SKRIPSI
WELLA OCDIANTARI
NIM : 031711060
SKRIPSI
NIM : 031711060
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA AREA PEKERJAAN
PEMASANGAN PIPA PLAMBING DI PROYEK JAKARTA LIVING STAR
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
dan skripsi orang lain. Apabila pada kemudian hari pernyataan saya tidak
bener, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku
(cabut predikat kelulusan dan gelar sarjana).
Materai 6000
1
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Dibuat di Jakarta
Pada Tanggal Juni 2021
Yang menyatakan :
Wella Ocdiantari
2
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Penguji II
Pembimbing
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2005 – 2011 : SDN 01 Trijaya Lampung Utara
2. Tahun 2011 – 2014 : SMPN 243 Jakarta Timur
3. Tahun 2014 – 2017 : SMK Nurul Iman Jakarta Timur
4. Tahun 2017 – 2021 : Universitas Binawan
4
KATA PENGATAR
5
5. Bapak Ismail selaku Health Safety Environment di PT Trikarsa
Bahtera Abadi yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
6. Sahabat sobat perjuanganku Tamada,Nisa, Putri, Selly dan Dyah
yang telah memeberikan semangat, motivasi, support, serta
membantu dalam menyelesaikan skripsi.
7. Sahabat di wilayah cibubur seperti Dinda, Diwa, mas wasidi, pak
asep, pak fadli, pak deden, pak iwan, cak kholil, pak didi, dan pak
sinto yang selalu memberi masukan dan semangat.
8. Teman - teman program B 2017 jurusan K3 Universitas binawan yang
selalu mendukung dan juga memberikan bantuan selama penulis
menjalankan perkulihan.
9. Putri Ayu Juita dan Tasya Destiyana selaku teman magang dan
menyususn penelitian bersama.
Dengan bantuan tersebut maka peyusunan proposal skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai sabutan Sarjana Terapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Program Studi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Universitas Binawan.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Ynag Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan saudara-saudara semua. Dan skripsi ini
membawa manfaat bagi pembangunan ilmu.
Jakarta, Marer 2021
Penulis
6
ABSTRAK
Latar Belakang :
Di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang pesat terutama pada
sektor industri. Pada bidang konstruksi melibatkan banyak tenaga kerja,
peralatan, dan material dalam jumlah yang banyak sehingga dapat
menyebabkan sumber terjadinya kecelakaan kerja tinggi. Potensi bahaya
dan risiko di tempat kerja terdiri dari sistem kerja atau proses kerja,
penggunaan mesin, alat dan bahan, yang bersumber pada pekerjaannya
sendiri, perilaku hidup yang tidak sehat, pekerjaan yang tidak aman,
lingkungan kerja yang buruk, keadaan pekerjaan yang tidak ergonomi,
pengelompokkan pekerjaan dan budaya dalam bekerja. PT. Trikarsa
Bahtera Abadi berperan dalam main contrakor ( kontruksi utama dalam
bidang Mechanical & Electrical ( M/E ) dan melakukan pelaksanaan dalam
pembanguna MCC Overseas Maincontractor For Livng Star Project
( Protek Apartemen )
Metode :
Penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan
pendekatan observasional yang bersifat deskriptif analitik yang bertujuan
untuk mengetahui potensi bahaya, risiko, dan pengendalian risiko dengan
menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dengan mengkombinasi
menggunakan Standar AS/NZS 4360.
Hasil :
Berdasarkan hasil observasi, dalam berbagai jenis pekerjaan yang ada di
lapangan, terdapat pekerjaan di area Pemasangan Pipa Plumbing yang
mempunyai tahapan pekerjaan antara lain Air bersih. Kegiatan
Pemasangan Pipa Plumbing ini mempunyai serangkian / tahapan
pemasangan seperti Pemotongan besi kanal, pelubangan besi kanal,
pengelasan besi kanal, pengecatan besi kanal, aja juga pemotongan pipa
galvanis, pengelasan pipa galvanis, Pengecatan pipa galvanis,
pengangkatan pipa galvanis ( air bersih ), pemasangan pipa galvanis ( air
bersih ), dan juga pemasangan pipa PPR ( Air Bersih ), perakitan tangki
dan perakitan pompa ( air bersih ).
Simpulan :
7
Dari setiap proses pekerjaan pada area Pemasangan Pipa Plumbing di
mulai dari pemotongan besi, pengelasan, pengangkatan, melubangi
tembok atap memiliki potensi bahaya dan resiko seperti: bahaya fisik,
bahaya kimia, bahaya ergonomi, bahaya psikologi, bahaya listrik, dan
bahaya mekanik.
8
ABSTRACT
9
Keywords : Potential Hazards, Risks,Job Safety Analysis (JSA)
10
11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
12
2.5.3 Pengendalian Risiko..................................................................
13
3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................
3.6.1 Wawancara..................................................................................
4.2. Pembahasan......................................................................................
5.1. Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................
14
DAFTAR TABEL
Tabel 4.8 Pekerja Cutting Bahco Sandflex Pipa PPR ( pemotongan )..........
15
DAFTAR GAMBAR
16
BAB I
PENDAHULUAN
Potensi bahaya dan risiko di tempat kerja terdiri dari sistem kerja
atau proses kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan, yang bersumber
pada pekerjaannya sendiri, perilaku hidup yang tidak sehat, pekerjaan
yang tidak aman, lingkungan kerja yang buruk, keadaan pekerjaan yang
tidak ergonomi, pengelompokkan pekerjaan dan budaya dalam bekerja.
Pada keadaan lingkungan kerja yang buruk dapat menjadi potensi
bahaya, karena setiap pekerjaan yang dilakukan tidak selalu di kerjakan di
dalam ruangan. Keadaan yang di alami pekerja ini disebabkan banyak
factor penyebab, yaitu kondisi tubuh pekerja yang tidak sehat, faktor
cuaca yang tidak menentu dan masih banyak penyebab lainnya.
Maka dari itu kecelakaan tidak terjadi begitu saja, penyebab dari
kecelakaan kerja adalah perilaku tidak aman (unsafe action), keadaan
tidak aman (unsafe condition), atau gabungan dari dua faktor
tersebut. Dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan
waktu secara tepat sangat dibutuhkan mengingat hal yang terkait dalam
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan nyawa. Penanganan yang
cepat, tepat, dan efektif merupakan hal yang diperlukan pada setiap
kegiatan maupun pekerjaan.
17
Pada proyek JKT LIVING STAR di daerah cibubur PT.Trikarsa
Bahtera Abadi merupakan Subcontractor Mechanical & Electrical ( M/E
( kontraktor yang menerima pekerjaan pemborong dari kontraktor lainnya,
perusahaan ini dalam Bidang Mekanikal dan Elektrikal). Didalam proyek
tersebut PT. Trikarsa Bahtera Abadi bekerja sama dengan beberapa
subcontractor antaranya : JKT LIVING STAR- PHASE 1 sebagai Project
Title, PT. Sindel Propertindo Abadi sebagai Ouner, PT. Permata Trikarya
Utama sebagai contruction management, MEGATIKA sebagai Architect,
Cipta Sukses, PT. sebagai structural consultant, PT. MEKA Optima
Consultant sebagai Mechanical & Electrical Consultant.
18
melewati proses pengelasan harus dapat menghindar dari percikan dan
sinar las pada saat fabrikasi sapot, selain dari lingkungan kerja, aspek fisik
dan kesehatan pekerja juga harus diperhatikan, sebagai bagian dari
keselamatan pekerja itu sendiri, sebagai pelindung diri dari pengelasan,
penting untuk pekerja memakai kacamata las atau helm, sepatu boot,
pelindung pernafasan dan baju khusus untuk melindungi diri dari percikan
dan radiasi panas.
Dengan melihat aktivitas pekerjaan dan alat yang digunakan pada
area fabrikasi diperlukan analisis potensi bahaya, risiko, dan pengendalian
risiko dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dengan
mengkombinasi menggunakan Standar AS/NZS 4360 yang bertujuan
untuk mengetahui bahaya apa saja, mengetahui tingkat risiko dan
pengendalian bahaya degan menggunakan standar AS/NZS 4360.
Dari uraian diatas peneliti memilih melakukan penelitian dengan
judul: Job Safety Analaysis (JSA) Pada Area Pekerjaan Pemasangan Pipa
Plumbing di Proyek JAKARTA LIVING STAR PT. Trikarsa Bahtera Abadi,
Cibubur 2021.
19
1. Bagaimana identifikasi bahaya dan risiko pekerjaan di bagian
Pemasangan Pipa Plumbing?
2. Bagaimana pengendalian bahaya pekerjaan di bagian
Pemasangan Pipa Plumbing?
20
2. Peneliti mendapat wawasan dan pengalaman baru terkait
kegiatan penelitian yang dilaksanakan.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
22
Kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja disebut kecelakaan
berhubung dengan hubungan kerja yang artinya kecelakaan tersebut
terjadi akibat pekerjaanya baik yang terjadi di tempat kerja maupun
hendak pergi atau pulang dari tempat kerja. Dalam hal ini kecelakaan
kerja dapat terjadi akibat kondisi bahaya yang berkaitan dengan mesin,
lingkungan kerja, proses produksi, sifat pekerjaan, dan cara kerja.
23
10. Pendokumentasian dan pencatatan kecelakaan kerja secara
kontinu.
b. Cacat fisik
24
c. Cacat sementara
2. Kurang pendidikan
a. Kurang terampil
b. Kurang pengalaman
4. Kondisi suhu
5. Terpapar bising
25
yang berkaitan dengan elemen-elemen yang tidak diekatahui. Apabila
bahaya tersebut tidak dikendalikan dengan tepat akan dapat
menyebabkan kelelahan, cidera, dan bahkan kecelakaan yang serius.
Mengingat bahaya terdapat tanda diseluruh tempat kerja, maka upaya
untuk mencegah dan mengurangi risiko yang timbul akibat proses
pekerjaan perlu segera dilakukan. Menurut Farida 2010, dan Alfatiyah
(2017), kecelakaan kerja dapat terjadi terhadap setiap orang, kapan saja
dan dimana saja, pihak perusahaan atau manajemen serta pekerja tentu
menyakini akan pentingnya pencegahan kecelakaan kerja karena
merupakan unsur penting dalam keberhasilan produksi dan tidak
terganggu aktifitasnya.
26
kesehatan dan penyakit akibat kerja. Jenis- jenis health hazard
antara lain:
1. Bahaya mekanis
2. Bahaya listrik
27
Bahaya listrik adalah sumber bahaya yang berasal dari
tanda listrik. Energi listrik dapat mengakibatkan berbagai bahaya
seperti kebakaran, sengatan listrik dan hubungan arus listrik.
Dilingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari
jaringan listrik maupun peralatan kerja atau mesin yang
menggunakan energi listrik.
3. Bahaya kimia
4. Bahaya biologis
kerja yang berisiko tinggi bisa timbul dari hal-hal berikut ini :
1. Bahan
28
Bahaya dari bangunan, peralatan dan instalasi perlu
mendapat perhatian. Konstruksi bangunan harus kokoh dan
memenuhi syarat. Desain ruangan dan tempat kerja harus
menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Pencahayaan
dan ventilasi harus baik dan tersedia jalur evakuasi. Di dalam
tandard juga digunakan berbagai mesin dan peralatan yang
berbahaya, sehingga diperlukan alat pelindung diri dan pengaman
agar bisa mencegah terjadinya bahaya seperti kebakaran,
sengatan listrik, ledakan, luka-luka atau cedera.
3. Cara kerja
4. Proses
5. Lingkungan kerja
29
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik.
30
2. Membantu meminimalisasi meluasnya efek yang tidak diinginkan
terjadi.
31
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam
mengembangkan manajemen risiko K3. Identifikasi bahaya adalah untuk
menjawab pertanyaan apa potensi bahaya yang dapat terjadi atau
menimpa organisasi/perusahaan dan bagaimana terjadinya. Identifikasi
bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui adanya bahaya dalam
aktivitas organisasi. (4)
Sejalan dengan proses manajemen risiko, OHSAS 18001
mensyaratkan prosedur identifikasi hazard dan penilaian risiko
sebagai berikut:
1. Mencakup seluruh kegiatan organisasi baik kegiatan rutin
maupun non rutin. Tujuannya agar semua hazard yang ada
dapat diidentifikasi dengan baik, termasuk hazard yang dapat
timbul dalam kegiatan non rutin seperti pemeliharaan, proyek
pengembangan, dan lainnya.
2. Mencakup seluruh aktivitas individu yang memiliki akses ke
tempat kerja. Maka dari itu, identifikasi hazard juga
mempertimbangkan keselamatan pihak luar organisasi seperti
kontraktor, pemasok, dan tamu.
3. Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya.
Faktor manusia harus dipertimbangkan ketika melakukan
identifikasi hazard dan penialaian risiko. Manusia dengan
perilaku, kemampuan, pengalaman, latar belakang pendidikan,
dan sosial memiliki kerentanan terhadap keselamatan. Perilaku
yang kurang baik mendorong terjadinya tindakan berbahaya
yang dapat mengarah terjadinya insiden.
4. Identifikasi semua hazard yang berasal dari luar tempat kerja
karena dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia yang berada di tempat kerja.
5. Hazard yang timbul di sekitar tempat kerja dari aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan yang berada di bawah kendali
organisasi. Sumber hazard tidak hanya berasal dari internal
organisasi tetapi juga bersumber dari sekitar tempat kerja.
32
Sebagai contoh, kemungkinan penjalaran api, gas, suara, dan
debu dari aktivitas yang berada di luar lokasi kerja. Faktor
eksternal ini harus diidentifikasi dan dievaluasi.
6. Mencakup seluruh infrastruktur, peralatan, dan material di
tempat kerja, baik disediakan oleh organisasi atau pihak lain.
7. Perubahan dalam organisasi, kegiatan, atau material.
Setiap perubahan atau modifikasi yang dilakukan dalam
organisasi.
8. Perubahan sementarapun harus memperhitungkan potensi
hazard K3 dan dampaknya terhadap operasi, proses, dan
aktivitas.
9. Setiap persyaratan legal yang berlaku berkaitan dengan
pengendalian risiko dan implementasi pengendalian yang
diperlukan.
10. Rancangan lingkungan kerja, proses, instalasi, mesin,
peralatan, prosedur operasi, dan organisasinya. Termasuk juga
kemampuan manusia.
Syarat-syarat menurut OHSAS 18001 ini bertujuan untuk
memastikan bahwa identifikasi hazard dilakukan secara
komprehensif dan rinci sehingga semua peluang hazard dapat di
identifikasi. Identifikasi hazard yang dilakukan seadanya tidak
mampu menjangkau hazard yang lebih rinci. Untuk membantu
upaya identifikasi hazard, dikembangkan berbagai metoda mulai
dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Adapun data-data untuk mengidentifikasi bahaya dapat diperoleh
dari :
1. Survei peninjauan tempat kerja, untuk mengidentifikasi
sumber- sumber bahaya. Secara khusus survei akan
bermanfaat bilamana dilakukan dengan melibatkan personil
senior, dan untuk proses kerja yang sangat kompleks, bila
diperlukan dapat menggunakan tenaga ahli dari luar.
2. Data statistik keselamatan kerja yang berhubungan dengan
33
tempat kerja harus di tinjau ulang untuk membantu daerah
proses pengidentifikasian masalah.
3. Evaluasi proses kerja dapat digunakan untuk menentukan
dan mengevaluasi tugas yang berhubungan dengan proses
kerja dimana hal ini akan berguna untuk melihat bahaya
tersebut.
4. Konsultasi dengan karyawan adalah salah satu hal paling
mudah dan efektif dalam proses pengidentifikasian bahaya
di tempat kerja. Hal ini karena karyawan paling mengetahui
karakteristik tempat kerja mereka.
5. MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah hal penting
sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan bahan-
bahan kimia berbahaya.
6. Praktisi dan representative khusus dari asosiasi ahli K3,
SPSI dan badan pemerintah kemungkinan dapat membantu
untuk menyumbang saran dalam mendapatkan informasi K3
yang relevan dengan risiko dan kecelakaan di tempat kerja.
34
kewaspadaan dalam menjalankan operasi perusahaan.
c. Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan
strategi pencegahan dan pengamanan yang tepat dan efektif.
Dengan mengenal bahaya yang ada, manajemen dapat
menentukan skala prioritas penanganannya sesuai dengan
tingkat risikonya sehingga diharapkan hasilnya akan lebih
efektif.
d. Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber
bahaya dalam perusahaan kepada semua pihak khususnya
pemangku kepentingan. Dengan demikian mereka dapat
memperoleh gambaran mengenai risiko suatu usaha yang akan
dilakukan.
2.6 Risiko
35
2.6.1 Tipe, Jenis, dan Macam Risiko
36
Sedangkan macam rsisiko, terdapat 6 macam risiko
diantaranya adalah:
37
mempertimbangkan sumber dari suatu risiko, konsekuensi dan
kemungkinan dari akibat yang mungkin terjadi, serta risiko akan
dianalisis dengan menggabungkan konsekuensi dan kemungkinan
suatu risiko itu terjadi. Analisis risiko berfungsi untuk memilah suatu
risiko kecil dengan risiko besar dan menyediakan data evaluasi untuk
perbaikan risiko.
a. Catatan-catatan terdahulu
1. Menghindari risiko.
38
2. Mengurangi kemungkinan terjadi.
Bahaya Fisik :
Bahaya Kimia :
39
Debu, zincromate, tiner dan pilox.
- Debu mengakibatkan gangguan pernafasan
- Zincromae mengakibatkan kanker, gangguan sistem
pernafasan
- Tiner mengakibatkan kebakaran, gangguan pernafsan dan
kanker
- Pilox mengakibatkan kanker dan gangguan pernafasan
Bahaya Biologi :
Tenaga kesehatan merupakan pekerjaan yang paling terancam dari
bahaya kerja biologi.
- Penyakit akibat bakteri dan virus, seperti tuberkulosis,
hepatitis B dan C, serta HIV/AIDS rentan menular ke tenaga
kesehatan.
- Risiko serupa juga dimiliki oleh orang-orang yang bekerja
dengan hewan. Mereka berisiko terpapar penyakit rabies,
dan antraks.
- Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan
bahaya kerja tersebut adalah vaksinasi.
- Meskipun terkena, tubuh sudah memiliki imunitas sehingga
gejala yang timbul umumnya tidak terlalu parah.
Bahaya Psikologi :
- Jam kerja yang berlebih mengakibatkan setres dan lelah
Bahaya Ergonomi :
- Angkat angkut barang/material mengakibatkan nyeri otot dan
pegel-pegel
Bahaya Listrik
Bahaya listrik yang berasal dari perlengkapan las yang digunakan
seperti : klem massa, pemgang kawat las, kabel las, palu las,
pelindung muka/mata ( topi las ), dan pelindung badan.
40
- Dari bahaya di atas dapat mengakibatkan risiko kulit
terbakar, iritasi, dan dehidrasi.
baka
a. Eliminasi
Risiko dapat ihindarkan degan menghilangkan
sumbernya seperti
- Mesin yang bising dimatikan atau dihentikan sehingga
tempat kerja bebas dari kebisisngan.
- Jauhkan bahan kimia dari sumber api
b. Subsitusi
- Mengganti material cat dengan kadar kimia yang
rendah
- Menggunakan alat angkut seperti mobil pick up
c. Perencanaan
- Menginstal sistm ventilasi, mesin penjagaan dll
d. Administrasi
- Memasang rambu-rambu k3, prosedur
keselamatan, inspeksi peralatan, sistem yang
aman, dan izin kerja.
e. APD
- Seperti menggunakan kacamata safety, pelindung
pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan
sarung tangan.
41
2.6.4 Evaluasi Risiko
42
kesehatan untuk tugas tertentu atau operasi kerja. Dalam JSA, setiap
langkah dasar dari pekerjaan adalah untuk mengidentifikasi potensi
bahaya dan merekomendasikan cara paling aman untuk melakukan
pekerjaan. Istilah lainnya yang digunakan untuk menggambarkan
prosedur ini adalah Job Hazard Analysis (JHA) dan Job Hazard
Breakdown.
43
Pekerjaan tidak dapat dipilih secara acak, pekerjaan dengan
pengalaman kecelakaan terburuk seharusnya dianalisis terlebih
dahulu. Dalam memilih pekerjaan untuk dianalisis dan dalam
menyusun tata cara analisis, pengawasan utama yang harus
dilakukan pada jenis – jenis pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki
angka kecelakaan tinggi.
b. Pekerjaan berisiko tinggi dan dapat berakibat fatal.
c. Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui
secara persis bahaya yang ada.
d. Pekerjaan yang rumit atau kompleks dimana sedikit
kelalaian dapat berakibat kecelakaan atau cidera.
2. Membagi pekerjaan ke dalam beberapa langkah langkah
aktifitas
Sebelum penelitian terhadap bahaya dimulai, pekerjaan
harus dibagi kedalam beberapa langkah yang menggambarkan
apa yang telah selesai dikerjakan untuk menghindari dua
kesalahan umum :
44
a. Mencegah timbulnya kecelakaan.
b. Mencari data baru untuk melakukan pekerjaan itu.
c. Merubah kondisi fisik yang menimbulkan risiko/bahaya.
d. Menghilangkan bahaya-bahaya yang masih ada, ganti
prosedur kerja.
e. Mengurangi frekuensi melakukan tugas.
5. Komunikasikan kepada semua pihak berkepentingan
45
Standar Australia AS/NZS 4360:2004 mengemukakan secara
sederhana mengenai manajemen risiko yaitu proses yang melibatkan
langkah-langkah atau metode sistematis yang dapat mengurangi ataupun
memperkecil kerugian dalam penanganan suatu dampak dan risiko yang
membantu untuk pengambilan sebuah keputusan yang langkah-
langkahnya terdiri dari penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis
risiko, evaluasi risiko, monitoring dan mengkomunikasikan risiko dari
segala aktivitas ataupun proses.
46
Pekerjaan plumbing termasuk dalam pekerjaan mekanikal dan
elektrikal dalam bangunan. Mekanikal dan elektrikal dalam
bangunan adalah segala sistem pendukung bangunan yang
membutuhkan sebuah sistem mekanis dan listrik. Tujuan
menggunakan sistem ini dalam bangunan adalah untuk menunjang
kegiatan yang dilakukan dalam bangunan, termasuk dalam hal
kenyamanan dan keamanan bagi setiap aktivitas dan pelaksana di
dalam bangunan tersebut.
47
- Intalasi distribusi dari roof tank ke unit apartement
- Intalasi unit apartement
b) Jenis Material
- Pipa Gip medium ukuran 6 inch (Galvaniz iron pipe)
- Pipa Gip medium ukuran 4 inch
- Pipa Gip medium ukuran 2,5 inch
- Pipa PPR 2 inch s/d ½ inch
- Pipa Galvanis Beratnya sekitar 59,28 kg
c) Jenis Alat
- Cham block / tekel
- Mesin las
- Bor besi
- Gerinda tangan
- Bor beton
- Pemanas pipa PPR
- Catting wheel
- Drilling Machine ( pelubang besi
- Bahco Sandflex ( mata gergaji besi )
48
Pengecatan
• Zinkromate
• Cat dasar
• Warna cat akhir hijau/biru
Pemasangan
finising
49
- Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali
kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan
dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
50
batas minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini
biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg/cm2. Daerah yang
makin lebar biasanya baik bagi pompa karena memberikan waktu
lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali menimbulkan efek yang
negatif pada peralatan plambing. Dalam sistem ini udara yang
terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan
setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama
kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa
keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume
udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume
tangki berisi air. Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada
tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi tekanan antara 1,0 sampai
dengan 1,5 kg/cm2 , maka sebenarnya volume efektif air yang
mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani
kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang
besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam
tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan
memasukkan udara kempa ke dalam tangki). Pada sistem air
bersih, penyediaan air harus dapat mencapai daerah distribusi
dengan debit, tekanan dan kuantitas yang cukup dengan kualitas
air sesuai standar/higienis. Oleh karena itu perencanaan
penyediaan air bersih harus dapat memenuhi jumlah yang cukup,
higienis, teknis yang optimal dan ekonomis.
51
bangunan, jumlah peralatan saniter dan jumlah
penghuninya.
Proses Pekerjaan
Pemasangan Pipa
Plumbing
Identifikasi Bahaya,
Risiko dan
Pengedalian risiko
Standar AS/NZS
4360
52
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
INPUT
Pemasangan Pipa Plumbing mempunyai tahapan seperti :
Persiapan gambar
Pengajuan working permit
Persiapan alat & material
Proses fabrikasi (pengukuran menggunakan meteran,
pemotongan menggunkan catting well & gerinda tangan,
pengecetan menggunakan zincromate & cat dasar
terakhir cat biru, pemasangan meliputi pengangkatan lalu
menggunakan support /hanger, & takel, pengelasan
menggunakan mesin las, pemanas pipa PPR).
Finishing
PROSES
Melakukan dengan cara :
Observasi, Wawancara, Pencatatan, Video, dan
Dokumentasi
Metode penelitian identifikasi bahaya dan risiko
menggunkana Job Safety Analysis ( JSA )
OUTPUT
Pengedalian bahaya dan risiko berupa Job Safety Analysis (
JSA ) menggunakan hirarki pengendalian resiko & bahaya
seperti Eliminasi, Subsitusi, Engineering Control,
Administrasi dan APD. 53
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Data primer adalah data yang dicari langsung oleh peneliti yaitu
dalam penelitian ini data tentang aktivitas pengerjaan area
pemasangan pipa plumbing, proses setiap pengerjaan, tahapan setiap
54
pengerjaan, dan ruang lingkup pengerjaan di area pemasangan pipa
plumbing.
3.6.1 Wawancara
55
pertanyaan wawancara. Selanjutnya, pertanyaan yang dicatat,
didokumentasikan dan di buat program JSA.
56
3.7.2 Analisis Data
57
BAB IV
58
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
orang lain termasuk ( Kontraktor, Pemasok,
Pengunjung ) yang berada dtempat kerja .
2. Memenuhi semua perundangan dan peraturan yang
berlaku yang berkaitan dengan K3
PT Trikarsa Bahtera Abadi memiliki Kebijakan sebagai
berikut :
1. Membentuk organisasi/unit kerja K3 dalam lingkungan
management perusahan.
2. Mengajak seluruh karyawan untuk berperan serta 2
3. meningkatkan K3 di Perusahan.
4.1.3. Visi dan Misi
Visi
Misi
59
A. Langkah – langkah dalam membuat JSA
60
Tabel 4.1. Pekerja Cutting Wheel ( Pemotongan Besi Kanal )
Gambar
61
gerobak sorong )
- Penataan material lebih
didekatan kan pada
mesin.
Administrative
- Membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur)
mengangkat besi
- Membuat poster atau
spanduk berupa tata cara
mengangkat besi yang
baik dan benar.
- Membuat rambu
keselamatan kerja.
- Sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan
lakukan pemanasan
senam atau perengangan
otot.
APD
Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
seperti Memakaian
memakai sarung tangan,
masker, helm safety,
sepatu safety dll
Melakukan Pemotongan - Tangan - Terjepit Elimintion
besi kanal menggunakan terkena mesin cutting Subsitution
Cutting Wheel mesin wheel Engineering control
cutting - Tersengat 5 2 10 - Perhatikan titik
wheel listrik high risk pemotongan dengan
62
- Terbentur garis yang aman.
mesin Administrative
- Cedera - Lakukan TBM (Tool Box
- Tergores meeting) dan laksanakan
- Terpotong instruksi kerja yang
aman.
- Membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur)
dalam mengoperasikan
mesin bar cutting .
- Tangan - Tergores - Membuat tulisan
terkena - Memar peringatan yang terlihat
serpihan - Cedera 2 2 4 jelas di depan mesin
besi Low risk (safety sign).
63
sementara pada otot 2 2 Low risk Engineering control
Tangan Tergores - Mengangkat besi
terkena Memar dengan dibantu
serpihan Cedera 2 2 4 beberapa orang pekerja.
besi Low risk - Mengangkat besi
Tertimpa Terjatuh menggunakan alat
material Cedera angkut seperti roda dua (
atau Memar gerobak sorong )
2 2 4 - Penataan material lebih
potongan
Low risk
besi didekatan kan pada
mesin.
Administrative
- Lakukan TBM (Tool Box
meeting) dan laksanakan
instruksi kerja yang
aman.
- Membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur)
mengangkat besi.
- Sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan
lakukan pemanasan
senam atau perengangan
otot.
APD
- Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
pekerjaan seperti
memakai sarung tangan,
masker, helm safety,
64
sepatu safety dll
Membersihkan sisa Ergonomi Kejang otot Elimination
pemotong besi atau nyeri 2 2 4 Subsitution
pada otot Low risk Engineering control
Tangan Tergores - Gunakan alat bantu
terkena Memar seperti kuas atau
serpihan Cedera sebagainya untuk
besi 2 2 4 membersihkan alat dari
Low risk sisa potongan besi.
- Matikan alat sebelum
melakukan
pembersihan.
Administrative
Terhirup Sesak nafas - Lakukan TBM (Tool Box
serpihan Iritasi Mata 5 2 10 meeting) dan laksanakan
besi atau High Risk instruksi kerja yang
debu aman.
- Membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur)
tentang pembersihan
alat.
APD
- Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
pekerjaan seperti
memakai sarung tangan,
masker, helm safety,
sepatu safety dll
65
Tabel 4.2. Pekerja Drilling Machine ( Pelubang Besi Kanal )
Gambar
66
Tangan Tergores orang pekerja.
terkena Memar - Penataan tempat
mata Cedera 2 2 4 tampungan sementara
pelubang Low risk lebih didekatkan ke
67
-Cedera aman.
Kebisingan Gangguan - Membuat SOP (Standar
pendengaran 5 2 10 Operasional Prosedur)
( tuli ) High dalam mengoperasikan
risk mesin bar bender.
- Membuat tulisan
peringatan yang terlihat
jelas di depan mesin
(safety sign).
- Dilakukan pengecekan
alat secara berkala.
APD
- Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
pekerjaan seperti
memakai masker, sarung
tangan, helm safety,
sepatu safety dll
Memindahkan besi kanal Ergonomi Kejang otot Elimination
yang sudah dilubangi ke atau nyeri 2 2 4 Subsitution
tempat tampungan pada otot Low risk Engineering control
sementara Tangan Tergores - Mengangkat besi
terkena Memar 3 2 6 dengan dibantu beberapa
potongan Tertusuk Medium orang pekerja.
besi Cedera risk - Penataan tempat
Tertimpa Terjatuh tampungan sementara
material Memar 3 2 6 lebih didekatkan ke
atau Cedera Medium mesin bar bender.
potongan risk Administrative
besi - Membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur)
68
mengangkat besi.
- Sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan
lakukan pemanasan
senam atau perengangan
otot.
APD
- Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
pekerjaan seperti
memakai masker, sarung
tangan, helm safety,
sepatu safety dll
Elimination
69
alat.
APD
- Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
pekerjaan seperti
memakai sarung tangan,
masker, sepatu safety,
helm safety dll
Gambar
70
Terkena besi -Luka sesuai.
yang panas bakar pada - Membuat tempat duduk
Terkena api kulit 5 3 15 yang sesuai.
las -Iritasi High Administrative
Tersengat Mata risk - Lakukan TBM (Tool Box
listrik -Sesak meeting) dan laksanakan
Menghirup nafas instruksi kerja yang aman.
asap las -Terkilir - Membuat SOP (Standar
Tersandung -Kesetrum Operasional Prosedur)
selang dan listrik dalam mengoperasikan
kabel -Cedera trafo las atau pengelasan.
- Dilakukan pengecekan
alat secara berkala.
APD
- Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap
sesuai dengan standar
pekerjaanseperti memakai
sarung tangan, masker,
sepatu safety helm safety
dll
Membersihkan sisa Ergonomi Kejang otot Elimination
serpihan besi atau nyeri 2 2 4 Subsitution
pada otot Low Engineering Control
risk - Membuat meja las yang
Tangan Tergores sesuai.
terkena Memar 2 3 6 - Membuat tempat duduk
serpihan Cedera Medium yang sesuai.
besi risk Administrative
71
Terhirup Sesak nafas - Brifing sebelum bekerja
serpihan Iritasi Mata 5 2 10 - Mengikuti Prosedur kerja
besi atau High - Izin kerja
debu risk - Mengikuti SOP
-Membuat daftar checklist
sebagai mengambil
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur seperti
MCU 6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
- Memakai helm safety dll
Gambar
72
Pekerjaan Painting ( Pengecatan Besi Kanal )
73
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1
kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa
mata ( kaca mata )
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
74
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1
kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa
mata ( kaca mata )
75
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar
checklist sebagai
mengambil peralatan
kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1
kali
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
Gambar
76
Pekerjaan Cutting Machine ( Pemotongan Pipa Galvanis )
77
pengangkatan
Administrative
- Belakukan safety talk
secara rutin antara HSE
dengan para pekerja untuk
membicarakan hal-hal
mengenai K3 ,entah tentang
isi
terbaru,regulasi,prosedure
kerja ,APD,dan potensi
bahaya dan sebagainya.
- Mengikuti standar SOP
- Izin kerja
- Prosedur keselamatan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan pelindung
kepala seperti helm
- Memakai sepatu safety
Melakukan Bahaya Fisik : Elimination
pemotongan pipa - Kebisisngan - Gangguan
dari kegiatan Pendengaran/tul Subsitution
galvanis menggunakan
Cutting Machine pemotongan i Engineering control
pipa galvanis
- getaran 5 4 20 - Menggunakan kursi untuk
akibat putaran - Kesemutan, Extrem
mesin atau kram dan nyeri e high mengurangi rasa sakit pada
peralatan kerja risk pinggang
yang
menyerang Administrative
tangan dan
- Brifing sebelum bekerja
lengan
Bahaya - Mengikuti Prosedur kerja
Ergonomi :
- Gerakan - Pegal linu, nyeri - Izin kerja
berulang atau sendi, dan sakit - Mengikuti SOP
posisi yang pinggang
menetap 3 2 6 - Membuat daftar checklist
78
selama Medium sebagai mengambil
melakukan risk
pekerjaan peralatan kerja
Bahaya - Menerapkan houseeping
Psikologi :
- Penggantian - Tidak mood sebagai budaya perusahaan
Jam Kerja yang - Tidak focus 4 2 8 - Menyediakan P3K di
tidak sesuai / - Stress kerja Medium
berubah-ubah risk lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur seperti
MCU 6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa mata (
kaca mata )
- Menggunakan sepatu
safety
79
Bahaya Fisik - Mengikuti Prosedur kerja
- Vibran atau - Izin kerja
getaran akibat - Nyraheri otot - Mengikuti SOP
penggunaan - mual - Membuat daftar checklist
mesin dalam - gangguan 4 2 8 sebagai mengambil
waktu yang pembulu d Medium peralatan kerja
lama risk - Menerapkan houseeping
sebagai budaya perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur seperti
MCU 6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa mata (
kaca mata )
- Menggunakan sepatu
safety
80
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar checklist
sebagai mengambil
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur seperti
MCU 6 bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
- Helm safety
81
Tabel 4.6. Pekerja Welding ( Pengelasan Pips Galvanis)
Gambar
82
Bahaya Kimia - Gangguan - Izin kerja
- Terhirup Gas pernapasan - Mengikuti SOP
dalam asap las ( sesak nafas, 5 2 10 - Membuat daftar checklist
paru-paru lalu ke High sebagai mengambil
otak ) Risk peralatan kerja
- Kanker - Menerapkan houseeping
- Gangguan indra sebagai budaya
penciuman perusahaan
Bahaya - Nyeri otot - Menyediakan P3K di
Ergonomi - Sakit Pinggang lingkungan kerja
- Posisi saat - Terjatuh dari 2 2 4 - Melakukan pemeriksaan
melakukan ketinggian Low risk kesehatan tenaga kerja
83
- Menggunakan posisi
yang aman dan benar
ketika melaukan welding
Membersihkan Bahaya Kimia - Gangguan Elimination
sisa serpihan pipa - Debu dan pernafasan Subsitution
gilvanis bubuk dari sisa seperti sesak Engineering control
besi yang nafas dan terkena 5 2 10 - Menggunakan teknik
sudah di las penyakit Paru- High pengangkatan seperti
dan Debu paru risk melihat posisi material
terkena mata - Iritasi pada - Meletakan alat secara
mata, mata berair teratur agar tidak
dan mata menghalangi mobilitas
kemerahan pekerja
Bahaya Administrative
Ergonomi - Nyeri otot’ - Brifing sebelum bekerja
- Posisi saat kejang otot dan 2 2 4 - Mengikuti Prosedur kerja
mengangkat sakit pinggang Low risk - Izin kerja
84
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa mata
( kaca mata )
- Menggunakan sepatu
safety
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
Gambar
85
zinc chromate dan - Cat Terkena - Iritasi pada kulit Subsitution
tinner pada besi Tangan Engineering control
kanal - Tertelan - Dapat - Menggunakan meja saat
mengakibatkan ingin melakukan
gangguan sistem pencampuran bahan
5 4 20
saraf pusat - Meletakan wadah secara
- Terkena Mata Extreme
- Iritasi pada aman dan tepat
high risk
mata, mata berair Administrative
dan mata - Brifing sebelum bekerja
- Terhirup
kemerahan - Mengikuti Prosedur kerja
bahan kimia
- Mengakibatkan - Izin kerja
dari tinner dan
pusing kepala dan - Mengikuti SOP
zinc chromate
gangguan - Membuat daftar checklist
pernapasan sebagai mengambil
( sesak nafas ) peralatan kerja
Bahaya - Nyeri punggung, - Menerapkan houseeping
Ergonomi nyeri pinggang, sebagai budaya
nyeri otot dan perusahaan
pegel- 2 2 4
- Menyediakan P3K di
Pegel Low risk
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa mata
( kaca mata )
- Menggunakan sepatu
86
safety
- Menggunakan celemek
Melakukan Bahaya Kimia Elimination
pengecatan - Terhirup - Mengakibatkan Subsitution
terakhir pada pipa bahan kimia pusing kepala dan Engineering control
galvanis dari tinner dan gangguan - Meletakan alat secara
pernapasan 5 2 10
zinc crhomate teratur agar tidak
(sesak nafas) High
- Terkena mata menghalangi mobilitas
- Iritasi pada Risk
- Cat Terkena pekerja
tangan mata, mata berair - Menggunakan meja
dan mata untuk mengurangi sakit
kemerahan pinggang
- Iritasi kulit dan Administrative
kulit kemerahan - Brifing sebelum bekerja
Bahaya - Mengikuti Prosedur kerja
Ergonomi - Terluka - Izin kerja
- Tertimpa besi - Cindera - Mengikuti SOP
( pipa 2 2 4
- Membuat daftar checklist
galvanis ) Low risk
sebagai mengambil
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
87
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa mata
( kaca mata )
- Menggunakan sepatu
safety
- Menggunakan Celemek
- Memasang rambu-rambu
k3
Membersihkan Bahaya - Nyeri pinggang, Elimination
sisa bahan yang Ergonomi nyeri punggung, Subsitution
sudah tidak - Posisi tubuh sakitt bahu dan Engineering control
digunakan saat nyeri otot 3 2 6 - Menggunakan alat bantu
mengangkat Medium seperti forklift, pallet
material ke risk mover dan trolley
pembuangan - Menggunakan teknik
Bahaya Kimia - Gangguan pengangkatan seperti
- Terhirup debu pernafasan ( sesak 5 2 10 melihat posisi material
sekitar area nafas ), Penyakit High - Meletakan alat secara
tempat kerja Paru-paru dan risk teratur agar tidak
PAK menghalangi mobilitas
pekerja
Administrative
- Brifing sebelum bekerja
- Mengikuti Prosedur kerja
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar checklist
sebagai mengambil
88
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
Tabel 4.8. Pekerja Cutting Bahco Sandflex Pipa PPR ( Alat Gergaji
Pemotongan Pipa PPR )
Gambar
89
Pekerjaan Cutting Bahco Sandflex Pipa PPR ( Alat Gergaji
Pemotongan Pipa PPR )
90
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
91
Bahaya Kimia - Gangguan Administrative
- Terhirup pernapasan ( - Brifing sebelum
serbuk pipa sesak naas ) bekerja
- Terkena mata - Iritasi pada - Mengikuti Prosedur
mata, mata 5 2 10 High kerja
berair dan risk - Izin kerja
mata - Mengikuti SOP
kemerahan - Membuat daftar
checklist sebagai
mengambil peralatan
kerja
- Menerapkan
houseeping sebagai
budaya perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan
pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dengan
cara teratur seperti
MCU 6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
Bersihkan sisa Bahaya - Nyeri pada Elimination
potongan pipa PPR Ergonomi bahu, sakit Subsitution
- Posisi saat pinggang 2 2 4 Engineering control
bekerja Low - Menggunakan alat
risk bantu seperti sapu dan
92
Bahaya Kimia - Gangguan karung untuk menaruh
- Terhirup pernapasan sampah material
serbuk pipa ( sesak naas ) - Meletakan sampah
- Terkena mata - Iritasi pada 5 2 10 material secara teratur
mata, mata High agar tidak menghalangi
berair dan Risk mobilitas pekerja
mata Administrative
kemerahan - Brifing sebelum bekerja
- Mengikuti Prosedur
kerja
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar
checklist sebagai
mengambil peralatan
kerja
- Menerapkan
houseeping sebagai
budaya perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan
pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dengan cara
teratur seperti MCU 6
bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-
kabel yang berserakan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
93
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
Gambar
94
- Menerapkan
houseeping sebagai
budaya perusahaan
- Menyediakan P3K
di lingkungan kerja
- Melakukan
pemeriksaan
kesehatan tenaga
kerja dengan cara
teratur seperti MCU
6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan
sarung tangan
- Menggunakan
masker
- Menggunakan
sepatu safety
Persiapan material pipa - Penyimpanan - Terpleset Elimination
PPR alat yang tidak - Cidera ringan Subsitution
sesuai - tertusuk Engineering
- kondisi jalan benda tajam 3 2 6 control
yang licin dan Medium Administrative
berlobang dan risk - Brifing sebelum
ber air bekerja
- penyimpanan - Mengikuti Prosedur
barang atau kerja
bahan - Izin kerja
berbahaya - Mengikuti SOP
secara - Membuat daftar
sembarangan checklist sebagai
dan tidak terata mengambil
peralatan kerja
- Menerapkan
houseeping sebagai
budaya perusahaan
- Menyediakan P3K
di lingkungan kerja
- Melakukan
pemeriksaan
kesehatan tenaga
kerja dengan cara
teratur seperti MCU
6 bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan
sarung tangan
- Menggunakan
95
masker
- Menggunakan
sepatu safety
Melakukan Bahaya Elimination
Penyambunga/pemanasa Ergonomi - Nyeri bahu Subsitution
n Pipa PPR yang akan di - Posisi pekerja dan sakit Engineering control
pasang saat melakukan pinggang - Menggunakan meja
pekerjaan - Melepuh 3 2 6 dan kursi saat ingin
- Tangan Medium melakukan
terkena alat risk penyambungan
pemanas untuk mengurangi
sakit pinggang
Bahaya Kimia - Gangguan Administrative
- Debu sekitar Pernapasan - Brifing sebelum
tempat kerja ( sesak nafas ) 5 2 10 bekerja
- PAK High - Mengikuti Prosedur
risk kerja
Bahaya Fisisk - Izin kerja
- Kebisisngan - Tuli pada - Mengikuti SOP
dari lingkungan pendengaran 5 2 10 - Membuat daftar
sekitar High checklist sebagai
risk mengambil peralatan
kerja
- Menerapkan
houseeping sebagai
budaya perusahaan
- Menyediakan P3K
di lingkungan kerja
- Melakukan
pemeriksaan
kesehatan tenaga
kerja dengan cara
teratur seperti MCU 6
bulan 1 kali
APD
- Mengguanakan
sarung tangan
- Menggunakan
masker
- Menggunakan
sepatu safety
- Menggunakan
celemek
Membersihkan sisa Bahaya Elimination
material yang sudah tidak Ergonomi - Nnyeri otot 2 2 4
di pakai - Angkat angkut dan kejang Low risk Subsitution
sisa material pada otot Engineering control
96
- Meletakan sisa
sampah secara
Bahaya Kimia - Gangguan teratur agar tidak
- Debu dan asap pernafasan 5 2 10
di sekitar ( sesak nafas ) High menghalangi
tempat kerja dan batuk risk mobilitas pekerja
- PAK
Administrative
- Brifing sebelum
bekerja
- Mengikuti Prosedur
kerja
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar
checklist sebagai
mengambil peralatan
kerja
- Menerapkan
houseeping sebagai
budaya perusahaan
- Menyediakan P3K
di lingkungan kerja
- Melakukan
pemeriksaan
kesehatan tenaga
kerja dengan cara
teratur seperti MCU 6
bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-
kabel yang
berserakan
APD
- Mengguanakan
97
sarung tangan
- Menggunakan
masker
- Menggunakan
sepatu safety
98
masuk kerja atau - Mentukan target dan
ukur seberapa baik
jalan yang sering
perusahan mamatuhui
dilalui karyawan standar housekeeping
Admistrative
seperti semen
- Membaca prosedur
yang sebelum pelaksanaan
pekerjaan dan
berkerikil,adanya
melaksanakannya sesuai
genangan air dll. prosedur
- Melakukan safety talk
secara rutin antara HSE
dengan para pekerja
untuk membicarakan hal-
hal mengenai K3 ,entah
tentang isi
terbaru,regulasi,prosedure
kerja ,APD,dan potensi
bahaya dan sebagainya
- Membuat daftar cheklist
sebelum mengambil
perlatan kerja
menerapkan houseeping
sebagai kebudayaan
perusahan
APD
- Memakaian APD yang
sesuai seperti memakai
sarung tangan, masker,
sepatu safety dll
Melihat Kondisi Bahaya Kimia - Gangguan Elimination
lingkungan kerja - Partikel debu pernapasan Subsitution
yang berasal dari ( sesak nafas ) dan Engineering control
lingkungan kerja batuk - Pemasangan rambu-
5 2 10
- Melihat kondisi - Tertusuk benda High rambu K3
risk
jalan di area - Kejatuhan benda - Membersihkan kondisi
lingkungan kerja yang berada di jalan dari genangan air
area kerja sebelum memulainya
99
kerja
- Melakukan patroli
sebelum melakukan
pekerjaan
Administrative
- Membaca prosedure
sebelum melakukan
pekerjaan
- Melaksanakan safety talk
kepada HSE
APD
- Menggunakan sarung
tangan
- Menggunakan sepatu
safety
- Menggunakan masker
Pembawaan alat ke Bahaya - Radang otot Elimination
Subsitution
tempat kerja Ergonomi
- Gangguan sendi Engineering control
- Posisi tubuh - Memberikan alat bantu
dan tulang pada
pengangkatan dengan
saat membawa
tangan,bahu,tulang menggunakan hand pallet
peralatan Administrative
belakang dan kaki
- Perlu adanya upaya
- Mengangkat 5 3 15 pencegahan PAK yaitu
peralatan di luar - Cindera otot High dengan melalui
risk pemeriksaan kesehatan
kemampuan sekitar leher dan
tenaga kerja secara teratur
- Kegagalan kepala seperti MCU 6 Bulan 1 Kali
- tersedianya obat P3K
menahan atau - Cindera pada
dilingkungan kerja
menunjang jaringan lunak
- Izin Kerja
beban seperti
APD
- Tergelincir saraf,ligmen dan
- Memakaian APD yang
diatas tendon
sesuai seperti memakai
permukaan yang
sarung tangan, masker,
berkerikil
sepatu safety dll
- Manual handing
100
Melakukan Bahaya Kimia Elimination
Pembobokan diarea - Partikel debu - Gangguan Subsitution
yang akan di pasang yang berasal dari pernapasan (sesak Engineering control
Pipa PPR tembok nafas ), menyerang 5 2 10 Administrative
paru-paru dan High - Belakukan safety talk
risk
PAK secara rutin antara HSE
dengan para pekerja
untuk membicarakan hal-
hal mengenai K3 ,entah
- Tergores tangan
101
saat melakukan dengan mengunakan
- Mata kemerahan scafolding atau melakukan
pemasangan
peregangan jika
- Mata terkena 3 2 6 merasakan
pegal/kesemuatan
serpihan pasir Medium
ris Administrative
dari atas - Belakukan safety talk
secara rutin antara HSE
dengan para pekerja
untuk membicarakan hal-
hal mengenai K3 ,entah
tentang isi
terbaru,regulasi,prosedure
kerja ,APD,dan potensi
bahaya dan sebagainya.
- Mengikuti standar SOP
- Izin kerja
- Prosedur keselamatan
APD
- Pemakaian APD yang
sesuai seperti body
harness safety, helm
safety, sepatu safety,
sarung tangan, masker dll
Bersihkan sisa material Bahaya - Nyeri pinggang Elimination
Ergonomi
dan nyeri otot 2 2 4 Subsitution
- Angkat angkut
sisa material Low risk Engineering control
- Meletakan sisa sampah
Bahaya Kimia
secara teratur agar tidak
- Debu dan asap
- Gangguan
di sekitar tempat menghalangi mobilitas
kerja pernapasan
pekerja
( sesak nafas ) dan 5 2 10
Administrative
PAK High
risk - Brifing sebelum bekerja
- Mengikuti Prosedur kerja
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar checklist
sebagai mengambil
102
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
safety
103
ber air tajam 3 3 9 rambu K3 seperti adanya
- pengaturan jarak aman
Medium
area kerja yang - Merapikan kabel-kabel
buruk dan risk yang berserakan
berantakan (housekeeping)
- tidak ada ruang - Membersihkan kondisi
khusus untuk jalan dari genangan air
pemyimpanan sebelum memulainya kerja
barang produksi - Lobang yang berada di
yang berlebih lingkungan jalan proses
dan barang yang kerja ditutup atau
tidak diperlukan ditimbun
lagi - Meningkatkan
- banyaknya produktivitas kerja
dengan penataan material
hambatan di area
dan peralatan kerja yang
menuju jalan baik
- Mentukan target dan
masuk kerja atau
ukur seberapa baik
jalan yang sering perusahan mamatuhui
standar housekeeping
dilalui karyawan
Admistrative
seperti semen - Membaca prosedur
sebelum pelaksanaan
yang
pekerjaan dan
berkerikil,adanya melaksanakannya sesuai
prosedur
genangan air dll.
- Melakukan safety talk
secara rutin antara HSE
dengan para pekerja untuk
membicarakan hal-hal
mengenai K3 ,entah
tentang isi
terbaru,regulasi,prosedure
kerja ,APD,dan potensi
bahaya dan sebagainya
- Membuat daftar cheklist
sebelum mengambil
perlatan kerja
menerapkan houseeping
sebagai kebudayaan
perusahan
APD
104
- Memakaian APD yang
sesuai seperti memakai
sarung tangan, masker,
sepatu safety dll
Melihat Kondisi Bahaya Kimia - Gangguan Elimination
lingkungan kerja - Partikel debu pernapasan ( sesak Subsitution
yang berasal dari nafas ) dan batuk 5 2 10 Engineering control
lingkungan kerja - Tertusuk benda High - Pemasangan rambu-
- Melihat kondisi - Kejatuhan benda risk rambu K3
jalan di area yang berada di - Membersihkan kondisi
lingkungan kerja area kerja jalan dari genangan air
sebelum memulainya kerja
- Melakukan patroli
sebelum melakukan
pekerjaan
Administrative
- Membaca prosedure
sebelum melakukan
pekerjaan
- Melaksanakan safety talk
kepada HSE
APD
- Menggunakan sarung
tangan
- Menggunakan sepatu
safety
- Menggunakan masker
Pembawaan alat ke Bahaya - Gangguan Elimination
tempat kerja Ergonomi pernapasan ( sesak Subsitution
nafas ) dan batuk Engineering control
- Posisi tubuh
- Tertusuk benda - Pemasangan rambu-
saat membawa
- Kejatuhan benda rambu K3
peralatan
yang berada di - Membersihkan kondisi
105
- Mengangkat area kerja 5 3 15 jalan dari genangan air
peralatan di luar - Radang otot High sebelum memulainya kerja
kemampuan - Gangguan sendi risk - Melakukan patroli
dan tulang pada sebelum melakukan
- Kegagalan
tangan,bahu,tulang pekerjaan
menahan atau
belakang dan kaki Administrative
menunjang
- Cindera otot - Membaca prosedure
beban
sekitar leher dan sebelum melakukan
- Tergelincir kepala pekerjaan
diatas - Cindera pada - Melaksanakan safety talk
permukaan yang jaringan lunak kepada HSE
berkerikil seperti APD
106
APD
- Memakaian APD yang
sesuai seperti memakai
sarung tangan, masker,
sepatu safety dll
107
tidak nyaman - Stres kerja Subsitution
- jam kerja yang - Tidak semangat 3 3 9 - Pengangkatan manual
tidak teratur kerja Medium diganti dengan alat seperti
risk forklift, pallet mover dan
trolley
Engineering control
- Menggunakan bantuam
mekanik forklift, pallet
mover dan trolley
- Periksa benda yang akan
diangkat/dipindah
- Menggunakan teknik
pengangkatan
Administrative
- Belakukan safety talk
secara rutin antara HSE
dengan para pekerja untuk
membicarakan hal-hal
mengenai K3 ,entah
tentang isi
terbaru,regulasi,prosedure
kerja ,APD,dan potensi
bahaya dan sebagainya.
- Mengikuti standar SOP
- Izin kerja
- Prosedur keselamatan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan pelindung
kepala seperti helm
108
- Memakai sepatu safety
Pengelasan pipa Bahaya Kimia - Gangguan indra Elimination
Galvanis yang sudah di - Terhirup Gas penciuman Subsitution
pasang untuk dalam asap las - Gangguan Engineering control
memastikan bocor pernapasan ( sesak 5 3 15 - Menggunakan teknik
atau tidaknya nafas, penyakit High pengangkatan seperti
paru-paru, dan risk melihat posisi material
PAK ) - Meletakan alat secara
- Kanker teratur agar tidak
Bahaya Las - Tersengat listrik menghalangi mobilitas
Listrik - Menimbulkan pekerja
- Kebocoran kebakaran dan 3 4 12 - Pastikan alat las tidak
aliran listri, ledakan High defect dan sesui dengan
Terkena percikan - luka bakar pada risk standar aman
dan terak las tubuh pekerja Administrative
- cindera/pingsan - Brifing sebelum bekerja
- Mengikuti Prosedur kerja
Bahaya Fisik - Mengakibatkan - Izin kerja
- Kebisingan dan ketulian - Mengikuti SOP
Terpapar sinar - Merusak mata - Membuat daftar checklist
ultraviolet - Kanker kulit 5 2 10 sebagai mengambil
- Kulit terbakar High peralatan kerja
risk - Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
- Melakukan hot work
109
permit saat memulai
bekerja pengelasan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan lensa mata
( kaca mata )
- Menggunakan sepatu
safety
- Menggunakan apron
( celemek )
- Menggunakan face shielo
( pelindung wajah )
- Tersedianya APAR di
lingkungan kerja
- Menggunakan posisi
yang aman dan benar
ketika melaukan welding
Penaikan Pipa Bahaya - Nyeri otot, sakit Elimination
Galvanis bagian yang Ergonomi pinggang, nyeri Subsitution
sudah di tentukan - Posisi tubuh pada bahu dan 4 2 8 Engineering control
dengan saat mengangkat leher saat Medium - Meletakan alat secara
menggunakan takel pipa galvanis mendangak risk teratur agar tidak
- posisi pipa yang - Terjatuh menghalangi mobilisasi
tidak sesuai - Terluka pekerja
- Cindera - Pemasangan rambu-
rambu K3
- Merapikan kabel-kabel
yang berserakan
- Membersihkan kondisi
jalan dari genangan air
110
sebelum memulainya kerja
Administrative
- Brifing sebelum bekerja
- Mengikuti Prosedur kerja
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar checklist
sebagai mengambil
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
APD
- Memakaian APD yang
sesuai seperti memakai
sarung tangan, masker,
sepatu safety, body
harness, helm safety dll
Bersihkan sisa - Kabel yang - Jatuh Elimination
- Tersandung
material berantakan - Terpleset Subsitution
- Penyimpanan - Cidera ringan Engineering control
- tertimpa bahan
alat yang tidak - Menggunakan alat bantu
sesuai 3 2 6 seperti forklift, pallet
- kondisi jalan Medium mover dan trolley untuk
yang licin risk mengangkt pipa galvanis
111
- banyaknya yang sudah tidak di pakai
sampah yang - Menggunakan teknik
berserakan pengangkatan seperti
Bahaya Kimia melihat posisi material
-Debu dari -Gangguan - Meletakan sampah
lingkungan Pernapasan ( sesak 5 2 10 material secara teratur
nafas ) an
tempat kerja High agar tidak menghalangi
menyebabkan batuk
risk mobilitas pekerja
Administrative
- Brifing sebelum bekerja
- Mengikuti Prosedur kerja
- Izin kerja
- Mengikuti SOP
- Membuat daftar checklist
sebagai mengambil
peralatan kerja
- Menerapkan houseeping
sebagai budaya
perusahaan
- Menyediakan P3K di
lingkungan kerja
- Melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
dengan cara teratur
seperti MCU 6 bulan 1 kali
- Merapihkan kabel-kabel
yang berserakan
APD
- Mengguanakan sarung
tangan
- Menggunakan masker
- Menggunakan sepatu
112
safety
- Memakai helm safety
4.2. Pembahasan
113
Plumbing ini mempunyai serangkian / tahapan pemasangan
seperti Pengukuran besi kanal, pemotongan besi kanal,
pellubangan besi kanal, pengelasan besi kanal dan
pengecatan besi kanal, ada juja pengukuran pipa galvanis,
pemotongan pipa galvanis, pengelasan pipa galvanis,
Pengecatan pipa galvanis, pengangkatan pipa galvanis ( air
bersih ), pemasangan pipa galvanis ( air bersih ), Pemotongan
pipa PPR, pemasangan pipa PPR ( Air Bersih )di proyek
tersebut.
114
4.2.2. Berdasarkan Identifikasi Bahaya Risiko
Dalam melakukan job safety analysis hal yang dilakukan
ialah menentukan dari setiap proses pekerjaan yang akan di
analisis, setelah menentukan pekerjaan membagi pekerjaan
menjadi beberapa langkah seperi aktivitas, potensi bahaya,
risiko, penilaian risisko, serta mnentukan tingkat risiko dan
pengendaliannya.
Untuk penilaian risiko hal pertama yang harus di perlukan
ialaha mengidentifikasi bahaya, setelah bahaya
teridentifikasi kemudian menentukan menentukan risiko
yang dapat terjadi dari bahaya tersebut. Dari risiko tersebut
kita dapat menentukan nilai severity dan likelihood yang
kemudian keduanya dikalikan untuk mengetahui tingkat
risikonya. Dari tingkkat risiko tersebut dapat dilakukan
tindakan pencegahan evaluasi risiko pada area fabrikasi
pemasangan pipa plumbing.
Fabrikasi Besi Kanal
Dimana pekerjaan perbaikan dengan langkah
Pertama dari pekerjaan fabrikasi pemotongan besi
kanal yaitu Mengangkat dan Melakukan pengukuran
besi kanal, melakukan pemotongan besi kanal, pada
langkah memindahkan besi kanal dan
membersihkan sisa potongan besi. Pada langkah
fabrikasi Pelubangan besi kanal yaitu memindahkan
potongan besi kanal, membuat lubang pada besi
kanal, memindahkan besi kanal dan membersihkan
besi kanal. Pada langkah fabrikasi pengelasan besi
kanal yaitu melakukan pengelasan pada besi kanal
dan membersihkan sisa serpihan besi. Dan yang
terakhir pada langkah pengecatan besi kanal yaitu
Pemberihan bahan zinc chromate dan tinner,
melakukan pengecatan, dan memebersihkan sisa
115
bahan. Dari semua pekerjaan tersbut terdapat
penilaian risikonya antara lain:
- Penilaian tingkat risiko untuk fabrikasi besi kanal :
17 low risk, Medium risk 7, High risk 8, Extreme
high risk 2.
Fabrikasi pipa galvanis
Dimana pekerjaan perbaikan dengan langkah
Pertama dari pemotongan pipa galvanis yaitu
Melakukan pengangkatan pipa galvani ketempat
pemotongan, melakukan pemotongan pipa galvanis,
memindahkan potongan pipa ketempat sementara,
dan memebersihkan sisamaterial. Pada langkah
pengukuran pipa galvanis yaitu melakukan
pengelasan menggunakan tang las & kawat las, dan
memebersihkan sisa serpihan. Dan yang terakhir
Pada langkah Pengecatan pipa galvanis yaitu
Pemberian bahan zinc chromate dan tinner,
melakukan pengecatan, dan membersihkan sisa
bahan. Dari semua pekerjaan tersebut terdapat
penilaian risiskonya antara lain :
- Penilaian tingkat risiko untuk fabrikasi pipa
galvanis : Low risk 5, Medium risk 6, High risk 7,
Extreme high risk 3.
Fabrikasi Pipa PPR
Dimana pekerjaan perbaikan dengan langkah
Pertama dari pekerjaan fabrikasi pipa PPR yaitu :
Pada langkah Pemotongan pipa PPR yaitu
melakukan pengukuran pipa PPR, melaukan
pemotongan pada pipa PPR, Bersihkan sisa
potongan. Dan yang terakhir Pada langkah
penyambungan/pemanas pipa PPR yaitu
pengukuran bagian pipa yang hendak disambung,
116
persiapan material pipa PPR, melakukan
penyambungan/pemanasan pipa PPR dan
membersihkan sisa bahan. Dari semua pekerjaan
tersebut terdapat penilaian risiskonya antara lain :
- Penilaian tingkat risiko Low risk 1, Medium risk 2,
High risk 2.
Pemasangan pipa PPR ( Air Bersih )
Dimana pekerjaan perbaikan dengan langkah
pertama dari Pemasangan Pipa PPR yaitu :
Persiapan alat, Melihat Kondisi lingkungan kerja,
Pembawaan alat ketempat kerja, Melakukan
pembobokan diarea yang akan dipasang pipa PPR,
Pasang pipa PPR yang sudah ditentukan, dan yang
terakhir bersihkan sisa material. Dalam semua
langkah pemasangan pipa PPR tersebut terdapat
penilaian risikonya diantara lain :
- Penilaian tingkat risiko Low risk 1, Medium risk 3,
High risk 5.
Pemasangan Pipa Galvanis
Dimana pekerjaan perbaikan dengan langkah
pertama dari Pemasangan pipa galvanis yaitu :
Persiapan alat, melihat kondisi lingkungan kerja,
pembawaan alat ketempat kerja, perakitan besi
kanal, pemasangan besi kanal, pengangkatan pipa
galvanis, pengelasan pipa galvanis yang sudah
trpasang untuk memastikan bocor atau tidak,
penaikan pipa galvanis kebagian yang sudah
ditentukan, dan yang terahir bersihkan sisa material.
Dari semu langkah pemasangan pipa galvanis
terdapat penilaian risikonya antara lain :
- Penilaian tingkat risiko Low risk 1, Medium risk 5,
High risk 7.
117
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
118
Tindakan untuk perbaikan dari penilaian risiko tingkat tinggi
pioritasnya tersebut dengan melakukan pengendalian seperti :
- Bahaya dari proses Pemberian bahan zinc chromate dan tinner
dan melakukan pengecatan yang menyengat ke pernafasan, kulit
dan mata, perusahaan perlu memberikan ruangan khusus untuk
mengurangi resiko yang berdampak bagi kesehatan. Perusahaan
juga menyiapkan APD : sarung tangan, masker dan pelindung
mata.
- Bahaya dari proses pemotongan pipa galvanis yang
mengakibatkan kebisingan menjadi tuli, getaran menjadi tangan
kram, pegal-pegal, dan stress kerja, perusahaan harus
mengurangi risiko degan memberikan sanki pada pekera yang
tidak mematuhi pemakaian APD seperti Earplug ( penutup
telinga ), mengontrol jam kerja yang baik dll.
- Bahaya dari proses Pengelasan pipa galvanis yang
mengakibatkan kebocoran aliran listrik dan percikan maka terjadi
kebakaran, ledakan, tersengat listrik dan luka bakar, perusahaan
harus mengurangi risiko tersebut dengan melakukan pengecekan
pada alat, tempat, menggunakan APD seperti sarung tangan,
masker, lensa mata, menggunakan apron, pelindung wajah dan
tersedianya APAR.
Dari semua proses pekerjaan itu HSE di perusahaan harus
mengadakan TBM (Tool Box Meeting), diadakan tes kesehatan
seminggu sekali, pengecekan alat setiap sebulan sekali, SMT
(Safety Morning Talk) & senam bersama setiap hari kamis,
penyediaan APAR, pengecekan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan), adanya SOP (Standar Operasional Prosedur), penataan
material, telah berjalannya 5R, penyediaan APD (Alat Pelindung
Diri) dan yang lainnya.
Saran untuk sistem manjalankan JSA (Job Safety Analysis )
PT. Tikarsa Bahtera Abadi harus mulai melengkapi JSA ( Job
Safety Analysis ) sesuai dengan langkah pekerjaan yang akan
119
mendatang. Untuk langkah baru hendaknya perusahaan MCC
proyek JKT Living Star memperbarui JSA ( Job Safety Analysis )
yang sudah terbuat untuk perusahaan yang belum
menjalan/pembuatan program JSA (Job Safety Analysis ) tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
120
Bontang berdasarkan Kerangka ISO 31000. PROZIMA (Productivity,
Optim Manuf Syst Eng. 2017;1(1):11.
6. Andita, Annisa, Said, 2013, “Analisis Pelaksanaan Teknik Job
Safety Analysis (JSA) Dalam Identifikasi Bahaya Di Tempat Kerja
Pada Terminal Y PT X, Skripsi UINSHJ. Skripsi Analisis
Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis. 2013;
7. Drs. Irzal MK. Buku Dasar – Dasar Kesehatan & Keselamatan Kerja.
Kesehatan Masyarakat. 2016.
8. Wijaya H. Ringkasan dan Ulasan Buku Analisis Data Penelitian
Kualitatif (Prof. Burhan Bungin). 2018;(March):1–45.
9. Maarif zayana ilham K, Tahun PTX skripsi. METODE HIRADC
PADA BAGIAN MAINTENANCE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
KECELAKAAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN.
2020;
10. Shidiq U, Choiri M. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan [Internet]. Vol. 53, Journal of Chemical Information and
Modeling. 2019. 221 p. Available from:
http://repository.iainponorogo.ac.id/484/1/METODE PENELITIAN
KUALITATIF DI BIDANG PENDIDIKAN.pdf
11. Sari N, Mulyani E, M.Nuh S. Manajemen Resiko Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Konstruksi. J Mhs Tek Sipil Univ
Tanjungpura [Internet]. 2016;2(2):1–14. Available from:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/16159/14071
12. Soputan G, Sompie B, Mandagi R. Manajemen Risiko Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan
Gedung Sma Eben Haezar). J Ilm Media Eng. 2014;4(4):99095.
13. MUHAMMAD FIL SOCRATES-FKIK. Analisis Risiko Keselamatan
Kerja Dengan Metode Hirarc (Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control). 2013;
14. Marchianti A, Nurus Sakinah E, Diniyah N et al. Digital Repository
Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember. Ef Penyul
Gizi pada Kelompok 1000 HPK dalam Meningkat Pengetah dan
Sikap Kesadaran Gizi. 2017;3(3):69–70.
15. Suharianto, Fitra Muliatna, I made Study Tentang Job Safety Analysis
Dalam Identifikasi Potensi Bahaya Kapal Kri Nala 363 Di Pt . Dok Dan
Perkapalan Surabaya ( Persero )
121
Lampiran
Pedoman Wawancara
I. Identitas
122
4. Apakah selama ini ada kasus kecelakaan di area fabrikasi
air bersih?
5. Pengendalian apa saja yang sudah dilakukan pada area
fabrikasi air bersih?
6. Program apa saja yang sudah dilakukan pada area fabrikasi
air bersih?
7. Bagaimana cara untuk mengalanisis risiko pada pekerjaan
yang ada di area fabrikasi air bersih?
8. Bagaimana cara untuk mengevaluasi risiko pada pekerjaan
yang ada di area fabrikasi air bersih?
9. Bagaimana cara mengidentifikasi risiko pada area fabrikasi
air bersih?
123
tentukan. Untuk pipa galvanis dipotong dengan cutting machine lalu
melakukan pengelasan setelah di las lakukan pengecetan pada
besi sesuai warna yang sudah di tentukan. Kalau untuk pipa PPR
dipotong menggunakan cutting bahco sendflex lalu lakukan
penyambungan dengan supplier mesin las.
2. Potensi bahaya apa saja yang ada di area fabrikasi air bersih?
Jawab :
HSE : Semisal di cutting wheel dan cutting machine yang
pemotongan yah otomatis tangan terkena mesin potong bisa
menimbulkan tangan terpotong,tersayat juga bekas potongannya,
tersandung materialnya atau pada saat melakukan pelubangan ya
itu bisa karena mungkin kelahan atau fatigue maka terjadi kurang
fokus dan tangan kena jepit, terpotong, keseleo bisa jadi.
Pokoknya menggunakan alat pasti memiliki potensi bahaya kalau
lalai sedikit bisa berakibat fatal terus bisa dilihat dari kondisi alat
semisal kondisi baik mungkin potensi bahaya bisa minim tapi kalo
kondisi alat tidak baik bisa fatal juga.
3. Risiko apa saja yang ada di area fabrikasi air bersih?
Jawab :
HSE : untuk risikonya ya itu tadi kalau tangan terkena
mesin otomatis bisa terpotong, tersayat sisa potongan tersandung
material lalu terjatuh atau tidak terjepit lalu bisa terkilir/cedera dan
masih banyak lagi.
124
HSE : Kalo pengendalian sih seperti setiap pagi sebelum
bekerja diadakan TBM trus pekerja yang baru masuk di beri arahan
terlebih dahulu serta setiap kamis diadakan SMT(Safety Morning
Talk) dan senam pagi sekitar 30 menit untuk semua pekerja agar
semangat dan tidak lupa mememastikan pekerja menggunakan
apd.
6. Program apa saja yang sudah dilakukan pada area fabrikasi air
bersih?
Jawab :
SHE : 5R pembentukan tata letak mesin terus
housekeeping wajib sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
setelah itu ada lagi cek kesehatan setiap kamis seperti
pemeriksaan tensi ( darah ).
125
HSE : Sebetulnya untuk mengidentifikasi risiko itu bisa kita
liat dari keadaan di lapangan seperti apa lalu di catat atau di foto
apa saja potensi bahayanya lalu kita buat hiradc dan jsanya dari
segi proses area pekerjaan tersebut.
Pedoman Wawancara
I. Identitas
Nama Lengkap : FIRDAUS
Jabatan : Pekerja
Nama Lengkap : HANDI
Jabatan : Supervisor
II. Pertanyaan Informan Utama
1. Berapa lama anda bekerja di proyek ini ?
2. Apa saja pekerjaan yang ada di area fabrikasi air bersih ?
3. Berapa lama anda bekerja dalam sehari ?
4. Apakah pekerjaan di area fabrikasi air bersih memiliki potensi
bahaya ?
5. Bahaya apa saja yang ada di area fabrikasi air bersih ?
6. Resiko apa saja yang ada di area fabrikasi air bersih ?
7. Apakah pernah terjadi kecelakaan kerja ?
126
8. Pengendalian apa saja yang sudah dilakukan oleh pihak
perusahaan ?
Pekerja : Kalau saya masih baru kak pokonya selama proyek ini
dibangun
Jawab :
127
kanal), Paiting (pengecatan besi kanal dan pipa galvanis), pengelasan dan
transfer material barang yang sudah jadi.
Pekerja : lebih dari 8 jam sehari, tapi kadang lembur sampai jam 10
Supervisor : kalo untuk jam kerja sih 8 jam tapi kalo lembur itu dilanjut
sampai jam 10 malam dan kalau lembur itu setiap hari senin,selasa,rabu
dan sabtu.
Supervisor : kalo untuk bahaya sebenernya mah yang paling bahaya itu
pada saat pekerjaan menggunakan alat cutting wheel dan cutting machine
kak
Supervisor : tangan terjepit bisa putus, tergores dari alat atau material
mengakibatkan sobek, terkena percikan las dan masih banyak lagi
128
Pekerja : Alhamdulillah bagian sini aman kak paling Cuma
lecet/kegores jangan sampai terjadi kecelakaan.
Jawab :
Pekerja : yang saya tau helm, rompi,dan sarung tangan saja kalau
untuk sepatu bebas yang penting tertutup
Lampiran :
Berkas Wawancara
129
Dokumentasi
Supervisor HSE
Pekerja
130
Area Fabrikasi Penaikan pipa galvanis
131
Penyambungan pipa PPR
132
133