Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan, karena atas
pengetahuan dan ilmu yang telah di anugerahkan-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Perioperatif dengan baik.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna dan
dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi pembaca dimasa yang akan
datang, serta sebagai bahan referensi bagi mereka yang membutuhkan informasi.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini, kepada bapak ibu dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Perioperatif.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat
membangun agar lebih baik lagi.

Singkawang, 28 September 2016

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ........................................................................................... 3

B. Rumusan masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II .................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Intraoperatif Error! Bookmark


not defined.

BAB III .................................................................. Error! Bookmark not defined.

ASUHAN KEPERAWATAN .............................. Error! Bookmark not defined.

A. Pengkajian Pre operatif ........................ Error! Bookmark not defined.

B. Pengkajian Intra Operatif .................... Error! Bookmark not defined.

C. TIME OUT (Sebelum Insisi Kulit) ...... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ................................................................................................................. 18

PENUTUP ............................................................................................................ 18

A. Kesimpulan ............................................................................................... 18

A. Saran ......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya
ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah
Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormonhormon ini mengawal
metabolisma (pengeluaran tenaga) manusia. Kerusakan atau kelainan pada
kelenjar tiroid akan menyebabkan terganggunya sekresi hormon-hormon tiroid
(T3 & T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan
kelainan bagi manusia. Kerusakan atau kelainan pada kelenjar tiroid disebabkan
oleh beberapa faktor. Untuk kasus hipotiroid, kelainan kelenjar tiroid disebabkan
oleh defisiensi yodium, sedangkan untuk kasus hipertiroid disebabkan oleh
adanya hiperplasia kelenjar tiroid sehingga sel-sel hiperplasia aktif mensekresikan
hormon tiroid, dan kadar hormon tiroid dalam darah meningkat.

Tumor/kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak


dijumpai. Berdasarkan dari “Pathologycal Based Registration” di Indonesia
kanker tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan.
Menurut statistik dari National Cancer Institute (NCI), insidensi kanker tiroid
pada pria sekitar 2,5 per 100.000 populasi dan wanita sekitar 6,7 per 100.000
populasi. Kanker tiroid dapat mengenai seluruh kelompok usia dan frekuensinya
meningkat setelah usia diatas 50 tahun. Hanya sekitar 5 % dapat mengenai usia
15-20 tahun. NCI juga menyebutkan bahwa kanker tiroid ini dapat mengenai
16.000 orang per tahunnya. Penegakkan diagnosa penting dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita. diagnosa klinis merupakan dasar dalam
menentukan penatalaksanaan selanjutnya, sehingga diperlukan pengetahuan dan
ketrampilan dalam menentukan diagnosa. Penanganan pertama untuk suatu kanker

3
adalah kesempatan terbaik untuk pasien mencapai tingkat kesembuhan optimal,
demikian pula halnya untuk kanker tiroid.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari Lobektomi / Tiroidektomi ?
2. Apa saja alat-alat yang di gunakan ?
3. Bagaimana prosedural tindakannya ?
4. Bagaimana penggunaan alatnya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan defensi dari Lobektomi / Tiroidektomi.
2. Menjelaskan alat-alat apa saja yang di gunakan.
3. Menjelaskan prosedural dari tindakan Lobektomi / Tiroidektomi.
4. Menjelaskan bagaimana cara menggunakan alat-alat Lobektomi /
Tiroidektomi.

4
BAB II

PEMBAHASAN
a. Definisi
 Lobektomi / Tiroidektomi subtotal yaitu pengangkatan salah satu lobus
dari kelenjar tiroid
 Tiroidektomi total / Itsmolobektomi yaitu pengangkatan seluruh bagian
tiroid

b. Ruang lingkup
 Tiroidektomi total : Benjolan di leher bagian depan, ikut bergerak waktu
menelan disertai tanda penekanan, suara parau, sesak
nafas, gangguan menelan, konsistensi keras, mobilitas
terbatas, bisa disertai pembesaran kelenjar
getah bening leher, memerlukan FNAB untuk
menentukan keganasan

 Tiroidektomi subtotal : Benjolan di leher bagian depan, ikut bergerak


waktu menelan disertai tanda hipertiroidi, benjolan
difus, optalmopati dikarenakan kelainan auto

5
imun.
c. Indikasi operasi
tiroidektomi total

 Karsinoma tiroid yang masih operable.


 Struma endemik, kedua lobus kanan dan kiri patologis semua

Tiroidektomi subtotal

 Usia < 40 tahun.


 Disertai nodul tiroid.
 Anak-anak.
 Wanita hamil.
 Problem kardiologis akibat penyakit Graves.

d. Kontra indikasi operasi


Tiroidektomi total

 Karsinoma tiroid stadium lanjut (inoperabel).


 Karsinoma tiroid anaplastik.

Tiroidektomi subtotal

 Penyakit Graves rekuren.


 Alergi OAT.
 Resiko tinggi untuk bedah/anestesi.

e. Diagnosis Banding
tiroidektomi total

 Tiroiditis kronik.
 Struma adenomatosa.

6
Tiroidektomi subtotal

 Tiroiditis subakut

f. Pemeriksaan Penunjang
Tiroidektomi total
Foto polos leher ( kalau perlu), foto toraks, FNAB, sidik tiroid I131 bila
ada fasilitas, USG Abdomen, parafin coupe bila ada fasilitas

Tiroidektomi subtotal

 Lab: T3, T4, TSH


 Foto polos leher (kalau perlu), USG tiroid, EKG

g. Komplikasi operasi
Komplikasi dini pasca operasi:
Perdarahan

 Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re-open.
Jika perdarahan arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan
dan darah mengumpul pada leher membentuk hematoma dan menekan
trakea sehingga penderita sesak napas.
 Lakukan intubasi. Atau tusukkan Medicut no.12 perkutan menembus
membran krikotiroid.
 Luka operasi dibuka dan evakuasi bekuan darah
 Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari sumber perdarahan
dan dihentikan, dipasang drain Redon.

7
Lesi n. laringius superior

 Cedera pada cabang eksternus mengakibatkan perubahan tonus suara


penderita, bila berbicara agak lama maka penderita merasa capek dan
suara makin menghilang.
 Cedera pada cabang internus mengakibatakan penderita tersedak bila
minum air.

Kerusakan n. rekuren

 Bila waktu pembedahan kedua syaraf rekuren diidentifikasi maka


kemungkinan paralise akibat kecelakaan dilaporkan hanya 0-0,6%.
Gangguan yang sifatnya transien pada 2-4% dan akan sembuh sendiri
dalam beberapa minggu atau bulan
 Adanya gangguan pada n. rekuren secara awal dapat dilihat
dengan laringoskop direkta pada waktu dilakukan ekstubasi.

Komplikasi yang terjadinya lambat:


Hipoparatiroidism

 Hipokalsemia transien dapat terjadi 1-2 hari pasca-bedah. Oedema pada


paratiroid karena manipulasi dapat menambah terjadinya
hipoparatiroidism transien.
 Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi
dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10
ml, disertai kalsium per-oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila
kel. paratiroid terambil sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan
vaskularisasinya. Untuk mencegah hal ini dianjurkan untuk melakukan
autotransplantasi kel. paratiroid pada m. sternokleidomastoideus.
Autotransplantasi kel. paratiroid ini memiliki daya hidup yang tinggi

8
Hipotiroidism
Hipotiroidism setelah tiroidektomi total adalah konsekwensi logis yang terjadi
karena penderita tidak lagi memiliki jaringan tiroid sama sekali.
h. Mortalitas
Angka kematian pasca tiroidektomi total yang dilakukan oleh ahli bedah yang
berpengalaman kurang dari 0,2% dan dalam sejumlah banyak seri yang dilaporkan
angka kematiannya adalah 0%.
i. Perawatan Pasca Bedah
Pascabedah penderita dirawat di ruangan selama 1-2 hari, diobservasi
kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa penderita
seperti perdarahan dan obstruksi jalan nafas.
Drain Redon dilepas setelah 24 jam, dan jahitan luka pembedahan diangkat pada
hari ke 7.
j. Follow-up
Paska bedah tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, 3-4 minggu kemudian
dilakukan pemeriksaan sidikan I131 seluruh tubuh. Bila ada uptake yodium
dilakukan ablasi dengan I131 di Bagian Radionuklir. Bila tidak ada uptake, diberi
terapi hormonal yaitu ekstrak hormon tiroid, dosis 50 mcg/hari dan ditingkatkan
sampai pemeriksaan TSH menunjukkan < 0.01. Dosis ini diberikan seumur hidup.
Jadwal follow-up :
Tahun ke 1 : tiap 3 bulan
Tahun ke 2 : tiap 4 bulan
Tahun ke 3-4 : tiap 6 bulan
Tahun ke 5 : setiap tahun
Hal yang perlu dievaluasi:

 Keadaan klinis dan faal tiroid (T3,T4,TSH) setiap kali pasien kontrol
 Untuk pasca tiroidektomi total karena karsinoma tiroid, perlu:

Dicari metastase di kelenjar getah bening leher atau metastasis jauh.


Diperiksa hormon tiroglobulin setiap kontrol bila hormon tiroglobulin > 10
ng/l, periksa

9
Sidikan I131 seluruh tubuh untuk mencari kekambuhan atau metastasis.
X-foto toraks setiap tahun sekali

Menjelang operasi

 Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi


yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan
persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan
operasi. (Informed consent).
 Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.
 Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

g. Persiapan alat
A. Alat steril
1. Instrumen di Meja mayo berisi :
 Handle mess no 3 : 1 buah

 Pinset cirurgis : 2 buah

10
 Pinset anatomis : 2 buah

 Desinfeksi klem : 1 buah

 Gunting metzenboum : 1 buah

 Gunting benang : 1 buah

 Duk klem : 5 buah

11
 Mousquito : 2 buah

 Klem pean bengkok sedang : 8 buah

 Klem kocher lurus sedang : 4 buah

12
 Nald foeder : 2 buah

 Langenback/Wound hak : 2/2 buah

13
 Aliss klem : 1 buah

 Canula suction : 1 buah

2. Alat dan kain di Meja instrumen


 Duk besar/ sedang /kecil : 2/2/6 buah
 Schort : 5 buah

14
 Cucing kecil/Kom sedang : 1/1 buah
 Bengkok : 3 buah
 Kabel couter : 1 buah
 Handuk : 5 buah
 Perlak : 2 buah

B. Alat tidak steril


 Mesin couter : 1 buah
 Tempat sampah : 1 buah
 Lampu operasi : 1 buah
 Standart infus : 1 buah
 Meja instrumen / mayo : 1 buah
 Meja operasi : 1 buah

C. Bahan habis pakai


 Hand scoon : 5 pasang
 Mess no 10 : 1 buah
 Vicril no 2/0 / 3/0 : 1/1 buah
 Mersilk no 2/0 : 2 buah
 Zeide 3/0 : 4 buah
 Cut gut plain no 2/0 : 1 buah
 Premellene no 3/0 : 1 buah
 Big gauze/ kecil : 5 / 20 lembar
 Depper : 10 buah
 Alkohol : 100 cc
 NS 0,9 % 500 cc : 1 buah
 Spuit 10 cc : 1 buah
 Kateter no 16 : 1 buah
 Urobag : 1 buah
 Supratole : 1 lembar
 Hipafix : 10 x 10 cm

15
 Metiline blue : 3 cc
 Drain : 1 buah

Teknik operasi
 Atur posisi supine, kepala hiperekstensi.
 Perawat instrumen melakukan scrubbing, gowning dan gloving
 Berikan cairan desinfektan (surgical srub) untuk mencuci lapangan
operasi.
 Berikan desinfeksi klem dan depper dalam cucing berisi alkohol 70 %
untuk antisepsis daerah operasi.
 Berikan kasa lembab dan kering untuk membersihkan daerah operasi.
 Lakukan drapping :
 1 duk kecil di bawah kepala, duk sedang diatas kepala, 1 duk kecil
u/kanan & kiri, duk besar di dada, duk sedang di bawah & duk kecil di
kepala. Lakukan fiksasi sudut dg 4 buah duk klem.
 Pasang kabel couter & fiksasi dg duk klem
 Dekatkan meja mayo,meja instrumen & kom
 Berikan nald foeder &mersilk 2/0 u/ fiksasi kulit dan duk pada 4 titik.
 Berikan pinset cirurgi & metiline blue u/ marking
 Berikan handle mess no 3 & mess no 10 serta pinset cirurgis ke operator,
kasa kering dan mosquito ke asisten. Rawat perdarahan dengan couter lalu
operator memperdalam insisi.
 Berikan kocker 4 buah pd asisten u/ mengangkat kulit, memudahkan
pembuatan flap lalu difiksasi dg
 zeide 2-0 keatas (dagu) dan kebawah (dada).
 Berikan langenbeck (2) pd asisten u/ memisahkan jar tumor dg jar sehat
serta koagulasi dg menggunakan jahitan / ikat dg zeide 3-0 / cauterisasi.
 Berikan allise klem, lalu berikan metzemboum & klem pean u/ melepas
tumor thiroid, Tumor di Vriescope. Selama menunggu PA operator &
asisten melakukan cauterisasi/jahitan/ikat dg zeide 3-0.

16
 Berikan cairan irigasi (aquadest / NS) dikeringkan dg kasa & suction
sambil cek perdarahan. Berikan spongostan (k/p) lalu pasang selang drain
dan difiksasi ke kulit dengan zyede 2-0.
 Lakukan inventarisasi alat sbl luka ditutup sesuai dg jumlah awal
 Berikan nald foeder dg vicril 3/0 untuk menjahit musculus. Fat dijahit
dengan plain no 3/0 serta berikan gunting benang ke asisten.
 Berikan nald foeder dan premeline 3/0 untuk menjahit kulit.
 Berikan kasa basah, supratule, kasa kering dan hipafix untuk menutup
luka.
 Perawat instrumen merapikan pasien dan merawat alat alat instrumen.
 Tehnik septik aseptik terjaga

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia.
Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang
terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3).
Hormonhormon ini mengawal metabolisma (pengeluaran tenaga)
manusia. Kerusakan atau kelainan pada kelenjar tiroid akan
menyebabkan terganggunya sekresi hormon-hormon tiroid (T3 &
T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
dan kelainan bagi manusia.
 Lobektomi / Tiroidektomi subtotal yaitu pengangkatan
salah satu lobus dari kelenjar tiroid.
 Tiroidektomi total / Itsmolobektomi yaitu pengangkatan
seluruh bagian tiroid.

B. Saran
Setelah kita mengetahui kegunaan dan pentingnya jenis opersai ini,
setidaknya pembaca dapat mengetahui berbagai jenis laat dan jenis
operasi.

18
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta :EGC

Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital


Tract in Blueprints Obstetrics & Gynecology. Boston : Blackwell
Publishing,

Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the
Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology.

Boston : Elsevier Saunders Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik


Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : EGC

Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics
and Gynaecology. London : Mosby

Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas.


Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of
Medicine. California : American Society for Reproductive Medicine

19

Anda mungkin juga menyukai