Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi
seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa
yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau
penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi
realitas. Salah satu manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang
membuat pasien tidak dapat menjalankan pemenuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Etiologi
a. Fakor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal yang dapat meningkatkan stres dan ansietas yang
dapat berakhir dengan gangguan persepsi. Pasien mungkin
menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang
merasa disingkirkan atau kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi
sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi.

6
7

3) Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran
ganda atau peran yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas
berat terakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga
terjadi halusinasi.
4) Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan
orientasi realitas, serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran
ventikal, perubahan besar, serta bentuk sel kortikal dan limbik.
b. Faktor Presipitasi
1) Stresor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang penting, atau
diasingkan dari kelompok dapat menimbulkan halusinasi.
2) Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin,
indolamin, serta zat halusigenik diduga berkaitan dengan
gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi.
3) Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai
terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan
berkembangnya gangguan orientasi realitas. Pasien
mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang tidak
menyenangkan.
4) Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan
orientasi realitas berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif
persepsi, motorik, dan sosial.
8

3. Rentang respons neurobiologi


Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, waham
merupakan gangguan pada isi pikiran. Keduanya merupakan gangguan
dari respons neorobiologi. Oleh karenanya secara keseluruhan, rentang
respons halusinasi mengikuti kaidah rentang respons neorobiologi.
Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah adanya
pikiran logis dan terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Rentang
respons yang paling maladaptif adalah adanya waham, halusinasi,
termasuk isolasi sosial menarik diri. Berikut adalah gambaran rentang
respons neorobiologi.
Adaktif Maladaktif

 Kadang proses Gangguan proses


• Pikiran logis. pikir tidak • berpikir/
• Persepsi akurat. terganggu. waham.
Emosi konsisten
• dengan • Ilusi. • Halusinasi.
Emosi tidak Kesukaran proses
pengalaman. • stabil. • emosi.
Perilaku tidak Perilaku tidak
• Perilaku cocok. • biasa. • terorganisasi.
Hubungan sosial
• harmonis. • Menarik diri. • Isolasi sosial.

Gambar 2.1  Rentang Respons Neurologi


9

4. Jenis-jenis dan tanda halusinasi


Menurut stuart (2007) halusinasi terdiri dari dua jenis:
a.   Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering mendengar suara
orang. Suara berbentuk kebinsingan yang kurang jelas sampai kata-
kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ada percakapan
lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
b.   Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan biasa
yang menyenangkan atau menakut ksn seperti melihat monster.
c. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenang kan. Halusinasi penghidu
sering akibat stroke, tumor, kejang , atau dimensia.
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa tesentrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
f. Cenestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
g. Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
10

5. Tahapan halusinasi
a.   Fase I
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang
menyenang kan untuk meredakan ansietas. Disini klien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
b.   Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien mulai lepas
kendali dan mungkin mencoba untuk mengendalikan jarak dirinya
dengan sumber yang dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-
tanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-
tanda vital (denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah), asyik
dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk
membedakan halusinasi dengan realita.
c.   Fase III
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Disni klien sukar berhubungan
orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari
orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan
terutama jika akan berhubungan dengan orang lain.
d.   Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah
halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri,
tidak mampu berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien sangat
membahayakan.
11

6. Rentang respon
Halusinasi merupakan salah satu respon maladatif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiologi.
a. Pikiran logis
Yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
b. Persepsi akurat
Yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului
oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu yang
ada di dalam maupun diluar dirinya.
c. Emosi konsisten
Yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek keluar di sertai
banyak banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung tidak
lama.
d. Perilaku sesuai
Perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah
masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya umum yang
belaku.
e. Hubungan sosial harmonis
Yaitu hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar individu
dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk kerja sama.
f. Proses pikir kadang tergantung (ilusi)
Yaitu menifestasi dari persepsi implus eksternal melalui alat panca
indra yang memproduksi gambaran sensorik pada area tertentu diotak
kemudian diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah dialami
sebelumnya
g. Emosi berlebihan atau kurang
Yaitu menisfatasi perasaan atau afek keluar berlebihan atau kurang.
12

h. Perilaku atau tidak sesuai atau biasa


Yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyesuaian
masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sesial atau berbudaya
umum yang berlaku.
i. Perilaku aneh atau tidak biasa
Perilaku individu berupa tindakan nyata dalam menyelesaikan
masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budaya
umum yang berlaku.
j. Menarik diri
Yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain.
k. Isolasi sosial
Menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam berinteraksi.

Berdasarkan rentang diatas diketahui bahwa halusinasi


merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien sehat,
persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra
(pendengaran, penglihatan,penghidu,pengecapan, dan perabaan).
7. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, danlingkungan

Perubahan persepsi sensosi: halusinasi.

Menarik diri : Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri : HDR

Sumber: Ah.Yusuf dkk, 2015


13

8. Diagnosis Keperawatan
a. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi.
b. Perubahan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan
menarik diri.
c. Menarik diri : isolasi sosial berhubungan dengan harga diri
rendah.

9. Intervensi

1) Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut.


a) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
2) Tindakan keperawatan
Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi
dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu
terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul, dan respons pasien saat halusinasi
muncul.
Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien
agar mampu mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat
cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai
berikut.
a) Menghardik halusinasi.
b) Bercakap-cakap dengan orang lain.
c) Melakukan aktivitas yang terjadwal
d) Menggunakan obat secara teratur.
14

1. INTERVENSI

DIAGNOSA 1 : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi


TUJUAN UMUM : Klien dapat mengenal halusinasinya sehingga tidak mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.

TUJUAN KHUSUS: KRITERIA HASIL : INTERVENSI

TUK 1 : 1.1 Ekspresi wajah 1. Bina hubungan saling


Klien dapat membina bersahabat, menunjukan percaya dengan
hubungan saling rasa senang, ada kontak menggunakan prinsip
percaya. mata, mau berjabat tangan, komunikasi terapeutik.
mau menyebutkan nama, 2. Sapa klien dengan ramah
mau menjawab salam, baik verbal maupun non
klien duduk berdampingan verbal.
dengan perawat, mau 3. Tanyakan nama lengkap
mengutarakan masalah klien dan nama panggilan
yang dihadapinya. yang disukai klien.
4. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
5. Beri perhatian kepada klien
dan perhatikan kebutuhan
dasar klien.
TUK 2 :
2.1 Klien dapat
Klien dapat mengenal 1. Adakan kontak sering dan
menyebutkan waktu, isi,
halusinasinya. singkat secara bertahap.
frekuensi timbulnya
2. Observasi tingkah laku klien
halusinasi.
terkait dengan halusinasi-nya
3. Bantu klien mengenal
halusinasinya.
15

4. Jika menemukan klien yang


sedang halusinasi-nya,
tanyakan apakah ada suara
yang didengar. Jika klien
menjawab ada, lanjutkan; apa
yang dikatakan.
5. Katakan bahwa perawat
percaya klien mendengar
2.2 Klien dapat
suara itu, namun perawat
mengungkapkan perasaan
sendiri tidak mendengarnya
terhadap halusinasinya.
(dengan nada bersahabat
TUK 3 : tanpa menuduh atau
Klien dapat mengontrol menghakimi
3.1 Klien dapat
halusinasinya.
menyebutkan tindakan 1. Diskusikan dengan klien apa
yang biasanya dilakukan yang dirasakan jika
untuk mengendalikan terjadinya halusinasi
halusinasinya. (marah/takut, sedih, senang)
beri kesempatan
mengungkapkan perasaan.

3.2 Klien dapat memilih


cara mengatasi halusinasi
seperti yang telah
didiskusikan dengan klien. 1. Identifikasi bersama klien
cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasinya
3.3 Klien dapat (tidur, marah, menyibukan
melaksanakan cara yang diri, dll).
telah dipilih untuk 2. Diskusikan manfaat dan cara
mengendalikan yang digunakan klien, jika
halusinasinya. bermanfaat beri pujian.

TUK 4: 1. Bantu klien memilih dan


Klien dapat dukungan melatih cara memutus
dari keluarga dalam halusinasi secara bertahap.
4.1 Keluarga dapat
mengonrol
membina hubungan saling
halusinasinya.
percaya dengan perawat.
16

1. Beri kesempatan untuk


TUK 5 : melakukan cara yang telah
Klien dapat dilatih. Evaluasi hasilnya dan
memanfaatkan obat 5.1 Klien dan keluarga beri pujian jika berhasil.
dengan baik. dapat menyebutkan
manfaat, dosis dan efek
samping obat. 1. Anjurkan klien untuk
memberi tahu keluarga jika
mengalami halusinasi.
5.2 Klien memahami
akibat berhentinya minum
obat tanpa konsultasi
1. Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang dosis,
frekuensi dan manfaat obat.

1. Diskusikan akibat
berhentinya minum obat-obat
tanpa konsultasi.

DIAGNOSA II : Isolasi sosial


TUJUAN UMUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI

TUK 1 : 1.1 Klien dapat  1. Kaji pengetahuan klien


Klien dapat menyebutkan penyebab tentang perilaku menarik diri
menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dan tanda-tandanya.
menarik diri. dari : Diri sendiri, Orang 2. Berikan kesempatan pada
lain dan Lingkungan klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul.
3. Diskusikan bersama klien
tentang perilaku menarik diri,
tanda-tanda serta penyebab
yang muncul.
4. Berikan pujian terhadap
kemampuan klien
17

mengungkapkan
perasaannya.

2.1Klien dapat 1. Kaji pengetahuan klien


TUK 2: menyebutkan keuntungan tentang manfaat dan
Klien dapat berhubungan dengan orang keuntungan berhubungan
menyebutkan lain. dengan orang lain.
keuntungan 2. Beri kesempatan pada klien
berhubungan dengan untuk mengungkapkan
orang lain dan kerugian perasaan tentang keuntungan
tidak berhubungan berhubungan dengan orang
dengan orang lain lain.
3. Diskusikan bersama klien
tentang manfaat berhubungan
dengan orang lain.
3.1 Klien dapat
mendemonstrasikan 1. Kaji kemampuan klien
TUK 3 :
membina hubungan dengan
Klien dapat melakukan hubungan sosial  secara
orang lain.
hubungan sosial secara bertahap antara :
o Klien dan perawat. 2. Dorong dan bantu klien
bertahap
o Klien dan perawat dan untuk berhubungan dengan
klien. orang lain secara bertahap
o Klien dan perawat dan 3. Bantu klien untuk
keluarga. mengevaluasi manfaat
o Klien dan perawat dan berhubungan.
4. Diskusikan jadwal kegiatan
kelompok
harian yang dapat dilakukan
bersama klien dalam mengisi
waktu.
5. Motivasi klien untuk
mengikuti kegiatan harian.
4.1 Keluarga dapat :
TUK 4 :
o Menjelaskan 1. Bina        hubungan saling
Klien dapat
perasaannya. percaya dengan keluarga :
memberdayakan sistem
o Menjelaskan cara o Salam, perkenalkan diri.
pendukung atau
merawat klien menarik o Sampaikan tujuan.
keluarga mampu
mengembangkan diri. o Buat kontrak.
kemampuan klien o Mendemon-strasikan 2. Eksplorasikan perasaan
18

untuk berhubungan cara perawatan klien keluarga.


dengan orang lain menarik diri. 3. Diskusikan dengan anggota
o Berpartisipasi dalam keluarga tentang :
perawatan klien o Perilaku menarik diri.
menarik diri. o Penyebab perilaku
menarik diri.
o Akibat yang akan terjadi
jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi.
4. Dorong anggota keluarga
untuk memberi dukungan
kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang
lain.
5. Anjurkan   anggota keluarga
secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal
satu  kali seminggu.
6.1.5.

DIAGNOSA III : Gangguan persepsi diri : Harga diri rendah


TUJUAN UMUM : Klien dapat meningkatkan harga dirinya.
TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI
TUK 1 : 1.1 Setelah 4x pertemuan 1. Diskusikan kemampuan dan
Klien dapat klien dapat aspek positif yang dimiliki
mengidentifikasi mengidentifikasi klien.
kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek 2. Setiap bertemu klien
positif yang dimiliki positif yang dimiliki : dihindari memberi penilaian
o Aspek intelektua negatif.
o Aspek sosial budaya. 3. Utamakan memberi pujian
o Aspek fisik. yang realistis.
o Aspek emosional/ke-
pribadian klien.
TUK 2 : 1. Diskusikan dengan klien
Klien dapat menilai 2.1 Setelah 6X pertemuan
kemampuan yang masih
klien dapat
19

kemampuan yang menyebutkan dapat digunakan selama


digunakan kemampuan yang dapat sakit.
digunakan. 2. Diskusikan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaannya.

TUK 3 : 3.1 Setelah 10 kali 1. Beri kesempatan pada klien


Klien dapat melakukan pertemuan klien dapat untuk mencoba kegiatan
kegiatan sesuai kondisi melakukan kegiatan sesuai yang telah direncanakan.
sakit dan kondisi sakit dan 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya kemampuan. klien.
3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah.
TUK 4 : 4.1 Setelah 12 kali 1. Beri pendidikan kesehatan
Klien dapat pertemuan klien dapat pada keluarga tentang cara
memanfaatkan sistem memanfaatkan sistem merawat klien dengan harga
pendukung yang ada. pendukung yang ada di diri rendah.
keluarga. 2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien
dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.

2. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pasien secara optimal dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan
tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan
pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai