Anda di halaman 1dari 3

MK: hipertermia MK : Defisit nutrisi

Siki : manajemen hipertermia Siki : Manajemen nutrisi

1. Observasi 1. Observasi

– Identifikasi hipertermia (mis.dehidrasi,terpapar - Identifikasi status nutrisi - Identifikasi alergi dan


lingkungan panas, penyebab penggunaan inkubator) intoteransi makanan

- Monitor suhu tubuh - Identifikasi makanan disukai

- Monitor kadar elektralit -Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien -


Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor haluaran urine
- Monitor asupan makanan
- Monitor komplikasi akibat hipertermia Terapeutik
- Monitor berat badan
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Longgarkan atau lepaskan pakaian - Basahi dan kipasi
permukaan tubuh 2. Terapeutik

- Berikan cairan oral - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu -
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis piramida
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika makanan)
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih) - Lakukan
pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai -
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
aksila) - Hindari pemberian antipiretik atau aspirin Benkan makanan tinggi kalon dan tinggi protein

- Berikan oksigen, jika perlu -Berikan suplemen makanan jika perlu - Hentikan
pemberian makan melalui selang
2. Edukasi
3. Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu - Ajarkan diet yang
3. Kolaborasi diprogramkan
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, 4. Kolaborasi
jika perlu
-Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
Slki : Termoregulasi pereda nyeri, antiemetik), jika pertu
- Menggigil - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

Slki : Status nutrisi

- Berat badan
- Indeks massa tubuh (IMT)
MK : BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF MK : POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

Siki : Latihan batuk efektif Siki : Manajemen jalan nafas


1. Observasi 1. Observasi - Monitor pola napas (frekuensi,
- Identifikasi kemampuan batuk - Monitor adanya retensi kedalaman, usaha napas)
sputum
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas - Monitor wheezing, ronkhi kering) Monitor sputum (jumlah,
input dan output cairan (mis, jumlah dan karakteristik) wama, aroma) Terapeutik - Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
2. Terapeutik
jika curiga trauma servikal)
- Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
- Posisikan semi-Fowler atau Fowler
- Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
- Berikan minum hangat - Lakukan fisioterapi dada, jika
- Buang sekret pada tempat sputum
perlu
3. Edukasi
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif Anjurkan tarik
napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama - Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
2 detik. kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir endotrakeal
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik - Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam hingga 3 kali - Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill - Berikan oksigen, jika perlu
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3 Kolaborasi 2. Edukasi

- Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
perlu kontraindikasi Ajarkan teknik batuk efektif
Slki : Bersihan jalan nafas
3. Kolaborasi
- Produksi sputum
- Mengi - Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
- Wheezing mukolitik, jika perlu.
- Mokunium
Slki : Pola nafas

- Dispnea
- Penggunaan otot bantu nafas
- Pemanjangan fase ekspirasi
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh infeksi, bakteri dan virus.
WOC PNEUMONIA
Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan
hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya
dialami penderita pneumonia adalah batuk
Bakteri, virus, jamur berdahak, demam, dan sesak napas. Pneumonia
juga dikenal dengan istilah paru-paru basah.
Selang infus, ventilator, aspirasi, inhalasi, droplet
Manifestasi klinis yang sering terlihat pada pneumonia
adalah demam, batuk, kesulitan bernapas seperti
Saluran nafas bawah
sesak napas,retraksi interkostal, nyeri dada, nyeri
abdomen, penurunan bunyi napas, adanya ronkhi
Paru-paru basah, halus dan nyaring, adanya takipnea(frekuensi
pernapasan >50x/menit).
Alveoli Gejala lain yang sering timbul adalah terdapat
penurunan nafsu makan dan nyeri lambung,
Nanah dan cairan (respon paru-paru) kelelahan, gelisah, sianosis. Sedangkan tanda yang
sering muncul adalah adanya peningkatan suhu tubuh
yang mendadak.
Pneunomia
• Nyeri dada
Nyeri pleuritis • Panas dan demam
Reaksi inflam hebat
• Anoreksia nausea vomit

Membran paru-paru
meradang dan berlubang
Hipertermia Defisit nutrisi

Red blood count (RBC), white blood count (WBC), dan


Hepatitis merah keluar masuk ke alveoli

• Dispnea
Sekresi ederna, dan • Sianosis
prochospasma • Batuk

Partial oclusi

Jalan nafas tidak


efektif
Daerah paru menjadi padat (konsolidasi)

Penurunan ratio ventilasi- perfusi


Luas permukaan membran respirasi

Kapasitas difusi menurun

Pola nafas tidak efektif Hipoksemia

REFERENSI

https://images.app.goo.gl/K9p2ZqXuiG5HghC46

Oleh kelompok 1

MK : KEPERAWATAN ANAK

- Sucipto
- Maria Ulfa
- Wita Pamelia

Anda mungkin juga menyukai