Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA MAHASISWA : Muhammad Iriansyah


NPM : 17141901110058
JUDUL LP : Skin Graft

Banjarmasin, November 2017

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Linda, Ns., M.Kep) (Khairul Islah, S.Kep., Ns)


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Skin graft adalah penempatan lapisan kulit yang baru yang sehat pada daerah
luka (Blancard, 2006 ) . Kulit merupakan organ yang penting bagi manusia
karena memiliki fungsi antara lain sebagai pelindung terhadap lingkungan
disekitarnya dan mempertahankan suhu tubuh. Komplikasi yang diakibatkan
oleh kerusakan dan kehilangan jaringan kulit dapat menimbulkan infeksi
bakteri, kehilangan cairan tubuh, protein, energi, serta kerusakan jaringan
dibawahnya.

Dalam menangani suatu luka akibat trauma atau dapat penyakit, hasil yang
diharapkan adalah dapat mengembalikan integritas anatomi maupun
fungsinya. Pada kenyataannya tidak semua luka menutup secara primer,
karena kehilangan kulitnya terlalu luas membutuhkan jaringan penutup untuk
mengatasinya. Salah satu pilihan untuk menutup luka tersebut adalah dengan
melakukan tindakan skin graft.

Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit
dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan
dibutuhkan suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan
hidup kulit yang dipindahkan tersebut. Skin graft adalah tindakan
memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari satu tempat ke tempat
lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan dibutuhkann suplai darah
baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang
dipindahkan tersebut. (budiman 2008)

B. Tujuan
1. Mendeskripsikan konsep dasar tentang transplantasi kulit
2. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan
keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan klien transplantasi
kulit
3. Mendeskripsikan rencana keperawatan yang dibuat pada asuhan
keperawatan klien dengan transplantasi kulit
4. Mendeskripikan tindakan tindakan yang telah dilakukan pada asuhan
keperawatan klien dengan transplantasi kulit
5. Mendeskripsikan evaluasi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan
pada asuhan keperawatan klien transplantasi kulit.

C. Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka
bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang
terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka
bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya
serta mempercepat proses penyembuhan.

Dokter akan mempertimbangkana pelaksanaan prosedur skin graft


berdasarkan pada beberapa faktor yaitu : ukuran luka, tempat luka dan
kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh. Daerah resipien diantaranya
adalah luka-luka bekas operasi yang luas sehingga tidak dapat ditutup secara
langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan memerlukan tambahan kulit
agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses penyembuhan dapat
berlangsung secara optimal.
- Menutup defek kulit yang luas
- Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari efek

D. Kontra indikasi
Kontra indikaasi dari STSG meliputi daerah yang memerlukan penampilan
kosmetik yang baik dan ketahanan yang cukup atau daerah-daerah yang
dengan adanya kontraksi luka yang cukup signifikan akan menurun fungsinya.
STSG dikontraindikasikan bila derrah resipen graft memiliki vaskularisasi
yang kurang baik sehinggah graft tidak dapat bertahan
- Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan Full
Thinckness skin graft.

E. Penatalaksanaan / Tindakan.
a. Split tickness skin graft
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada,
pungung, bokong, ekstrimitas umumnya yang sering dilakukan diambil
dari paha. Untuk mengambil splitickness skin graft yang dilakukan
dengan menggunakan.:
1. Pisau/ blade
Yang bisa dipakai mata pisau no 22 yang mempunyai keuntungan
yaitu tajam,tipis dan rata.
2. Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata.
3. Dermatome
Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau
dengan tebal kulit yang disayat. Dermatome tangan (drum
dermaatoma) dermatome listrik dan tekanan udara.

b. Full Thickness skin graft


Efek yang dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah,
kemudian dibuat desain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor
dapat diambil dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak mata,
perut,lipat paha/inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.
Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin.
- Meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata
- Membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak
dibawahnya
- Lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat batas
dermis dan subkutis lebih jelas sehingga mempermudah pengambilan
graft.
Dilakukan insisi sesuai desain sampai sedalam dermis dengan
menggunakan pisau n0 15 atau no10 . dilakukan pemisahan dermis
dengan subkutis dimana keadaan kulit dalam keadaan tegang dengan
bantuan countertraction dari asisten. Setelah kulit didapat,
selanjutnya dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut
terangkat saat pengambilan graft.

F. Penempelan Skin Graft


Teknik dasar penempelan split thinckness skin graft dan full thickness skin
graft adalah sama. Sebelum penempelan graft, daerah resipien harus
dilakukan hemostasis dengan baik sehingga permukaan resipien lebih bersih
tidak ada perdarahan atau bekuan darah.

Dilakukan penjahitan interruted di sekililing graft dengan benang non


absorbilk. 4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan silk. Jahitan dimulai dari
graft ke tepi luka resipien, dari suatu yang lebih mobil ke tempat yang lebih
fixed Diatas kulit ditutup tule yang dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan
selanjutnya dilapisi dengan kasa steril kering.

Dibuat beberapa lubang kecil di atas skin graft untuk jalan keluar yang ada
kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah
graft dengan spuit berisi NaCl 0,9 %. Untuk membantu keberhasilan tindakan,
dilakukan balut tekan menggunakan verban , elastis sedangkan pada daerah
yang tidak memungkinkan untuk dipasan verban elastis seperti pada muka,
leher maka untuk menjamin fiksasi dilakukan tie over. Tie over adalah cara
yang terbaik untuk fiksasi skin gfraft, bila akan melakukan tie over saat
menjahit tepi graft beberapa sisa simpul dibiarkan panjang untuk fiksasai.
Defek daerah donor split thicness skingraft akan sembuh sendiri di mana
terjadi proses epiteliasasi ini dimungkinkan oleh karena masih ada unsur-
unsur epitel didalam dermis seperti folikel rambut, kelenjar keringan, kelenjar
minyak sebasea. Luka donor pada split thicnkness skin graft di tutup tulee dan
kasa streril kemudian di balut dengan verban elastis.

G. Cara Perawatan Skin Graft


Bila diyakini tindakan hemostasis darah resipien telah dilakukan dengan baik
dan fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari ke
5 untuk mengevaluasi take dari skin graft dan benang fiksasai di cabut. Take
dari skin graft maksudnya adalah telah trjadi revaskularisasi, dimana skin
graft memperoleh cukup vaskularisasi untuk hidup. Disarankan pada penderita
paska tindakan skin graft di ekstrimitas tetap memakai pembalut elastis
sampai pematangan graft kurang lebih 3-6 bulan.

H. Pemeriksaan penunjang
a. LED: Peningkatan mengindikasikan respon inflamasi.
b. Hitung darah lengkap / diferensial: peninggian dan perpindahan kekiri
diduha proses infeksi.
c. Pletismografi: mengukur TD segmental bawah terhadap ekstrimitas
bawah mengevaluasi aliran darah aterial.
d. Ultrasound Dropler: umtuk menngkaji dan mengukur aliran darah.
e. Tekana O2 transkutaneus: memberi peta area perfusi paling besar dan
paling kecil dalam keterlibtan ekstrimitas.
f. SDP: leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada
sisi lukadan respon inflamasi terhadap cedera.
g. Elektrolit serum: kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan
cedera jaringan, kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal.
h. Glukosa serum: peningkatan menunjukan respon terhadap sterss 
i. Albumin serum: rasio albumin / globulin mungkin terbalik sehbungan
dengan kehilangan protein pada edema cairan
j. BUN / Kreatin: dapat meningkat akibat cedera jaringan
k. Kultur luka: mengidentifikasikan adanya infeksi, dan organisme
penyebab.
l. Fotografi area luka: catatan untuk penyembuhan luka / skin loss
I. Pathway

Split tiknes skin grab

Intra op Post OP
Pre Op

Adanya tranplantasi
Khawatir, banyak Gelisah dan Pembiusan Regional Pembedahan kulit
bertanya khwatir

Efek Obat Insisi


Kurang Informasi Koping individu Terputusnya
tidak efektif jaringan kulit
Hipotermi
Kurang
Pengetahuan
Nyeri

Terputusnya kontiunitas jaringan


pembuluh darah
Ansietas

Resiko perdarahan

Perdarah tak
terkontrol

Syok hipovelemik

Penurunan HB

Penurunan suplai O2

Gangguang perpusi
J. Gambar
K. Diagnosa Keperawatan Intervensi, Rasional, ( Pre, Intra, Post)
a. Pre OP
1. Ansietas b.d Kurang Informasi dan Kurang Pengetahuan

Intervensi Rasional.
a. Berikan infromasi akurat a. Dapat mengurangi kecemasan
dan konsisten mengenai dan ketidakmampuan klien
prognosis. untuk membuat keputusan.

b. Berikan lingkungan yg b. Membantu pasien untuk merasa


terbuka. diterima pada kondisi sekarang.

c. Berikan informasi yg c. Menciptakan interaksi


dapat dipercaya dan interpersonal yang lebih baik
konsisten. dan menurunkan ansietas dan
rasa takut.
b. Intra Op
1. Resiko Perdarahan b.d Terputusnya kontuinitas jaringan pembuluh
darah

Intervensi Rasional
a. Awasi frekuensi a. Untuk memgetahui apakah
pernafasan. nafas normal atau tidak

b. Auskultasi bunyi nafas b. Untukmengawasi perubahan


perhatikan terjadinya bunyi nafas
ketidaksamaan bunyi ,juga
adanya gemeiric c. Untuk mengetahu apakah ada
roncnhi,mengi dan ispeksi alergi atau ada emboli
menorok /sesak nafas
d. Meningkatkan tambahan
c. Infeksi kulit petiki di atas oksigen
garis puting pada aksila
meluaske kasi heparin
abdomen/tubuh.mukosa
mulut kantong konjugtiva
dan retina.

d. Berikan tambahan oksigen


bila diindikasikan.

e. Berikan obat sesuai


indikasi heparin dosis
rendah.

c. Post Op
1. Nyeri b.d Terputusnya jaringan kulit dan adanya luka pada kulit

Intervensi Rasional
a. Kaji kulit untuk luka, benda a. Berikan informasi tentang
asing,kemerahan, sirkulasi kulit dan masalah
perdarahan,perubahan warna. yang mungkin disebabkan
oleh alat dan atau
b. Ubah posisi dengan pemasangan gips.
sering,dorong penggunaan
trapeze bila mungkin. b. Untuk mengurangi tekanan
pada area yang sama dan
c. Tinggikan area grab bila meminimalkan resiko
mungkin/tepat pertahankan kerusakan kulit.
posisi yang diinginkan.
c. Membatasi risiko
d. Letakan bantalan pelindung pemisahan graf.
dibawah kaki dan diatas
tonjolan tulang d. Menminimalkan tekanan
pada area ini.

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.
Diakses pada tanggal 8 N0vember 2017

Eliastham, Michael. 2008. Buku Saku Penuntun Kedaruratan Medis. Jakarta:


EGC diakses pd tgl 8 November 2017

Juniartha. 2007. Angka Kejadian Fraktur. http://okezone.com diakses pada


tanggal 8 November 2017

Banjarmasin, Maret 2017


Preseptor akademik, Preseptor klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai