NAMA :
NURFADILLAH ( BT2101017 )
KELAS : TINGKAT 3A
WATAMPONE
b. Tujuan
diharapkan dapat membantu memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman
pakar-pakar yang ahli dibidangnya, mengetahui tingkatan penyakit berdasarkan
gejala-gejala yang dialami dari penyakit urtikaria, tidak memerlukan biaya,
menghemat waktu dalam pengambilan keputusan dan integrasi aplikasi sistem
pakar lebih efektif mencakup aplikasi yang lebih luas.
c. Pengertian
Urtikaria merupakan reaksi vaskular pada kulit, nama lain dari penyakit ini
adalah biduran, kaligata, hives dan nettle rash. Urtikaria terdiri dari berbagai
kondisi ditandai dengan munculnya edema (bengkak) yang muncul secara
mendadak dan hilang dengan perlahan, warnanya kemerahan dan terlihat pucat,
meninggi pada permukaan kulit dan terasa gatal. Klasifikasi urtikaria berdasarkan
durasi dibedakan menjadi dua yaitu urtikaria akut dan urtikaria kronis, urtikaria
akut mempunyai durasi kurang dari 6 minggu sedangkan pada urtiaria kronik
memiliki durasi lebih dari 6 minggu.
d. Etiologi
Gangguan pada urtikaria yang paling sering ditemukan dengan faktor pekerjaan,
jenis kelamin, ras dan usia, Musim dan lokasi juga memiliki peran dalam
seberapa banyak eksposur yang dimiliki seseorang. Sensasi gatal dan terbakar
sering terjadi pada urtikaria, yang disebabkan oleh reaksi alergi pada kulit.
Urtikaria ditandai dengan munculnya edema lokal (pembengkakan) secara cepat
yang menghilang secara perlahan, berwarna pucat dan tampak kemerahan, dan
biasanya dikelilingi oleh halo flare (kemerahan). Seolaholah Anda telah disengat
dan ditusuk jarum.
e. Manifestasi
a. Dijumpai edema (bengkak) sentral dengan macam-macam ukuran dan
disekitarnya disertai dengan eritema.
b. Akan ada rasa gatal atau terkadang terasa seperti terbakar.
c. Biasanya bisa hilang dalam waktu 1-24 jam dan ada yang kurang dari 1 jam.
f. Patofisiologi
Urtikaria muncul karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan
vasodilatasi yang Transudasi cairan lokal dan eritema adalah manifestasi klinis
dari kondisi ini. Pelepasan mediator-mediator contohnya seperti histamine,
leukotriene, sitokin dan kemokin merupakan penyebab dari peningkatan
permeabilitas kapiler dan vasodilatasi, migrasi transendotel dan kemotaksis, serta
ekspresi berlebih dari molekul adhesi pada sel endotel. Paparan alergen
menyebabkan sel mast mengalami degranulasi, melepaskan mediator ini. memicu
sel mast memproduksi histamin, zat berikut dapat digunakan: Morfin dekstran
dekstran kodein surfaktan lateks zat P vasoaktif usus polipeptida morfin (VIP).
Defisit inhibitor C1 esterase, yang menghambat produksi kinin, aktivasi
komplemen yang menciptakan vasoaktif dan pembuatan peptida seperti
bradikinin, dan kekurangan C1INH, semuanya merupakan penyebab angioedema.
Karena mengaktifkan sel endotel dan meningkatkan permeabilitas dan dilatasi
pembuluh darah, kina, peptida molekul kecil, berkontribusi terhadap peradangan.
Inhibitor aspirin, inhibitor enzim pengubah angiotensin, dan obat antiinflamasi
nonsteroid dapat menyebabkan angioedema berulang dengan C1INH normal.
g. Hasil Penelitian
3. Terjadinya lesi kulit 1-24 jam, pencetus terjadinya karena kontak fisik dengan
udara dingin/panas, tekanan/gores 0.45
peningkatan suhu tubuh akibat olahraga/mak anan pedas atau yang lainnya
4. Ada rasa gatal yang mengganggu, tetapi tidak mempengaruh i tidur atau aktivitas
sehari-hari 0.5
3. Dermatitis
a. Judul Penelitian
b. Tujuan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untukmengkaji lebih dalam tentang
penyakit dermatitis kontak yang terjadi akibat kerja di lihat dari penelitian
sebelumnya..
c. Pengertian
Dermatitis ialah infeksi yang terjadi pada kulit yang ditandai dengan bintil
kemerahan dan rasa gatal. Dermatitis adalah kondisi peradangan pada kulit yang
menyebabkan rasa gatal. Gatal bisa berupa kemerahan, beberapa di antaranya
mungkin tersebar, terkadang bersisik, atau berair, akibat paparan permukaan kulit
terhadap zat atau elemen dari lingkungan.
d. Etiologi
paparan kulit langsung dengan iritan. Adanya agen fisik atau kimiawi, serta
mikrotrauma menyebabkan terjadinya dermatitis kontak iritan. Keparahan DKI
dipengaruhi oleh durasi, intensitas dan konsentrasi dari iritan yang terekspos.
e. Manifestasi
Manifestasi klinis dermatitis atopik menurut Black (2014) pada banyak klien
dimulai padaa saat masa bayi. Dermatitis umumnya memiliki onset akut, dengan
ruam merah, basah dan berkusta.Ruam cenderung menampakan bentuk kronis
dari dermatitis, dengan tekstur kering, menebal, warna abu-abu kecoklatan, dan
bersisik.Ruam cenderung lokal pada lipatan-lipatan ekstremitas besar saat klien
bertambah usia.
f. Patofisiologi
g. Hasil Penelitian
Usia
Lama Kontak
Pada penelitian (Eka Pratiwi dkk, 2021) menemukakan adanya bubungan yang
signifikan (P-value 0,000 0,05)antara lama kontak dengan risiko Dermatitis
kontak pada pekerja di Proyek PT Wijaya Karya dengan nilai Prevalens Rate
(PR) 3,182 yang berarti pekerja yang mengalami lama kontak dengan bahan
kimia > 6 jam saat bekerja memiliki resiko 3,182kali terkena dermatitis kontak
dibandingkan dengan pekerja yang mengalami lama kontak dengan bahan kimia
6 jam. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pekerja dengankategorik lama
kontak memiliki proporsi tertinggi yaitu 33 pekerja (94,3%). Penelitian ini sejalan
dengan penelitianterdahulu yang dilakukan oleh Ayunda Marwah, (2018)
menunjukan bahwa lama kontak memiliki hubungan yang signifikan dengan
dermatitis kontak dengan pekerja.Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
(Nani Rianingrumdkk, 2023)berdasarkan penelitian ini pekerja laundry dengan
lama kontak terbanyak terdapat pada ≥ 8 Jam sebanyak 30 pekerja (60,0%)
sedangkan pada < 8 Jamsebanyak 20 pekerja (40,0%). Pekerja laundry beserta
lama kontak ≥ 8 Jam yang mengalamidermatitis kontak iritan sebanyak 21
pekerja (70,0%) adapun yang tidak mengalami dermatitis kontak iritan sebanyak
9 pekerja (30,0%). Pekerja laundry dengan lama kontak < 8 Jam yangmengalami
dermatitis kontak iritan sebanyak 7 pekerja (35,0%) adapun yang tidak
mengalami dermatitis kontak iritan sebanyak 13 pekerja (65,0%) dengan (P-
value=0,031 dan POR=2,000), penelitian ini didukung
penelitian Mariz et al. (2012) yang memiliki hasil P-value = 0,017 hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang antara lama kontak dengan dermatitis
kontak. Lama Kontak adalah lamanya waktu pekerja kontak dengan bahan kimia
alergen atau iritan dengan itungan jam/hari umumnya hanya di perbolehkan
selama 6 jam per hari lebih dari itu harus di lakukan upaya pengurangan kontak.
Lama kontak dengan bahan kimia akan meningkatkan terjadinya dermatitis
kontak. Semakin lama berkontak dengan bahan kimia, maka pandangan atau
iritan kulit akan terjadi sehingga menimbu kelainan kulit. Lama kontak antara
pekerja berbeda beda tergantung oleh proses pekerjaannya (Sifgrid,2015).
Masa Kerja
Penggunan APD
Personal Hygine
4. Herpes Zoster
a. Judul Penelitian
c. Pengertian
d. Etiologi
varicella zoster virus (VZV) adalah nama lain dari human herpesvirus 3 (HHV-3),
yakni jenis virus herpes yang menjadi penyebab dari 2 jenis penyakit yaitu cacar
air (varicella)dan herpes zoster/HZ (shingles).10Varicella zoster virus merupakan
anggota keluarga herpesviridae, seperti virus herpes simplex virus (HSV)tipe 1
dan 2, cytomegalovirus (CMV), Epstein-barr virus (EBV), human herpesvirus 6
(HHV-6), human herpesvirus 7 (HHV-7), dan human herpesvirus 8 (HHV-8).
e. Manifestasi
Manifestasi klinis HZ dapat bervariasi antarindividu. Pada anak dan usia dewasa
muda umumnya tidak terjadi manifestasi klinis yang parah.Herpes zoster dimulai
dengan gejala prodromal yang dapat menyerupai gejala dari penyakit lain yang
melibatkan organ viseral seperti infark miokardium, cholecystitis, atau kolik
ginjal sehingga dapat menyulitkan penegakan diagnosis dan menunda tata laksana
yang tepat.5 Gejala prodromal dapat berupa nyeri kepala, fotofobia, malaise, dan
demam. Sensasi tidak nyaman pada kulit menjadi gejala yang paling umum
terjadi
f. Patofisiologi
Perjalanan penyakit HZ meliputi fase viremia dan fase laten. Selama fase
viremia, VZV dapat menyerang sel epidermal, menyebabkan terjadinya varicella
yang bermanifestasi sebagai vesikel yang tersebar (generalisata), kemudian
masuk ke serabut saraf sensorik pada lokasi mukokutan dan berpindah secara
retrograde akson ke akar dorsal sensorik ganglion pada spinal cord, di mana virus
dapat menetap dalam fase laten di saraf kranial, akar dorsal, dan ganglion
otonom, khususnya pada badan sel neuron, karena lokasi tersebut terkait dengan
lokasi tersering terkena varicella.11,12 Reaktivasi VZV dalam fase laten dapat
muncul spontan maupun diinduksi oleh stress, demam, terapi radiasi, trauma
lokal, atau agen immunosuppressant.
g. Hasil Penelitian
Pada dasarnya, penyakit herpes zoster bersifat self-limiting atau dapat sembuh
dengan sendirinya.4 Terapi pada HZ bertujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan lesi, mengurangi keluhan nyeri akut, mengurangi risiko komplikasi
PHN, dan memperbaiki kualitas hidup pasien.5,14 Tata laksana HZ didasarkan
pada strategi 6A yaitu
1. Attract patient early (penilaian pasien sejak dini dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik)
2. Assess patient fully (menilai pasien dengan lengkap berdasarkan pada kondisi
khusus)
4. Pengobatan analgesik
Derajat nyeri pada HZ dapat dinilai dengan skala nyeri yang terstandar.Beberapa
macam obat antinyeri dan dosis yang dapat digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Nyeri intensitas sedang dapat diobati dengan paracetamol dan obat antiinflamasi
nonsteroid. Obat tersebut tidak dapat mengurangi nyeri pada PHN, namun dapat
digunakan sebagai obat lini pertama untuk mengontrol nyeri pada HZ.Nyeri akut
yang berat menjadi faktor risiko terjadinya PHN, yang berkontribusi pada
terjadinya sensitisasi sentral serta menyebabkan nyeri kronis, sehingga perlu
dipertimbangkan untuk pemberian analgesik opioid seperti tramadol dan codeine.
Nyeri akut yang lebih berat dapat menggunakan opioid aksi pendek.17Studi acak
dengan placebo melaporkan bahwa opioid lebih efektif dibandingkan gabapentin
untuk nyeri terkait HZ.
a. Judul Penelitian
b. Tujuan
c. Pengertian
d. Etiologi
Penyakit ini umumnya terjadi pada orang dewasa dari pada anak-anak. Pada
dewasa lebih sering diikuti nyeri pada kulit. Penyebab dari terinfeksi virus ini
adalah belum pernah terkena cacar air, belum menerima vaksin cacar air,terutama
ibu hamil, memiliki imunitas tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap HIV,
mengunakan obat-obatan steroid dan juga mempunyai kekebalan tubuh yang
rendah. Perlu diketahui juga virus Varicella-zoster bisa menyebabkan herpes
zoster atau cacar ular. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintil kulit berisi
air pada salah satu sisi tubuh dan terasa nyeri.
e. Manifestasi
Manifestasi klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal, stadium
erupsi. Pada stadium prodormal, individu akan merasakan demam yang tidak
terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise.
Kemudian menyusul stadium erupsi,timbulruam-ruam kulit “ dew drops on rose
petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat
badan dan ekstremitas. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat).
Makulakemudian berubah menjadi papula, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini
disertai rasa gatal.
f. Patofisiologi
g. Hasil Penelitian
6. G6 Luka Merah
8. G8 Ruam kemerahan
Mesin inferensi merupakan bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran
mengenai informasi yang ada dalam basis pengetahuan untuk menformulasikan
kesimpulan. Secara umum terdapat data pendekatan yaitu pelacakan kedepan
(Forward Chaining dan pelacakan kebelakang (Backward Chaining).Forward
Chaining adalah pendekatan yang dimotori oleh data (data driver). Pendekatan
pelacakan ini dimulai dari tujuan dan selanjutnya mencoba menggambarkan
kesimpulan atau solusi yang diharapkan. Sedangkan Backward Chaining adalah
pendekatan yang dimotori tujuan (goal driver). Pada pendekatan pelacakan
dimulai dari tujuan dan selanjutnya dicari aturan-aturan yang memiliki tujuan
tersebut dan dicari kesimpulan atau pembuktiannya.Pada sistem pakar untuk
mendiagnosa penyakit menggunakan metode Dempster Shafer dengan
menentukan dahulu gejala-gejala yang dialami, lalu melakukan analisis setelah itu
melakukan proses perhitungan dengan metode Dempster Shafer dan akan
diketahui jenis penyakit yang diderita oleh seseorang.
4. Demam 0,5
a. JURNAL INGRIS
b. JURNAL BAHASA INDONESIA