Anda di halaman 1dari 31

Psychotherapy in schizophrenia: a retrospective controlled study

Annbjørg Haram, Egil Jonsbu, Roar Fosse, Finn Skårderud & Torstein Hole

Oleh:
Ananda Rizky Hapsari - 22010119220108
Koass Ilmu kesehatan Jiwa / Periode 5 April-2 Mei 2021
PSPPD FK Undip

Supervisor Pembimbing :
dr. Hang Gunawan Asikin, Sp.KJ

Residen Pembimbing :
dr. Ula Faza N.
PENDAHULUAN:
Abstrak Meskipun intervensi farmakologis telah menjadi tatalaksana
andalan untuk skizofrenia, kini pengakuan akan pentingnya
psikoterapi telah berkembang dengan pesat.

TUJUAN:

Mengetahui apakah pendekatan psikoterapi baru, yaitu terapi dialog


(DT), memiliki efek yang lebih baik dari perawatan psikiatri standar
(ST) pada skizofrenia.

METODE:

Sebanyak 24 pasien terdiagnosis skizofrenia dirawat dengan DT dan


24 pasien yang cocok sesuai usia, jenis kelamin, serta diagnosis,
dirawat dengan ST
HASIL:
Abstrak
Setelah di evaluasi selama 4 tahun, kelompok DT memiliki skor yang
secara signifikan lebih tinggi pada fungsi (GAF-F) dan gejala (GAF-S)
dibandingkan dengan kelompok ST. signifikansi (Cohen's d) sangat
.
besar, yaitu 238 untuk GAF-S dan 241 untuk GAF-F. Jumlah dan dosis
obat psikoaktif secara signifikan lebih rendah pada kelompok DT
dibandingkan dengan kelompok ST saat dilakukan evaluasi, meskipun
waktu psikoterapi di grup DT lebih singkat.

KESIMPULAN:

Studi ini memberikan bukti awal bahwa terapi dialog dapat meningkatkan
perbaikan gejala dan fungsi dibandingkan dengan perawatan psikiatri
standar.
Pendahuluan
Sejarah psikiatri telah didominasi oleh
Menurut tinjauan sistematis, pengobatan
fokus kepada penyakit, dengan peran
antipsikotik dapat mengurangi gejala
sentral pada intervensi farmakologis
tetapi meningkatkan risiko efek samping
untuk orang yang didiagnosis
akibat pengobatan
dengan skizofrenia

Konsisten dengan gagasan ini, studi


Beberapa penelitian menunjukkan evaluasi selama tujuh tahun tentang
bahwa proporsi pasien akan lebih baik strategi pengurangan dosis menunjukkan
jika tidak pernah terpapar neuroleptik, lebih unggulnya tingkat pemulihan jangka
atau didorong BAuntuk menarik mainly
develops diri secara
in panjang dibandingkan dengan
bertahap dari obat-obatan pengobatan pemeliharaan menggunakan
Japanese children 1 to
antipsikotik
4 years of age
Gagasan bahwa skizofrenia yang Namun demikian, penelitian yang
telah lama dianggap sebagai lebih baru menggarisbawahi
penyakit otak sejauh ini masih pentingnya memahami konteks
kontroversial dapat diobati secara perkembangan, interpersonal, dan
psikologis psiko-afektif pasien

Sebuah studi terkontrol mendukung Pada sebuah penelitian di Amerika


manfaat intervensi keluarga, sedangkan Serikat, menemukan bahwa keterlibatan
meta-analisis menyarankan bahwa awal pasien dengan pengambilan
psikoterapi yang bersifat individual, keputusan bersama, dapat meningkatkan
BA develops mainly in
dengan atau tanpa obat antipsikotik, hasil klinis dan fungsional pada
Japanese children 1 to
efektif untuk skizofrenia skizofrenia
4 years of age
PERSPEKTIF TEORITIS SENTRAL DALAM TERAPI DIALOG (DT)

DT menawarkan pendekatan terpadu, termasuk metodologi


fleksibel yang berasal dari tradisi psikoterapi yang ada yang
menekankan pada emosi, relasi, identitas, dan pengaturan
diri yang merupakan karakteristik psikosis. Dalam DT, pertanyaan terapis diajukan dalam dialog dan
kolaborasi dengan pasien. Jika ada sesuatu yang
ditafsirkan, dilakukan bersama dengan pasien dan bukan
oleh terapis sendiri

Terapis menekankan pada penciptaan suasana yang aman


dan dapat diprediksi
Terapis bekerja sama secara tulus dengan pasien dalam
mengeksplorasi pengetahuan tentang pengalaman psikotik
dan tekanan hidup, serta memberikan penekanan khusus
pada pemulihan.

Interaksi terapeutik sentral adalah untuk memberdayakan


identitas pasien, regulasi diri, dan pertumbuhan emosional.
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DENGAN PSIKOTERAPI LAINNYA

Menekankan intervensi sederhana dan mudah dipahami dengan fokus pada kondisi mental pasien saat ini

Perawatan standar (ST) untuk psikosis meliputi


pengobatan, berbagai bentuk terapi suportif dan DT berfokus pada kualitas pengalaman
pendekatan psiko-edukatif. Hal ini pragmatis dan internal pasien dan memperkaya rasa percaya
berfokus pada gejala dan bertujuan mencegah diri mereka sebagai fitur vital untuk
perburukan penyakit daripada mempromosikan memulihkan kesehatan.
perubahan pribadi

Perbedaan utamanya adalah memasukkan


Biasanya dalam pendekatan psikodinamik,
pasien ke dalam dialog aktif dan eksplorasi serta
interpretasi sering dikembangkan oleh terapis saja
kolaborasi dalam hubungan yang setara
METODE KHUSUS DALAM DT

Sesi satu jam setiap minggu. terdapat tiga fase, dan lamanya pengobatan biasanya bervariasi dari tiga bulan sampai tiga tahun.

Masalah yang disoroti oleh terapis dalam tiga fase pengobatan adalah sebagai berikut:

Fase pertama: Fase kedua: Fase ketiga:


• Ciptakan hubungan terapeutik yang aman • Menjaga hubungan terapeutik yang aman • Mendorong kemandirian
• Berikan antusiasme, dengarkan, dan • Lihat keseluruh manusia secara utuh • Mendukung kekuatan sendiri
berbagi bahasa
• Pengembalian diri • Berikan alat pada pasien
• Memberi tanggapan
• Mempersonifikasikan gejala • Kembali ke kehidupan normal
• Kurangi ketakutan
• Puji perbaikan dan berikan harapan
Metode
Partisipan Metode
Pasien yang terdaftar untuk Kelompok intervensi (DT) (N = 24)
pengobatan mulai 1 Januari 1991 terdiri dari semua pasien yang didiagnosis
hingga 1 September 2008 di Klinik dengan skizofrenia. Kelompok kontrol (ST)
Rawat Jalan Psikiatri, Departemen (N = 24) dipilih dari total populasi pasien
Psikiatri di Rumah Sakit Ålesund. dengan skizofrenia yang memulai atau
Psikoterapi DT dilakukan oleh satu memulai kembali pengobatan dalam masa
orang penelitian.

Pemilihan dilakukan dengan


menemukan pasien yang memiliki
kecocokan terbaik dengan setiap pasien di
kelompok intervensi (DT) pada empat
variabel dengan urutan prioritas sebagai
berikut: (1) Diagnosis, (2) Bulan dan tahun
terapi dimulai, (3) Jenis Kelamin, dan (4)
Usia.
Pengukuran Metode
• Hasil utama : skor gejala dan fungsi pada Global Assesment of Functioning Scale (GAF)
• Hasil sekunder :
(a) jumlah dan dosis pengobatan
(b) lamanya terapi
(c) jumlah masuk dan hari rawat inap di bangsal psikiatri.

Peneliti mengumpulkan informasi pada periode baseline


(awal) dan follow-up terkait setiap penggunaan
antiepilepsi, antipsikotik, anxiolytics, hipnotik dan
sedatif, dan antidepresi
Pengukuran GAF
• baseline : evaluasi pertama sebelum dimulainya Pengobatan selanjutnya dipilah menjadi: neuroleptik
pengobatan. dosis rendah, neuroleptik dosis tinggi, ansiolitik,
• follow-up : evaluasi terakhir selama masa studi. antidepresan, dan mood stabilizer. Kami juga
menghitung jumlah total semua obat psikoaktif yang
digunakan.

Keputusan untuk membuat perubahan pada perawatan


farmakologis tidak dipengaruhi oleh terapis DT
Pengukuran Metode

Rawat inap diukur dengan menghitung frekuensi masuk Pada kelompok DT, disediakan satu sesi terapi setiap
rumah sakit dan jumlah total hari dirawat di rumah sakit minggu untuk setiap pasien, dengan perawatan yang
sebelum dimulainya pengobatan (baseline) dan setelah berbeda-beda lamanya dari tiga bulan sampai tiga tahun
akhir pengobatan (follow-up). tergantung pada kebutuhan pasien

Psikoterapi tidak dilakukan selama rawat inap untuk Pada kelompok ST, frekuensi sesi bervariasi, dengan
pasien dalam kelompok manapun. kemungkinan peningkatan frekuensi psiko-edukatif atau
sesi suportif saat dibutuhkan.
Metode

Analisis data

Variabel dengan distribusi normal dianalisis dengan student t-test. Perbandingan lain
dilakukan dengan tes non-parametrik yang sesuai (tes Mann-Whitney).
P <0,05 dipertimbangkan signifikan secara statistik.
Semua analisis dilakukan dalam SPSS v. 20.0 for Windows (SPSS Inc., Chicago, IL).
Hasil
A. Karakteristik Dasar
B. Perubahan GAF-S dan GAF-F mulai periode awal
(baseline) hingga follow-up

Pada follow-up, kami menemukan skor GAF-S dan


GAF-F yang secara signifikan lebih tinggi pada
kelompok DT dibandingkan dengan kelompok ST;
75,4 (SD = 15,1) vs 45,4 (SD = 12,8)
dan
77,7 (SD = 15,5) vs 44,0 (SD = 11,3)
(p <0,001)
C. Perubahan terkait penggunaan obat

Selama masa pengobatan, penggunaan semua jenis obat berkurang


pada kelompok DT. Sementara itu, ada peningkatan pada ST kelompok.
Pada periode follow-up, terdapat perbedaan yang signifikan, terutama obat
antipsikotik dosis tinggi (p <0,001) serta antidepresan (p <0,001) yang
berkurang pada kelompok DT.
D. Perubahan terkait durasi rawat inap

• Sebelum memulai pengobatan (baseline), kelompok ST memiliki


jumlah hari yang lebih sedikit di rumah sakit dan frekuensi masuk ke
rumah sakit yang lebih sedikit dibandingkan kelompok DT. Perbedaan
ini bertahan hingga akhir masa pengobatan (dalam masa studi).

• Namun, pada analisis statistik distribusi terdapat lima nilai ekstrim


dalam kelompok DT. Ketika nilai-nilai ini dikeluarkan dari analisis,
tidak ada perbedaan yang signifikan pada hari rawat inap antar kedua
kelompok.
E. Durasi psikoterapi

Para pasien dalam kelompok DT memiliki lama waktu perawatan


psikoterapi (dalam bulan) yang lebih sedikit selama masa studi
dibandingkan dengan kelompok ST.

median (min / max) = 42 (3/132) vs 168 (12/213)


Pembahasan
Pasien dengan skizofrenia yang Pada masa follow-up, kedua kelompok
menerima DT mencapai fungsi yang lebih mengalami peningkatan skor GAF yang
baik dan gejala yang lebih sedikit signifikan dibandingkan dengan baseline.
daripada pasien yang menerima ST saat Namun, peningkatan secara substansial
follow-up setelah rata-rata empat tahun lebih tinggi pada kelompok DT
dan satu bulan.

Skor gejala GAF (GAF-S) Skor fungsi GAF (GAF-F)

DT ST DT ST

75.4 45.5 77.7 44.0

DT : mewakili gejala stres sedang DT : fungsi yang baik dan hanya sedikit penurunan fungsi
ST : gejala serius yang membutuhkan penanganan sosial, pekerjaan, dan pendidikan
pengobatan lebih lanjut ST : masalah serius dalam hubungan sosial (tidak ada
teman), pekerjaan, dan pendidikan
Obat antipsikotik memiliki risiko kesehatan yang serius, termasuk peningkatan
mortalitas, dan efek samping yang parah mungkin menyakitkan bagi pasien.

Saat dilakukan follow-up, kelompok DT menggunakan dosis yang secara


signifikan lebih rendah dari semua kategori pengobatan, termasuk neuroleptik
dosis tinggi dan antidepresan.

Hal ini sejalan dengan sikap dinamis dalam DT untuk membatasi penggunaan
obat psikiatri dan penekanan pada dialog. Temuan menunjukkan bahwa DT
menyebabkan pengurangan penggunaan obat dan peningkatan kesehatan
mental.
Kesimpulan
Penerapan terapi dialog memiliki hasil yang memuaskan terhadap
pasien yang didiagnosis dengan skizofrenia dalam hal peningkatan
fungsi dan penurunan gejala serta penggunaan obat
Critical
Appraisal
PICO
POPULATION

Peneliti melibatkan 49 pasien yang terdaftar untuk pengobatan di Klinik


Rawat Jalan Psikiatri, Departemen Psikiatri di Rumah Sakit Ålesund mulai
1 Januari 1991 hingga 1 September 2008

INTERVENTION

• Pelaksanaan terapi dialog pada kelompok intervensi dengan


disediakan satu sesi terapi setiap minggu
PICO
COMPARISON

• Peneliti membandingkan skor gejala dan fungsi pada Global Assesment


of Functioning Scale (GAF), jumlah dan dosis pengobatan, lamanya
terapi, serta frekuensi masuk ke rumah sakit dan lamanya hari rawat
inap di bangsal psikiatri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
pada akhir periode follow-up selama 4 tahun 1 bulan

OUTCOME

• Hasil utama adalah skor gejala (GAF-S) dan fungsi (GAF-F) pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
VIA
VALIDITY

1. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?


Ya fokus penelitian ini sudah sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas
terapi dialog terhadap perbaikan gejala dan fungsi pada pasien skizofrenia

2. Apakah subjek penelitian ini diambil dengan cara yang tepat?


Ya, subjek penelitian ini diambil berdasarkan data pasien yang merupakan 49 pasien yang
terdaftar untuk pengobatan di Klinik Rawat Jalan Psikiatri, Departemen Psikiatri di Rumah
Sakit Ålesund mulai 1 Januari 1991 hingga 1 September 2008

3. Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian?


Tidak, data yang dikumpulkan oleh peneliti memiliki beberapa kekurangan seperti diagnosis
klasifikasi skizofrenia yang kurang spesifik dan tidak terdapat rincian dosis dari obat-obatan
yang digunakan selama periode terapi sehingga dapat mempengaruhi keakuratan hasil
penelitian.
VIA
VALIDITY

4. Apakah eksposur yang dilakukan sudah meminimalisir terjadinya bias?


Tidak, pasien skizofrenia dikelompokkan menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol
namun tidak terdapat penjabaran mengenai diagnosis klasifikasi skizofrenia yang lebih
spesifik sehingga dapat mempengaruhi efektifitas dari terapi dialog dan membuat hasil
penelitian menjadi meragukan.

5. Apakah analisis data sudah baik?


Ya, analisis data menggunakan student t-test untuk mengetahui tingkat signifikansi perbedaan
rerata sekelompok data dengan sebuah nilai rerata dari kelompok tertentu. Perbandingan lain
dilakukan dengan tes non-parametrik yang sesuai (tes Mann-Whitney), serta sudah
menggunakan aplikasi pengolah data
VIA
IMPORTANT

6. Apakah penelitian ini penting?


Ya karena penelitian ini memberikan kita informasi mengenai penerapan terapi dialog
yang memiliki hasil memuaskan terhadap pasien yang didiagnosis dengan skizofrenia
dalam hal peningkatan fungsi dan penurunan gejala serta penggunaan obat

APPLICABLE

7. Apakah penelitian ini bisa diaplikasikan?


Tidak, hasil penelitian ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan
penerapan terapi dialog pada pasien skizofrenia mengingat masih banyaknya data
subjek yang tidak disertakan dalam penelitian ini sehingga membuat hasilnya
meragukan.
Terima kasih, mohon arahan dan bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai