Anda di halaman 1dari 5

Konsep Dasar Skin Graft

Graft adalah jaringan hidup yang dicangkokkan, misalnya kulit, tulang, sumsum tulang,
kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, pankreas serta hepar.Skin graft
yaitu tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit darisatu tempat ke tempat
lain supaya hidup di tempat yang baru tersebut dan dibutuhkan suplai darah baru
(revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut
(Lubis, 2008). Skin graft merupakan teknik untuk melepaskan potongan kulit dari suplay
darahnya sendiri dan kemudian memindahkannya sebagai jaringan bebas ke lokasi yang
dituju (Brunner and Suddarth, 2002).

Tujuan dilakukan skin graft (Bisono, 2003).


a. Menutup luka yang tidak dapat ditutup secara primer
b. Menutup luka supaya penyembuhan luka tersebut lebih cepat.
c. Menutup luka secara permanen atau sementara (pada crush trauma untuk
penilaian vitalitas atau mengontrol pertumbuhan bakteri).

Indikasi skin graft (Bisono, 2003)


a. Luka yang luas
b. Luka dengan vaskularisasi yang adekuat
c. Luka tanpa infeksi yang jelas (atau hitung kuman kurang dari 1 x 100.000 koloni
kuman/gram jaringan).

Klasifikasi Skin Graft


Menurut (Lubis,2008) skin graft dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan ketebalan.
a. Berdasarkan asal / spesies
1) Autograft : graft bersal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yangsama)
2) Homograft : graft berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh
lain).
3) Heterograft (Xenograft) : graft berasal dari makhluk lain yang berbeda spesiesnya.
b. Berdasarkan Ketebalan
1) Split Thickness Skin Graft (STSG) : graft ini mengandung epidermis dan sebagian
dermis. Tipe ini dibagi 3 :
a. Thin Split Thickness Skin Graft, ukuran 8-12/1000 inci.
b. Intermediet (medium) Split Thickness Skin Graft, ukuran 14-20/1000 inci
c. Thick Split Thickness Skin Graft, ukuran 22-28/1000 inci.
d. Full Thickness Skin Graft: graft ini terdiri dari epidermis dan seluruh ketebalan
dermis.

Vaskularisasi dan Kehidupan Graft


Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup sebelum terjadi
hubungan yang erat dengan resipien. Setelah kulit dilepas dari donor akan berubah pucat
karena terputus dari suplai pembuluh darah. Terjadi kontraksikapiler pada graft dan sel
eritrosit terperas keluar. Setelah graft ditempelkan keresipien tampak perubahan-perubahan
sebagai berikut (Heriady, 2005) :
a. Proses Imbibisi Plasma (8-12 jam pertama)
1) Yaitu keadaan graft secara pasif menyerap nutrisi melalui lapisan fibrin(menyerap
seperti spon).
2) Graft tampak udem, berat graft naik lebih kurang 40% dari berat awal.
b. Proses Inoskulasi (22 jam – 72 jam berikutnya)
1) Proses terjadinya hubungan atau anastomosis langsung antara graft dengan pembuluh
darah resipien.
2) Pertumbuhan pembuluh darah resipien kedalam saluran endothelial graft.
3) Penetrasi pembuluh darah resipien kedalam dermis graft yang akan membentuk saluran
endothelial baru.
4) Kulit lebih pink sampai merah cherri dan udem graft berkurang.
c. Proses Angiogenesis/ Revaskularisasi dan Maturasi (hari ke-4 sampai hari ke-9).
1) Epitel graft telah bisa mitosis sendiri.
2) Ketebalan kulit mulai meningkat (sampai 7x) dan ketebalan normal lagi mulai hari ke-
10 setelah proses deskuamasi terjadi.
3) Graft mengalami maturasi komplit setelah hari ke-12

Perawatan Skin Graft


Menurut Bisono (2008) perawatan skin graft dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Bila hemostasis dan fiksasi resipien baik, balutan dibuka hari ke5-7, untuk mengevaluasi
Take (kehidupan) graft dan membuka jahitan/benang fiksasi.
b. Bila ada hematom/seroma/bekuan darah, dilakukan penggantian kassa lebih sering dan
drainase cairan .
c. Bila Take baik, ganti balutan tiap 2-3 hari, bersihkan graft dari debris dan krusta.
d. Bila graft telah matur, graft bisa diberi pelicin/pelunak dan pasien boleh mandi.
e. Mobilisasi jalan bisa dilakukan pada minggu ke-3-4

PERAWATAN PRE OPERASI SKIN GRAFT

1.Pengkajian
a. Keadaan umum
b. Vital sign
c. Status nutrisi
d. Pola eliminasi
e. Pola istirahat dan tidur
f. Persepsi pasien
g. Hasil laboratorium

2.Persiapan fisik
a. Puasakan pasien 8 jam
b. Cukur daerah donor
c. Cairan / nutrisi parenteral selama puasa
d. Laboratorium
e. Thoraks foto
f. EKG
g. Concern form
h. Kaji tingkat kecemasan
i. Penjelasan tentang skin graft
PERAWATAN POST OPERASI

1) Hal yang perlu diperhatikan :

a.Keadan umum
b.Perdarahan post op
c.Gangguan sirkulasi (ada spalak)
d.Skin graft pada tangan dan kaki, sokong bantal di bawahnya untuk mencegah edema.
e.Skin graft (immobilisasi) sampai menempel dengan baik hati-hati
bila memindahkan pasien.

2) Urutan perawatan luka

a.Buka balutan dengan pemberian NaCl bila balutan kering / lengket.


b.Luka dicuci dengan cairan savlon 1% kemudian dibilas NaCl 0,9%
(normal salin).
c.Keringkan dengan kasa steril
d.Beri zalk silver sulfadiazine (ssp) pada luka (0.5 cm)
e.Tutup dengan menggunakan gaas steril.

3) Perawatan luka pada donor

a.Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak
bebes
b.Bila menggunakan Bioskin (alloask) buka pada hari ketiga.Jika bioskin kering bersihkan
dengan savlon 1% dan biarkan bioskin tetap enempel dan tutup dengan gaas steril.
c.Amati tanda-tanda infeksi, bila ada bau busuk, bengkak, nyeri tekan,
d.lepaskan alloask dan berikan sufratulle dan zalf AB kemudian tutup gaas steril, rawat setiap
hari.
e.Luka donor yang hanya diberi sufratulle, buka balutan setelah 2 minggu post op.Bila luka
bersih, rawat luka 2 hari sekali.RAWATAN POST OPERASI

1) Hal yang perlu diperhatikan :

a.Keadan umum
b.Perdarahan post op
c.Gangguan sirkulasi (ada spalak)
d.Skin graft pada tangan dan kaki, sokong bantal di bawahnya untuk mencegah edema.
e.Skin graft (immobilisasi) sampai menempel dengan baik hati-hati
bila memindahkan pasien.

2) Urutan perawatan luka

a.Buka balutan dengan pemberian NaCl bila balutan kering / lengket.


b.Luka dicuci dengan cairan savlon 1% kemudian dibilas NaCl 0,9%
(normal salin).
c.Keringkan dengan kasa steril
d.Beri zalk silver sulfadiazine (ssp) pada luka (0.5 cm)
e.Tutup dengan menggunakan gaas steril.
3) Perawatan luka pada donor

a.Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak
bebes
b.Bila menggunakan Bioskin (alloask) buka pada hari ketiga.Jika bioskin kering bersihkan
dengan savlon 1% dan biarkan bioskin tetap enempel dan tutup dengan gaas steril.
c.Amati tanda-tanda infeksi, bila ada bau busuk, bengkak, nyeri tekan,
d.lepaskan alloask dan berikan sufratulle dan zalf AB kemudian tutup gaas steril, rawat setiap
hari.
e.Luka donor yang hanya diberi sufratulle, buka balutan setelah 2 minggu post op.Bila luka
bersih, rawat luka 2 hari sekali

Syarat-syarat Skin Graft yang baik:


a. Vaskularisasi resipien bed yang baik
b. Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien
c. Hindari kontaminasi atau infeksi.

Sebab-sebab kegagalan Tindakan Skin Graft:


a. Hematom dibawah skin graft.
b. Pergeseran skin graft
c. Resipien bed tidak baik

Kesimpulan
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang hehat
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar yang hebat,
ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan kehilangan kulit yang
luas. Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan
yang ada di bawahnya serta mempercepat proses penyembuhan. Dokter akan
mempertimbangkan pelaksanaan prosedur skin graft berdasarkan pada beberapa faktor yaitu:
ukuran luka, tempat luka dan kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh.
Skin graft terbagi menjadi Split thickness skin graft dan Full thickness skin graft,
keduanya dibedakan menurut ketebalan kulit yang diambil untuk melakukan skin graft. skin
graft membutuhkan revaskularisasi untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang
dipindahkan tersebut.
Syarat agar mendapatkan hasil skin graft yang baik antara lain, waskularisasi resipien
yang baik, kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien, dan imobilisasi.
Penyebab terjadinya kegagalan tindakan skin graft harus selalu dievaluasi. Antara
lain, hematoma dibawah skin graft, pergeseran skin graft, suplai darah pada daerah resipien
kurang baik, infeksi ataupun tekhnik yang salah. Oleh karena itu, skin graft harus selalu di
evaluasi, evakuasi seroma atau hematom pada skin graft dalam 24-48 jam setelah skin graft,
maka revaskularisasi masih akan terjamin 100%.
Lubis, S., M. Harry, 2008, Konsumen dan Pasien, Liberty, Yogyakarta.

Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.
Jakarta : EGC.

Bisono, 2003, Petunjuk Praktis Operasi Kecil, EGC, Jakarta, hal. 15-16

Heriady, Yusuf. (2005). Manfaat transplantasi kulit pada pengobatan kanker. (Online),
(www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=konsultasi&id=103880-31k- diakses
tanggal 11 Juli 2006)

Anda mungkin juga menyukai