A. PENGANTAR INTEGUMENT
2. STRUKTUR
a. GAMBARAN UMUM
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 2
2
b. EPIDERMIS
Terdiri dari jaringan epitel berlapis pipih dengan penandukan (epithel squamous
complex denga kornifikasi). Dibagian permukaannya terdapat lapisan tanduk.
Epidermis merupakan lapisan tanpa pembuluh darah (avaskular). Epidermis adalah
lapisan kulit ari, merupakan lapisan kulit terluar yang berfungsi sebagai reseptor nyeri
(persarafan: free never end). Pada keadaan relaksasi (kosong) epitelnya terdiri dari 4-5
lapis
1) Stratum Corneum : lapisan permukaan epidermis, lapisan keratinosit mati.
2) Stratum Lucidum : terdiri dari beberapa lapis sel mati, terdapat pada kaki dan
tangan.
3) Stratum Granulosum : keratohialin menjadi keratin (kedap air) berperan dalam
mencegah dehidrasi.
4) Stratum Spinosum : lapisan paling tebal (skuamosa), beberapa lapis keratinosit dg
kecepatan mitosis lebih rendah.
5) Stratum Basale (Basalis) : lapisan terdalam, supplier keratinosit.
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 3
3
Ditinjau dari jenis sel yang menyusunnya, epidermis mengandung empat jenis sel,
yaitu:
1) Keratinocyte : sel utama epidermis, sel-sel epidermis yang sedang dalam berada
proses pembentukan keratin (produksi keratin).
2) Melanocyte : sel-sel pembentuk pigmen melanin (sintesa melanin), suatu
pigmen yang berperan dalam pembentukan warna kulit.
3) Langerhans : sejenis sel seperti makrophag yang berasal dari sumsum tulang
yang penting dalam pembentukan immunitas, karena berperan
dalam penyajian antigen kepada helper-T sel. Sehingga sel ini
berperan dalam sistem immunitas.
4) Merkel : sel yang berfungsi sebagai mechano-receptor dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
c. DERMIS
Lapisan dermis dari komponen jaringan ikat berisi pembuluh darah. Dalam dermis
terdapat dua lapisan, yaitu :
1) Lapisan Papillary : tersusun dalam jaringan tenun serat yang memiliki kekuatan
regang sehingga dermis menyediakan kemampuan peregangan dan kontraksi
(ayanyaman kapiler, maintenance)
2) Lapisan Reticular : anastomose arteriovenosus
Dapat membantu regulasi TD & suhu
Free Nerve end, reseptor sensoris berkapsul, serbut autonom untuk VSMC
Lebih tebal dari epidermis
d. HIPODERMIS
• bukan kulit
• tod j.i longgar dan lemak
• - fascia subcutanea / panniculus
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 5
5
adiposus
e. TIPE
f. STRUKTUR-STRUKTUR ASESORIS
1) Rambut
2) Kuku
3) Exocrine glands : sebacea (lemak), sudorifera (kerngat)
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 6
6
3. FISIOLOGI
a. FUNGSI UMUM
1) Proteksi
Sebagai barrier terhadap mikroba, toxic subs, radiasi, benturan, tekanan
Via sistem imun
Dr dehidrasi
2) Regulasi suhu tubuh
3) Sensoris
4) Ekskresi
5) Metabolisme vitamin D (pro-vitamin D berada di kulit)
b. SISTEM PIGMENTASI
Faktor
1) pigmen melanin & carotin
2) ketebalan epidermis
3) pembuluh darah dermis
4) warna darah pd pembuluh
5) genetik
Melanin
1) sintesa oleh melanosit
2) Macam
eumelanin : warna : coklat gelap. Di epidermis, rambut hitam & coklat
pheomelanin : warna kuning kemerahan
Melanosit
Jumlah melanosit/unit area sama pada semua jenis warna kulit. Yang
membedakan warna kulit :
1) Kecepatan sintesa melanin
2) Kecepatan akumulasi
3) Kecepatan degradasi
Fungsi melanin
1) Perlindungan.
2) Cara : absorbsi radikal bebas
Klinis :
4. TERMINOLOGY
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 8
8
b) DERMATOLOGIC PHARMACOLOGY
Obat yang dioleskan ke kulit:
1. Regional variation in drug penetration : Daerah kulit mempengaruhi penetrasi obat.
Contoh : Kulis scrotum, muka, axilla dan scalp lebih permeabel dibanding kulit lengan,
sehingga membutuhkan obat yang lebih sedikit untuk menghasilkan efek yang sama
(equivalent).
2. Concentration gradient : Peningkatan gradient konsentrasi akan meningkatkan transfer
massa obat per satuan waktu.
3. Dosing schedule : Sifat fisik kulit (reservoir obat). Mempengaruhi half life (half life pendek
bisa lebih memanjang)
Contoh : kortikosteroid cukup efektif diberikan 1x sehari, dimana pada kondisi lain
diberikan beberapa kali sehari.
4. Vehicles : Vehicle memaksimalkan kemampuan obat.
Penggunaan topikal :
Kandungan bahan aktif dalam vehicle memfasilitasi aplikasi ke kulit :
1. Kelarutan bahan aktif dalam vehicle
2. Kecepatan lepasnya bahan aktif dari vehicle
3. Kemampuan vehicle membasahi stratum corneum, meningkatkan penetrasi
4. Stabilitas agen terapi dalam vehicle
5. Interaksi secara kimia dan fisika dari vehicle dengan stratum corneum dan bahan aktif obat
Inflamasi akut dengan oozing, vesikulasi dan crustae baik diterapi dengan bentuk kering seperti
tincture. Wet dressing dan lotions.
ANTI BAKTERI
Preparat antibakteri topikal
1. Mencegah infeksi pada luka bersih
2. Terapi awal infeksi dermatosis
3. Mengurangi kolonisasi staphylococci pada nares, deodorisasi axila dan penatalaksanaan
Jerawat
Contoh :
1. Bacitracin & Gramicidin
2. Polymyxin B Sulfate
3. Neomycin & entamicin
Topical Antibiotics in Acne :
1. Clindamycin
2. Erythromycin
3. Metronidazole
4. Sodium Sulfacetamide
ANTI JAMUR
Infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh jamur dermatofita.
Terapi topikal : clotrimazole, miconazole, econazole, ketoconazole, oxiconazole, sulconazole,
ciclopirox olamine, naftifine, terbinafine dan tolnaftate.
Terapi oral : griseofulvin, terbinafine, ketoconazole, fluconazole, dan itraconazole.
Kandidiasis mukokutan menyeluruh kronis responsif terhadap terapi jangka panjang dengan
ketokonazol oral.
Drug for psoriasis : Acitretin (tidak boleh untuk orang hamil, tidak boleh jadi donor darah),
Tazarotene, dan Calcipotriene.
BIOPSI
Penting untuk menegakkan diagnosa kanker kulit, bula dan infeksi
Metode : Eksisi/insisi, Punch biopsi (penusukan).
Jenis-jenis biopsy:
1. Shave Biopsy : Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis.
2. Punch Biopsy : Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis,
dermis dan subcutis.
3. Surgical Excision Biopsy : Untuk menganalisa lesi secara total. Bila batas lesi tidak jelas
dengan jaringan sekelilingnya. Pada kanker yang agresif dan kanker yang kambuh.
PERSIAPAN ALAT
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 13
13
PROSEDUR BIOPSI
1. Lokal anastesi: 1-2% lidocaine (lignocaine); dapat ditambahkan adrenaline (epinephrine) untuk
menurunkan terjadinya perdarahan (jangan digunakan untuk jari tangan dan kaki)
2. Incisional (diagnostic) biopsy.
3. Menjahit bekas insisi : Efek cosmetic > synthetic monofilament suture (e.g. prolene). Kolaborasi
bedah plastik jika timbul skar.
PUNCH (Jumlah sampel lebih sedikit & Sesuai untuk lesi kecil)
PROSEDUR:
1. Berikan anastesi lokal
2. Dorong pisau biopsi ke area lesi dangan gerakan melingkar
3. Angkat steker kecil, dan pisahkan dengan gunting atau pisau bedah
4. Hentikan perdarahan dengan perak nitrat atau jahitan kecil
PATCH TEST
Untuk menentukan substansi/zat penyebab alergi pada kulit.
“Patch” dilengketkan selama 48 jam; lepaskan patch bila
sakit, pruritus atau iritasi. Pembacaan 20 – 30 menit setelah
patch dilepas.
Penilaian hasil
(+) : Hanya eritema.
(++) : Eritema dan papula.
(+++) : Eritema, papula dan vesikula kecil.
(++++) : Semua diatas, vesikula besar, bulla, kadang
ulserasi.
IMMUNOFLURESINE
Mengkombinasikan antigen atau antibody dengan zat Fluorokrom (antibody dapat berpencar dengan
mengikatkan pada zat warna)
Ip direct test untuk mendeteksi autoantibody terhadap bagian bagian kulit
IP indirect test, mendeteksi antibody yang spesifik dalam serum pasien.
KULTUR LUKA
Peralatan cleaning wound
Tabung kultur steril dengan lidi kapasnya
Sarung tangan steril
Sarung tangan bersih disposable
Kantung plastic untuk tempat sampah atau bengkok
Label untuk tabung kultur
Lembar permintaan laboratorium
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 15
15
d) TERAPI KULIT
Sistem Integumen terdiri dari kulit,
rambut, kuku, kelenjar keringat, dan
kelenjar minyak. Kulit adalah organ
terbesar dari semua organ. Karena luas permukaannya yang besar, biasanya memberikan
penghalang yang efektif antara kondisi ekstrem di lingkungan luar dan organ dalam tubuh. Kulit
memiliki tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis : lapisan kulit paling luar/dangkal (memiliki ketebalan 5 lapis. Bagiannya adlah
telapak kaki dan telapak tangan. Memiliki Melanocytes yaitu untuk memberika perlindungn
terhaadap sinar matahari)
2. Dermis : dibawah epidermis (menyediakan alas untuk epidermis, rambut, kuku. Lokasinya di
ujung saraf reseptor, kelenjar eringat, kelenjar minyak, pembuluh darah).
3. Lapisan subkutan : lapisan terdalam hipodermis (terdiri dari jaringan adipoa. Bantal, isolasi,
menyediakan sumber energi. Terlibat dalam pemeiharaan homoeostatis, pengaturan suhu dan
metabolisme).
LICE (PEDICULUS/KUTU)
Ditularkan melalui pakaianyang terinfeksi atau kontak pribadi. Menginfestasi area kemaluan,
rambut. Bertelur dan meninggalkan kotoran yang disebut nits yang menempel pada bulu tubuh.
Obat untuk membunuh kutu dan tungau, yaitu :
1. Lindane (Kwell, Scabene) > gamma benzena
heksaklorida.
2. Crotamiton (Eurax)
3. Permethrin (Nix) > Insektisisda
TOPICAL CORTICOSTEROIDS
Digunakan utuk mengobati dermatitis dan gejala seperti :
Eczema/Eksim (Dermatitis atopik)
Contact Dermatits (Reaksi alergi)
Seborrheic Dermatitis (kelebihan minyak)
Statis Dermatitis (wanita tua)
A) ANFIS MATA
Mata merupakan organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya dan akan
disalurkan ke otak oleh saraf sensorik menjadi informasi visual
Bola mata bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan 3 otot penggerak yang dikendalikan saraf-
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 18
18
motoric:
1) M. rektus okuli medial : gerak bola mata
2) M. obliques okuli inferior : gerak atas kebawah dan kedalam
3) M. obliques okuli superior : memutar mata keatas ke bawah
B) ORGANON VISUS
OCULUS
Bulbus oculi
Nervus opticus
OCULI ACCESSORIUS
Supercilium (eyebrow)
Palpebra – congjungtiva
M. extrinsic bulbi
Apparatus lacrimalis
C) PUPIL
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 19
19
Konvergensi
Manusia mempunyai penglihatan binokuler, artinya walau mempunyai 2 mata, tapi kita
merasakan/melihat pada satu bayangan.
Pada penglihatan binokuler, kedua bola mata bergerak sedikit ke dalam untuk memfokuskan
benda yang dekat, sehingga kedua bayangan jatuh pada titik yang sama di kedua retina pada saat
yg bersamaan, Hal ini disebut : Convergensi
Normal : mata bisa melihat objek pada jarak > 6 meter (20 feet) karena tepat difokuskan diretina.
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 22
22
A) ASTIGMATISME (SILINDRIS)
Gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran
lensa mata atau kornea tidak rata, keadaan
kelengkungan permukaan kornea atau lensa tidak
mulus.
C) KONJUNGTIVITAS
Peradangan konjungtiva yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, alergi, virus.
Penyebab: Virus, Bakteri Jamur Alergi (cuaca, debu, dll) Bahan kimia (polusi udara, sabun,
kosmetik, chlorine, dll) Trauma.
KOMPLIKASI
Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis,
Virus herpetik dapat menyebabkan parut pada kelopak mata, neuralgia, katarak, glaukoma,
kelumpuhan saraf III, IV, VI, atrofi saraf optik, dan kebutaan. Ulkus kornea, infeksi sekunder
oleh bakteri, parut kornea, dan neovaskularisasi kornea.
PENANGANAN
Konjungtivitis bakteri biasanya diobati dengan tetes mata atau krim antibiotik, tetapi sering
sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 minggu tanpa pengobatan. Karena sangat menular
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 24
24
diantara anggota keluarga lain & teman sekolah, maka diperlukan teknik mencuci tangan yang
baik dan pemisahan handuk bagi orang yang terjangkit. Dan jangan bertukar bantal atau sprei.
Kompres hangat pada mata dapat mengangkat rabas
Konjungtivitis akibat virus biasanya diobati dengan kompres hangat. Untuk mencegah
penularan, diperlukan teknik mencuci tangan yang benar.
Konjungtivitis alergi diobati dengan menghindari alergen apabila mungkin, dan pemberian tetes
mata yang mengandung antihistamin atau steroid untuk mengurangi gatal dan peradangan
Diberikan air mata buatan seumur hidup dan diobati penyakit yang mendasarinya. Sebaiknya
diberikan air mata buatan tanpa zat pengawet karena bersifat toksik bagi kornea
Terapi yang dapat diberikan misalnya vasokonstriksi lokal pada keadaan akut (epinefrin 1:1000),
astringen, steroid topikal dosis rendah dan kompres dingin untuk menghilangkan edemanya.
Untuk pencegahan diberikan natrium kromoglikat 2%
topikal 4 kali sehari untuk mencegah degranulasi sel mast. Pada kasus yang berat dapat
diberikan antihistamin dan steroid sistemik. Penggunaan steroid berkepanjangan harus dihindari
karena bisa terjadi infeksi virus, katarak, hingga ulkus
kornea oportunistik. Antihistamin sistemik hanya sedikit bermanfaat.
Konjungtivitis herpetik diobati dengan obat antivirus, asiklovir 400 mg/hari selama 5 hari.
Steroid tetes deksametason 0,1% diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis, dan iritis, tetapi
steroid berbahaya karena dapat mengakibatkan penyebaran sistemik.
KELUHAN UTAMA
Perubahan ataupun kehilangan penglihatan Keluhan bisa kurang spesifik seperti nyeri kepala atau
mata lelah Beberapa klien mungkin tidak dapat mengutarakan keluhannya.
MANIFESTASI KLINIS
Dibagi menjadi tiga kategori dasar : penglihatan, penampakkan dan sensasi nyeri dan
ketidaknyamanan. Manifestasi klinis dideskripsikan berdasarkan onset, lokasi, durasi dan
karakteristik seperti frekuensi dan derajat. Suasana sekitar onset dan respon klien pada pengobatan
sangat penting.
PENGKAJIAN MATA
1) Nyeri mata
Sensasi benda asing menimbulkan nyeri tajam superfisial
Rasa gatal dalam dapat mengindikasikan glaukoma, inflamasi, spasme otot atau infeksi
2) Penglihatan abnormal
Perubahan kemampuan visual dapat terjadi akibat abnormalitas pada mata atau sepanjang
jarak visual
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 25
25
Palpasi
1) Bola mata lunak
2) Orbita tanpa edema
3) Tidak ada regurgitasi punkta
4) Tidak nyeri pada aparatus lakrimalis
Pemeriksaan Funduskopi
1) Reflek merah tervisualisasi
2) Rasio AV sekitar 2:3
3) Pembuluh darah tanpa pelebaran, penyempitan, pulsasi atau kedutan
4) Tepi diskus rata, tidak ada percekungan
5) Rasio cekungan : diskus = 1:3
6) Tanpa bukti perdarahan retina, bercak, plak
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 27
27
3. SISTEM PENDENGARAN
B) PEMBAGIAN TELINGA
1) Telinga Bagian Luar (Auris Externa):
a) Aurikula (pinna/daun telinga)
b) Meatus Akustikus externus (Liang telinga)
c) Membrana tympani
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 29
29
C) FISIOLOGI
MENDENGAR
Mendengar merupakan sensasi akibat ransangan pada area Auditorius korteks cerebri lobus
temporalis
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 32
32
D) PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien,
2) Riwayat sebelumnya:
a) adanya kelainan nyeri,
ADULT NURSINGIII / ARIANTIKA EKA P / 012222010 / 001 33
33