakan
11) Pengenduran asosiasi (asosiasi longgar): aliran pikiran di mana gagasan-
gagasan bergeser dari satu subjek ke subjek lain dlm cara yg sama sekali tdk
berhubungan; jika berat, bicara mungkin membingungkan (inkoheren)
12) Keluar dari jalur (derailment): penyimpangan yg mendadak dlm urutan
pikiran tanpa penghambatan
C. Gangguan umum dlm Arus/Proses
Pikiran

13. Lompat gagasan (flight of ideas): verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus
menerus yang menghasilkan terus pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain
14. Asosiasi bunyi (clang assosiation): asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda
artinya; kata tidak mempunyai hubungan logis
15. Penghambatan (blocking): terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau
gagasan diselesaikan; Penderita tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun sesudah beberapa
waktu, sesudah keadaan ini hilang, arus pikiran dapat kembali seperti semula. Interupsi dari
progresi pikiran ini disebabkan oleh aktivitas yang kompleks dari afek yang tidak menyenangkan.
Blocking sering kita jumpai pada skizofrenia.
Contoh : Pasien bercerita kegiatan selama berlibur kemudian terhenti tiba – tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian melanjutkan kembali. Terkadang pasien tidak melanjutkan namun justru
kembali mengalami halusinasi pendengaran
16. Glossolalia: ekspresi pesan-pesan yg relevan melalui kata-kata yg tidak dipahami (juga dikenal
sebagai "berbahasa lidah"); tidak dianggap sbg ggn pikiran jika tjd pd praktek keagamaan tertentu
V. BICARA
Dinyatakan dalam :
A. Kualitas pembicaraan
(Intonasi, volume,
kecepatan pembicaraa, Ggn
artikulasi, isi pembicaraan) Bicara
→ cukup/kurang Kondisi
B. Kuantitas pembicaraan patologis
(jumlah pembicaraan) → Ggn
cukup/kurang Afasik
A. GANGGUAN BICARA

1. Tekanan Bicara 1. Disprosodi


2. Kesukaan Bicara 2. Disartria
3. Kemiskinan Bicara 3. Bicara yg keras / lemah secara
4. Bicara yg tidak spontan berlebihan
5. Kemiskinan isi bicara 4. Gagap (stuttering)
5. Kekacauan (Cluttering)
A. GANGGUAN BICARA
1. Tekanan bicara (pressure of speech): bicara cepat yaitu peningkatan jumlah
dan kesulitan untuk memutus pembicaraan. Dapat terjadi pada orang
cerewet,lagi marah atau jatuh cinta.
2. Kesukaan/banyak bicara (logorrhea): bicara yg banyak sekali, bisa koheren,
bisa inkoheren.
3. Kemiskinan bicara (poverty of speech): pembatasan jumlah bicara yg
digunakan; jawaban mungkin hanya satu suku kata (monosyllabic).
4. Bicara yang tidak spontan: respon verbal yg diberikan hanya jika ditanya atau
dibicarakan langsung; tidak ada bicara yang dimulai dari diri sendiri.
5. Kemiskinan isi bicara: bicara yang adekuat dalam jumlah tetapi memberikan
sedikit informasi karena ketidakjelasan, kekosongan, atau frasa yang stereotipik.
A. GANGGUAN BICARA

6. Disprosodi: hilangnya irama bicara yang normal.


7. Disartria: kesulitan artikulasi, bukan dalam penemuan kata atau tata bahasa.
8. Bicara yg keras/lemah scr berlebihan: hilangnya modulasi volume bicara
normal; dapat mencerminkan berbagai keadaan patologis mulai dari psikosis
sampai depresi sampai ketulian.
9. Gagap (stuttering): pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang
sering, menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang jelas.
10. Cluttering: bicara yg aneh & disritmik, yg mengandung semburan kata-kata yg
cepat dan menyentak. Orang mabuk alkohol.
B. GANGGUAN AFASIK
→ Gangguan dlm
pengeluaran bahasa
1) Afasia motorik: gangguan bicara yg disebabkan oleh gangguan kognitif dmn
pengertiannya tetap, tetapi kemampuan utk bicaranya sangat terganggu; bicara
terhenti-henti, susah payah dan tidak akurat (juga dikenal sebagai afasia Broca,
tidak fasih dan ekspresif)
2) Afasia sensoris: kehilangan kemampuan organik utk mengerti arti kata; bicara
adalah lancar & spontan, tetapi membingungkan & yg bukan-­bukan (juga
dikenal sbg afasia Wernicke, fasih & reseptif)
3) Afasia nominal: kesulitan untuk menemukan nama yang tepat untuk suatu
benda (juga dikenal sebagai afasia anomia dan amnestik).
4) Afasia sintatikal: ketidakmampuan untuk menyusun kata-kata dalam urutan
yang tepat.
5) Afasia Jargon: kata-kata yang dihasilkan seluruhnya neologistik; kata-kata
yang tidak masuk akal yang diulang-ulang dengan berbagai intonasi dan nada
suara.
Arti kata luas 
VI. PERSEPS pengertian, pemahaman dan
I tafsiran tentang sesuatu hal
tertentu
• Proses memindahkan stimulasi fisik Arti kata sempit 
menjadi informasi psikologis tangkapan rangsang dari luar
• Proses mental dimana stimulasi oleh panca indra
sensoris dibawa ke kesadaran A. Gangguan Persepsi
• Persepsi merupakan interaksi 2 faktor:
1. Sensorik = panca indra
B. Gangguan yg
2. intrapsikik = mengolah, berhubungan dg gangguan
dipengaruhi oleh biologi, psikologi, kognitif
sosial. C. Gangguan yg
berhubungan dg fenomena
konversi dan disosiatif
A. Gangguan
Persepsi
1. HALUSINASI
Fenomena yg nonpatologis :
→Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai
dengan stimulasi eksternal yang nyata  Halusinasi hipnagogik(N):
→Mungkin dapat disertai ada atau tidak nya persepsi sensoris yang palsu yang
interpretasi waham sehubungan dg pengalaman terjadi saat akan tertidur
halusinasi tsb
 Halusinasi hipnopompik (N):
Syarat Halusinasi : persepsi palsu yang terjadi saat
1. Ditangkap oleh panca indera terbangun dari tidur
2. Harus saat sadar
3. Terjadi berulang lebih dari 1x
4. Tidak ada objek
A. Gangguan
Persepsi
Macam Macam Halusinasi
1. Halusinasi dengar (auditoris): persepsi bunyi yang palsu, biasanya suara tetapi juga bunyi-bunyi lain,
seperti musik; merupakan halusinasi yang paling sering pada gangguan psikiatrik. Contoh : “Dokter ada
orang yang menyuruh saya tiap pagi keliling kampung, kemanapun saya pergi suara-suara itu selalu ada.”

A. Tipe Phonema 1) Comanding


2) Comenting
B. Tipe Akoasma 3) Discussion
A. Gangguan
Persepsi
Macam Macam Halusinasi
2. Halusinasi visual: persepsi palsu ttg penglihatan yg berupa citra yg berbentuk (contoh:
orang) dan citra yang tidak berbentuk (contoh: kilatan cahaya); paling sering pd ggn
organik
3. Halusinasi penciuman (olfaktoris): persepsi membau yg palsu; paling sering pd ggn
organik
4. Halusinasi pengecapan (gustatoris): persepsi tentang rasa kecap yang palsu, seperti
rasa kecap yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kejang; paling sering pada
gangguan organik. Contoh : Makanan yang berubah rasa padahal itu makanan
favoritnya.
4. Halusinasi perabaan (taktil; haptic): persepsi palsu ttg perabaan/sensasi permukaan,
seperti dari tungkai yg teramputasi (phantom limb); sensasi adanya gerakan pd /di bwh
kulit (kesemutan).
5. Halusinasi somatik: sensasi palsu tentang sesuatu hal yang terjadi di dalam atau
terhadap tubuh; paling sering berasal dari bagian viseral tubuh (juga dikenal sebagai
A. Gangguan
7. Halusinasi yg sejalan dg mood (mood- Persepsi
Macam2 Halusinasi
congruent hallucination): halusinasi dmn
isi halusinasinya konsisten dg mood yg 9. Halusinosis: halusinasi, paling sering
tertekan/manik (contoh: pasien yg adalah halusinasi dengar, yg berhubungan
mengalami depresi mendengar suara yg dg penyalahgunaan alkohol kronis yg tjd
mengatakan bhw pasien adalah org yg dlm sensorium yg jernih, berbeda dg
jahat; seorang pasien manik mendengar delirium tremens (DTs), yaitu halusinasi yg
suara yg mengatakan bhw pasien memiliki tjd dlm konteks sensorium yg berkabut.
harga diri, kekuatan & pengetahuan yg 10. Sinestesia: sensasi /halusinasi yg
tinggi). disebabkan oleh sensasi lain (contoh: suatu
8. Halusinasi yang tidak sejalan dengan sensasi auditoris yg disertai/dicetuskan oleh
mood (mood-incongruent suatu sensasi visual; suatu bunyi dialami
hallucination): halusinasi dmn isinya tdk sbg dilihat, / suatu penglihatan dialami sbg
konsisten dg mood yg tertekan/manik didengar)
(contoh: pd depresi, halusinasi tidak 11. Trailing phenonemon: kelainan persepsi
melibatkan tema­-tema tsb seperti rasa yg berhubungan dg obat-obat halusinogenik
bersalah, penghukuman yg layak, dmn benda yg bergerak dilihat sbg
A. Gangguan
Persepsi
2. ILUSI Jenisnya:
Visual
Mispersepsi atau Akustik
misinterpretasi terhadap Olfaktorik
stimuli eksternal yang nyata
Gustatorik
Taktil
B. Gangguan yg
berhubungan dg gangguan
kognitif
 Agnosia: ketidakmampuan utk mengenali & menginterpretasikan kepentingan kesan
sensoris
 Anosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit): adanya ketidakmampuan utk
mengenali suatu defisit neurologis yang terjadi pada pasien
 Somatopagnosia (ketidaktahuan tentang tubuh): adanya ketidakmampuan untuk
mengenali suatu bagian tubuh sebagai milik tubuhnya sendiri (juga disebut sebagai
autopagnosia)
 Agnosia visual: ketidakmampuan untuk mengenali benda-benda atau orang.
 Astereognosis: ketidakmampuan untuk mengenali benda melalui sentuhan.
 Prosopagnosia: ketidakmampuan mengenali wajah.
 Apraksia: ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu.
 Simultagnosia: ketidakmampuan utk mengerti lebih dari satu elemen pandangan
visual pd suatu waktu atau untuk mengintegrasikan bagian­-bagian menjadi
B. Gangguan yg
berhubungan dg gangguan
kognitif
 Anestesia histerikal: hilangnya modalitas sensoris yang disebabkan oleh konflik
emosional.
 Makropsia: pasien menyatakan bahwa benda-benda tampak lebih besar dari
sesungguhnya; bisa berhubungan dengan kondisi organik, seperti epilepsi kejang
parsial kompleks.
 Mikropsia: pasien menyatakan bahwa benda-benda adalah lebih kecil dari
sesungguhnya; bisa berhubungan dengan kondisi organik, seperti epilepsi kejang
parsial kompleks.
C. Gangguan yg
berhubungan dg fenomena
konversi dan disosiatif
 Depersonalisasi: suatu perasaan subjektif merasa tidak nyata, aneh atau tidak mengenali
diri sendiri.
 Derealisasi: suatu perasaan subjektif bahwa lingkungan adalah aneh atau tidak nyata;
suatu perasaan tentang perubahan realistik. Bersamaan dengan halusinasi visual, ilusi
 Fugue: mengambil identitas baru pada amnesia identitas yang lama; seringkali termasuk
berjalan-jalan atau berkelana ke lingkungan yang baru.
 Kepribadian ganda (multiple personality): satu orang yang tampak pada waktu yang
berbeda menjadi dua atau lebih kepribadian dan karakter yang sama sekali
berbeda. (disebut disosiatif identitas yang terdapat dalam edisi revisi dari Diagnostic and
statistical Manual of Mental Disorders [DSM-IV-TR] ).
VII. DAYA INGAT
- Daya ingat  Kemampuan untuk memproduksi / menghasilkan kembali hal-hal
yang terjadi di masa lampau
- Dipengaruhi 3 proses
1.Perhatian
2.Asosiasi dengan peristiwa lain / hubungan dengan peristiwa lain
3.Pengaruh terhadap emosi seseorang
GANGGUAN DAYA INGAT
2. Paramnesia: pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan
• Fausse reconnaissance: pengenalan yang palsu.
1. Amnesia:
• Pemalsuan retrospektif: ingatan scr tdk diharapkan (tdk
ketidakmampuan
disadari) mjd terdistorsi saat disaring mll keadaan
sebagian atau emosional, kognitif, & pengalaman skrg
keseluruhan untuk • Konfabulasi: pengisian kekosongan ingatan secara tidak
mengingat pengalaman disadari oleh pengalaman yang dibayangkan atau tidak
masa lalu; mungkin nyata yang dipercayai pasien tetapi tidak mempunyai dasar
berasal dari organik kenyataan; paling sering berhubungan dengan patologi
atau emosional. organik.
 Anterograd: amnesia • Deja vu: ilusi pengenalan visual di mana situasi yang baru
untuk peristiwa yang secara keliru dianggap sebagai suatu pengulangan ingatan
sebelumnya.
terjadi setelah suatu
• Deja entendu: ilusi pengenalan auditoris.
titik waktu.
• Deja pense: ilusi bahwa suatu pikiran baru dikenali
GANGGUAN DAYA INGAT

1. Immediate memory (Daya ingat segera): reproduksi atau


pengingatan hal-­hal yang dirasakan dalam beberapa detik
sampai menit.
2. Recent memory (Daya ingat jangka pendek) : pengingatan
peristiwa yang telah lewat beberapa hari.
3. Recent past memory (Daya ingat jangka
menengah) : pengingat peristiwa yang telah lewat selama
beberapa bulan.
4. Remote memory (Daya ingat jangka
Panjang) : pengingatan peristiwa yang telah lama terjadi.
VIII.
Kemampuan untuk mengerti, mengingat, menggerakkan dan menyatukan
INTELEGENSIA
secara konstruktif pelajaran sebelumnya dalam menghadapi situasi yang baru.

A. Retardasi mental: Kurangnya intelejensia sampai derajat dimana terdapat gangguan pada
kinerja sosial dan kejuruan
B. Demensia: Pemburukan fungsi intelektual organik dan global tanpa pengaburan kesadaran
C. Pseudodemensia : gambaran klinis menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh
suatu kondisi organik
D. Berpikir konkret : Berpikir harfiah, penggunaan kiasan yang terbatas tanpa pengertian
nuansa arti.
E. Berpikir abstrak : kemampuan untuk mengerti nuansa arti,berpikir
multidimensionaldengan kemampuan menggunakan kiasan dan hipotesis dengan tepat
IX. INSIGHT Kemampuan pasien utk mengerti penyebab
sebenarnya & arti dari suatu situasi (seperti
kumpulan gejala)
Derajat tilikan
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan, dan saat
yang bersamaan pasien sekaligus menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan org lain/penyebab eksternal atau
faktor organik sbg penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit & membutuhkan pertolongan, namun penyebabnya adl
sesuatu yg tidak diketahui dari diri pasien
5. Intellectual insight: pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian dari
penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien, namun
tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya
perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti tilikan derajat
5, namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan
Macam-macam tilikan

A. Tilikan Intelektual
Mengerti kenyataan obyektif tentang suatu keadaan tanpa kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan dalam cara yang berguna untuk mengatasi situasi
B. Tilikan Sesungguhnya
Mengetahui kenyataan obyektif tentang suatu situasi, disertai dengan daya
pendorong motivasi dan emosional untuk mengatasi situasi
C. Tilikan yang terganggu
Menghilangnya kemampuan untuk mengerti kenyataan objektif dari suatu
situasi.
X. PERTIMBANGAN
(JUDGEMENT)
→ Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan
utk bertindak secara tepat di dalam situasi tersebut.

A. Pertimbangan kritis :
kemampuan untuk menilai, melihat, dan memilih berbagai pilihan di dalam suatu
situasi

B. Pertimbangan Otomatis :
Kinerja refleks di dalam suatu tindakan

C. Pertimbangan yang terganggu :


Menghilangnya kemampuan untuk mengerti suatu situasidengan benar dan
bertindak secara tepat
TERIMAKASIH
MOHON
BIMBINGANNYA

Anda mungkin juga menyukai