Anda di halaman 1dari 14

SUPERFICIAL

THROMBOPHLEBITIS

S H A F I R A DW I R E S N A S A R I
161 0211 119
DEFINISI
Thrombo (bekuan) ; phlebitis (inflamasi pada vena)

Definisi Tromboflebitis secara umum

Tromboflebitis adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam


vena sekunder akibat inflamasi/trauma dinding vena atau
karena obstruksi vena sebagian.

• Thromboflebitis superficial atau disebut juga trombosis vena


superfisial, merupakan suatu gangguan dimana terjadi
peradangan dan pembentukan bekuan darah di dalam vena
permukaan (vena yang berada tepat dibawah kulit)
Thrombophlebitis didefinisikan sebagai pembengkakan pada satu atau lebih pembuluh vena sebagai
akibat dari pembekuan atau penggumpalan darah. Biasanya terjadi pada orang yang banyak berdiam
diri.

Jika vena yang terkena tepat dibawah kulit disebut thromophlebitis superficial, sedangkan
thrombophlebitis yang terjadi di jaringan otot disebut dengan Deep Vein Thrombosis (DVT) yang dapat
menyebabkan komplikasi serius jika bekuan menjadi gumpalan (emboli) dan mulai beredar dalam darah
karena dapat menyebabkan penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru).

Thrombophlebitis sepsis adalah invasi atau perluasan mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran
darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya.

Thrombophlebitis didahului dengan thrombosis


EPIDEMIOLOGI

• Kejadian meningkat seiring bertambahnya usia  banyak pada orang tua

• Lebih banyak pada wanita

• Prevalensi DVT menjadi Suoperficial Thrombophlebitis sekitar 13-24%


ETIOLOGI

Beberapa resiko terjadinya superficial thrombophlebiritis adalah:


1. Iritasi
2. Bahan kimia
3. Kehamilan
4. Duduk pada posisi lama
5. Menggunakan pil KB
6. Adanya varises
KLASIFIKASI Berdasarkan faktor penyebab:
1. Chemical Phlebitis
Phlebitis  terjadi pada tunika intima vena yang ter-iritasi dengan bahan kimia yang menyebabkan reaksi
peradangan.
Reaksi peradangan dapat terjadi akibat dari jenis cairan yang diberikan atau bahan material kateter yang
digunakan

2. Mechanical Phlebitis
Phlebitis mekanikal sering dihubungkan dengan pemasangan atau penempatan kateter i.v  saat eksteriminitas
digerakan, kateter yang terpasang ikut bergerak dan menyebabkan trauma pada dinding vena

3. Bacterial Phlebitis
Peradangan vena yang berhubungan dengan adanya kolonisasi bakteri
Bakteri yang dijumpai pada pemasangan kateter infus adalah Staphyloccocus dan bakteri gram negative

4. Post –infuse Phlebitis


Sering dilaporkan kejadiannya sebagai akibat pemasangan infus yang merupakan peradangan pada vena yang
didapatkan 48-96 jam setelah pelepasan infus
Berdasarkan Letaknya dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Pelvio Tromboflebitis
mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamenitum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina, dan vena hipograstika.
Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dextra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak
dibagian atas uterus.

2. Thromboflebitis Femoralis
mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea
GEJALA KLINIS

1. Rasa nyeri dan pembengakkan pada daerah peradangan yang terjadi sangat cepat

2. Kulit diatas vena yang meradang menjadi merah, terasa hangat dan sangat nyeri

3. Vena terasa seperti sebuah tali keras dibawah kulit, tidak terasa seperti vena normal atau
varises biasa karena adanyabekuan darah pada vena
Pelvio tromboflebitis
a. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas
dengan atau tanpa panas.
b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
1. Menggigil berulang kali, terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-
kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
2. Suhu badan naik turun secara tajam (36°C menjadi 40°C) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya
subfebris).
3. Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan.

Tromboflebitis femoralis
a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari
ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
b. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki
lainnya.
2. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
3. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
DIAGNOSA

Diagnosa biasanya bisa diketahui dari gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah, suhu, kondisi kulit dan aliran darah pada daerah
yang terkena

2. Ultarsonografi Doppler

3. Venografi  pemeriksaan radiografi dari sistem vena dengan penyuntikan kontras media (+)

4. Bisa dilakukan kultur darah atau kulit jika terdapat tanda-tanda infeksi
TATA LAKSANA
Non Farmakologi

Tromboflebitis superfisial seringkali membaik dengan sendirinya.

1. Kompres hangat

2. Gunakan stocking khusus dan sering mennggikan daerah yang terkena

3. Kateter i.v (infus) harus dilepas jika tampaknya meimbulkan tromboflebitis

4. Bisa diberikan obat untuk membantu meminimalkan terbentukanya bekuan darah, yaitu pada orang-
orang dengan trombosis vena superfisial yang sangat luas

5. Pembedahan atau skleroterapi pada vena yang terkena. Tindakan indi ada kalanya dipelrukan untuk
vena dengan varises besar dan mencegah terjadinya tromboflebitis berulang pada orang0orang yang
beresiko
Farmakologi

Antimikrobial: Vankomisin i.v 1 gram (2x1) selama 2minggu

Vankomisin adalah antibiotik bakterisidal yang tidak diabsorpsi secara oral.

Vankomisin bekerja dengan menghambat pembentukan peptidoglikan dan aktif melawan


sebagian besar organisme Gram Positif.

Vankomisin i.v penting untuk terapi pasien dengan septicemia (penyakit yang mengancam
kehidupan yang dapat terjadi ketika seluruh tubuh bereaksi terhadap infeksi) atau penyakit
lainnya akibat staphylococcus aureus

NSAID : Natrium Diklofenac 25 mg (3x sehari) bila perlu

Anti inflamasi
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
PATOFISIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai