Anda di halaman 1dari 5

PERAWATAN LUKA (WOUND CARE)

Perawatan luka yang saat ini banyak diterapkan di praktek baik di rumah sakit
maupun dipraktek mandiri adalah perawatan luka berbasis lembab (moist wound healing).
Dari berbagai penelitian telah dibuktikan bahwa dengan perawatan luka berbasis lembab
akan mempercepat proses penyembuhan luka 3-5 kali lebih cepat dibandingkan dengan
teknik perawatan luka yang konvensional. Untuk melakukan perawatan luka berbasis lembab
membutuhkan berbagai peralatan dan modern dressing, antara lain:
1. Wound Cleansing
Digunakan untuk melakukan cleansing atau pembersihan luka modern dressing.
a. Octenidine Dihydrochloride
b. Sabun khusus mencuci luka
c. Prontosan
2. Dressing Luka Post Operasi
Digunakan untuk melakukan perawatan luka post operasi atau juga perawatan luka pada
pasien dengan luka akut
a. Absorbent Dressing
b. Alginate Dressing
3. Dressing Luka Kering (Nekrotin)
Digunakan untuk perawatan luka kering
a. Hydrogel
b. Hydrocolloid
4. Dressing Luka dengan Eksudat Banyak
Digunakan untuk melakukan perawatan luka dengan produk yang banyak sehingga bisa
membantu untuk mempertahankan kelembaban luka
a. Polyurethane Foam dengan Lapisan Alginat
b. Polyurethane Foam Dressing
5. Dressing Luka dengan Infeksi atau Resiko Infeksi
Digunakan untuk perawatan luka yang mempunyai infeksi dan pada produk ini kita bisa
membantu memperlambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga infeksi bisa teratasi
a. Polyurethane Foam dengan Lapisan Alginat
b. Garlic Cream
c. Zinc Cream
d. Absorb Powder
6. Plester dan Orthopedic Padding
Ada berbagai macam plester dan balutan ortopedi yang bisa digunakan untuk membuat
pasien merasa nyaman
a. Orthopedic Padding
b. Plester
c. Transparent Film
d. Micropore

SOP PERAWATAN LUKA


Pengertian Membersihkan luka, mengobati luka dan menutup kembali luka dengan
tekhnik steril.
Tujuan 1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengimobilisasikan luka
3. Mengabsorpsi drainase
4. Mencegah luka terkontaminasi oleh kotoran-kotoran tubuh (feses,
urine)
5. Membantu hemostatis
6. Menghambat/membunuh pertumbuhan mikroorganisme
7. Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan
luka/lembab
8. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi fisik dan mental klien
9. Mengurangi risiko komplikasi
10. Meminimalkan penggantian balutan dengan tetap mempertahankan
konsep lembab
Indikasi Pasien yang luka baru maupun luka lama, luka terbuka, luka dm, gangrene,
luka post operasi, luka bersih dan luka kotor.
Petugas Perawat
Peralatan 1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand / gunting jaringan.
4. Kassa steril.
5. Kom kecil 2 buah.
6. Peralatan lain terdiri dari :
a. Sarung tangan.
b. Gunting plester.
c. Plester.
d. Desinfektan (Bethadin).
e. Cairan NaCl 0,9%
f. Bengkok
g. Perlak / pengalas.
h. Verband.
7. Obat luka sesuai kebutuhan
Prosedur Tahap Pra Interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, perkenalkan diri perawat, dan identifikasi klien
dengan memeriksa identitas klien secara cermat.
2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Berikan privasi pada klien.
4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman saat
tindakan berlangsung
Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Membuka balutan luka pasien
8. Lakukan pengkajian luka
a. Lokasi luka
b. Luas luka, panjang x lebar x kedalaman/ketinggian
c. Ada tidaknya undermining/goa
d. Persentase dasar luka (merah, kuning, hitam)
e. Kondisi tepi luka (oedema, callus, epitel)
f. Adanya bau tidak sedap Inspeksi dan palpasi kulit sekitar luka
(suhu, warna kulit)
g. Stadium luka (grade 1, 2, 3, atau 4)
h. Adanya tanda-tanda infeksi
i. Adanya nyeri tekan
j. Kondisi eksudat (darah, cairan, pus), konsistensi dan jumlahnya
9. Tuangkan cairan NaCl 0,9% kedalam
10. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
11. Basahi kasa dengan cairan Nacl kemudian dengan menggunakan
pinset bersihkan area sekitar luka bagian luar sampai bersih dari
kotoran. (gunakan teknik memutar searah jarum jam)
12. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area luka bagian dalam. (gunakan
teknik usapan dari atas ke bawah)
13. Pada area yang mengalami nekrosis maka bisa melakukan
pembersihan jaringan mati atau menghilangkan jaringan yang mati
dengan menggunakan pinset sirurgis. Bisa cek apakah pasien
merasa sakit atau tidak lalu kita bisa angkat jaringannya dan kita
bersihkan. Tindakan ini disebut dengan melakukan debridement
14. Diarea yang mengalami infeksi maka perlu lakukan pemberian
dressing tertentu pada area yang terjadi infeksi
15. Keringkan daerah luka dengan kasa streril dan pastikan area daerah
luka bersih dari kotoran.
16. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
17. Untuk menghentikan perdarahan ini juga akan mengurangi bau
yang dihasilkan dari luka pasien bisa gunakan berbagai macam
produk Alginate Dressing
18. Memberikan foam untuk bisa menyerap cairan dari luka karena
daya serapnya sangat tinggi (Polyurethane Foam dengan Lapisan
Alginat)
19. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
20. Fiksasi balutan menggunakan plester atau balautan verband sesuai
kebutuhan.
21. Mengatur posisi pasien seperti semula.
22. Alat-alat dibereskan.
23. Buka sarung tangan.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Dokumentasi tindakan
3. Berpamitan
Referensi 1. https://youtu.be/BWVhSZU8ui0
2. Bryant, R (2016). Acute and Chronic Wounds. (3rd Ed.). St Louis :
Mosby Year Book
3. Carvile, K. (2012). WOund Care Manual. (6th ed.). Perth, WA : Silver
Chain Foundation
4. Doughty, Beckley D, McNichol, Lauwerie L (2016). Wound, Ostomy
and Continence Nurse Society core Curriculum. Wound Management.
Philadelphia : Wolters Kluwer
5. Kluwer, Wolters (2016). Cire Curriculum Wound Management.
WOCN
6. Smeltzer SC, Bare BG, et al. Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical Surgical Nursing. 1996. 8th ed. Philadelphia : Lippincott-
Raven Publishers. p. 1491-1477
7. Dealey C. The Care of Wound : A Guide for Nurses. 2005. 3rd ed.
UK : Blackwell Publishing Ltd. p. 10-1

Anda mungkin juga menyukai