Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

Perawatan Luka

A. Definisi
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah
infeksi, membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan
jaringan tubuh lainnya. Perawatan luka perlu dilakukan sejak dini yang dimulai dari
luka sekecil apapun, karena luka yang tidak terawatt akan menghasilkan bekas luka
yang merusak gambaran diri individu dan mengganggu kualitas hidup. Perawatan
luka dengan konsep yang benar akan membantu pencapaian kesembuhan lebih
opmtimal. Perawatan luka pada pasien diawali dengan pembersihan luka selanjutnya
tindakan yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan yang
bertujuan untuk mencegah infeksi silang serta mempercepat proses penyembuhan
luka

B. Anatomi dan Fisiologi


Anatomi

Gambar 1. Anatomi Kulit


Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %
berattubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 –3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 –1,9 meter
persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak,
umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus
dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak
tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulitberasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Fisiologi:
Penyembuhan luka adalah suatu proses komplek dengan melibatkan banyak sel.
Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase.
Fase tersebut meliputi ; koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling.

C. Indikasi Tindakan yang Dilakukan


Berikut ini beberapa indikasi perawatan luka yang dapat dilakukan:
1. Luka Bersih
a. Luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
b. Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan atau eksudat
c. Ingin mengkaji keadaan luka
d. Mempercepat debramen jaringan nekrotik

2. Luka Kotor
a. Pasien yang luka decubitus
b. Pasien yang luka gangrene
c. Pasien dengan luka venous

D. Kontraindikasi Tindakan yang Dilakukan


Kontraindikasi perawatan luka yang dilakukan, sebagai berikut:
1. Luka Bersih
a. Pada luka dengan ditandai adanya pus, necrose dan serum
b. Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan atau eksudat

2. Luka Kotor
a. Pasien yang tidak mengalami decubitus
b. Pasien yang mobilisasi
E. Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosis keperawatan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka
di buktikan dengan penyakit kronis
2. Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan berhubungan dengan agen
pencedera fisik di tandai dengan mengeluh nyeri

Tujuan Tindakan Perawatan yang Diambil


1. Menjaga kebersihan dapat mencegah infeksi
2. Memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien
3. Mempercepat proses penyembuhan luka
4. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
5. Membersihkan luka dari benda asing/kotoran
6. Memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka
7. Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka
8. Mencegah perdarahan sekitar luka.

F. Referensi

Hardiyanti, Siti. [2015]. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Vulnus
Laceratum dengan Perawatan Luka Modern di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Suarni, Ertati, Putri Rizki Amalia Badri. [2016]. Uji Efektifitas Achatina Fulica
Dibandingkan dengan Povidong Lodine 10% Terhadap Penyembuhan Luka
Sayat (Vulnus Scissum) Pada Mencit. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 7(1).
LAPORAN KASUS & BED SITE TEACHING

Nama Klien : Ny.H


Diagnosa Medis : Cholelitiasis
Tindakan Keperawatan : Perawatan Luka
Hari/Tanggal : 24 Januari 2023
Nama Mahasiswa : Yani Lisandari, S.Kep

No Kegiatan
I Persiapan Pelaksanaan Prosedur:
a. Persiapan alat
- Steril : pinset anatomis, pinset cirugi, klem arteri, gunting jaringan, sarung
tangan steril, kasa secukupnya
- Tidak steril : pinset anatomis (bersih), larutan NaCl 0,9%, perlak/pengalas,
verban elastis, sarung tangan (bersih), kantong plastik, kasa gulung,
antiseptic (jika perlu), bengkok

b. Persiapan pasien
- Informed consent
- Mengkaji klien terhadap tindakan yang akan dilakukan
- Memberitahu dan menjelaskan kepada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
- Memposisikan klien senyaman mungkin
II Pelaksanaan Prosedur
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
- Memberikan Salam
- Memperkenalkan diri
- Identifikasi pasien : meminta klien menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahir, memastikan ketepatannya dengan gelang identitas
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Menanyakan kesiapan pasien
- Menjaga privasi Klien
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan kondisi tubuh dan perasaan pasien
c. Kontrak
Melakukan kontrak dengan pasien, dengan menyepakati waktu, tempat dan
topik

2. Fase Kerja
- Cuci tangan dan atur peralatan
- Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan (nyaman)
- Memasang pengalas dibawah luka klien
- Letakkan kantong plastik didekat klien
- Memakai sarung tangan bersih. Buka balutan dengan pinset bersih, bersihkan
daerah bekas plester (bila ada), bila cairan lengket basahi dulu dengan NaCl
0,9% dan angkat secara hati-hati. Kemudian letakkan pinset dan sarung tangan
kotor di bengkok
- Kaji karakteristik luka : luas luka, ada tidaknya eksudat, jaringan nekrotik,
jaringan granulasi, warna kulit sekitar luka, ada tidaknya edema
- Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
- Bersihkan luka:
 Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9%
 Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan antiseptic iodine 10%
 Bila luka kehitaman/ada jaringan nekrotik, gunakan NaCl 0,9% dan lakukan
nekrotomi
 Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah
 Bila ada eksudat, lakukan masase kearah luka
 Bila ada sinus lubang, lakukan irigasi dengan NaCl 0,9% dengan kemiringan
sudut 45° sampai bersih
 Lakukan penutupan luka (cara konvensional): bila luka bersih tutup luka
dengan kain kassa yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas
sehingga kassa menjadi lembab. Pasang kasa lembab sesuai dengan luas
luka lalu tutup dengan kassa kering lalu balut dengan kasa gulung. Bila luka
infeksi tutup luka dengan kassa lembab NaCl 0,9% dan betadin 10% lalu
tutup dengan kasa kering dan balut dengan kasa gulung
 Atur kembali posisi klien yang nyaman dan memungkinkan aliran darah ke
perifer dan daerah luka lancar
 Merapikan alat
 Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan

3. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Rencana tindak lanjut
c. Membersihkan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan (respon pasien
dan karakteristik luka)
III Kesimpulan
a. Evaluasi tindakan keperawatan perawatan luka dengan Vulnus Laseratum sesuai
advice dokter pada Ny.H.

S : Pasien mengatakan nyeri pada luka


O : Skala nyeri berkurang 3
A : Masalah teratasi sebagian
P :
 Memberikan preparat analgetik sebelum nyeri bertambah
 Membersihkan luka, dan tubuh setiap hari
 Melakukan perawatan luka sesuai dengan preskripsi medis
 Mengkaji kemampuan pasien dalam peningkatan mobilitas fisik pada
seluruh ektermitas
 Mengkaji kemampuan dan hambatan motorik pasien pada seluruh ektermitas

Anda mungkin juga menyukai