Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan

Gangguan Acute Coronary Syndrome (ACS) dan


Myocardia Infarction (MI)
DISUSUN OLEH :
Devi Harmita 220120200011
Nurul Maulidya 220120200019
Kardiovaskular merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot
dan bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom). Penyakit jantung koroner adalah salah satu Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit
Acute coronary
akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah kardiovaskuler terjadi di negara berkembang
Syndrome dan
nadi).Di antara penyakit jantung koroner, infark miokard
Myocardial
yang berpenghasilan rendah sampai sedang.
akut (IMA) merupakan bentuk yang paling berbahaya Dari seluruh kematian penyakit kardiovaskuler
infarction PRAVELENSI
dengan angka kematian yang paling tinggi (Nurlailly, 2012). 7,4 juta (42,3%) di antaranya disebabkan oleh
KEJADIAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7 juta
Infark miokard merupakan daerah nekrosis otot (38,3%) disebabkan oleh stroke. (Kemenkes. RI,
jantung sebagai berkurangnya pasokan darah koroner 2017).
MYOCARDIAL
yang tiba – tiba, baik absolut atau penyebab paling
INFARCTION Penderita infark miokard akut dalam penanganan dan
sering ialah trombosis yang diperberat penumpukan
plak ateromatosa dalam arteri koronaria epikardial Perawatan yang perawatannya perlu perhatian intensif karena tanpa
(Brunner and Suddarth, 2014) diperlukan pelaksanaan yang benar dalam penanganan dan
perawatan akan dapat menimbulkan komplikasi, yang
Sindrom koroner akut merupakan suatu kumpulan paling sering dari infark miokard akut adalah
ACUTE CORONARY
gejala klinis iskemia miokard yang terjadi secara distritmia, kemudian gagal jantung yang merupakan
SYNDROME
tiba-tiba akibat kurangnya aliran darah ke miokard kondisi serius karena otot jantung yang bertanggung
berupa angina, perubahan segmen ST pada jawab untuk memompa darah
elektrokardiografi (EKG) 12 lead, dan peningkatan
kadar biomarker kardiak (Brunner, 2018) PERAN Peran perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional
PERAWAT membantu dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien serta
Menurut Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 PRAVELENSI memberikan dukungan kepada pasien penderita acute
menunjukan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit KEJADIAN coronary syndrome dan myocardial infraction untuk tetap
kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh biasa mengontrol penyakit yang di deritanya dan memiliki
dunia kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan atau
asuhan keperawatan kepada pasien

LATAR
BELAKANG
TUJUAN DAN MANFAAT
Bagi Perawat Profesional
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam praktik dan
penerapan ilmu-ilmu perawatan dalam bidang
TUJUAN keperawatan medikal bedah.
TUJUAN PENULISAN Tujuan Khusus : KHUSUS
 Mampu medeskripsikan hasil
pengkajian keperawatan pada pasien
BAGI PERAWAT PENDIDIK
dengan acute coronary syndrome dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
myocardial infraction.
 Mampu mendeskripsikan diagnosa digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam mengajarkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan
keperawatan acute coronary syndrome dan
acute coronary syndrome dan
myocardial infractio
myocardial infraction.

TUJUAN UMUM :  Mampu mendeskripsikan Bagi Perawat Profesional


rencana suhan keperawatan pada Makalah ini diharapkan dapat digunakan
Untuk mendapatkan pasien dengan acute coronary sebagai bahan pertimbangan dalam
pengalaman secara nyata syndrome dan myocardial praktik dan penerapan ilmu-ilmu
dalam memberikan asuhan infarction. perawatan dalam bidang keperawatan
keperawatan langsung  Mampu mendeskripsikan medikal bedah.
pada pasien dengan acute tindakan asuhan keperawatan
coronary syndrome dan pada pasien dengan acute
myocardial coronary syndrome dan
infarctionberdasarkan MANFAAT
TUJUAN myocardial infraction.
keilmuwan yang didapat.
KHUSUS  Mampu mendeskripsikan PENULISAN
evaluasi pada pasien dengan
acute coronary syndrome dan
myocardial infraction.
Tinjauan Kepustakaan
Sindrom koroner akut merupakan suatu kumpulan gejala klinis iskemia miokard
SKA yang terjadi secara tiba-tiba akibat kurangnya aliran darah ke miokard berupa 2nd Qtr; 40; 40%
angina, perubahan segmen ST pada elektrokardiografi (EKG) 12 lead, dan 20
1st Qtr;%60; 60%
peningkatan kadar biomarker kardiak

Infark miokard (IM) akut disebabkan oleh penyumbatan yang tiba – tiba pada
MI salah satu cabang dari arteria koronaria. Penyumbatan ini dapat meluas dan 2nd Qtr; 40; 40%
mengganggu fungsi jantung atau mengakibatkan nekrosis miokardium (Brunner
201st Qtr;%60; 60%
and suddarth, 2014).

Sindrom koroner akut biasanya disebabkan oleh aliran darah yang berkurang di
Etiologi arteri koroner karena aterosklerosis dan penyumbatan arteri oleh embolus atau
trombus
2nd Qtr;20
1st50;Qtr;
50%
%50; 50%

Kardiovaskular (nyeri atau ketidaknyamanan, menjalar kelengan, leher, dan


Manifestasi punggung area epigastrium
Klinis  pernapasan (sesak napas, dipsnea, takipnea, dan ronki).
Gastrointestinal (mual dan muntah).
20%
Genitourinari (penurunan output urin dapat mengindikasikan syok
kardiogenik).
Kulit (tampilan dingin, lembab, berkeringat, dan pucat.
Faktor resiko penyakit arteri koroner antar lain (Suddarth,
2014) :
Seseorang dengan resiko tinggi penyakit jantung koroner dianjurkan untuk
Merokok berhenti merokok. Orang yang telah berhasil menghentikan kebiasaan merokok
dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner sampai 50% pada tahun
20%
pertama.

Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko yang paling membahayakan karna
Hipertensi biasanya tidak menunjukan gejala sampai telah menjadi lanjut. 20%

Tiga elemen metabolism lemak-kolesterol total, lipoprotein densitas rendah


Kolesterol (LDL = low density lipoprotein), dan lipoprotein densitas tinggi (HDL = high
density lipoprotein) dianggap sebagai faktor primer yang mempengaruhi
20%
perkembangan penyakit jantung koroner

Kontrol hiperglikemia tanpa modifikasi faktor risiko lainnya tidak akan menurunkan risiko
Hiperglikemi penyakit jantung koroner. Bila ada faktor risiko lain seperti obesitas, faktor tersebut juga
harus dikontrol.
20%
Patofisiologi
Rusaknya jaringan
jantung

Suplai darah tidak Aliran darah


adekuat koroner -

Endotel pembuluh darah


Penuruan suplai Ketidakseimbangan antara suplai akan mengalami
darah dan keb. Oksigen jantung nekrotik

Serangan jatung dan


Aliran darah semakin infark miokard
Acute coronary Penimbunan kolesterol di
sempit dan terhambat
syndrome intima arteri besar

Penyumbatan
Disebabkan oleh Ateroskelorisis koroner
syok/perdarahan
Diagnosis myocardial infraction umumnya didasarkan pada gejala yang timbul, Uji diagnostik
untuk gangguan ini meliputi penetapan indikator non-spesifik , elektrokardiogram (ECG), dan
pemeriksaan enzim serum.

Pasien didiagnosis dengan ACS sebagai berikut:


•Angina tidak stabil: Pasien memiliki manifestasi klinis koroner iskemia, tetapi EKG dan penanda jantung tidak menunjukkan bukti
akut MI.

•STEMI: Pasien memiliki bukti EKG MI akut dengan perubahan karakteristik pada dua sadapan yang berdekatan pada EKG 12
sadapan. Dalam jenis ini MI, ada kerusakan yang signifikan pada miokardium.

•NSTEMI: Pasien mengalami peningkatan biomarker jantung (misalnya troponin) tetapi tidak ada bukti EKG pasti dari MI akut.
Pada tipe MI ini, kerusakan pada miokardium mungkin lebih sedikit
Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan
•Anamnesa
Keluhan utama pasien dengan SKA adalah nyeri dada/angina berupa rasa tertekan dan berat yang muncul saat istirahat atau saat aktivitas ringan selama
lebih atau sama dnegan 10 menit. Nyeri paling sering terasa dibagian retrosternal dan menjalar ke lengan, leher, ataupun rahang
Angina atipikal biasanya berupa dari nyeri epigastrium, nyeri menelan, rasa tertusuk atau nyeri pleuritik. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan SKA adalah
usia tua, jenis kelamin laki-laki, riwayat PJK dikeluarga, adanya penykit arteri perifer, insufisiensi ginjal, riwayat infark miokard sebelumnya, dan revaskularisasi
koroner sebelumnya

Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data manifestasi klinis, riwayat, dan penilaian diagnostik, diagnosis
utama keperawatan dapat mencakup:
•Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen miokard dan penurunan suplai oksigen miokard
•Risiko penurunan perfusi jaringan jantung terkait dengan berkurangnya aliran darah koroner
•Risiko volume cairan tidak seimbang
•Risiko perfusi jaringan perifer yang tidak efektif terkait dengan penurunan curah jantung akibat disfungsi ventrikel kiri
•Kecemasan terkait kejadian jantung dan kemungkinan kematian
Kurang pengetahuan tentang perawatan diri pasca ACS
Adapun beberapa promosi kesehatan yang dapat diberikan ekpada
pasien yaitu(Suddarth, n.d.) :
Membuat Modifikasi Gaya Hidup Selama Penyembuhan
Mengadopsi Program Kegiatan
Mengelola Gejala

Evaluasi yang diharapkan :


Meredakan angina
Tidak ada tanda-tanda kesulitan pernapasan
Perfusi jaringan yang memadai
Penurunan kecemasan
Kepatuhan pada program perawatan diri
Tidak adanya komplikasi
KASUS
PENGKAJIAN
Pasien yang dirawat berinisial Ny. D. M berusia 62 tahun, jenis kelamin
perempuan, agama kristen protestan, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat
Namosain, no register 515678, masuk rumah sakit pada tanggal 06 april 2020
pukul 16.15 dengan diagnosa medis Stemi Post Trombolitik, sumber informasi
dari pasien, keluarga dan catatan perawatan. Hasil pengkajian pada tanggal
08april 2020jam 09.00 didapatkan hasil keluhan utama Ny. D. M mengatakan
badan terasa lemah,sesak napas, nyeri ulu hati, dan mual. Sebelum sakit Ny. D.
M mengatakanada riwayat penyakit diabetes, Ny, D. M juga mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun obat.
3.2.1 Pengkajian
Pengkajian primer :
Airway (jalan nafas): tidak ada sumbatan jalan nafas atau jalan nafas Ny. D. M
bebas,
Breathing (pernafasan): pasien Ny. D. M mengalami sesak nafas tanpa aktifitas,
tidak menggunakan otot bantu nafas, frekuensi nafas 23x/menit, irama nafas tidak
teratur,
Circulation: Nadi 105x/menit, irama tidak teratur, denyut nadi kuat, TD 110/70
MmHg, ekstermitas hangat, warna kulit pucat, mukosa bibir kering,capilary refill
time <3 detik, tidak terdapat edema.
Disability: tingkat kesadaran composmentis, reflek terhadap cahaya posistif.

Pengkajian sekunder :
Muskuluskaletal: kekuatan Otot 4, pasien disarankan bedres total
ADL ( makan-minum, personal hygiene, dan toileting) dibantu perawat dan keluarga,
Nutrisi:pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menghabiskan setengah porsi,
Pola eliminasi BAK: pasien terpasang kateter, jumlah urine output 50cc/7 jam warna
kuning jernih, tidak ada rasa sakit saat BAK, BAB : pasien mengatakan BAB pada pagi
hari 1x bising usus 10x/ menit.
Pola istirahat dan tidur : pasien mengatakan tidak terganggu, pasien tidur sekitar 6-7
jam tanpa terbangun.
Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
EKG dan pemeriksaan laboratorium, hasil yang didapatkan: hasil pemeriksaan
EKG: Ventricular Hypertropi.

Hasil pemeriksaan laboratorium,


SGPT hasilnya 124 U/L dengan nilai normal < 41 U/L,
SGOT hasilnya 415 U/L dengan nilai normal < 35 U/L,
Trigliserida hasilnya 129 mg/dL dengan nilai normal < 150 mg/dL,
Kolesterol Total hasilnya 264 mg/dL nilai normal< 200 mg/dL,
HDL Kolesterol hasilnya 28 mg/dL dengan nilai normal >=40 mg/dL,
Glukosa Darah Puasa hasilnya 642 mg/dL dengan nilai normal 82-115 mg/dL,
Gula Darah 2 Jam PP hasilnya 531 mg/dL dengan nilai normal 750140mg/dL,
Gliko HB (HbA1c) hasilnya 12,9% dengan nilai normal < 6%,
Asam Urat hasilnya 9,6 mg/dL dengan nilai normal 1,9-7,9 mg/dL,
Troponin I hasilnya 44,72 µ/L dengan nilai normal < 0,60 µ/L.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DX.1
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, data yang didapatkan :
Data Subyektif : Ny. D. M mengatakan merasakan lemah dan sesak napas.
Data obyektif: Ny.D. M tampak lemah, sesak nafas,perubahan elektrokardiogram (ventrikuler hypertropi), perubahan warna
kulit (pucat), capiler refill time <3 detik,EKG: ventrycular hypertropi, Nadi 105x/menit

DX.2
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, data yang
didapatkan :
Data Subyektif : Ny. D. M mengatakan merasakan lelah dan sesak napas.
Data Obyektif : ADL (activities of daily living) dibantu oleh keluarga dan perawat
seperti makan, minum, toileting dan personal hygiene, TTV: TD.120/80 MmHg,
N.102x/menit, S. 36.50C, RR. 28x/menit, Hasil EKG sinus takikardi DT elevasi V1-
V3, Hasil laboratorium Hb 8,0 g/dL.

DX.3
Ketidakseimbangan glukosa dalam darah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang manajemen diabetes, data yang didapatkan :
Data Subyektif : Ny. D. M mengatakan merasakan lemah, selalu lapar dan ingin makan buah.
Data Obyektif : Ny. D. M tampak lemah, hasil pemeriksaan GDS 531 mg/dL.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
N Diagnosa Kep Tujuan/KH Intervensi (NIC)
O NOC
1 Penurunan Curah Keefektifan pompa jantung pasien akan mempertahankan keefektifan Perawatan jantung aktifitas yang dibuat:
Jantung pompa jantung selama perawatan, dengan •pastikan tingkat aktifitas pasien yang tidak membahayakan curah
Berhubungan Dengan Kriteria hasil: Tekanan darahsistol , tingkat kelelahan berkurang pucat jantung atau memprovokasi serangan jantung
Perubahan Irama ,edema perifer • Monitor EKG
Jantung • lakukan penilaian komperhensif pada sirkulasi perifer (misalnya
cek nadi perifer, edema, warna dan suhu ekstermitas)
•monitor sesak nafas, kelelahan, takipneu dan ortopneu

2 Intoleransi Aktfitas Toleransi terhadap aktifitas, setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien Peningkatan latihan, aktifitas yang akan dibuat:
Berhubungan Dengan akan menunjukan melakukan aktifitas secara mandiri dengan •kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan
Suplai Dan Kriteria hasil: frekuensi nadi ketika beraktifitas, kemudahan bernafas saat •tingkatkan tirah baring/kegiatan (misalnya, meningkatkan jumlah
Kebutuhan Oksigen aktiftas, tekanan darah ketika beraktifitas, temuan hasil waktu istirahat pasien)
EKG(elektrokardiogram),kemudahan dalam melakukan aktifitas hidup •bantu pasien dalam aktifitas sehari-hari yang teratur sesuai
harian (ADL/ aktivities of daily living). kebutuhan pasien,
•monitor respon oksigen pasien (misalnya tekanan nadi, tekanan
darah, respirasi).

3 Ketidakstabilan Kestabilan kadar glukosa darah, setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia, aktifitas yang akan dibuat:
glukosa dalam darah pasien akan menunjukan kestabilan kadar glukosa darah dengan •pantau kadar glukosa dalam darah
berhubungan dengan Kriteria hasil: adar glukosa darah, Keparahan hiperglikemia, Manajemen •pantau tanda-tanda hiperglikemia,
kurang pengetahuan diabetes •instruksikan pasien dan keluarga terhadap pencegahan
tentang manajemen •pengenalan manajemen diabetes, dan hiperglikemia.
diabetes
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NO
.DX
Implementasi Kep Evaluasi Kep KET

1 •Memastikan tingkat aktifitas pasien yang tidak membahayakan Pada hari ke I


curah jantung atau memprovokasi serangan jantung S: Ny. D. M mengatakan masih merasakan lelah, sakit kepala dan sesak napas kalau diberi posisi
•Monitor EKG duduk
•Melakukan penilaian komperhensif pada sirkulasi perifer (cek nadi O: Tanda-tanda vital Td. 110/70 mmHg. N. 105x/menit, S.36.50C, RR. 23x/menit,pasien terlihat
perifer, edema, warna dan suhu ekstermitas),memonitor sesak nafas, sangat lelah saat melakukan aktifitas,wajah terlihat pucat
kelelahan. A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi.
Pada hari ke 2
S: Ny. D .M mengatakan masih merasa lelah, sakit kepala, dan napas esak kalau diberi posisi
duduk
O: Tanda-tanda vital Td. 130/70 mmHg. N.105x/menit, S.36.50C, RR.23x/menit, pasien terlihat
sangat lelah saat melakukan aktifitas,wajah terlihat pucat, hasil EKG:sinus takikardi ST elevasi V1-
V3,
A: masalah belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan.

Pada hari ke-3


S: Ny. D .M mengatakan masih merasa lemah, sakit kepala, dan sesak napas,
O: Tanda-tanda vital Td. 110/70 mmHg. N.105x/menit, S.36.50C, RR. 23x/menit, pasien terlihat
sangat lemah,wajah terlihat pucat, hasil EKG:sinus takikardi ST elevasi V1-V3,
A: masalah belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan
NO
.DX
Implementasi Kep Evaluasi Kep KET

2 •Mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan Pada hari ke-1
•meningkatkan tirah baring/pembatasan kegiatan, S: pasien mengatakan masih merasa lemah, sakit kepala, dan sesak napas saat melakukan
•Membantu pasien dalam aktifitas sehari-hari yang diatur sesuai aktifitas,
kebutuhan pasien O:pasien tampak lemah dan sesak napas setelah melakukan aktifitas ringan, hasil EKG: sinus
•Memonitor respon oksigen pasien takikardi ST elevasi V2-V3, ADL masih dibantu keluarga dan perawat, tanda-tanda vital setelah
melakukan aktifitas; TD. 130/80 MmHg, N. 103x/menit, S. 36.50C. RR. 23x/ menit. A: Masalah
belum teratasi,
P: Intervensi dilanjutkan.

Pada hari ke 2
S: Pasien mengatakan lemah, sakit kepala, dan sesak napas,
O: Frekuensi nadi setelah dilakukan aktifitas 100x/menit, nadi teraba kuat dan tidak teratur, TD
setelah melakukan aktifitas 110/80MmHg, RR. 23x/menit, ADL dibantu sebagian oleh keluarga
seperti toileting untuk makan dan personal hygiene dilakukan secara mandiri oleh pasien dengan
pengawasan.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi
Pada hari ke-3
S: pasien mengatakan lemah, sakit kepala dan sesak napas,
O: pasien nampak lemah, hanya berbaring ditempat tidur, frekuensi nadi 103x/menit, RR
23x/menit, TD. 110/70 mmHg, hasil EKG: sinus takikardi ST elevasi V2-V3,ADL (makan, minum,
mandi, dan toileting) masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan.
NO
.DX
Implementasi Kep Evaluasi Kep KET

3 •Memantau kadar glukosa dalam darah, Pada hari ke-1


•Memantau tanda-tanda hiperglikemia, S: pasien mengatakan badan terasa lemah, dan selalu ingin makan buah-buahan,
•Menginstruksikan pasien dan keluarga terhadap pencegahan, O: pasien tampak lemah, hasil laboratorium GDS 531 mg/Dl
pengenalan manajemen diabetes, dan hiperglikemia. A: masalah belum teratasi,
P: lanjutkan intervensi.

Pada hari ke 2
S: pasien mengatakan badan terasa lemah, dan selalu ingin makan buah-buahan,
O: pasien tampak lemah, hasil laboratorium GDS 182 mg/dL,
A: masalah belum teratasi,
P: lanjutkan intervensi.

Pada hari ke-3


S: pasien mengatakan badan terasa lemah, dan ingin makan buah-buahan,
O: pasien tampak lemah, hasil laboratorium GDS 73 mg/dL,
A: masalah teratasi sebagian,
P: lanjutkan intervensi
Daftar Pustaka
Brunner, and suddarth. (2018). Brunner & Suddarth: Vol. (14).
Brunner and Suddarth. (2014). Textbook of Medical-Surgical Nursing 10Th Edition. In Critical care nurse (10th ed., Vol. 34, Issue
4, p. 8).
Nurlailly. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN AKUT MIOKARD INFARK (AMI) DI RUANG INTENSIVE
CORONARY CARE UNIT (ICCU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN.
PERKI. (2018). Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut 2018. In Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
(p. 76).
Suddarth, B. and. (n.d.). Medical-Surgical Nursing (14th ed.).
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai