Residen pembimbing
dr. Ula
FUNGSI JIWA
III.
I. II. IV.
PERILAKU
KESADARAN EMOSI BERPIKIR
MOTORIK
V. VI. VII.
BICARA PERSEPSI DAYA INGAT
IX. X.
VIII.
INSIGHT JUDGEMENT
INTELEGENSI
(TILIKAN) (PERTIMBANGAN)
I. KESADARAN
KESADARAN Keadaan fungsional individu utk mengadakan relasi
& limitasi thd dunia sekelilingnya yg terdiri dr manusia, benda, / faham,
seperti yg dpt tertangkap oleh panca indera
1) Disorientasi
6) Koma vigil
2) Pengaburan Kesadaran
7) Twilight State
3) Stupor
8) Dreamlike State
4) Delirium
9) Somnolensi
5) Koma
Waktu :
Tanggal, tahun, hari, jam
Tempat :
Bapak sekarang berada dimana?
1)
DISORIENTASI Orang :
Bapak kesini dg siapa?
Bapak tahu saya siapa?
Situasional :
Rame atau sepi sekarang ?
Pagi atau sore ?
2) PENGABURAN KESADARAN
Kesadaran yg tidak lengkap dg gangguan persepsi dan sikap.
Perhatian melantur, dan penangkapan penderita terhadap sekitarnya
tidak tepat dan tidak lengkap.
3) STUPOR
Hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling.
Penderita akinetik (tak bergerak, diam seperti patung), tetapi kesadaran
relative masih ada.
4) DELIRIUM
Kebingungan, gelisah, konfusi, reaksi disorientasi yang disertai dengan
rasa takut dan halusinasi.
5) KOMA
Derajat ketidaksadaran yang berat.
Individu tidak bereaksi pada rangsang apapun dari luar
6) KOMA VIGIL
Koma dimana pasien tampak tertidur tapi
segera dpt dibangunkan
Disebut juga mutisme akinetik
7) TWILIGHT STATE
Keadaan Temaram
Gangguan kesadaran dengan halusinasi
Seringkali digunakan secara sinonim dengan kejang parsial kompleks
atau epilepsi psikomotor.
8) SOMNOLENSI
Mengantuk yang abnormal yang paling
sering ditemukan pada proses organik.
Reaksi terhadap stimulus luar melambat.
B. GANGGUAN ATENSI
ATENSI 1) Distraktibilitas
Usaha yg dilakukan utk 2) Inatensi
memusatkan pd bagian
ttt dr pengalaman, Selektif
kemampuan utk 3) Hipervigilensi
mempertahankan
perhatian pd aktifitas, 4) Keadaan tak
kemampuan utk sadarkan diri
berkonsentrasi
2) Inatensi Selektif
1) Distraktibilitas
Ketidakmampuan utk memusatkan atensi →Hambatan hanya pada hal
hal yang menimbulkan
Penarikan atensi pd stimuli eksternal yg kecemasan
tidak penting atau tidak relevan.
Contoh: Pasien dg fobia
Contoh: Pasien2 gangguan cemas akut, cenderung tidak
misalnya saat wawancara psikiatri, pasien memperhatikan hal-hal yang
mudah terdistraksi dg stimulus eksternal menimbulkan rasa takutnya
misalnya bunyi kendaraan dari luar
3) Hipervigilensi 4) Keadaan Tak
→Atensi & pemusatan yg berlebihan pd
Sadarkan Diri
semua stimuli internal & eksternal, Trance
biasanya sekunder dr keadaan delusional Atensi yg terpusat &
kesadaran yg berubah,
atau paranoid, skizofrenia. biasanya tjd pd hipnosis,
Contoh : Skizofrenia Paranoid gangguan disosiatif, &
pengalaman religius yg luar
Hipovigilitas biasa.
Contoh: Pd orang-orang dg
Kurang perhatian terhadap sekitar.
histeria massal. Pada penari
Contoh : Skiz. Katatonik, Depresi berat (Tarik kecak)
C) GANGGUAN SUGESTIBILITAS
A. Afek
B. Mood
C. Emosi yang lain
D. Gangguan Psikologis yg berhubungan dg mood
A. AFEK Ekspresi emosi yg terlihat, mungkin tdk
konsisten dg emosi yg dikatakan pasien.
Penilaian afek :
1. Kualitas : EUTIM, Hipertim, Hipotim (Depresi), Disforik
2. Kuantitas : SEDANG, tumpul, terbatas, labil, datar
3. Rentang : Luas, sempit
4. Kewajaran : Dinyatakan dengan WAJAR/tidak wajar
5. Keserasian : Dinyatakan dengan SERASI/tidak serasi
A. AFEK
1. Ekopraksia
9. Mutisme
2. Katatonia
10. Overaktivitas
3. Negativisme
11. Hipoaktivitas
4. Katapleksi
12. Mimikri
5. Stereotipik
13. Agresi
6. Mannerisme
14. Acting out
7. Otomatisme
15. Abulia
8. Otomatisme perintah
III. PERILAKU MOTORIK
10. Overaktivitas:
Agitasi psikomotor: overaktivitas motorik dan kognitif yang berlebihan,
akibat inner tension.
Hiperaktivitas/hiperkinesis: kegelisahan dan aktivitas destruktif,
seringkali disertai dengan dasar patologi pada otak.
Tik: pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
Tidur berjalan (somnambulisme): aktivitas motorik saat tertidur.
Akathisia: perasaan subjektif terhadap ketegangan motorik sebagai
akibat sekunder dari medikasi antipsikotik atau medikasi lain yang
menyebabkan kegelisahan; duduk dan berdiri berulang secara berganti-
ganti dan berulang; dapat disalahartikan sebagai agitasi psikotik.
III. PERILAKU MOTORIK
.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
Waham ketidaksetiaan (waham cemburu): keyakinan palsu yang didapatkan
dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien adalah tidak jujur.
Erotomania: waham bahwa seseorang sangat mencintai dirinya; lebih sering
pada perempuan; juga dikenal dengan Kompleks Cleramnault-Kandinsky).
Contoh : Seorang wanita tidak mau kawin-kawin karena menunggu Prince
Charming datang menjemput.
4. Pseudologia phantastica: suatu jenis kebohongan, di mana seseorang tampaknya
percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan; disertai
dengan sindroma Munchausen, berpura-pura sakit yang berulang.
5. Hipokondria: keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan pasien yg didasarkan
bukan pada patologi organik yg nyata, tetapi pada interpretasi yg tidak realistik thd
tanda atau sensasi fisik sebagai suatu yg tak normal.
Contoh : Seorang pasien merasa yakin bhw isi perutnya berdarah-darah karena
terasa tidak enak.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
6. Kecenderungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikiran pd ide tertentu,
disertai dg irama efektif yg kuat, seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi
ttg bunuh diri /membunuh.
Egomania: preokupasi dengan diri sendiri yang patologis.
Monomania: preokupasi dengan suatu objek tunggal.
10. Noesis: suatu wahyu dmn tjd pencerahan yg bsr sekali disertai dg perasaan bhw
pasien telah dipilih utk memimpin dan memerintah.
11. Unio mystica: suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik bersatu dengan
kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu gangguan dalam isi pikiran jika
sejalan dengan keyakinan pasien atau lingkungan kultural.
A. GANGGUAN ISI PIKIR
12. Fobia: rasa takut patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi
terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu
Fobia sederhana: rasa takut yg jelas thd Ailurofobia: rasa takut terhadap kucing.
objek/situasi yg jelas (contoh: rasa takut thd laba- Eritrofobia: rasa takut terhadap warna merah
laba /ular) (merujuk terhadap rasa takut terhadap darah).
Fobia sosial: rasa takut akan keramaian masyarakat, Panfobia: Rasa takut terhadap segala sesuatu.
seperti rasa takut berbicara dg masyarakat, Klaustrofobia: rasa takut thd tempat yg
bekerja/makan dlm masyarakat tertutup.
Akrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tinggi Xenofobia: rasa takut terhadap orang asing.
Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang terbuka Zoofobia: rasa takut terhadap binatang.
13. Lompat gagasan (flight of ideas): verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus
menerus yang menghasilkan terus pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain
14. Asosiasi bunyi (clang assosiation): asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda
artinya; kata tidak mempunyai hubungan logis
15. Penghambatan (blocking): terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau
gagasan diselesaikan; Penderita tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun sesudah beberapa
waktu, sesudah keadaan ini hilang, arus pikiran dapat kembali seperti semula. Interupsi dari
progresi pikiran ini disebabkan oleh aktivitas yang kompleks dari afek yang tidak menyenangkan.
Blocking sering kita jumpai pada skizofrenia.
Contoh : Pasien bercerita kegiatan selama berlibur kemudian terhenti tiba – tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian melanjutkan kembali. Terkadang pasien tidak melanjutkan namun justru
kembali mengalami halusinasi pendengaran
16. Glossolalia: ekspresi pesan-pesan yg relevan melalui kata-kata yg tidak dipahami (juga dikenal
sebagai "berbahasa lidah"); tidak dianggap sbg ggn pikiran jika tjd pd praktek keagamaan tertentu
V. BICARA
Dinyatakan dalam :
A. Kualitas pembicaraan
(Intonasi, volume,
kecepatan pembicaraa, Ggn
artikulasi, isi pembicaraan) Bicara
→ cukup/kurang Kondisi
B. Kuantitas pembicaraan patologis
(jumlah pembicaraan) → Ggn
cukup/kurang Afasik
A. GANGGUAN BICARA
A. Retardasi mental: Kurangnya intelejensia sampai derajat dimana terdapat gangguan pada
kinerja sosial dan kejuruan
B. Demensia: Pemburukan fungsi intelektual organik dan global tanpa pengaburan kesadaran
C. Pseudodemensia : gambaran klinis menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh
suatu kondisi organik
D. Berpikir konkret : Berpikir harfiah, penggunaan kiasan yang terbatas tanpa pengertian
nuansa arti.
E. Berpikir abstrak : kemampuan untuk mengerti nuansa arti,berpikir
multidimensionaldengan kemampuan menggunakan kiasan dan hipotesis dengan tepat
IX. INSIGHT Kemampuan pasien utk mengerti penyebab
sebenarnya & arti dari suatu situasi (seperti
kumpulan gejala)
Derajat tilikan
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan pertolongan, dan saat
yang bersamaan pasien sekaligus menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan org lain/penyebab eksternal atau
faktor organik sbg penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit & membutuhkan pertolongan, namun penyebabnya adl
sesuatu yg tidak diketahui dari diri pasien
5. Intellectual insight: pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian dari
penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien, namun
tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya
perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti tilikan derajat
5, namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan
Macam-macam tilikan
A. Tilikan Intelektual
Mengerti kenyataan obyektif tentang suatu keadaan tanpa kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan dalam cara yang berguna untuk mengatasi situasi
B. Tilikan Sesungguhnya
Mengetahui kenyataan obyektif tentang suatu situasi, disertai dengan daya
pendorong motivasi dan emosional untuk mengatasi situasi
C. Tilikan yang terganggu
Menghilangnya kemampuan untuk mengerti kenyataan objektif dari suatu
situasi.
X. PERTIMBANGAN
(JUDGEMENT)
→ Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan
utk bertindak secara tepat di dalam situasi tersebut.
A. Pertimbangan kritis :
kemampuan untuk menilai, melihat, dan memilih berbagai pilihan di dalam suatu
situasi
B. Pertimbangan Otomatis :
Kinerja refleks di dalam suatu tindakan