LINGKUNGAN
Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Rencana Aksi Kegiatan Penyehatan Lingkungan Ta 2020-2024
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas dilakukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat dan mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan. Berupa :
Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan terhadap pasien atau keluarga dari pasien yang
menderita gangguan kesehatan karena faktor risiko lingkungan.
Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan berdasarkan hasil konseling yang menunjukkan
peningkatan kejadian kesakitan akibat faktor risiko lingkungan dan dilakukan paling lambat 24 jam
setelah konseling
Intervensi ditetapkan berdasarkan hasil inspeksi yang telah dilakukan. Intervensi dapat dilakukan
secara mandiri atau bekerjasama dengan pihak lain yang terkait dengan melakukan KIE (komunikasi,
informasi, dan edukasi) pemberdayaan masyarakat, perbaikan dan pembangunan sarana,
pengembangan teknologi tepat guna, dan rekayasa lingkungan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Penyediaan air bersih
● Air bersih : memenuhi persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan
radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping
● Penyediaan air bersih yang terbatas dan air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam
komponen pencemar akan memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat
● Buang Air Besar Sembarangan (BABS) merupakan salah satu penyebab dari pencemaran air
Indonesia
● Data WHO pada tahun 2010 :
1,1 milyar orang peringkat ke 2
di dunia BAB di negara dengan
area terbuka penduduk BABS
terbanyak
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
PROGRAM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan.
Tujuan : mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat.
STBM memiliki 5 pilar kegiatan, yaitu :
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan/ Stop BABS,
2. Cuci Tangan Pakai Sabun/ CTPS,
3. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga/ PAM-RT,
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga,
5. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.
Pengawasan Kualitas air minum (PKAM) adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan dalam
upaya meningkatkan penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan.
Tujuannya adalah mendukung pencapaian akses air minum menuju akses universal
Pada masa pandemi, peraturan Kesehatan tentang tempat umum mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat
Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Tempat dan fasilitas umum yang diatur adalah :
Pasar dan sejenisnya Stasiun/Terminal/Pelabuhan/Bandar Udara
Pusat Perbelanjaan/Mall/Pertokoan dan sejenisnya Lokasi Daya Tarik Wisata
Hotel/Penginapan/Homestay/Asrama dan sejenisnya Jasa Perawatan Kecantikan/Rambut dan sejenisnya
Rumah Makan/Restoran dan sejenisnya Jasa Ekonomi Kreatif
Sarana dan Kegiatan Olahraga Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah
Moda Transportasi Jasa Penyelenggaraan Event/Pertemuan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol
Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). 2020.
Pengelolaan limbah medis (PLM)
PROGRAM
PLM
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat Dan Puskesmas Yang
Menangani Pasien Covid-19. 2020.
Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
PROGRAM
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk mengolah makanan dari bahan mentah hingga disajikan
menjadi makanan jadi yang dilakukan pengawasan. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam tempat pengolahan makanan yaitu :
Lantai tidak licin dan mudah dibersihkan
Dinding bersih dan dengan cat terang
Dinding tidak banyak digantungkan alat masak
TPM selalu bersih
Atap terbuat dari bahan kedap air dan langit – langit menutupi seluruh bawah atap.
Untuk setiap pekerja, harus terdapat dapur seluas 2 meter persegi.
Penerangan minimal 20 foot candle untuk setiap ruangan.
Untuk setiap 10 orang pekerja harus terdapat 1 tempat cuci tangan, sementara jumlah jamban dalam rasio 1:25 dengan pekerja.
Peralatan yang digunakan berupa alat – alat besi anti karat, atau bahan plastik yang aman, serta mudah dibersihkan.
1. Dakwani T. Higiene sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) di gudang 100 pada pelabuhan laut tanjung perak Surabaya tahun 2018
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.
2011
3. Marlinae L, Khairiyati L, Rahma F, Laily N. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Ulfah N, editor. Banjarbaru: Universitas Lambing Mangkurat; 2019
Kabupaten Kota Sehat (KKS)
PROGRAM
Program KKS bertujuan agar tercapai kondisi Kabupaten Kota bersih, aman, nyaman dan sehat untuk
dihuni dan sebagai tempat bekerja bagi warganya dengan cara terlaksananya berbagai program-program
kesehatan dan sektor lain sehingga dapat meningkatkan sarana, produktivitas dan perekonomian
masyarakatnya.
Widyawati. Menkes dan Mendagri Beri Penghargaan Swasti Saba untuk Kabupaten Kota Sehat [Internet]. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/. 2019
PANDEMI COVID-19
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang merupakan bagian dari keluarga besar virus yang
disebut virus coronavirus.
Tanda-tanda umum infeksi termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas, dan kesulitan
bernapas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
dua jalur penularan utama dari virus COVID-19: Percikan pernapasan berasal dari batuk atau bersin
orang yang terinfeksi. 1 Percikan tadi mungkin jatuh pada permukaan dimana virus dapat bertahan,
untuk itu lingkungan sekitar individu yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan
1. WHO, UNICEF. Air, Sanitasi, Higiene, dan Pengelolaan Limbah yang Tepat Dalam Penanganan Wabah COVID-19. 2020
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Kegiatan Manjaga Kebersihan Lingkungan dan Langkah-Langkah Desinfeksi Dalam Rangka Pencegahan Penularan COVID-19.
2020
ANALISIS
951.651
kasus
SITUASI
Peta sebaran COVID-19 di Indonesia pada 21 Januari 2021 yang dilaporkan oleh Komite terkonfi
rmasi
Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional memaparkan bahwa
5 provinsi yang memiliki kasus terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, 151.658
kasus
Jawa Timur, dan Sulawesi Seatan. aktif,
Perkembangan kasus terkonfirmasi di Indonesia pada beberapa hari terakhir juga sampai
melebihi 10.000 kasus tiap harinya dengan kasus tertinggi pada tanggal 16 januari yang 772.790
sembuh,
mencapai 14.224 kasus dalam satu hari
27.203
mening
gal.
Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Peta Sebaran [Internet]. covid19.go.id. 2021 [cited 2021 Jan
22].
ANALISIS
Juru bicara penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa peningkatan kasus terkonfirmasi di Indonesia
adalah testing atau pemeriksaan RT-PCR yang memang semakin meningkat jumlahnya dan masih banyaknya masyarakat yang
SITUASI
abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan
Hasil monitoring kepatuhan protokol Kesehatan Kesehatan tingkat nasional. Data update 17 Januari 2021. Didapatkan hasil
kepatuhan memakai masker dari tanggal 1 November 2020 sampai 17 Januari 2021 terus dibawah 80% dengan nilai terendah
50,27% hal ini juga selarah dengan kepatuhan menjaga jarak yang terus dibawah 60% dengan nilai terendah sebesar 35,98%.
Menurut Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS, Nurhadi. salah satu faktor yang membuat tingkat kepatuhan
masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan makin menurun adalah :
• Masih adanya orang-orang yang tidak percaya kalau virus ini nyata.
• Inkonsistensi imbauan yang disampaikan oleh pemerintah dengan pelaksanaan kebijakan di lapangan,
• Proses sosialisasi protokol kesehatan saat ini masih belum melibatkan tokoh-tokoh yang dekat dengan keseharian
masyarakat, dan
• Sebagian masyarakat justru lebih khawatir dengan hal-hal lain, seperti kehilangan pekerjaan atau tidak bisa makan, dibanding
takut dengan Covid-19
1. Candra SA, Sulistyawati RL. Dua Penyebab Tren Naiknya Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia [Internet]. https://republika.co.id/. 2020
2. Satuan Tugas Penanganan COVID-19. monitoring kepatuhan protokol Kesehatan Kesehatan tingkat nasional. Data update 17 Januari 2021.
3. Rizal JG. Kasus Covid-19 Terus Menanjak, Apa Penyebab Masyarakat Semakin Abai Protokol Kesehatan? [Internet].
https://www.kompas.com/. 2020
ANALISIS
PROGRAM INDIKATOR 2019 2020
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Desa/kelurahan pelaksana STBM 57.935 (71,6%) 28.295 (35,0%)
SITUASI
Pengawasan kualitas air minum (PKAM) Sarana air minum yang diawasi 55.631 (50,2%) 13.024 (35,0%)
Pengawasan tempat-tempat umum (TTU) TTU yang memenuhi syarat 129.178 (61,6%) 77.925 (43,1%)
Pengelolaan limbah medis (PLM) RS yang mengelola limbah medis sesuai standar 1.220 (42,6%) 2.431 (20,1%)
Pengawasan tempat pengolahan Makanan (TPM) TPM memenuhi syarat Kesehatan 55.570 (36,3%) 77.925 (43,1%)
Kabupaten kota sehat (KKS) Kabupaten/kota penyelenggara tatanan Kawasan sehat 366 (71,2%) 82 (16,0%)
Penurunan capaian pada indikator Kesehatan lingkungan ini mengakibatkan berkurangnya kabupaten atau kota yang
memenuhi kriteria kualitas kesehatan lingkungan. Dimana pada tahun 2019 terdapat 401(78,0%) kabupaten/kota yang
menuhi kriteria, sedangkan pada 2020 hanya terdapat 178 (34,6%) kabupaten/kota yang memenuhi kriteria kualitas
Kesehatan lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pantauan Data Kesehatan Lingkungan [Internet]. http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/. 2020
MASALAH
1. Kepatuhan masyarakat terhadap protokol Kesehatan untuk memakai masker yang dibawah 80% dan menjaga jarak yang
dibawah 60 % semenjak 1 November 2020 sampai 17 Januari 2021
2. Penurunan jumlah Desa/kelurahan pelaksana STBM yang pada tahun 2019 berjumlah 71,6% desa menjadi 35,0% desa
pada tahun 2020
3. Penurunan jumlah Sarana air minum yang diawasi yang pada tahun 2019 berjumlah 50,2% sarana air minum menjadi
35,0% sarana air minum pada tahun 2020
4. Penurunan jumlah TTU yang memenuhi syarat yang pada tahun 2019 berjumlah 61,6% TTU menjadi 43,1% TTU pada
tahun 2020
5. Penurunan jumlah RS yang mengelola limbah medis sesuai standar yang pada tahun 2019 berjumlah 42,6% RS menjadi
20,1% desa pada tahun 2020
6. Penurunan jumlah Kabupaten/kota penyelenggara tatanan Kawasan sehat yang pada tahun 2019 berjumlah 71,2%
Kabupaten/kota menjadi 16,0% Kabupaten/kota pada tahun 2020
PRIORITAS MASALAH
MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS
Kepatuhan masyarakat terhadap protokol Kesehatan untuk memakai 5 5 5 15 I
masker yang dibawah 80% dan menjaga jarak yang dibawah 60 %
semenjak 1 November 2020 sampai 17 Januari 2021
Penurunan jumlah Desa/kelurahan pelaksana STBM yang pada tahun 3 3 3 9 III
2019 berjumlah 71,6% desa menjadi 35,0% desa pada tahun 2020
Penurunan jumlah Sarana air minum yang diawasi yang pada tahun 0 1 0 1 V
2019 berjumlah 50,2% sarana air minum menjadi 35,0% sarana air
minum pada tahun 2020
Penurunan jumlah TTU yang memenuhi syarat yang pada tahun 2019 4 2 4 10 II
berjumlah 61,6% TTU menjadi 43,1% TTU pada tahun 2020
Penurunan jumlah RS yang mengelola limbah medis sesuai standar 2 1 1 6 IV
yang pada tahun 2019 berjumlah 42,6% RS menjadi 20,1% desa pada
tahun 2020
Penurunan jumlah Kabupaten/kota penyelenggara tatanan Kawasan 1 3 2 6 IV
sehat yang pada tahun 2019 berjumlah 71,2% Kabupaten/kota menjadi
16,0% Kabupaten/kota pada tahun 2020
ANALISIS PENYEBAB
MASALAH
MAN MONEY
Masyarakat lebih
Masih adanya masyarakat yang tidak mementingkan
percaya kalau virus COVID-19 nyata pekerjaan daripada
Kepatuhan masyarakat
covid-19.
terhadap protokol
Kesehatan untuk
memakai masker yang
dibawah 80% dan
menjaga jarak yang
Inkonsistensi imbauan yang
dibawah 60 % semenjak
disampaikan oleh pemerintah dengan
1 November 2020
pelaksanaan kebijakan di lapangan
sampai 17 Januari 2021