TINJAUAN TEORITIS
b. Laparatomy merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat
Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tehnik sayatan
Sedangkan tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan tehnik sayatan
arah laparatomy adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada Tuba fallopi dan operasi
Ovarium, yaitu: Histerektomi baik itu Hiterektomi total, Histerektomi sub total, Histerektomi
Selain tindakan bedah dengan tehnik sayatan laparatomy pada bedah digestif dan
kandungan, tehnik ini juga sering dilakukan pada pembedahan organ lain, menurut Spencer
b. Peritonitis.
(Sjamsuhidajat, 1997).
3. Komplikasi
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan besambung dengan selaput lendir
yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi di
dalamnya terdapat ujung saraf peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan
hilangnya air tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan Exkretori, Sekretori dan Absorpsi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan epidemis atau kutikula dan lapisan demis
atau korium:
1. Lapisan Epidermal
Merupakan lapisan tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas tiga lapisan sel yang
membentuk epidermis.
a. Stratum korneum. Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan
b. Stratum lusidum. Selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
c. Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan juga granulosum.
d. Zona germinalis terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapis sel epitel yang
berbentuk tegas.
Lapisan ini tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis pada permukaan
dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler.
3. Fungsi kulit
c. Kulit sebagai tempat penyimpanan seperti tempat penyimpanan air, dan jaringan adiposa
dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh
a. Tujuan Perawatan
b. Prosedur tindakan keperawatan luka post operasi laparatomy menurut Perry dkk, 2005:
1. informed concent
2. persiapan alat
2). Plester
4). Betadine
11). Skerem
3. Pelaksanaan tindakan :
a. Beri tahu pasien tujuan, prosedur tindakan serta meminta persetujuan berhubungan dengan
c. Pasang skerem
sampah
i. Bila luka sudah kering angkat jahitan dengan menggunakan gunting uf heating kemudian
m. Tindakan didokumentasikan
1. Perdarahan
a. Meningkatnya nadi
b. Meningkatnya pernafasan
d. Lemah
2. Infeksi
Infeksi Luka bedah bisa terjadi sekitar 2-11 hari post operasi, tanda dan gejalanya :
a. Kemerahan
b. Bengkak
c. Nyeri
d. Panas/demam
1. Faktor Internal
a. Nutrisi
b. Anemia
c. Kegemukan
d. Imunitas
e. Stress
f. Merokok
2. Faktor eksternal
b. Kebersihan luka
c. Besarnya luka
d. Obat-obatan
8. Penatalaksanaan luka
a. Balutan luka topikal
kontaminasi dan trauma, memberikan obat-obatan jika dindikasi, menyerap Drainase, dan
membuang jaringan yang Nekrotik. Idealnya balutan yang benar menjaga permukaan luka
tetap lembab dan mencegah pertumbuhan bakteri di luka. Pemilihan balutan yang tepat untuk
perawatan luka mncakup pengetahuan tentang tipe baluatan yang berbeda, jumlah eksudat
yang ada, frekuensi penggantian balutan yang diperlukan, kemudahan atau kesukaran dalam
mengganti balutan, dan biaya. Lingkungan pasien dan pemberi perawatan juga
karakteristik luka.
sa
Balutan kassa digunakan pada luka untuk menyerap cairan, untuk melindungi dari
trauma dan infeksi. Kassa lembab tidak boleh dibiarkan kering diantara penggantian balutan
karena pertumbuhan jaringan yang sehat dapat terganggu bila kassa yang kering diangkat.
Kassa lembab dapat digunakan pada semua luka dengan ketebalan parsial atau penuh
dan pada luka akut dan kronik. Kulit yang utuh disekitar luka harus dilindungi dari kassa
Kassa kering yang dibasahi dengan normal saline atau larutan Isotonik harus diganti
setiap 8 jam atau sebelum kelembaban menguap. Kassa yang diisi harus diganti setiap 8 jam