PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh
karena adanya cedera atau pembedahan (Agustina, 2010). Luka ini
bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses
penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat
luka dibedakan atas abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka,
penetrasi, puncture, sepsis, dan lain-lain. Klasifikasi berdasarkan
struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan
epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan
dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis,
lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang (Agustina,
2010). Luka bakar merupakan klasifikasi luka berdasarkan struktur
lapisan kulit.
Luka bakar disebabkan oleh
disesuaikan
dengan
kedalaman
luka
bakar,
apabila
digunakan
untuk
manajemen
luka
dengan
untuk
penilaian
vitalitas
atau
mengontrol
pertumbuhan bakteri).
3. Indikasi skin graft (Bisono, 2008)
a. Luka yang luas
b. Luka dengan vaskularisasi yang adekuat
c. Luka tanpa infeksi yang jelas (atau hitung kuman kurang dari
1 x 100.000 koloni kuman/gram jaringan).
4. Klasifikasi Skin Graft
Menurut (Lubis,2008) skin graft dapat
berdasarkan asal dan ketebalan.
a. Berdasarkan asal / spesies
diklasifikasikan
darah,
dilakukan
b. Disposable Canisters
Disposable Canisters berfungsi menampung darah atau
cairan serosa (nanah)
c. Drainage tubing
Drainage tubing berfungsi untuk mengalirkan tekanan negatif
dari vaccum pump ke daerah luka dan mengalirkan darah
atau cairan serosa (nanah) ke Disposable Canisters
d. Non-adherent wound contact layer or foam
Merupakan lapisan semipermeabel yang mampu ditembus
darah atau cairan lain pada luka.
e. Antimicrobial gause
Digunakan sebagai antibiotic
f. Round or flat wound drain
Menghubungkan drainage tubing dengan luka
g. Transparent occlusive dressing
Digunakan untuk menutup luka
h. Barrier skin prep wipes
Perekat transparant dressing
i. Steril Salin
Untuk irigasi sebelum memasang non-adherent wound
contact layer.
j. Surgical tape
3. Cara Kerja VAC menurut (Muptadi 2013)
Pada dasarnya teknik ini sangat sederhana. Sepotong busa
dengan struktur pori pori terbuka dimasukkan ke dalam luka dan
menguras luka dengan perforasi lateral diletakkan di atasnya.
Seluruh
area
kemudian
ditutup
dengan
perekat
membran
1997.
Tekanan
subatmosferik
(tekanan
negative)
memacu
pertumbuhan
kapiler-kapiler
sehingga
angiogenesis
untuk
meningkatkan
proses
mikroskopis.
Aplikasi
VAC
setelah
tujuh
hari
Ujung
kateter
mm
suction
drainage
DAFTAR PUSTAKA
Agustina,
H.R.
(2010).
Perawatan
Luka
Modern.
(http://www.fkep.unpad.ac.id), diakses : 30 desember 2015.
(online),
Kowalak, Welsh & Mayer. (2011). Buku Ajar Pathofisiologi. Jakarta: EGC
Lubis,
Ramona
Dumasari.
(2008).
Skin
Graft.
(online),
(http://www.respiratory.usu.ac.id) diakses : 28 desember 2015.
Moenadjat, Yefta. (2009). Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Septiningsih . (2008). Efek penyembuhan luka bakar ekstrak etanol 70%
daun papaya (carica papaya ) dalam sediaan gel pada kulit punggung
kelinci new Zealand.
Smeltzer dan Bare. (2001). Keperawatan Medical Bedah edisi 8 volume 3.
Jakarta: EGC
Syamsu Hidayat dan Jong. (1997). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC
Lampiran 11
Gambar 1.Luka bakar sebelum di lakukan skin graft
Gambar 2. Luka bakar setelah di skin graft dan dirawat dengan metode VAC
modifikasi
OLEH KELOMPOK 4:
KOMANG YOGI CAHYANI
(15.322.2157)
MADE OKTRIANI
(15.322.2158)
(15.322.2159)
(15.322.2160)
(15.322.2161)
NI KOMANG PRIYANI
(15.322.2162)
(15.322.2163)
(15.322.2164)