Definisi
Tinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut
(glabrous skin) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha.
Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies
dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang
disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis.
Epidemiologi
Tinea korporis adalah infeksi umum yang sering terlihat pada daerah dengan
iklim yang panas dan lembab. Seperti infeksi jamur yang lain, kondisi hangat dan
lembab membantu menyebarkan infeksi ini. Oleh karena itu daerah tropis dan
subtropics memiliki insiden yang tinggi terhadap tinea korporis. Tinea korporis dapat
terjadi pada semua usia bisa didapatkan pada pekerja yang berhubungan dengan
hewan – hewan. Maserasi dan oklusi kulit lipaan menyebabkan peningkatan suhu dan
kelembaban kulit yang memudahkan infeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui benda
yang mengandung jamur, mialnya handuk, lantai kamar mandi, tempat tidur hotel dan
lain – lain.
Kultur dilakukan dalam media agar sabaroud pada suhu kamar (25-
30⁰C),kemudian satu minggu dilihat dan dinilai apakah ada pertumbuhan jamur.
Spesies jamur dapat ditentukan melalui bentuk koloni, bentuk hifa dan bentuk spora
Pemeriksaan lampu wood adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar ultraviolet
dengan panjang gelombang 365 nm. Sinar ini tidak dapat dilihat. Bila sinar ini
diarahkan ke kulit yang mengalami infeksi oleh jamur dermatofita tertentu, sinar ini
akan berubah menjadi dapat dilihat dengan memberi warna (fluoresensi). Beberapa
jamur yang memberikan fluoresensi yaitu M.canis, M.audouini, M.ferrugineum dan
T.schoenleinii.
Diagnosa Banding
Ada beberapa diagnosis banding tinea korporis, antara lain eritema anulare
sentrifugum, eksema numular, granuloma anulare, psoriasis, dermatitis seboroik,
pitiriasis rosea, liken planus dan dermatitis kontak.
Pengobatan
Pengobatan infeksi jamur dibedakan menjadi pengobatan non medikamentosa
dan pengobatan medikamentosa.
Non Medikamentosa
Menurut Badan POM RI (2011), dikatakan bahwa penatalaksanaan non
medikamentosa adalah sebagai berikut:
a. Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang terkena
infeksi atau bagian yang terinfeksi dikeringkan terakhir untuk mencegah
penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya.
c. Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk
mencegah penyebaran jamur tersebut.
d. Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran agar jamur tidak mudah tumbuh.
Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur. Gunakan
sandal yang terbuat dari bahan kayu dan karet.
Medikamentosa
Pengobatan tinea korporis terdiri dari pengobatan lokal dan pengobatan
sistemik. Pada tinea korporis dengan lesi terbatas,cukup diberikan obat topikal.
1. Pengobatan Topikal
Pengobatan topikal merupakan pilihan utama. Efektivitas obat topikal
dipengaruhi oleh mekanisme kerja,viskositas, hidrofobisitas dan asiditas formulasi
obat tersebut. Selain obat-obat klasik, obat-obat derivate imidazole dan alilamin dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tinea korporis ini. Efektivitas obat yang
termasuk golongan imidaol kurang lebih sama. Pemberian obat dianjurkan selama 3-4
minggu atau sampai hasil kultur negative. Selanjutnya dianjurkan juga untuk
meneruskan pengobatan selama 7-10 hari setelah penyembuhan klinis dan mikologis
dengan maksud mengurangi kekambuhan.
2. Pengobatan Sistemik
Menurut Verma dan Heffernan (2008), pengobatan sistemik yang dapat
diberikan pada tinea korporis adalah:
Griseofulvin
Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis untuk anak-
anak 15-20 mg/kgBB/hari, sedangkan dewasa 500-1000 mg/hari
Ketokonazol
Ketokonazol digunakan untuk mengobati tinea korporis yang resisten
terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200 mg/hari
selama 3 minggu.
Obat-obat yang relative baru seperti itrakonazol serta terbinafin dikatakan cukuo
memuaskan untuk pengobatan tinea korporis.
Pencegahan
Faktor-faktor yang perlu dihindari atau dihilangkan untuk mencegah terjadi
tinea korporis antara lain: mengurangi kelembaban tubuh penderita dengan
menghindari pakainan yang panas, menghindari sumber penularan yaitu binatang,
kuda, sapi kucing, anjing atau kontak dengan penderita lain, menghilangkan fokal
infeksi di tempat lain misalnya di kuku atau di kaki, meningkatkan higienitas dan
mengatasi faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelianan endokrin yang
lain, leukimia harus terkontrol dengan baik.
Juga beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada tinea korporis
harus dihindari atau dihilangkan antara lain: temperatur lingkungan yang tinggi,
keringat berlebihan, pakaian dari bahan karet atau nilon, kegiatan yang banyak
berhubungan dengan air, misalnya berenang, kegemukan, selain faktor kelembaban,
gesekan kronis dan keringat yang berlebihan disertai higienitas yang kurang,
memudahkan timbulnya infeksi jamur.
Prognosis
Prediktor-prediktor yang mempengaruhi prognosis diantaraya faktor : usia,
sistem kekebalan tubuh, dan perilaku keseharian penderita. Tinea korporis merupakan
salah satu penyakit kulit yang menular dan bisa mengenai anggota keluarga lain yang
tinggal satu rumah dengan penderita. Anak-anak dan remaja muda.
Referensi :
1. Wirya Duarsa. Dkk. 2010. Pedoman Diagnosi dan Terapi Penyakit Kulit dan
Kelamin. Denpasar : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2. Budimulja, U. sunoto. Dan Tjokronegoro. Arjatmo. 2009. Penyakit Jamur.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.