LATAR
BELAKANG
TUJUAN DAN MANFAAT
Bagi Perawat Profesional
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam praktik dan
penerapan ilmu-ilmu perawatan dalam bidang
TUJUAN keperawatan medikal bedah.
TUJUAN PENULISAN Tujuan Khusus : KHUSUS
Mampu medeskripsikan hasil
pengkajian keperawatan pada pasien
BAGI PERAWAT PENDIDIK
dengan acute coronary syndrome dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
myocardial infraction.
Mampu mendeskripsikan diagnosa digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam mengajarkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan
keperawatan acute coronary syndrome dan
acute coronary syndrome dan
myocardial infractio
myocardial infraction.
Infark miokard (IM) akut disebabkan oleh penyumbatan yang tiba – tiba pada
MI salah satu cabang dari arteria koronaria. Penyumbatan ini dapat meluas dan 2nd Qtr; 40; 40%
mengganggu fungsi jantung atau mengakibatkan nekrosis miokardium (Brunner
201st Qtr;%60; 60%
and suddarth, 2014).
Sindrom koroner akut biasanya disebabkan oleh aliran darah yang berkurang di
Etiologi arteri koroner karena aterosklerosis dan penyumbatan arteri oleh embolus atau
trombus
2nd Qtr;20
1st50;Qtr;
50%
%50; 50%
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko yang paling membahayakan karna
Hipertensi biasanya tidak menunjukan gejala sampai telah menjadi lanjut. 20%
Kontrol hiperglikemia tanpa modifikasi faktor risiko lainnya tidak akan menurunkan risiko
Hiperglikemi penyakit jantung koroner. Bila ada faktor risiko lain seperti obesitas, faktor tersebut juga
harus dikontrol.
20%
Patofisiologi
Rusaknya jaringan
jantung
Penyumbatan
Disebabkan oleh Ateroskelorisis koroner
syok/perdarahan
Diagnosis myocardial infraction umumnya didasarkan pada gejala yang timbul, Uji diagnostik
untuk gangguan ini meliputi penetapan indikator non-spesifik , elektrokardiogram (ECG), dan
pemeriksaan enzim serum.
•STEMI: Pasien memiliki bukti EKG MI akut dengan perubahan karakteristik pada dua sadapan yang berdekatan pada EKG 12
sadapan. Dalam jenis ini MI, ada kerusakan yang signifikan pada miokardium.
•NSTEMI: Pasien mengalami peningkatan biomarker jantung (misalnya troponin) tetapi tidak ada bukti EKG pasti dari MI akut.
Pada tipe MI ini, kerusakan pada miokardium mungkin lebih sedikit
Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan
•Anamnesa
Keluhan utama pasien dengan SKA adalah nyeri dada/angina berupa rasa tertekan dan berat yang muncul saat istirahat atau saat aktivitas ringan selama
lebih atau sama dnegan 10 menit. Nyeri paling sering terasa dibagian retrosternal dan menjalar ke lengan, leher, ataupun rahang
Angina atipikal biasanya berupa dari nyeri epigastrium, nyeri menelan, rasa tertusuk atau nyeri pleuritik. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan SKA adalah
usia tua, jenis kelamin laki-laki, riwayat PJK dikeluarga, adanya penykit arteri perifer, insufisiensi ginjal, riwayat infark miokard sebelumnya, dan revaskularisasi
koroner sebelumnya
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data manifestasi klinis, riwayat, dan penilaian diagnostik, diagnosis
utama keperawatan dapat mencakup:
•Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen miokard dan penurunan suplai oksigen miokard
•Risiko penurunan perfusi jaringan jantung terkait dengan berkurangnya aliran darah koroner
•Risiko volume cairan tidak seimbang
•Risiko perfusi jaringan perifer yang tidak efektif terkait dengan penurunan curah jantung akibat disfungsi ventrikel kiri
•Kecemasan terkait kejadian jantung dan kemungkinan kematian
Kurang pengetahuan tentang perawatan diri pasca ACS
Adapun beberapa promosi kesehatan yang dapat diberikan ekpada
pasien yaitu(Suddarth, n.d.) :
Membuat Modifikasi Gaya Hidup Selama Penyembuhan
Mengadopsi Program Kegiatan
Mengelola Gejala
Pengkajian sekunder :
Muskuluskaletal: kekuatan Otot 4, pasien disarankan bedres total
ADL ( makan-minum, personal hygiene, dan toileting) dibantu perawat dan keluarga,
Nutrisi:pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menghabiskan setengah porsi,
Pola eliminasi BAK: pasien terpasang kateter, jumlah urine output 50cc/7 jam warna
kuning jernih, tidak ada rasa sakit saat BAK, BAB : pasien mengatakan BAB pada pagi
hari 1x bising usus 10x/ menit.
Pola istirahat dan tidur : pasien mengatakan tidak terganggu, pasien tidur sekitar 6-7
jam tanpa terbangun.
Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
EKG dan pemeriksaan laboratorium, hasil yang didapatkan: hasil pemeriksaan
EKG: Ventricular Hypertropi.
DX.2
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, data yang
didapatkan :
Data Subyektif : Ny. D. M mengatakan merasakan lelah dan sesak napas.
Data Obyektif : ADL (activities of daily living) dibantu oleh keluarga dan perawat
seperti makan, minum, toileting dan personal hygiene, TTV: TD.120/80 MmHg,
N.102x/menit, S. 36.50C, RR. 28x/menit, Hasil EKG sinus takikardi DT elevasi V1-
V3, Hasil laboratorium Hb 8,0 g/dL.
DX.3
Ketidakseimbangan glukosa dalam darah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang manajemen diabetes, data yang didapatkan :
Data Subyektif : Ny. D. M mengatakan merasakan lemah, selalu lapar dan ingin makan buah.
Data Obyektif : Ny. D. M tampak lemah, hasil pemeriksaan GDS 531 mg/dL.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
N Diagnosa Kep Tujuan/KH Intervensi (NIC)
O NOC
1 Penurunan Curah Keefektifan pompa jantung pasien akan mempertahankan keefektifan Perawatan jantung aktifitas yang dibuat:
Jantung pompa jantung selama perawatan, dengan •pastikan tingkat aktifitas pasien yang tidak membahayakan curah
Berhubungan Dengan Kriteria hasil: Tekanan darahsistol , tingkat kelelahan berkurang pucat jantung atau memprovokasi serangan jantung
Perubahan Irama ,edema perifer • Monitor EKG
Jantung • lakukan penilaian komperhensif pada sirkulasi perifer (misalnya
cek nadi perifer, edema, warna dan suhu ekstermitas)
•monitor sesak nafas, kelelahan, takipneu dan ortopneu
2 Intoleransi Aktfitas Toleransi terhadap aktifitas, setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien Peningkatan latihan, aktifitas yang akan dibuat:
Berhubungan Dengan akan menunjukan melakukan aktifitas secara mandiri dengan •kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan
Suplai Dan Kriteria hasil: frekuensi nadi ketika beraktifitas, kemudahan bernafas saat •tingkatkan tirah baring/kegiatan (misalnya, meningkatkan jumlah
Kebutuhan Oksigen aktiftas, tekanan darah ketika beraktifitas, temuan hasil waktu istirahat pasien)
EKG(elektrokardiogram),kemudahan dalam melakukan aktifitas hidup •bantu pasien dalam aktifitas sehari-hari yang teratur sesuai
harian (ADL/ aktivities of daily living). kebutuhan pasien,
•monitor respon oksigen pasien (misalnya tekanan nadi, tekanan
darah, respirasi).
3 Ketidakstabilan Kestabilan kadar glukosa darah, setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia, aktifitas yang akan dibuat:
glukosa dalam darah pasien akan menunjukan kestabilan kadar glukosa darah dengan •pantau kadar glukosa dalam darah
berhubungan dengan Kriteria hasil: adar glukosa darah, Keparahan hiperglikemia, Manajemen •pantau tanda-tanda hiperglikemia,
kurang pengetahuan diabetes •instruksikan pasien dan keluarga terhadap pencegahan
tentang manajemen •pengenalan manajemen diabetes, dan hiperglikemia.
diabetes
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
NO
.DX
Implementasi Kep Evaluasi Kep KET
2 •Mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan Pada hari ke-1
•meningkatkan tirah baring/pembatasan kegiatan, S: pasien mengatakan masih merasa lemah, sakit kepala, dan sesak napas saat melakukan
•Membantu pasien dalam aktifitas sehari-hari yang diatur sesuai aktifitas,
kebutuhan pasien O:pasien tampak lemah dan sesak napas setelah melakukan aktifitas ringan, hasil EKG: sinus
•Memonitor respon oksigen pasien takikardi ST elevasi V2-V3, ADL masih dibantu keluarga dan perawat, tanda-tanda vital setelah
melakukan aktifitas; TD. 130/80 MmHg, N. 103x/menit, S. 36.50C. RR. 23x/ menit. A: Masalah
belum teratasi,
P: Intervensi dilanjutkan.
Pada hari ke 2
S: Pasien mengatakan lemah, sakit kepala, dan sesak napas,
O: Frekuensi nadi setelah dilakukan aktifitas 100x/menit, nadi teraba kuat dan tidak teratur, TD
setelah melakukan aktifitas 110/80MmHg, RR. 23x/menit, ADL dibantu sebagian oleh keluarga
seperti toileting untuk makan dan personal hygiene dilakukan secara mandiri oleh pasien dengan
pengawasan.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi
Pada hari ke-3
S: pasien mengatakan lemah, sakit kepala dan sesak napas,
O: pasien nampak lemah, hanya berbaring ditempat tidur, frekuensi nadi 103x/menit, RR
23x/menit, TD. 110/70 mmHg, hasil EKG: sinus takikardi ST elevasi V2-V3,ADL (makan, minum,
mandi, dan toileting) masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan.
NO
.DX
Implementasi Kep Evaluasi Kep KET
Pada hari ke 2
S: pasien mengatakan badan terasa lemah, dan selalu ingin makan buah-buahan,
O: pasien tampak lemah, hasil laboratorium GDS 182 mg/dL,
A: masalah belum teratasi,
P: lanjutkan intervensi.