Oleh
A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan dalam
lambung dan usus kecil. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau
parasite, serta menyebabkan muntah dan diare yang parah. Gastroenteritis,
paling sering ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Selain
itu, penularan juga terjadi dari kontak dekat dengan individu yang terinfeksi.
Saluran limbah selama musim hujan dapat menyebabkan penyebaran lebih
lanjut dari organisme penyebab. Kotoran terbuka adalah alasan umum lainya
yang menyebabkan penyebaran kondisi melalui lalat dan hama lainya
(Kardiyudiani & Susanti,2019 ).
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar
dengan konsisteni lembek atau cairbahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari
(DEPKES, 2016).
Gastroenteritis merupakan sindrom penyakit yang ditandai oleh
perubahan bentuk konsistensi tinja, serta bertambahnya frekuensi buang air
besar (hingga 3 kali atau lebih dalam sehari), dengan tinja yang encer dapat
berwarna hijau ataupun dapat bercampur lendir dan darah, yang juga berupa
lendir saja. (Mufidah, 2015)
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada
lambung dan usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.
Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau
tanpa lendir dan darah (Murwani, 2015).
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Khasanah 2016).
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tidak normal (meningkat)
dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono, 2018).
Dari pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa
gastroenteritis akut adalah gangguan transportasi larutan di usus yang terjadi
akibat peradangan pada saluran pencernaan yang terjadi secara mendadak
akibat infeksi dengan gejala muntah, dehidrasi, dan diare.
B. ETIOLOGI
Menurut (Ngastiyah, 2017) faktor infeksi diare :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi virus
Retrovirus penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau
disertai dengan muntah. Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada
musim dingin. Dapat ditemukan demam atau muntah. Di dapatkan
penurunan HCC.
a) Enterovirus, Biasanya timbul pada musim panas.
b) Adenovirus, Timbul sepanjang tahun. Menyebabkan gejala pada
saluran pencernaan/pernafasan.
c) Norwalk, Epidemik dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).
b. Bakteri
a) Stigella, Semusim, paling tinggi pada umur 1-5 tahun dapat
dihubungkan dengan kejang demam. Muntah yang tidak menonjol
terdapatnya sel polos dalam feses sel batang dalam darah
b) Salmonella, Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1
tahun. Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid. Mungkin
ada peningkatan temperature, Muntah tidak menonjol Sel polos
dalam feses Masa inkubasi 6- 40 jam, lamanya 2-5 hari. Organisme
dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
c) Escherichia coli Baik yang menembus mukosa (feses berdarah)
atau yang menghasilkan entenoksin. Pasien (biasanya bayi) dapat
terlihat sangat sakit.
d) Campylobacter Sifatnya invasif (feses yang berdarah dan
bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah
tanpa manifestasi klinik yang lain. Kram abdomen yang hebat.
Muntah/dehidrasi jarang terjadi.
e) Yersinia Enterecolitica Feses mukosa Sering didapatkan sel polos
pada feses. Mungkin ada nyeri abdomen yang berat Diare selama
1-2 minggu. Sering menyerupai apendicitis.
f) Kolera, merupakan diare jenis hipersekresi. Kuman tersebut
mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan pengeluaran
cairan yang berlebihan di usus, sehingga orang yang bersangkutan
kehilangan banyak elektrolit. Timbulnya mendadak, usia terkena
lebih dari 2 tahun, terkadang disertai muntah, dan jarang disertai
panas badan. Pada jenis ini, penderita yang terkena cepat
mengalami dehidrasi. Feces/tinja yang timbul baunya amis dan
seperti cucian beras.
c. Parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
d. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor non infeksi
a. Mal absorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan
sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi
laktosa.
b. Mal absorbsi lemak : long chain triglyceride
c. Mal absorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin
d. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
(milk alergy, food alergy, dow’n milk protein senditive
enteropathy/CMPSE). Makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
kontaminasi oleh tangan yang kotor. Penggunaan sumber air yang
sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci
tangan dengan bersih setelah buang air besar.
C. PATOFISIOLOGI
infeksi
Infeksi virus dan Malabsorbsi Makanan, efek
bakteri samping obat-obatan
GEA
Pelepasan
Kulit di Peningkatan BAB encer Mual dan mediator kimiawi
sekitar anus Frekwensi dengan atau muntah
lecet dan defekasi tanpa darah
iritasi Agen
Kemerahan
dan gatal anoreksia pirogenic, Spasme otot
Cairan yang dehidrasi prostaglandi polos usus
keluar n
banyak
Suhu tubuh Kram perut
Gangguan meningkat
Integritas Hipovolemia
Kulit Diare
Nyeri Akut
Hipertermia
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Sering buang air besar dengan konstipasi tinja yang cair dan encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala, turgo kulit jelek
3. Diare
4. Muntah
5. Demam
6. Nyeri abdomen
7. Memberan mukosa mulut dan bibir kering
8. Perubahan tanda-tanda vital (Khasanah, 2015)..
E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada
penderita diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Khasanah,
2015):
a. Jumlah cairan:
1) jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah cairan
yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL
(Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan
yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL
(Normal Water Losses).
2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses).
b. Ada 2 jenis cairan yaitu:
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan
oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333
mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang
dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L,
Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat
sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian
cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan evaluasi
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses
berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan,persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong, dan pasien immunocompromised (Khasanah, 2015).
Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x
sehari, 3–5 hari),Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin
300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-
500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atau IV) (Khasanah, 2015).
3. Obat Anti Diare
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat
(lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2–4
mg/ 3–4x sehari dan lomotil 5mg 3–4 x sehari. Efek kelompok obat
tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diare. Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan
dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut
dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan
(Khasanah, 2015).
F. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang yaitu:
a. Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada dan mungkin diare.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d. Gejala muntah dapat terjadi sesudah atau sebelum diare.
e. Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit
maka gejala dehidrasi mulai tampak.
f. Diuresis, terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg BB/jam) bila terjadi
dehidrasi. Urine normal pada diare anpa dehidrasi. Tidak ada
urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat).
4. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih
sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan
campak atau yang baru menderita campak dalam 4 minggu
terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan pada
pasien.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan, karena
factor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab
diare.
c. Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di
bawah 2 tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan
kejang yang terjadi sebelum, selama atau setelah diare.
5. Riwayat nutrisi
Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi:
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat
mengurangi resiko diare dan infeksi yang serius.
b. Pemberian susu formula, apakah di buat menggunakan air
masak dan diberikan botol atau dot yang tidak bersih,
karena botol yang tidak bersih akan mudah menimbulkan
pencemaran.
c. Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tiak
merasa haus. Pada dehidrasi ringan atau sedang anak
merasa haus ingin minum.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum:
- Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
- Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang)
- Lesu, lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat)
b. Berat badan
Penurunan berat badan tersebut dapat diperkirakan saat anak
di rawat dirumah sakit.
c. Kulit
Dilakukan pemeriksaan turgor yaitu dengan cara
mencubit daerah perut mengguanakan ujung jari. Apabila
turgor kembali dengan cepat berarti diare tersebut tanpa
dehidrasi, apabila turgor kembali dengan lambat, ini
berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang dan apabila
turgor kembali sangat lambat berarti diare dengan
dehidrasi berat. Kepala anak berusia di bawah 2 tahun
yang mengalami dehidrasi ubun-ubunnya biasanya
cekung.
d. Mata
Anak yang diare tanpa dehidrasi bentuk kelopak
matanya normal. Apabila mengalami dehidrasi
ringan/sedang kelopak matanya cekung.Sedang apabila
mengalami dehidrasi berat kelopak matanya sangat
cekung.
e. Mulut dan lidah
- Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
- Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)
- Mulut dalidah sangat kering (dehidrasi berat)
d. Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram dan
bising usus menigkat.
e. Anus, apakah ada iritasi pada kulitnya.
f. Pemeriksaan penunjang.
- Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun
mikroskopi dengan kultur.
- Tes malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pH, Clini
tes), lemak dan kultur urine.
3) Pemeriksaan penunjang
a. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b. Feses
Bakteri atau Parasit
c. Elektrolit
Natrium dan kalium menurun
d. Urinalisa Urin pekat, BJ meningkat e. Analisa Gas Darah Antidosis
metabolik (bila sudah kekurangan cairan)
4) Data fokus
a. Subjektif
1. Kelemahan
2. Diare lunak s/d encer
3. Anoreksia mual dan muntah
4. Tidak toleran terhadap diit
5. Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah)
6. Haus, kencing menurun
7. Nadi meingkat, TD menurun, RR cepat dan dalam (kompensasi
acidosis).
b. Objektif
1. Lemah, gelisah
2. Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
3. Penurunan turgor, pucat, mata cekung
4. Nyeri tekan abdomen
5. Urine kurang dari normal
6. Hipertermi
7. Hipoksia/ Cyanosis, mukosa kering. Peristaltik usus lebih dari
normal
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa
hangan
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. I DENGAN KASUS GEA DI
RUANG GARDENIA RSUD KABUPATEN BINTAN
Oleh
Inisial : An. I
Tempat/Tanggal lahir bayi :Cianjur/10 September 2020
Suku : Melayu
Agama : Islam
Ibu mengatakan An. I tidak pernah mengalami sakit dab tidak pernah di
rawat.
4. Tindakan (operasi)
5. Riwayat alergi
6. Kecelakan
7. Imunisasi
Pemberian Pemberian
1V)
4. Polio (I, II, III, Usia1, 2,3,4 bulan Tidak ada reaksi
1V)
V. RIWAYAT KELUARGA
Ibu pasien mengatakan bahwa An. B merupakan anak pertama dan belum
memiliki adik. Menurut ibu, tidak ada keluarga yang sedang menderita
penyakit serupa dengan klien dan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
diabetes melitus dan hipertensi.
Genogram
Keterangan:
= Laki-laki = Tinggal dalam satu rumah
= Perempuan = Pasien
= Hubungan Perkawinan
3. Hasil Lab :
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS
Leukosit 8,0 103/ul 1-3 th : 5,5-17,5/ 4-7 th : 5-17/ 8-
13 th : 4,5-13,5
Hemoglobin 12,0 g/dl 1-3 th : 9,6-15,6/ 4-7 th : 10,2-
15,2/ 8-13 th : 12,0-15,0
MCH 26,4 Pg >7 th : 23-31/ dewasa : 26-32
2. Pola Tidur
3. Mandi
a. Pemeliharaan badan : SMRS : Mandi ± 3x sehari
b. Pemeliharaan gigi dan mulut : Sikat gigi 1x sehari
c. Pemeliharaan kuku : Kuku dipotong saat sudah panjang
4. Aktivitas bermain
SMRS : Pasien bermain dengan keluarga dan teman-temannya
MRS : Pasien hanya terbaring lemah di tempat tidur
5. Eliminasi
a. BAB : SMRS : ± 4x sehari, konsistensi cair, berampas
MRS : Tidak sama sekali
b. BAK : SMRS : ± 3-5x sehari, warna jernih, bau khas
MRS : ± 2-3x sehari, warna kuning, bau khas
c. Kesulitan BAB/BAK : Tidak ada kesulitan untuk BAB/BAK
d. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : Tidak ada masalah
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum :
K/u : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
GCS :456
Akral : Hangat
b. Tanda-tanda vital :
Suhu : 36˚C
c. Kepala :
a. Bentuk kepala : simetris
b. Ubun-ubun : tidak dikaji
c. Kulit kepala : tidak dikaji
d. Normal tidak ada benjolan/massa
d. Mata /penglihatan :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : normal
c. Konjumgtiva dan sclera : normal
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : normal
f. Ketajaman penglihatan/visus : tidak dikaji
g. Tekanan bola mata : tidak dikaji
e. Telinga /Pendengaran
a. Bentuk telinga : simetris
b. Ukuran telinga : normal
c. Ketegangan telinga : normal
d. Lubang telinga : bersih tidak ada serumen
e. Ketajaman pendengaran : pasien dapat mendengar dengan jelas
f. Hidung/penciuman
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
b. Lubang hidung : terdapat secret
c. Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
g. Mulut :
a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi: bersih
c. Keadaan lidah : kotor berwarna putih
h. Leher :
a. Posisi trachea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : normal
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : teraba
f. Denyut nadi carotis : teraba
i. Dada :
a. Bentuk thorax : Normal chest
b. Frkewensi Pernafasan : 20x/menit
c. Irama Pernafasan : regular
d. Suara nafas tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan
e. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan bernafas
j. Abdomen/pencernaan :
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : cembung
Benjolan/massa : tidak ada benjolan
Bayangan pembuluh darah abdomen : tidak ada bayangan
pembuluh darah
b. Auskultasi
Peristaltik usus : hiperaktif
Bunyi jantung anak/BJA : tidak dikaji
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Benjolan/massa : tidak ada benjolan
Tanda-tanda ascites : tidak ada pembengkakan
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembesaran
Titik McBurney : sepertiga umbilicus ke fossailaka kanan
saat banya gerak
k. Anus Rektum
Lubang anus : normal
Tidak ada kelainan pada anus
l. Alat Kelamin/Sistem Reproduksi
Tidak dikaji
m. Extremitas/anggota badan
a. Kesimetrisan otot : Simetris
b. Pemeriksaan oedem : tidak ada oedem
c. Kekuatan otot : 5 5
5 5
d. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan
n. Kulit/otot/opersendian :
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Tekstur : sedikit kering
e. Kelembaban : kering
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
o. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS
b. Compos mentis eye = 4 verbal = 5 motorik = 6 composmentis
c. Tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign) : Tidak ada
rangsangan
d. Syaraf otak (nervus cranialis) : Tidak dikaji
e. Fungsi motorik : Normal tidak ada kelainan
f. Fungsi sensorik : Normal tidak ada kelainan
g. Refleks :
Refleks fisiologis : bisep (+) trisep (+) patella (+)
Refleks patologis : kaku kuduk (-) chaddok (-) babinski (-)
Mual
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2. Resiko hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
3. Naucea berhubungan dengan asam lambung meningkat
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Nama Klien : An. I Diagnosa Medik : GEA
Inisial Nama Ibu : Ny. Y Ruangan : Gardenia
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Nama Klien : An. I Diagnosa Medik : GEA
Inisial Nama Ibu : Ny. Y Ruangan : Gardenia
P : Intervensi dihentikan
Klien pulang
2 Kamis, 23 2 a. Mengobservasi tanda dan gejala hipovolemia Kamis, 23 Februari 2023
Februari 2023 Hasil : mata sudah baik, kelembapan kulit
14.00 WIB S: -
sudah baik, nukosa bibir lemab, N : 120
O: mata sudah sbaik, kelembapan
x/menit TD : 90/60 mmHg kulit sudah baik, nukosa bibir
lemab, N : 120 x/menit TD :
b. Memberikan cairan sesuai
14.15 WIB kebutuhan 90/60 mmHg pasien minum air
putih 100 ml
Hasil : pasien minum air putih 100 ml
15.00 WIB bapak pasien tampak membantu
c. Menganjurkan pasein untuk banyak pasien minum air putih
terpasang caian infus D5% 20
minum
tpm
Hasil : bapak pasien tampak membantu pasien A : Masalah Resiko hipovolemia
16.00 WIB teratasi
minum air putih
P : Intervensi dihentikan
d. Kolaborasi pemberian cairan Klien pulang
intravena
Hasil : terpasang caian infus D5% 20 tpm
P : Intervensi dihentikan
Klien pulang