Anda di halaman 1dari 3

Skenario 1 BBDM 8 “Ruam Kulit”

I. Terminologi
1. Salep hidrokortison :
- Salah satu bentuk obat kortikosteroid oles yang termasuk ringan, obat ini bekerja
dengan mengurangi inflamasi, kemerahan, serta gatal pada kulit
2. plakat eritrema berskuama :
- plakat : peninggian kulit lebih dari 0.5 cm (diatas permukaan datar kulit)
permukaannya rata dan berisi zat padat, diameternya 2 cm atau lebih
- eritema : kemerahan kulit karena dilatasi pada papila atau retikuler dermis (bersifat
reversibel)
- squama : stratum korneum yang mengelupas dan terjadi gangguan diferensisasi pada
epidermis
3. Pemeriksaan kerokan kulit KOH 10% :
- Pemeriksaan dengan mengambil sampel dengan menggunakan pisau kerokan dengan
cara mengikis sebagian kulit yang terinfeksi untuk diperiksa
- Tujuannya untuk menemukan hifa atau spora di daerah yang terkena lesi
4. Tablet kecil kuning :
- CTM(Chlor-trimeton) : obat anti histamin yang diberikan pada pasien yang menderita
pruritis/gatal karena alergi

II. Rumusan Masalah


1. Mengapa terasa gatal saat berkeringat?
2. Pemeriksaan penunjang apakah yang dapat dilakukan oleh dokter?
3. Mengapa dilakukan pemberian salep hidrokortison?
4. Bagaimanakan proses terjadinya central healing?
5. Apakah ada hubungan antara pemakaian pakaian yang berlapis-lapis terhadap timbulnya
penyakit ini?
6. Apakah diagnosis yang memungkinkan?
7. Apakah interpretasi hasil dari pemerikasan kerokan kulit?
8. Apakah ada hubungan antara berat badan dengan kondisi yang dialami pasien?

III. Analisis Masalah


1. Pasien merasa lebih gatal karena  infeksi jamur  Butuh lingkungan yang lembab 
pasien banyak berkeringat  meningkatkan aktivitas jamur yang menginfeksi pasien

Dapat juga terjadi akibat dari reaksi hipersensitivitas yang terjadi di tubuh  sel T
intradermal (sel langerhans) sel yang memberi sinyal pada sel t dan sel limfosit 
keringat karena rangsang simpatis  meingkatkan aktvitas sel-sel inflamatorik lainnya

2. Pemeriksaan penunjang lainnya :


- kultur jamur (membedakan jenis)
- medium agar (resistensi antibiotik)
- histopatologi (resistensi tepi yang aktif)
- lampu wood
3. Karena  menurunkan gatal  antiinflamasi  perlu obat jamur juga  kalau hanya
diberikan hidrokortison maka akan menyebabkan penekanan terhadap inflamasi namun
bukan jamur
Hidrokortison  antiinflamasi  penderita  gatal gatal dan digaruk  semakin parah
 dokter belum dapat menentukan penyakit kulit  diberikan obat sementara untuk
menurunkan inflamasi yang semakin parah

Hanya menurunkan simptomatis  diperkirakan penyebab gatal adalah alergi maka


diberikan CTM

Pemeriksaan penunjang masih kurang efektif dibandingkan rumah sakit, maka


hidrokortison diberikan untuk menanggulangi gatal-gatal yang timbul menunggu
pemeriksaan laboratorium lebih lanjut (obat simptomatik)

4. Central healing dikarenakan jamur bergerak melingkar keluar dari luka sehingga timbul
gambaran tepi aktif dan bagian tengah seperti sembuh

5. Menggunakan pakaian berlapis, maka pori/celah yang ada semakin kecil, sehingga
meningkatkan temperatur dan produksi keringat  tidak menyerap keringat  menjadi
lembab  merusak barier dari stratum korneum sehingga lebih rentan terhadap infeksi
jamur

6. Diagnosis : infeksi jamur (central healing, hifa dan spora bercabang, kerusakan kulit)
Lebih spesifiknya tinea corporis untuk tinea yang berada di daerah tubuh, dan tinea cruris
yang menginfeksi daerah dibawah lipatan paha

7. Tinea (hifa bercabang dan berspora) maka ada 3 kemungkinan penyebab yaitu :
microsporum, epidermophyton, dan tricophyton
Masih belum dapat ditentukan jenis jamur yang menginfeksi

tricophyton rubrum, tricophyton locusum, tricophyton mentagrovid , dan


epidermophyton flucusum menyukai daerah yang hangat dan lembab (ketiak dan paha)
 membantu pertumbuhan jamur

8. Pasien yang bertubuh besar, maka lipatan tubuhnya akan seakin banyak, merupakan
tempat yang baik untuk perkembangbiakan jamur karen bersuhu lebih tinggi dan lebih
lembab
Pada orang yang mngalami obesitas, energi yang diperlukan untuk melakukan gerakan
lebih besar, sehingga timbul panas tubuh dan keringat yang berlebihan, makan sebagai
kompensasi tubuh untuk menurunkan suhu diproduksi keringat lebih banyak

IV. Skema

(foto)
V. Sasaran Belajar
1. Etiologi dan diagnosis diferensial ruam kulit (gaby, salm, andry)
2. Patogenesis dan patofisiologis ruam kulit (murod, alya, alvent)
3. Faktor predisposisi ruam kulit (Nadhief, syifa)
4. UKK (laksita, ilham)
5. Pemeriksaan penunjang (ciri khas) (zakiyah, sendy, arum)
6. Cara pengambilan spesimen, cara pemeriksaan, interpretasi hasil (cathy, yesha, kemal)
DD : Tinea, candidiatis, dermatitis kontak, eterna annular, pitiriasis rosea
(tambahan)
Menjelaskan pemeriksaan penunjang (KOH, biopsi kulit, lab darah, HbA1c, glukosa darah, SGPT) 
cara pengambilan spesimen, cara pemeriksaan, interpretasi hasil

venantiusalvent@yahoo.com
kemal.pratikto@gmail.com
azharayesha_ndm@yahoo.co.id
bagusalfayad@gmail.com
alya.fadhila@gmail.com
syfkhairunisa@gmail.com
13fincade@gmail.com
zakiyahwp@gmail.com
ilham.robbi1996@yahoo.com
ayudiams@gmail.com
laksiitaa@gmail.com
gabrielladiah@gmail.com

salma.fadhilah07@gmail.com

nadh_azzami@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai