Graft adalah jaringan hidup yang dicangkokkan, misalnya kulit, tulang, sumsum tulang,
kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, pankreas serta hepar.Skin graft
yaitu tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit darisatu tempat ke tempat
lain supaya hidup di tempat yang baru tersebut dan dibutuhkan suplai darah baru
(revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut
(Lubis, 2008). Skin graft merupakan teknik untuk melepaskan potongan kulit dari suplay
darahnya sendiri dan kemudian memindahkannya sebagai jaringan bebas ke lokasi yang
dituju (Brunner and Suddarth, 2002).
1.Pengkajian
a. Keadaan umum
b. Vital sign
c. Status nutrisi
d. Pola eliminasi
e. Pola istirahat dan tidur
f. Persepsi pasien
g. Hasil laboratorium
2.Persiapan fisik
a. Puasakan pasien 8 jam
b. Cukur daerah donor
c. Cairan / nutrisi parenteral selama puasa
d. Laboratorium
e. Thoraks foto
f. EKG
g. Concern form
h. Kaji tingkat kecemasan
i. Penjelasan tentang skin graft
PERAWATAN POST OPERASI
a.Keadan umum
b.Perdarahan post op
c.Gangguan sirkulasi (ada spalak)
d.Skin graft pada tangan dan kaki, sokong bantal di bawahnya untuk mencegah edema.
e.Skin graft (immobilisasi) sampai menempel dengan baik hati-hati
bila memindahkan pasien.
a.Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak
bebes
b.Bila menggunakan Bioskin (alloask) buka pada hari ketiga.Jika bioskin kering bersihkan
dengan savlon 1% dan biarkan bioskin tetap enempel dan tutup dengan gaas steril.
c.Amati tanda-tanda infeksi, bila ada bau busuk, bengkak, nyeri tekan,
d.lepaskan alloask dan berikan sufratulle dan zalf AB kemudian tutup gaas steril, rawat setiap
hari.
e.Luka donor yang hanya diberi sufratulle, buka balutan setelah 2 minggu post op.Bila luka
bersih, rawat luka 2 hari sekali.RAWATAN POST OPERASI
a.Keadan umum
b.Perdarahan post op
c.Gangguan sirkulasi (ada spalak)
d.Skin graft pada tangan dan kaki, sokong bantal di bawahnya untuk mencegah edema.
e.Skin graft (immobilisasi) sampai menempel dengan baik hati-hati
bila memindahkan pasien.
a.Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak
bebes
b.Bila menggunakan Bioskin (alloask) buka pada hari ketiga.Jika bioskin kering bersihkan
dengan savlon 1% dan biarkan bioskin tetap enempel dan tutup dengan gaas steril.
c.Amati tanda-tanda infeksi, bila ada bau busuk, bengkak, nyeri tekan,
d.lepaskan alloask dan berikan sufratulle dan zalf AB kemudian tutup gaas steril, rawat setiap
hari.
e.Luka donor yang hanya diberi sufratulle, buka balutan setelah 2 minggu post op.Bila luka
bersih, rawat luka 2 hari sekali
Kesimpulan
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang hehat
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar yang hebat,
ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan kehilangan kulit yang
luas. Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan
yang ada di bawahnya serta mempercepat proses penyembuhan. Dokter akan
mempertimbangkan pelaksanaan prosedur skin graft berdasarkan pada beberapa faktor yaitu:
ukuran luka, tempat luka dan kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh.
Skin graft terbagi menjadi Split thickness skin graft dan Full thickness skin graft,
keduanya dibedakan menurut ketebalan kulit yang diambil untuk melakukan skin graft. skin
graft membutuhkan revaskularisasi untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang
dipindahkan tersebut.
Syarat agar mendapatkan hasil skin graft yang baik antara lain, waskularisasi resipien
yang baik, kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien, dan imobilisasi.
Penyebab terjadinya kegagalan tindakan skin graft harus selalu dievaluasi. Antara
lain, hematoma dibawah skin graft, pergeseran skin graft, suplai darah pada daerah resipien
kurang baik, infeksi ataupun tekhnik yang salah. Oleh karena itu, skin graft harus selalu di
evaluasi, evakuasi seroma atau hematom pada skin graft dalam 24-48 jam setelah skin graft,
maka revaskularisasi masih akan terjamin 100%.
Lubis, S., M. Harry, 2008, Konsumen dan Pasien, Liberty, Yogyakarta.
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.
Jakarta : EGC.
Bisono, 2003, Petunjuk Praktis Operasi Kecil, EGC, Jakarta, hal. 15-16
Heriady, Yusuf. (2005). Manfaat transplantasi kulit pada pengobatan kanker. (Online),
(www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=konsultasi&id=103880-31k- diakses
tanggal 11 Juli 2006)