Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. M DENGAN DIAGNOSA


MEDIS GEA dg DEHIDRASI RINGAN SEDANG
DI RUANG RAWAT INAP GARDENIA
RSUD KABUPATEN BINTAN
TANGGAL 20 FEBRUARI s/d 24 FEBRUARI 2023

Oleh

YANI LISANDARI, S.Kep


2022149001029

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

(Ns. UTARI CHRISTYA WARDHANI, M.Kep) (Ns. ALVIAN SAPUTRA, S.Kep)


NIDN. 1005128602 NIP. 19891127 202012 1 004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan dalam
lambung dan usus kecil. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau
parasite, serta menyebabkan muntah dan diare yang parah. Gastroenteritis,
paling sering ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Selain
itu, penularan juga terjadi dari kontak dekat dengan individu yang terinfeksi.
Saluran limbah selama musim hujan dapat menyebabkan penyebaran lebih
lanjut dari organisme penyebab. Kotoran terbuka adalah alasan umum lainya
yang menyebabkan penyebaran kondisi melalui lalat dan hama lainya
(Kardiyudiani & Susanti,2019 ).
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar
dengan konsisteni lembek atau cairbahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari
(DEPKES, 2016).
Gastroenteritis merupakan sindrom penyakit yang ditandai oleh
perubahan bentuk konsistensi tinja, serta bertambahnya frekuensi buang air
besar (hingga 3 kali atau lebih dalam sehari), dengan tinja yang encer dapat
berwarna hijau ataupun dapat bercampur lendir dan darah, yang juga berupa
lendir saja. (Mufidah, 2015)
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada
lambung dan usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.
Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau
tanpa lendir dan darah (Murwani, 2015).
Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Khasanah 2016).
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tidak normal (meningkat)
dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono, 2018).
Dari pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa
gastroenteritis akut adalah gangguan transportasi larutan di usus yang terjadi
akibat peradangan pada saluran pencernaan yang terjadi secara mendadak
akibat infeksi dengan gejala muntah, dehidrasi, dan diare.

B. ETIOLOGI
Menurut (Ngastiyah, 2017) faktor infeksi diare :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi virus
Retrovirus penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau
disertai dengan muntah. Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada
musim dingin. Dapat ditemukan demam atau muntah. Di dapatkan
penurunan HCC.
a) Enterovirus, Biasanya timbul pada musim panas.
b) Adenovirus, Timbul sepanjang tahun. Menyebabkan gejala pada
saluran pencernaan/pernafasan.
c) Norwalk, Epidemik dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

b. Bakteri
a) Stigella, Semusim, paling tinggi pada umur 1-5 tahun dapat
dihubungkan dengan kejang demam. Muntah yang tidak menonjol
terdapatnya sel polos dalam feses sel batang dalam darah
b) Salmonella, Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1
tahun. Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid. Mungkin
ada peningkatan temperature, Muntah tidak menonjol Sel polos
dalam feses Masa inkubasi 6- 40 jam, lamanya 2-5 hari. Organisme
dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
c) Escherichia coli Baik yang menembus mukosa (feses berdarah)
atau yang menghasilkan entenoksin. Pasien (biasanya bayi) dapat
terlihat sangat sakit.
d) Campylobacter Sifatnya invasif (feses yang berdarah dan
bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah
tanpa manifestasi klinik yang lain. Kram abdomen yang hebat.
Muntah/dehidrasi jarang terjadi.
e) Yersinia Enterecolitica Feses mukosa Sering didapatkan sel polos
pada feses. Mungkin ada nyeri abdomen yang berat Diare selama
1-2 minggu. Sering menyerupai apendicitis.
f) Kolera, merupakan diare jenis hipersekresi. Kuman tersebut
mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan pengeluaran
cairan yang berlebihan di usus, sehingga orang yang bersangkutan
kehilangan banyak elektrolit. Timbulnya mendadak, usia terkena
lebih dari 2 tahun, terkadang disertai muntah, dan jarang disertai
panas badan. Pada jenis ini, penderita yang terkena cepat
mengalami dehidrasi. Feces/tinja yang timbul baunya amis dan
seperti cucian beras.
c. Parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans)
d. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor non infeksi
a. Mal absorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan
sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi
laktosa.
b. Mal absorbsi lemak : long chain triglyceride
c. Mal absorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin
d. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
(milk alergy, food alergy, dow’n milk protein senditive
enteropathy/CMPSE). Makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
kontaminasi oleh tangan yang kotor. Penggunaan sumber air yang
sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci
tangan dengan bersih setelah buang air besar.
C. PATOFISIOLOGI

Menurut Ngastiyah (2017), mekanisme dasar yang menyebabkan


timbulnya diare adalah gastroenteritis akut adalah masuknya virus
(Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin
(Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit
(Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin
dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis
akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke
yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Gastroenteritis, yang terjadi merupakan proses dari Transfor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam
mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan
elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga menurunkan area permukaan intestinal dan terjadi gangguan absorpsi
cairan elektrolit. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
1. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air
dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
3. Gangguan motilitas usus
PATHWAY GASTROENTERITIS

infeksi
Infeksi virus dan Malabsorbsi Makanan, efek
bakteri samping obat-obatan

Kuman masuk Tekanan osmotik Toksin tidak


dan berkembang meningkat dapat diabsorbsi
dalam usus

Pergeseran air Hiperperistaltik


dan elektrolit
Toksin dalam ke rongga usus
dinding usus
halus

Isi rongga usus Kemampuan


meningkat absorbsi
Hipersekresi air
menurun
dan elektrolit
usus meningkat

GEA

BAB sering dengan Inflamasi saluran


konsistensi encer pencernaan

Pelepasan
Kulit di Peningkatan BAB encer Mual dan mediator kimiawi
sekitar anus Frekwensi dengan atau muntah
lecet dan defekasi tanpa darah
iritasi Agen
Kemerahan
dan gatal anoreksia pirogenic, Spasme otot
Cairan yang dehidrasi prostaglandi polos usus
keluar n
banyak
Suhu tubuh Kram perut
Gangguan meningkat
Integritas Hipovolemia
Kulit Diare
Nyeri Akut
Hipertermia
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Sering buang air besar dengan konstipasi tinja yang cair dan encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala, turgo kulit jelek
3. Diare
4. Muntah
5. Demam
6. Nyeri abdomen
7. Memberan mukosa mulut dan bibir kering
8. Perubahan tanda-tanda vital (Khasanah, 2015)..

E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada
penderita diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Khasanah,
2015):
a. Jumlah cairan:
1) jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah cairan
yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL
(Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan
yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL
(Normal Water Losses).
2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses).
b. Ada 2 jenis cairan yaitu:
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan
oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333
mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang
dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L,
Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat
sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian
cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan evaluasi
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses
berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan,persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong, dan pasien immunocompromised (Khasanah, 2015).
Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x
sehari, 3–5 hari),Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin
300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-
500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atau IV) (Khasanah, 2015).
3. Obat Anti Diare
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat
(lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2–4
mg/ 3–4x sehari dan lomotil 5mg 3–4 x sehari. Efek kelompok obat
tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi
diare. Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan
dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut
dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan
(Khasanah, 2015).

F. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang yaitu:
a. Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada dan mungkin diare.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d. Gejala muntah dapat terjadi sesudah atau sebelum diare.
e. Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit
maka gejala dehidrasi mulai tampak.
f. Diuresis, terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg BB/jam) bila terjadi
dehidrasi. Urine normal pada diare anpa dehidrasi. Tidak ada
urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat).
4. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih
sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan
campak atau yang baru menderita campak dalam 4 minggu
terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan pada
pasien.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan, karena
factor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab
diare.
c. Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di
bawah 2 tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan
kejang yang terjadi sebelum, selama atau setelah diare.
5. Riwayat nutrisi
Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi:
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat
mengurangi resiko diare dan infeksi yang serius.
b. Pemberian susu formula, apakah di buat menggunakan air
masak dan diberikan botol atau dot yang tidak bersih,
karena botol yang tidak bersih akan mudah menimbulkan
pencemaran.
c. Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tiak
merasa haus. Pada dehidrasi ringan atau sedang anak
merasa haus ingin minum.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum:
- Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
- Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang)
- Lesu, lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat)
b. Berat badan
Penurunan berat badan tersebut dapat diperkirakan saat anak
di rawat dirumah sakit.
c. Kulit
Dilakukan pemeriksaan turgor yaitu dengan cara
mencubit daerah perut mengguanakan ujung jari. Apabila
turgor kembali dengan cepat berarti diare tersebut tanpa
dehidrasi, apabila turgor kembali dengan lambat, ini
berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang dan apabila
turgor kembali sangat lambat berarti diare dengan
dehidrasi berat. Kepala anak berusia di bawah 2 tahun
yang mengalami dehidrasi ubun-ubunnya biasanya
cekung.
d. Mata
Anak yang diare tanpa dehidrasi bentuk kelopak
matanya normal. Apabila mengalami dehidrasi
ringan/sedang kelopak matanya cekung.Sedang apabila
mengalami dehidrasi berat kelopak matanya sangat
cekung.
e. Mulut dan lidah
- Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
- Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)
- Mulut dalidah sangat kering (dehidrasi berat)
d. Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram dan
bising usus menigkat.
e. Anus, apakah ada iritasi pada kulitnya.
f. Pemeriksaan penunjang.
- Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun
mikroskopi dengan kultur.
- Tes malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pH, Clini
tes), lemak dan kultur urine.
3) Pemeriksaan penunjang
a. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b. Feses
Bakteri atau Parasit
c. Elektrolit
Natrium dan kalium menurun
d. Urinalisa Urin pekat, BJ meningkat e. Analisa Gas Darah Antidosis
metabolik (bila sudah kekurangan cairan)
4) Data fokus
a. Subjektif
1. Kelemahan
2. Diare lunak s/d encer
3. Anoreksia mual dan muntah
4. Tidak toleran terhadap diit
5. Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
abdomen tengah bawah)
6. Haus, kencing menurun
7. Nadi meingkat, TD menurun, RR cepat dan dalam (kompensasi
acidosis).
b. Objektif
1. Lemah, gelisah
2. Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
3. Penurunan turgor, pucat, mata cekung
4. Nyeri tekan abdomen
5. Urine kurang dari normal
6. Hipertermi
7. Hipoksia/ Cyanosis, mukosa kering. Peristaltik usus lebih dari
normal

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Diare berhubungan dengan infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis.


b. Hipovolemia berhubungan dengan output yang berlebihan.
c. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder
dehidrasi.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan
sekunder terhadap kelembaban.
e. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. SDKI SLKI SIKI


1. Diare Eliminasi Fekal Manajemen Diare
Definisi: Setelah dilakukan Tindakan
Pengeluaran fese yang tindakan keperawatan Observasi:
sering, lunak dan tidak selama 3x24 jam 1. Identifikasi penyebab diare
berbentuk maka Eliminasi Fekal (mis. inflamasi
Penyebab: pasien dapat gastrointestinal, iritasi
Fisiologis membaik dengan gastrointestinal, proses
1. Inflamasi Kriteria Hasil: infeksi, malabsorbsi,
gastrointestinal a. kontrol ansietas, stress, efek obat
2. Iritasi pengeluaran feses obatan, pemberian botol
gastrointestinal meningkat susu)
3. Proses infeksi b. Keluhan defekasi 2. Identifikasi riwayat
4. Malabsorbsi lama dan sulit pemberian makanan
Psikologis menurun 3. Monitor warna, volume,
1. Kecemasan c. Mengejan saat frekuensi, dan konsistensi
2. Tingkat stress defekasi menurun tinja
tinggo d. Urgensi menurun 4. Monitor tanda dan gejala
Situasional e. Nyeri abdomen hipovolemia (mis.
1. Terpapar menurun takikardia, nadi teraba
kontaminan f. Kram abdomen lemah, tekanan darah
2. Terpapar toksin menurun turun, turgor kulit turun,
3. Penyalahgunaan g. Konsistensi feses mukosa mulut kering, CRT
laksatif membaik melambat, BB turun)
4. Penyalahgunaan zat h. Frekuensi BAB 5. Monitor jumlah
5. Program membaik pengeluaran diare
pengobatan i. Peristaltic usus 6. Monitor keamanan
6. Perubahan air dan membaik penyiapan makanan
makanan Terapeutik
7. Bakteri pada air 1. Berikan asupan cairan oral
Gejala dan Tanda (mis. garam gula, oralit,
Mayor pedialyte, renalyte)
Subjektif 2. Pasang jalur intravena
- (mis. ringer laktat, ringer
Objektif asetat jika perlu)
1. Defekasi lebih dari 3. Ambil sampel darah dan
tiga kali dalam 24 pemeriksaan darah lengkap
jam dan elektrolit
2. Feses lembek atau 4. Ambil sampel fesef dan
cair kultur, jika perlu
Gejala dan Tanda Edukasi
Minor 1. Anjurkan makan porsi
Subjektif kecil dan secara bertahap
1. Urgency 2. Anjurkan menghindari
2. Nyeri/kram makanan pembentuk gas ,
abdomen pedas dan mengandung
Objektif laktosa
1. Frekuensi Kolaborasi
peristaltic 1. Kolaborasi pemberian obat
meningkat antimolitas (mis.
2. Bising usus loperamide, difenoksilat)
hiperaktif 2. Kolaborasi pemberian obat
Kondisi klinis terkait antispasmodic/spasmolitik
1. Iritasi usus (mis. paverine, ekstak
Gastritis belladonna, mebeverine)
3. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses (mis.
atapulgit, smeklit, kaolin-
pektin)
2. Hipovolemia ( D.0023) Status Cairan Manajemen Hipovolemia
Definisi (L.03030) (I.03116)
Penurunan volume Setelah dilakukan Observasi
cairan intravaskular, tindakan keperawatan 1. Periksa tanda dan
interstisial dan/atau selama 3x24 jam gejala hipovolemia
intraseluler masalah status cairan (mis. Frekuensi nadi
teratasi dengan meningkat, nadi terasa
Penyebab krirteria hasil : lemah, tekanan darah
1. Kehilangan cairan 1. Kekuatan nadi menurun, tekanan nadi
aktif membaik dari menyempit, turgor kulit
2. Kegagalan yang sebelumnya menurun, membran
mekanisme skala 2 (cukup mukosa kering, volume
regulasi menurun) menjadi urin menurun,
3. Peningkatan skala 4 (cukup hematokrit meningkat,
permeabilitas meningkat) haus, lemah)
kapiler 2. Output urine 2. Monitor intake dan
4. Kekurangan membaik dari output cairan
intake cairan yang sebelumnya Terapeutik
skala 2 (cukup 3. Hitung kebutuhan
Gejala dan tanda
menurun) menjadi cairan
mayor
skala 4 (cukup Edukasi
Subjektif : (tidak tersedia) meningkat) 4. Anjurkan
Objektif 3. Membran mukosa memperbanyak
1. Frekuensi nadi lembab membaik asupan cairan oral
meningkat dari yang Kolaborasi
2. Nadi teraba sebelumnya skala 5. Kolaborasi
lemah 3 (sedang) pemberian cairan IV
3. Tekanan darah menjadi skala 4 isotonis (mis. Nacl,
menurun (cukup RL)
4. Tekanan nadi meningkat) 6. Kolaborasi
menyempit pemberian cairan IV
5. Turgor kulit hipotonis (mis.
menurun Glukosa 2,5%, Nacl
6. Membran 0,4%)
mukosa kering
7. Volume urin
menurun
8. Hematokrit
meningkat

Gejala dan tanda


minor
Subjektif :
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
Objektif
1. Pengisian vena
menurun
2. Status mental
berubah
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Konsentrasi urin
meningkat
5. Berat badan
turun tiba – tiba
3. Hipertermia ( D.0130) Termoregulasi Manajemen Hipertermia
Kategori : Lingkungan (L.14134) (I.15506)
Subkategori : Definisi Definisi
Keamanan dan Proteksi Pengaturan suhu Mengidentifikasi dan
Definisi tubuh agar tetap mengelola peningkatan suhu
Suhu tubuh berada pada rentang tubuh akibat disfungsi
meningkat di atas normal. termoregulasi.
rentang normal tubuh. Setelah dilakukan Tindakan
Penyebab tindakan keperawatan Observasi
1. Dehidrasi selama 3x24 jam 1. Identifikasi penyebab
2. Terpapar masalah hipertermia hipertermia (mis.
lingkungan panas diharapkan dehidrasi, terpapar
3. Proses penyakit membaik dengan lingkungan panas,
(mis. infeksi, kriteria hasil : penggunaan inkubator)
kanker) 1. Menggigil 2. Monitor suhu tubuh
4. Ketidaksesuaian menurun 3. Monitor komplikasi
pakaian dengan 2. Kejang menurun akibat hipertermia
suhu lingkungan 3. Suhu tubuh
Terapeutik
5. Peningkatan laju membaik
1. Sediakan lingkungan yang
metabolisme 4. Suhu kulit
dingin
6. Respon trauma membaik
2. Longgarkan atau lepaskan
7. Aktivitas
pakaian
berlebihan
3. Berikan cairan oral
8. Penggunaan
4. Ganti linen setiap hari
inkubator
atau lebih sering jika
Gejala dan Tanda mengalami
Mayor hiperhidrosis(keringat
Subjektif berlebihan)
5. Lakukan pendinginan
(tidak tersedia) eksternal (mis. selimut
Objektif hipotermia atau kompres
1. Suhu tubuh diatas dingin pada dahi, leher,
nilai normal dada, abdomen, aksila)

Gejala dan Tanda Edukasi


Minor 1. Anjurkan tirah baring
Subjektif
Kolaborasi
(tidak tersedia)
Kolaborasi pemberian cairan
Objektif dan elektrolit intravena jika
1. Kulit merah perlu

2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa
hangan

Kondisi Klinis Terkait


1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. prematuritas

4. Nyeri Akut (D. 0077) Tingkat Nyeri (l.08066) Manajemen nyeri


Kategori : psikologis Kriteria Hasil Definisi :
Subkategori: nyeri dan Setelah dilakukan Mengidentifikasi dan
tindakan keperawatan
kenyamanan mengelola pengalaman sensori
selama 3x24 jam
Definisi : pengalaman atau emosional yang berkaitan
masalah Nyeri akut
sensorik atau emosional
diharapakan menurun
dengan kerusakan jaringan
yang berkaitan dengan
kerusasakan jaringan aktual dan teratasi dengan atau fungsional dengan onset
atau fungsional, dengan indikator:
mendadak atau lambat dan
onset mendadak atau lambat 1. Keluhan nyeri
berintensitas ringan hingga
dan berintensitas ringan menurun dari skala 2
hingga berat yang
berat dan konstan
(cukup meningkat)
berlangsung kurang dari 3 menjadi skala 4 Tindakan
bulan. (cukup menurun). Observasi :
Penyebab : 2. Meringis menurun 1. identifikasi lokasi,
1. Agen pencedera dari skala 2 (cukup karakteristik, durasi,
fisiologis(mis, meningkat) menjadi frekuensi, kualitas,
skala 5 (menurun)
inflamasi, intensitas nyeri.
3. Sikap protektif
iskemia,neoplasma 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dari skala 2
) (cukup meningkat)
3. Identifikasi respon nyeri
2. Agen pencedera menjadi skala 5 dan non verbal
kimiawi(mis, (menurun). 4. Identifikasi faktor yang
terbakar, bahan 4. Kesulitan Tidur memperberat dan
menurun dari skala 2
kimia iritan) memperingan nyeri
(cukup meningkat)
3. Agen pencedera 5. Identifikasi pengetahuan
menjadi skala 5
fisik(mis. Abses, (menurun) dan keyakinan tentang
amputasi, terbakar, 5. TTV (Tekanan darah, nyeri
terpotong, frekuensi nadi, pola 6. Identifikasi pengaruh
mengangkat berat, nafas) menurun dari budaya terhadap respon
skala 2 (cukup
prosedur operasi, nyeri
memburuk) menjadi
trauma, latihan 7. Identifikasi pengaruh nyeri
skala 5 (membaik)
fisik berlebihan) 6. Fokus menurun dari pada kualitas hidup
Gejala dan tanda skala 2 (cukup 8. Monitor keberhasilan
mayor memburuk) menjadi terapi komplementer yang
Subjektif : skala 5 (membaik) sudah diberikan
7. Nafsu makan
9. Monitor efek samping
1. Mengeluh nyeri
menurun dari skala 2
Objektif : penggunaan analgetik
(cukup memburuk)
1. Tampak Terapeutik :
menjadi skala 4
meringis (cukup membaik)
1. Berikan tehnik non

2. Bersikap farmakologis untuk


mengurangi rasa
protektif nyeri( mis, TENS,
(misalnya . hipnosis, akupresure,
waspada, posisi terapi musik, biofeedback,
menghindari terapi pijat, aroma terapi,
nyeri) tehnik imajinasi
3. Gelisah terbimbing, kompres
4. Frekuensi nadi hangat/dingin, terapi
meningkat bermain)
5. Sulit tidur 2. Kontrol lingkungan yang
Gejala dan tanda memperberat rasa nyeri
minor (mis. Suhu ruangan,
Subjektif (tidak pencahayaan , kebisingan)
tersedia) 3. Fasilitasi istrahat dan tidur
Objektif : 4. Pertimbangkan jenis dan
1. Tekanan darah sumber nyeri dalam
meningkat pemilihan strategi
2. Pola nafas meredakan nyeri
berubah Edukasi :

3. Nafsu makan 1. Jelaskan penyebab,

berubah periode, dan pemicu nyeri

4. Proses berfikir 2. Jelaskan strategi

terganggu meredakan nyeri

5. Menarik diri 3. Anjurkan memonitor nyeri

6. Berfokus pada secara mandiri

diri sendiri 4. Anjurkan mengguanakan

7. Diaforesis analgetik secara tepat

Kondisi klinis terkait 5. Ajarkan tehnik non

1. Kondisi farmakologis untuk

pembedahan mengurangi rasa nyeri


Kolaborasi :
2. Cedera
1. Kolaborasi pemberian
traumatis analgesik,jika perlu
3. Infeksi
4. Syndrom
koroner akut
5. glaukoma
5. Gangguan Integritas Integritas Kulit / Perawatan Integritas Kulit
Kulit / Jaringan Jaringan (L.14125) (I.11353)
(D.0129)
Setelah melakukan Definisi :
Definisi : pengkajian selama 3 Mengidentifkasi dan merawat
Kerusakan kulit (dermis × 24 jam integritas kulit untuk menjaga keutuhan,
dan / atau epidermis) kulit / jaringan kelembaban dan mencegah
atau jaringan meningkat, dengan perkembangan mikrogranisme.
(membrane mukosa, kriteria hasil :
kornea, fasia, otot, Tindakan :
tendon, tulang, 1. Elastisitas Observasi :
kartilago, kapsul sendi cukup 1. Identifkasi penyebab
dan/atau ligament). meningkat gangguan integritas
2. Hidrasi cukup kulit (mis. Perubahan
Penyebab: meningkat sirkulasi, perubahan
1. Perubahan 3. Perfusi statu nutrisi, penurunan
sirkulasi jaringan kelembaban, suhu
2. Perubahan cukup lingkungan ektrem,
status nutrisi meningkat penurunan mobilitas)
(kelebihan atau 4. Kerusakan Terapeutik :
kekurangan) jaringan 1. Ubah posisi tiap 2 jam
3. Kekurangan/ cukup jika tirah baring
kelebihan menurun 2. Lakukan pemijatan pada
volume cairan 5. Kerusakan area penonjolan tulang , jika
4. Penurunan lapisan kulit perlu

mobilitas cukup 3. Bersihkan perineal


5. Bahan kimia menurun dengan air hangat,
iritatif 6. Nyeri cukup terutama selama
6. Suhu menurun periode diare
lingkungan 7. Perdarahan 4. Gunakan produk
yang ekstrim cukup berbahan petrolium
7. Faktor menurun atau minyak pada kulit
mekanisme 8. Kemerahan kering
(mis. penekanan cukup 5. Gunakan produk
pada tonjolan menurun berbahan ringan/alami
tulang, gesekan) 9. Hematoma dan hipoalergik pada
atau faktor cukup kulit sensitif
elektris menurun 6. Hindari produk
berbahan dasar alkohol
(elektrodiatermi 10. Pigmentasi pada kulit kering
, energi listrik abnormal Edukasi :
bertegangan cukup 1. Anjurkan menggunakan
tinggi) menurun pelembab (mis. Lotion,
8. Efek samping 11. Jaringan parut serum)

terapi radiasi cukup 2. Anjurkan minum air


9. Kelembaban menurun yang cukup
10. Proses penuaan 12. Nekrosis 3. Anjurkan
11. Neuropati cukup meningkatkan asupan
perifer menurun nutrisi
12. Perubahan 13. Abrasi kornea 4. Anjurkan
pigmentasi cukup meningkatkan asupan
13. Perubahan menurun buah dan sayur
hormonal 14. Suhu kulit 5. Anjurkan menghindari
14. Kurang terpapar cukup terpapar suhu ekstrem
informasi membaik 6. Anjurkan menggunakan
tentang upaya 15. Sensasi cukup tabir surya SPF
mempertahanka membaik minimal 30 berada di
n/melindungi 16. Tekstur cukup luar rumah
integritas kulit. membaik 7. Anjurkan mandi dan
17. Pertumbuhan menggunakan sabun
Gejala dan Tanda rambut cukup secukupnya
Mayor membaik
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Kerusakan
jaringan dan /
atau lapisan
kulit.

Gejala dan Tanda


Minor
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Nyeri
2. Perderahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
DAFTAR PUSTAKA
Khasanah, Nur Aulia. 2015. Hipertermi Pada An. M Gastroenteritis Akut Diruang
Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Mufidah, Fatchul. 2012. Cermati Penyakit-Penyakit Yang rentang Diderita Anak
Usia Sekolah. Yogyakarta: FlashBooks.
Munnink, B. Van der Hoek, L. 2016. Viruses Causing Gastrointeritis : The
Know, the New and Those Beyond. Viruses. 8(2), pp. 42.
Navita, Dwinta Widya. 2018. Asuhan Keperawatan pada Klien Gastrointeritis
Akut (GEA) dengan Masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Panti Walua
Sawahan Malang. STIKES Panti Waluya Malang
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. I DENGAN KASUS GEA DI
RUANG GARDENIA RSUD KABUPATEN BINTAN

Oleh

AHMAD FADLI, S.Kep


2022149001020

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

(Ns. UTARI CHRISTYA WARDHANI, M.Kep) (Ns. ALVIAN SAPUTRA, S.Kep)


NIDN. 1005128602 NIP. 19891127 202012 1 004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
I. IDENTITAS DATA

Inisial : An. I
Tempat/Tanggal lahir bayi :Cianjur/10 September 2020

Inisial Ayah/Ibu : Tn. N/Ny. Y

Pekerjaan Ayah : Swasta

Pekerjaan Ibu : IRT

Alamat : Kp. Jawa RT 002 RW 002 Sungai Lekop

Suku : Melayu

Agama : Islam

Pendidikan : Beum Sekolah

Tanggal Pengkajian : 21 Februari 2023

II. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakan BAB cair 3-4x/hari selama ±7 hari.

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


a. Pre natal
Ibu mengandung anak dengan kondisi sehat dan tidak terinfeksi
penyakit. Janin sehat tidak ada masalah selama kehamilan.
b. Intranatal
Bayi lahir spontan, keadaan bayi sehat dan normal. BB : 2600 gram, PB:
56 cm, Lingkar Kepala : 37 cm, Lingkar dada : 31 cm
c. Post natal
Bayi sehat dan normal
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

1. Penyakit Waktu kecil

Ibu mengatakan An. I tidak pernah mengalami sakit dab tidak pernah di

rawat.

2. Pernah di rawat di rumah sakit

Ibu mengatakan An.I tidak pernah dirawat


3. Riwayat operasi

Ibu megatakan An.I tidak ada makan obat rutin

4. Tindakan (operasi)

Ibu mengatakan An. I tidak pernah di lakukan tindakan operasi

5. Riwayat alergi

Ibu megatakan An.I tidak mempunyai riwayat alergi

6. Kecelakan

Ibu mengatakan An. I tidak pernah jatuh dan mengalami kecelakaan

7. Imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu Reaksi Setelah

Pemberian Pemberian

1. Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi

2. BCG Pada usia 1 bulan Membentuk

abses 1-2 bulan

3. DPT (I, II, III, Usia 2,3,4 bulan Demam 1 hari

1V)

4. Polio (I, II, III, Usia1, 2,3,4 bulan Tidak ada reaksi

1V)

5. IPV Usia 4 bulan Demam 1 hari

6. Campak Usia 9 bulan Demam 1 hari

V. RIWAYAT KELUARGA
Ibu pasien mengatakan bahwa An. B merupakan anak pertama dan belum
memiliki adik. Menurut ibu, tidak ada keluarga yang sedang menderita
penyakit serupa dengan klien dan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
diabetes melitus dan hipertensi.

Genogram

Keterangan:
= Laki-laki = Tinggal dalam satu rumah
= Perempuan = Pasien
= Hubungan Perkawinan

III. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medis : GEA
2. Obat-obatan :
a. Zinc 1 sendok teh 1 x 1 oral
b. Ondancentron 1,5 mg 3 x 1 IV
c. Maxbiotik 1 x 1 oral

3. Hasil Lab :
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI DAN HEMOSTASIS
Leukosit 8,0 103/ul 1-3 th : 5,5-17,5/ 4-7 th : 5-17/ 8-
13 th : 4,5-13,5
Hemoglobin 12,0 g/dl 1-3 th : 9,6-15,6/ 4-7 th : 10,2-
15,2/ 8-13 th : 12,0-15,0
MCH 26,4 Pg >7 th : 23-31/ dewasa : 26-32

MCHC 36,3 g/dl 8-13,5 bln : 28-32/ 1,5-3 th : 26-


34/ 5-10 th : 32-36/ dewasa : 33-
36
Eritrosit 4,55 106/ul 1-3 th : 3,4-5,2/ 4-7 th : 4-5,2/ 8-
13 th : 4-5,4/ dewasa (L) : 4,6-6
(P) : 4-5,4
MCV 72,6 fl 1-3 th : 76,0-92,0/ 4-7 th : 78,0-
94,0/ Dewasa : 80,0-94,0
Hematokrit 33,1 % 1-7 th : 34,0-48,0/ 8-13 th : 35,0-
49,0/ dewasa (L) : 40,0-54,0 (P) :
35,0-49,0
Trombosit 367 103/ul 1-5 th : (L) : 217-497 (P) : 229-
553/6-10 th : (L) : 181-521 (P) :
184-488/ 11-15 th : (L) : 156-408
(P) : 154-442
Hitung Jenis 3 diff Limfosit : 25-50
Leukosit L : 40,0
Mid : 5,0 1-20
%
Granulosit Segmen Neutrofil : 25-60
(Sg) : 55,0
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium (Na) 132,8 mmol/L 132-141
Kalium (K) 3,69 mmol/L 3,5-5,1
Klorida (Cl) 96,8 mmol/L 98-107

IV. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh
An. I di asuh oleh Ibunya
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan antara anggota keluarga Hubungan dalam keluarga baik
3. Hubungan dengan teman sebaya
Hubungan antara teman sebaya baik
4. Pembawaan secara Umum
An. I sangat kooperatif dan aktif
5. Lingkungan Rumah
An. I diasuh oleh ibunya dan tinggal dirumah yang sama dan hubungan
keluarga baik
V. KEBUTUHAN DASAR
1. Makanan
a. Jumlah dan jenis makanan : SMRS : 2-3 x sehari, nasi, ikan, dan
sayur, porsi habis
b. Waktu pemberian makan : Pagi, siang, malam, atau jika merasa lapar
c. Jumlah dan jenis cairan : Saat klien merasa haus ± 6-8 gelas perhari
d. Waktu pemberian cairan : saat pasien merasa haus dan setelah makan
e. Pantangan : Tidak ada pantangan
f. Masalah makan dan minum
1) Kesulitan mengunyah : tidak ada kesulitan mengunyah
2) Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan
3) Mual dan muntah : pasien merasa mual saat setelah makan
4) Tidak dapat makan sendiri : pasien hanya disuapin oleh ibunya
g. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah

2. Pola Tidur

a. Waktu Tidur : Siang jam 12.00, malam jam 21.00

b. Waktu Bangun : Pagi jam 05.00 dan siang jam 16.00

c. Masalah Tidur : Tidak ada kesulitan

d. Hal-hal yang mempermudah tidur : Saat pasien merasa lelah dan


mengantuk

e. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun : Saat suasana ramai

3. Mandi
a. Pemeliharaan badan : SMRS : Mandi ± 3x sehari
b. Pemeliharaan gigi dan mulut : Sikat gigi 1x sehari
c. Pemeliharaan kuku : Kuku dipotong saat sudah panjang

4. Aktivitas bermain
SMRS : Pasien bermain dengan keluarga dan teman-temannya
MRS : Pasien hanya terbaring lemah di tempat tidur

5. Eliminasi
a. BAB : SMRS : ± 4x sehari, konsistensi cair, berampas
MRS : Tidak sama sekali
b. BAK : SMRS : ± 3-5x sehari, warna jernih, bau khas
MRS : ± 2-3x sehari, warna kuning, bau khas
c. Kesulitan BAB/BAK : Tidak ada kesulitan untuk BAB/BAK
d. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : Tidak ada masalah

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum :
K/u : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
GCS :456
Akral : Hangat
b. Tanda-tanda vital :
Suhu : 36˚C
c. Kepala :
a. Bentuk kepala : simetris
b. Ubun-ubun : tidak dikaji
c. Kulit kepala : tidak dikaji
d. Normal tidak ada benjolan/massa
d. Mata /penglihatan :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : normal
c. Konjumgtiva dan sclera : normal
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : normal
f. Ketajaman penglihatan/visus : tidak dikaji
g. Tekanan bola mata : tidak dikaji
e. Telinga /Pendengaran
a. Bentuk telinga : simetris
b. Ukuran telinga : normal
c. Ketegangan telinga : normal
d. Lubang telinga : bersih tidak ada serumen
e. Ketajaman pendengaran : pasien dapat mendengar dengan jelas
f. Hidung/penciuman
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
b. Lubang hidung : terdapat secret
c. Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
g. Mulut :
a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi: bersih
c. Keadaan lidah : kotor berwarna putih
h. Leher :
a. Posisi trachea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : normal
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : teraba
f. Denyut nadi carotis : teraba
i. Dada :
a. Bentuk thorax : Normal chest
b. Frkewensi Pernafasan : 20x/menit
c. Irama Pernafasan : regular
d. Suara nafas tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan
e. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan bernafas
j. Abdomen/pencernaan :
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : cembung
Benjolan/massa : tidak ada benjolan
Bayangan pembuluh darah abdomen : tidak ada bayangan
pembuluh darah
b. Auskultasi
Peristaltik usus : hiperaktif
Bunyi jantung anak/BJA : tidak dikaji
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Benjolan/massa : tidak ada benjolan
Tanda-tanda ascites : tidak ada pembengkakan
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : tidak ada pembesaran
Titik McBurney : sepertiga umbilicus ke fossailaka kanan
saat banya gerak
k. Anus Rektum
Lubang anus : normal
Tidak ada kelainan pada anus
l. Alat Kelamin/Sistem Reproduksi
Tidak dikaji

m. Extremitas/anggota badan
a. Kesimetrisan otot : Simetris
b. Pemeriksaan oedem : tidak ada oedem
c. Kekuatan otot : 5 5

5 5
d. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan
n. Kulit/otot/opersendian :
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Tekstur : sedikit kering
e. Kelembaban : kering
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
o. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS
b. Compos mentis eye = 4 verbal = 5 motorik = 6 composmentis
c. Tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign) : Tidak ada
rangsangan
d. Syaraf otak (nervus cranialis) : Tidak dikaji
e. Fungsi motorik : Normal tidak ada kelainan
f. Fungsi sensorik : Normal tidak ada kelainan
g. Refleks :
Refleks fisiologis : bisep (+) trisep (+) patella (+)
Refleks patologis : kaku kuduk (-) chaddok (-) babinski (-)

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Ibu pasien Faktor infeksi (bakteri) Diare
mengatakan anaknya ↓
BAB sehari 4x Penyerapan sari-sari
makanan dalam saluran
DO : - K/u lemah
pencernaan tidak adekuat
- Pasien tampak ↓
gelisah Gangguan motilitas usus
- Konsistensi ↓
feses cair Hiperperistaltik
- Bising usus ↓
hiperaktif Usus tidak mampu
menyerap makanan
- TTV :

S : 36°C Diare

2 DS : BAB sering dengan Resiko Hipovolemia


. - Ibu pasien intensitas cair
mengatakan anaknya ↓
Kehilangan cairan dan
BAB sehari 4x hari,
elektrolit berlebihan
konsistensi cair ↓
- Ibu pasien Menurunnya volume
mengatakan badan intravaskuler
anaknya lemas ↓
DO : Dehidrasi
- K/u lemah ↓
Resiko Hipovolemia
- Pasien tampak gelisah
- Mukosa bibir kering
- TTV :
- S : 36°C

3 Ds : ibu klien GEA Naucea


mengatakan anaknya
mengeluh mual Pengeluaran Na+Asam
mneingkat
Do : paien Nampak
sering menelan ludah Metabolisme anaerob
Nafsu makan menurun,
TTV Asam laktat meningkat
Suhu : 36.5
RR : 25x/menit Asidosis
N : 150x/menit
Asam lambung
meningkat

Mual

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2. Resiko hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
3. Naucea berhubungan dengan asam lambung meningkat

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO SDKI SLKI SIKI

1. Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan Manajemen Diare


inflamasi gastrointestinal Tindakan
tindakan keperawatan
Observasi:
ditandai dengan gejala :
selama 3x24 jam maka 1. Identifikasi penyebab
DS : Ibu pasien diare (mis. inflamasi
Eliminasi Fekal pasien
mengatakan anaknya gastrointestinal, iritasi
BAB sehari 4x dapat membaik dengan gastrointestinal, proses
infeksi, malabsorbsi,
DO : - K/u lemah Kriteria Hasil:
ansietas, stress, efek obat
- Pasien tampak a. kontrol pengeluaran obatan, pemberian botol
gelisah susu)
- Konsistensi feses feses meningkat
2. Identifikasi riwayat
cair b. Keluhan defekasi pemberian makanan
- Bising usus 3. Monitor warna, volume,
lama dan sulit
hiperaktif frekuensi, dan
menurun konsistensi tinja
- TTV :
4. Monitor tanda dan
- S : 36°C c. Mengejan saat
gejala hipovolemia (mis.
defekasi menurun takikardia, nadi teraba
lemah, tekanan darah
d. Urgensi menurun
turun, turgor kulit turun,
e. Nyeri abdomen mukosa mulut kering,
CRT melambat, BB
menurun
turun)
f. Kram abdomen 5. Monitor jumlah
pengeluaran diare
menurun
6. Monitor keamanan
g. Konsistensi feses penyiapan makanan
Terapeutik
membaik 1. Berikan asupan cairan
oral (mis. garam gula,
h. Frekuensi BAB
oralit, pedialyte,
membaik renalyte)
2. Pasang jalur intravena
i. Peristaltic usus
(mis. ringer laktat,
membaik ringer asetat jika perlu)
3. Ambil sampel darah dan
pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
4. Ambil sampel fesef dan
kultur, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan makan porsi
kecil dan secara
bertahap
2. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas
, pedas dan mengandung
laktosa
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat antimolitas (mis.
loperamide, difenoksilat)
2. Kolaborasi pemberian
obat
antispasmodic/spasmolit
ik (mis. paverine, ekstak
belladonna, mebeverine)
3. Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
(mis. atapulgit, smeklit,
kaolin-pektin)
2 Resiko hipovolemia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif (I.03116)
tindakan keperawatan
Observasi
ditandai dengan gejala :
selama 3x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala
DS : hipovolemia (mis.
masalah status cairan
- Ibu pasien mengatakan Frekuensi nadi
anaknya BAB sehari teratasi dengan krirteria meningkat, nadi terasa
lemah, tekanan darah
4x hari, konsistensi hasil :
menurun, tekanan nadi
cair 1. Kekuatan nadi menyempit, turgor kulit
- Ibu pasien mengatakan menurun, membran
badan anaknya lemas membaik dari yang
mukosa kering, volume
DO : sebelumnya skala 2 urin menurun,
- K/u lemah hematokrit meningkat,
(cukup menurun)
haus, lemah)
- Pasien tampak gelisah menjadi skala
4 2. Monitor intake dan
- Mukosa bibir kering output cairan
(cukup meningkat)
- TTV : Terapeutik
2. Output urine Hitung kebutuhan cairan
- S : 36°C
Edukasi
membaik dari yang
Anjurkan memperbanyak
sebelumnya skala 2 asupan cairan oral
Kolaborasi
(cukup menurun)
1. Kolaborasi pemberian
menjadi skala 4 cairan IV isotonis
(mis. Nacl, RL)
(cukup meningkat)
2. Kolaborasi pemberian
3. Membran mukosa cairan IV hipotonis
(mis. Glukosa 2,5%,
lembab membaik
Nacl 0,4%)
dari yang
sebelumnya skala 3
(sedang) menjadi
skala 4 (cukup
meningkat)
3 Naucea berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual
asam lambung meningkat keperawatan selama 3x24 Observasi:
a. Identifikasi
ditandai dengan gejala jam, diharapkan
pengalaman mual
Ds : ibu klien mengatakan t i n g k a t naucea b. Identifiksi faktor
anaknya mengeluh mual menurun penyebab mual
Do : paien Nampak sering Dengan kriteria hasil : c. Monitor mual
menelan ludah d. Monitor asupan nutrisi
Nafsu makan menurun, 1. Keluhan mual dan kalori
TTV menurun Terapeutik
Suhu : 36.5 2. Perasan ingin a. Kendalikan fktor
RR : 25x/menit muntah menurun penyebab mual
N : 150x/menit b. Kurangi atau hilangkan
3. Pucat membaik
keadaan penyebab mual
4. Nafsu makan c. Nerikan makanan dalam
meningkat jumlah kecil dan
menarik
Edukasi
a. anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
b. anjurkan sering
membersihkan mulut
c. anjurkan makanan tiggi
karbohidrat dan rendah
lemak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antemetik,
jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Nama Klien : An. I Diagnosa Medik : GEA
Inisial Nama Ibu : Ny. Y Ruangan : Gardenia

NO Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan Tangan
1. Selasa, 21 1 Selasa, 21 Februari 2023
Februari 2023 Pukul 18.00
a. Mengidentifikasi Penyebab Diare
14.00 WIB
Hasil : S:
Keluarga pasien mengatakan
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya
sebelumnya pasien makan
pasien makan coklat coklat
14.15 WIB ibu klien mengatakan anaknya
b. Memonitor warna, volume, frekueni dan
BAB>4 kali/hari dengan
konsistensi tinja
konsistensi cair dan berbusa,
Hasil : ibu klien mengatakan anaknya BAB>4
berwarna kuning
kali/hari dengan konsistensi cair dan berbusa,
berwarna kuning
O: lendir positif warna kuning
Hasil lab : lendir positif warna kuning
telah diberikan air putih 100 ml
15.00 WIB
c. Memeberikan asupan cairan oral
diberikan zinc 1 sendok teh
Hasil : telah diberikan air putih 100 ml
N : 120 x/menit TD : 90/60
16.00 WIB d. Kolaboras pemberian animotilitas mmHg
Hasil : diberikan zinc 1 sendok teh A : Masalah Diare teratasi
Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
a. Identifikasi riwayat
pemberian makanan
b. Monitor warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi
tinja
c. Monitor tanda dan gejala
hypovolemia
d. Anjurkan makan porsi kecil
dan secara bertahap
e. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas ,
pedas dan mengandung
laktosa
f. kolaborasi pemberian
antimotilitas
2 Selasa, 21 2 a. Mengobservasi tanda dan gejala hipovolemia Selasa, 14 Februari Januari 2023
Februari 2023 Hasil : mata tampak cekung, kelembapan kulit
14.00 WIB S: -
sedikit kering, nukosa bibir kering, N : 150
O: mata tampak cekung,
x/menit TD : 90/60 mmHg kelembapan kulit sedikit kering,
nukosa bibir kering, N : 150
b. Memberikan cairan sesuai kebutuhan
14.15 WIB x/menit TD : 90/60 mmHg
Hasil : pasien minum air putih 100 ml pasien minum air putih 100 ml
bapak pasien tampak membantu
pasien minum air putih
c. Menganjurkan pasein untuk banyak minum
15.00 WIB terpasang caian infus D5% 20
Hasil : bapak pasien tampak membantu pasien tpm
A : Masalah Resiko hipovolemia
minum air putih
teratasi Sebagian
d. Kolaborasi pemberian cairan intravena P : Intervensi dilanjutkan
16.00 WIB a. Periksa tanda dan gejala
Hasil : terpasang caian infus D5% 20 tpm
hypovolemia
b. Monitor intake dan output
cairan
c. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
3 Selasa, 21 3 Selasa, 21 Februari 2023
Februari 2023 Pukul 18.00
14.00 WIB a. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
Hasil : pasien mengatakan mual dirasa S: pasien mengatakan mual dirasa
muncul tiba-tiba terutama saat
muncul tiba-tiba terutama saat mencium bau
mencium bau mkanan yang tidak
mkanan yang tidak disukai pasien disukai pasien
Bapak pasien mengatakan akan
b. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab
15.00 WIB mengikuti intruksi petugas
mual Kesehatan
O: menjauhkan makanan yang tidak
Hasil : menjauhkan makanan yang tidak
disukai oleh pasien
disukai oleh pasien diberikan ondancentron 1,5 mg
N : 120 x/menit TD : 90/60
c. Menganjurkan istirahat tidur yang cukup
16.00 WIB mmHg
Hasil : Bapak pasien mengatakan akan A : Masalah naucea teratasi
mengikuti intruksi petugas Kesehatan Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
a. Identifikasi pengalaman
17.00 WIB d. Kolaborasi pemberian antiemetik mual
Hasil : diberikan ondancentron 1,5 mg b. Identifiksi faktor penyebab
mual
c. Monitor mual
d. Monitor asupan nutrisi dan
kalori
e. Kolaborasi pemberian
antiemetik
f. Anjurkan istirahat tidur
yang cukup

CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Nama Klien : An. I Diagnosa Medik : GEA
Inisial Nama Ibu : Ny. Y Ruangan : Gardenia

NO Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan Tangan
1. Rabu, 22 1 Selasa, 21 Februari 2023
Februari 2023 Pukul 18.00
a. Memonitor warna, volume, frekueni dan
14.00 WIB
konsistensi tinja S: ibu klien mengatakan anaknya
BAB masih tapi tidak sering lagi
Hasil : ibu klien mengatakan anaknya BAB
dengan konsistensi cair, berwarna
masih tapi tidak sering lagi dengan kuning
14.15 WIB O:
konsistensi cair, berwarna kuning
telah diberikan air putih 100 ml
b. Memeberikan asupan cairan oral
diberikan zinc 1 sendok teh
Hasil : telah diberikan air putih 100 ml
N : 110 x/menit TD : 90/60
c. Kolaborasi pemberian animotilitas
mmHg
Hasil : diberikan zinc 1 sendok teh
15.00 WIB
A : Masalah Diare teratasi
Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
a. Identifikasi riwayat
pemberian makanan
b. Monitor warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi
tinja
c. Monitor tanda dan gejala
hypovolemia
d. Anjurkan makan porsi kecil
dan secara bertahap
e. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas ,
pedas dan mengandung
laktosa
f. kolaborasi pemberian
antimotilitas
2 Rabu, 22 2 a. Mengobservasi tanda dan gejala hipovolemia Rabu, 14 Februari Januari 2023
Februari 2023 Hasil : mata sudah sedkit baik, kelembapan
14.00 WIB S: -
kulit sudah baik, nukosa bibir lemab, N : 110
O: mata sudah sedkit baik,
x/menit TD : 90/60 mmHg kelembapan kulit sudah baik,
nukosa bibir lemab, N : 110
b. Memberikan cairan sesuai kebutuhan
14.15 WIB x/menit TD : 90/60 mmHg
Hasil : pasien minum air putih 100 ml pasien minum air putih 100 ml
15.00 WIB bapak pasien tampak membantu
c. Menganjurkan pasein untuk banyak minum
pasien minum air putih
Hasil : bapak pasien tampak membantu pasien terpasang caian infus D5% 20
tpm
minum air putih
A : Masalah Resiko hipovolemia
16.00 WIB d. Kolaborasi pemberian cairan intravena teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : terpasang caian infus D5% 20 tpm
d. Periksa tanda dan gejala
hypovolemia
e. Monitor intake dan output
cairan
f. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
3 Rabu, 22 3 Rabu, 22 Februari 2023
Februari 2023 Pukul 18.00
14.00 WIB a. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
Hasil : pasien mengatakan sudah tidak mual S: pasien mengatakan sudah tidak
15.00 WIB
lagi mual lagi
b. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebabBapak pasien mengatakan akan
mual mengikuti intruksi petugas
Hasil : menjauhkan makanan yang tidak Kesehatan
16.00 WIB
disukai oleh pasien O: menjauhkan makanan yang tidak
disukai oleh pasien
c. Menganjurkan istirahat tidur yang cukup
diberikan ondancentron 1,5 mg
Hasil : Bapak pasien mengatakan akan N : 120 x/menit TD : 90/60
mengikuti intruksi petugas kesehatan mmHg
17.00 WIB
A : Masalah naucea teratasi
Sebagian
d. Kolaborasi pemberian antiemetik P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : diberikan ondancentron 1,5 mg a. Identifikasi pengalaman
mual
b. Identifiksi faktor penyebab
mual
c. Monitor mual
d. Monitor asupan nutrisi dan
kalori
e. Kolaborasi pemberian
antiemetik
f. Anjurkan istirahat tidur
yang cukup

CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Nama Klien : An. I Diagnosa Medik : GEA
Inisial Nama Ibu : Ny. Y Ruangan : Gardenia

NO Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan Tangan
1. Kamis, 23 1 Kamis, 23 Februari 2023
Februari 2023 Pukul 18.00
a. Memonitor warna, volume, frekueni dan
14.00 WIB
konsistensi tinja S: ibu klien mengatakan anaknya
Hasil : ibu klien mengatakan anaknya BAB BAB masih tapi tidak sering lagi
masih tapi tidak sering lagi dengan dengan konsistensi agag padat,
konsistensi agag padat, berwarna kuning berwarna kuning
14.15 WIB b. Memberikan asupan cairan oral O:
Hasil : telah diberikan air putih 100 ml telah diberikan air putih 100 ml
15.00 WIB c. Kolaborasi pemberian animotilitas diberikan zinc 1 sendok teh
Hasil : diberikan zinc 1 sendok teh N : 120 x/menit TD : 90/60
mmHg
A : Masalah Diare teratasi

P : Intervensi dihentikan
Klien pulang
2 Kamis, 23 2 a. Mengobservasi tanda dan gejala hipovolemia Kamis, 23 Februari 2023
Februari 2023 Hasil : mata sudah baik, kelembapan kulit
14.00 WIB S: -
sudah baik, nukosa bibir lemab, N : 120
O: mata sudah sbaik, kelembapan
x/menit TD : 90/60 mmHg kulit sudah baik, nukosa bibir
lemab, N : 120 x/menit TD :
b. Memberikan cairan sesuai
14.15 WIB kebutuhan 90/60 mmHg pasien minum air
putih 100 ml
Hasil : pasien minum air putih 100 ml
15.00 WIB bapak pasien tampak membantu
c. Menganjurkan pasein untuk banyak pasien minum air putih
terpasang caian infus D5% 20
minum
tpm
Hasil : bapak pasien tampak membantu pasien A : Masalah Resiko hipovolemia
16.00 WIB teratasi
minum air putih
P : Intervensi dihentikan
d. Kolaborasi pemberian cairan Klien pulang
intravena
Hasil : terpasang caian infus D5% 20 tpm

3 Kamis, 23 3 Kamis, 23 Februari 2023


Februari 2023 Pukul 18.00
14.00 WIB a. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
Hasil : pasien mengatakan sudah tidak mual S: pasien mengatakan sudah tidak
lagi mual lagi
15.00 WIB b. Menganjurkan istirahat tidur yang cukup Bapak pasien mengatakan akan
Hasil : Bapak pasien mengatakan akan mengikuti intruksi petugas
mengikuti intruksi petugas Kesehatan
Kesehatan
c. Kolaborasi pemberian antiemetik
16.00 WIB
Hasil : diberikan ondancentron 1,5 mg O:
diberikan ondancentron 1,5 mg
N : 120 x/menit TD : 90/60
mmHg
A : Masalah naucea teratasi

P : Intervensi dihentikan
Klien pulang

Anda mungkin juga menyukai