Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

( Split Thicknees Skin Graft )

I. KONSEP
I.1 Pengertian
Graft adalah jaringan hidup yang dicangkokkan, misalnya kulit, tulang,
sumsum tulang, kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, paru-
paru, pankreas serta hepar.

Skin graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu baik sebagian
maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh
yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan atau ditanamkan
ke daerah tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah resipien).

Skin graft adalah penempatan lapisan kulit baru yang sehat pada daerah
luka. Diantara donor dan resipien tidak mempunyai hubungan pembuluh
darah lagi sehingga memerlukan suplai darah baru untuk menjamin
kehidupan kulit yang dipindahkan tersebut.

I.2 Pemeriksaan Penunjang


I.2.1 LED: Peningkatan mengindikasikan respon inflamasi.
I.2.2 Hitung darah lengkap / diferensial: peninggian dan perpindahan
kekiri diduha proses infeksi.
I.2.3 Pletismografi: mengukur TD segmental bawah terhadap ekstrimitas
bawah mengevaluasi aliran darah aterial.
I.2.4 Ultrasound Dropler: umtuk menngkaji dan mengukur aliran darah.
I.2.5 Tekana O2 transkutaneus: memberi peta area perfusi paling besar
dan paling kecil dalam keterlibtan ekstrimitas.
I.2.6 SDP: leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel
pada sisi luka dan respon inflamasi terhadap cedera.
I.2.7 Elektrolit serum: kalium dapat meningkat pada awal sehubungan
dengan cedera jaringan, kerusakan SDM dan penurunan fungsi
ginjal.
I.2.8 Glukosa serum: peningkatan menunjukan respon terhadap sterss
I.2.9 Albumin serum: rasio albumin / globulin mungkin terbalik
sehbungan dengan kehilangan protein pada edema cairan
I.2.10 BUN / Kreatin: dapat meningkat akibat cedera jaringan
I.2.11 Kultur luka: mengidentifikasikan adanya infeksi, dan organisme
penyebab.
I.2.12 Fotografi area luka: catatan untuk penyembuhan luka / skin loss

I.3 Kegagalan Tindakan Skin Graf yaitu :


Penyebab kegagalan tindakan skin graft yaitu :
I.3.1 Hematoma dibawah skin graft
Hematoma atau perdarahan merupakan penyebab kegagalan skin
graft yang paling penting. Bekuan darah dan seroma akan
menghalangi kontak dan proses revaskularisasi, sehingga tindakan
hemostasis yang baik harus
I.3.2 Pergeseran skin graft
Pergeseran akan menghalangi atau merusak jalinan hubungan
(revaskularisasi) dengan resipien. Harus diusahakan terhindarnya
daerah operasi dari geseran dengan cara fiksasi dan imobilisasi yang
baik.
I.3.3 Daerah resipien yang kurang vital
Suplai darah yang kurang baik pada daerah resipien, misalnya
daerah bekas crush injury, akan mengurangi kemungkinan take,
kecuali telah dilakukan debridement yang adekuat.
Penempelan skin graft pada daerah yang avaskuler seperti tulang,
tendon, syaraf membuat tindakan skin graft gagal.
I.3.4 Infeksi
Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering.
Infeksi luka ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka
dan jumlah mikroorganisme. Bila jumlah mikroorganisme lebih dari
104/gram jaringan kemungkinan terjadinya infeksi yaiu 89%,
sedangkan bila jumlah mikroorganisme dibawah 104/gram jaringan
kemungkinan terjadi infeksi yaitu 6%. Pada luka-luka dengan
jumlah mikroorganisme lebih dari 105/gram jaringan hampir
dipastikan akan selalu gagal.
I.3.5 Tekhnik yang salah
- Menempelkan skin graft pada daerah berepitel (sel basal
epidermis) dipermukaan
- Penempelan skin graft terbalik.
- Skin graft terlalu tebal

I.4 Anatomi
Ketebalan dari kulit manusia berbeda-beda. Kelopak mata merupakan kulit
paling tipis (0.5 mm) dan kulit paling tebal terdapat pada telapak kaki (>
5.0 mm). Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar. Lapisan pertama
dari epidermis dibentuk oleh sel mati dan tidak bereplikasi. Sel paling
bawah, terdiri dari sel yang dapat bereplikasi yang bertanggung jawab
dalam proses penyembuhan luka dan pigmentasi kulit.

Dermis tepat berada dibawah lapisan epidermis, dibentuk oleh kolagen dan
lebih tebal dari lapisan epidermis. Pertemuan atau batas antara dermis dan
epidermis berbentuk irregular dan memiliki tampilan seperti bukit. Susunan
anatomi ini bertujuan untuk kekuatan kulit dan mencegah cedera geser.
Semua skin graft harus mencakup setidaknya sebagian kecil dari lapisan
dermis. Jaringan subkutis, jaringan lemak subkutis dibawah dermis
menyediakan bantalan pelindung untuk kulit. Dasar dari folikel-folikel
rambut dan kelenjar keringat, begitu juga dengan beberapa nervus penting
untuk sensasi tekan, berada pada jaringan subkutis. Bagaimanapun jaringan
subkutis tidak termasuk dalam skin graft, karena lemak dapat menggangu
transportasi nutrisi ke jaringan kulit diatasnya.

I.5 Klasifikasi
Secara umum, dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
I.5.1 Cangkok Kulit
I.5.1.1 Cangkok kulit lepas (skin grafting)
Cangkok kulit lepas merupakan pemindahan kulit secara
bebas. Pada cangkok sebagian tebal kulit, makin tipis
cangkokannya, makin besar kemungkinan berhasilannya
cangkok; namun, makin banyak terjadi pengerutan dan
perubahan warna kulit. Sebaliknya, makin tebal
cangkoknya, makin kecil keberhasilan transplatansi, tetapi
makin sedikit pengerutan dan perubahan warna. Cangkok
sebagian tebal kulit dapat diambil dari bagian mana saja
dari tubuh, tetapi lazimnya diambil dari daerah paha,
pantat, punggung atau perut.
Pengambilan sebagian kulit dari daerah donor dapat
dilakukan dengan dermatom, tetapi dapat juga dengan
pisau lebar yang tipis. Cangkok seluruh tebal kulit adalah
cangkok yang terdiri atas lapisan epidermis dan dermis.
Dengan alat dermatom, ketebalan kulit yang akan diambil
dapat diatur. Vaskularisasi yang baik di daerah resipien,
tidak adanya infeksi, dan keadaan umum penderita yang
memadai dan fiksasi merupakan syarat keberhasilan
transplantasi.

Pencangkokan seluruh tebal kulit terdiri atas kulit tanpa


lapisan lemak dibawahnya. Daerah-daerah retroaurikuler,
supraklavikuler, bagian medial lengan atas, dan lipat paha
merupakan daerah donor yang sering digunakan. Cangkok
diambil setelah digambar terlebih dahulu suatu pola yang
sesuai dengan defek yang akan ditutup.

Permukaan kulit dapat diperluas dengan membuat irisan-


irisan yang bila direnggang akan membentuk jala sehingga
luasnya mencapai 1,5 kali hingga 6-9 kali luas semula.
I.5.1.2 Flep
Flep adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak
di bawahnya yang diangkat dari tempat asalnya, tetapi
tetap mempunyai hubungan vaskularisasi dengan tempat
asalnya. Flep yang dipindahkan akan membentuk
vaskularisasi baru di tempat rsipien. Flep bias berupa flep
musculokutan, fasiokutan, bahkan dapat pula flep yang
mengandung tulang. Atas dasar vaskularisasinya,
dibedakan flep acak yang mengandalkan kapiler pembuluh
darah disekitarnya, dan flep bersumbu yang mengandung
arteri nutrisi di dalamnya.
I.5.1.3 Cangkok jaringan lepas
I.5.1.4 Cangkok jaringan bebas atau flep lepas adalah bentuk flep
pulau yang diambil dan dilepaskan pada daerah donornya.
Cangkok yang bertangkai arteri dan vena ini dipasang pada
tempat lain, kemudian pembuluh darah yang berdiameter
kecil ini disambung dengan pembuluh darah di daerah
resipien secara bedah mikro vaskuler. Teknik ini dapat
dilakukan pada flep kulit atau flep muskulokutan.
I.5.2 Implan
Untuk menunjang upaya bedah rekonstruksi dan bedah estetik, pada
keadaan tertentu diperlukan bahan sintetis. Bahan yang ditanam ke
dalam tubuh harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya tidak
atau sedikit menimbulkan reaksi tubuh, tidak magnetis, tidak
menghantar listrik, dan tidak karsinogenik.

Bahan yang lazim dipakai adalah silicon, akrilik, dan logam


campuran seperti titanium. Contohnya, implant prosthesis payudara
setelah mastektomi atau sebagai augmentasi dan prosthesis testis
setelah orkidektomi.
I.6 Berdasarkan sumber dibagi menjadi 3, yaitu:
I.6.1 Autograft
Pemindahan atau pemotongan kulit dari satu lokasi ke lokasi lain
pada orang yang sama/jaringan yang diperoleh dari kulit pasien
sendiri.
I.6.2 Allograft
Kulit berasal dari individu lain atau dari kulit pengganti atau
jaringan yang diperoleh dari donor dengan spesies yang sama.
I.6.3 Xenograft
Pencangkokkan dibuat dari kulit binatang atau pencangkokkan
antara dua spesies yang berbeda atau jaringan dari spesies yang lain.
I.7 Berdasarkan ketebalannya dibagi menjadi 2, yaitu:
I.7.1 Split thickness skin graft (STSG)
STSG mengambil epidermis dan sebagian dermis berdasarkan
ketebalan kulit yang dipotong. STSG terbagi menjadi 3 kategori
yaitu :
a. Tipis (0,008-0,012 inci), thin split thickness skin graf atau ollier
b. Menengah (0,012-0,018 inci),
c. Tebal (0,018-0,030 inci)
I.8 Split Thickness Skin Graft (STSG)
Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai
penutup defek yang permanen atau hanya sebagai tindakan sementara
sambil menunggu tindakan yang definitif. Tindakan semnetara ini
dimaksudkan untuk mengontrol, mengurangi kemungkinanan terjadi
infeksi dan menutup struktur vital yang kemungkinan nanti dapat diganti
dengan full thickness skin graft atau skin flap untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
Keuntungan :
I.8.1 Kemungkinan take lebih besar
I.8.2 Dapat dipakai untuk meutup defek yang luas
I.8.3 Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja
I.8.4 Daerah donor dapat sembuh sendiri atau epitelisasi
Kerugian :
1.11.1 Punya kecendrungan kontraksi lebih besar
1.11.2 Punya kecendrungan terjadi perubahan warna
1.11.3 Permukaan kulit mengkilat
1.11.4 Secara estetik kurang baik
Indikasi :
1.11.5 Menutup defek kulit yang luas
1.11.6 Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari defek
Kontra Indikasi :
Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau full
thickness skin graft
I.9 Lokasi Donor Skin Graft
Pilihan daerah donor biasanya berdasarkan pada penampilan yang
diinginkan pada daerah resipien. Hal ini lebih penting pada FTSG karena
karakteristik kulit pada daerah donor akan lebih terpelihara oleh bahan
yang dipindahkan pada tempat yang baru. Ketebalan, tektur, pigmentasi,
ada atau tidaknya rambut harus sangat diperhatikan. Daerah donor untuk
FTSG dapat diambil dari kulit dibelakang telinga, dibawah atau diatas
tulang selangka (klavikula), kelopak mata, perut, lipat paha dan lipat siku.
Sebagian besar daerah donor ini sering dipakai untuk menutup luka pada
daerah wajah atau leher. Pemotongan yang dilakukan pada daerah wajah
sebaiknya harus berhati-hati untuk mempertahankan kesimetrisan wajah
dari segi estetik. Bagian kulit yang tidak ditumbuhi oleh rambut dan
berfungsi untuk melapisi tangan dapat diambil dari batas tulang hasta dan
telapak kaki dengan penyesuaian warna, tekstur dan ketebalan yang tepat.
Graft dengan pigmen yang lebih gelap diperoleh dari preposium (kulup),
scrotum, dan labia minora.

Daerah donor untuk STSG dapat diambil dari daerah mana saja di tubuh
seperti perut, dada, punggung, pantat, anggota gerak lainnya. Namun,
umumnya yang sering dilakukan diambil dari kulit daerah paha. Daerah
donor dari paha lebih disukai karena daerah ini lebih lebar dan lebih
mudah sembuh. Daerah pantat juga dapat digunakan sebagai daerah
donor, tetapi biasanya pasien akan mengeluh nyeri setelah operasi dan
akan memerlukan bantuan untuk merawat luka. Kulit kepala dapat
digunakan pada prosedur FTSG untuk melapisi daerah wajah yang luas
dan terutama berguna untuk luka bakar yang hebat dengan ketersediaan
daerah donor yang terbatas. Untuk luka pada tangan, daerah lengan atas
bagian dalam dapat dipertimbangkan untuk dijadikan daerah donor.

I.10 Daerah donor dan daerah resipien skin graft


I.10.1 Daerah donor untuk STSG
- Dapat di ambil dari mana saja di tubuh seperti perut, dada,
punggung, pantat, anggota gerak lainnya
- Umumnya yang sering dilakukan diambil dari kulit daerah
paha.
- Daerah pantat juga digunakan namun akan menimbulkan rasa
nyeri setelah operasi.
I.10.2 Daerah Resipien Skin Graft
- Komponen penting yang menjamin suksesnya skin graft
adalah persiapan pada daerah resipien.
- Skin graft tidak akan dapat bertahan hidup pada jaringan
yang tidak dialiri darah.
- Skin graft akan dapat bertahan hidup pada periosteum,
perikondrium, dermis, fasia, otot, dan jaringan granulasi.
- Luka juga harus bebas dari jaringan yang mati dan bersih dari
bakteri.

I.11 Tekhnik Mengerjakan Skin Graft


I.11.1 Split Thickness Skin Graft
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut,
dada, punggung, bokong, ekstermitas. Umumnya yang sering
dilakukan diambil dari paha. Untuk mengambil split thickness skin
graft dilakukan dengan menggunakan :
1. Pisau/ Blade
Yang biasa dipakai mata pisau no:22 yang mempunyai
keuntungan yaitu tajam, tipis dan rata.
2. Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata : Humby.

3. Dermatom
Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata
pisau dengan tebal kulit yang disayat : dermatome tangan,
dermatome listrik dan tekanan udara. Prinsip penggunaan
alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau untuk memotong
kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya
tergantung pada control dari operator atau berdasarkan
kalibrasi yang ada pada alat tersebut.

I.12 Penempelan Skin Graft


Teknik dasar penempelan split thickness skin graft dan full thickness skin
graft adalah sama. Sebelum penempelan graft, daerah resipien harus
dilakukan hemostasis dengan baik sehingga permukaan resipien lebih
bersih tidak ada perdarahan atau bekuan darah.
Dilakukan penjahitan interrupted disekeliling graft dengan benang non
absorble 4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan silk. Jahitan dimulai
dari graft ke tepi luka resipien, dari suatu yang lebih mobil ketempat yang
lebih fixed. Diatas kulit ditutup tulle yang dilapisi kasa lembab NaCl
0,9% dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril kering.

Dibuat beberapa lubang kecila diatas skin graft untuk jalan keluar yang
kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di
bawah graft dengan spuit berisi NaCl 0,9%.Untuk membantu
keberhasilan tindakan, dilakukan balut tekan menggunakan perban elastik
sedangkan pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dilapis perban
elastik seperti muka, leher maka untuk menjamin fiksasi dilakukan tie
over. Tie over adalah cara terbaik untuk fiksasi skin graft, bila akan
melakukan tie over saat menjahit tepi graft beberapa sisa simpul
dibiarkan panjang untuk fiksasi.

Defek daerah donor split thickness skin graft akan sembuh snediri
dimana terjadi proses epiteliasasi. Ini dimungkinkan oleh karena masih
ada unsur-unsur epitel didalam dermis seperti folikel rambut, kelenjer
keringat, kelenjer minyak atau sebasea. Luka donor pada split thickness
skin graft ditutup tulle dan kasa steril kemudian dibalut dengan perban
elastik.

Defek daerah donor full thickness skin graft dengan melakukan


undermining pada tepi luka dan sedapatnya ditutup primer tanpa
ketegangan. Bila tidak dapat ditutup primer, luka ditutup dengan split
thickness skin graft. Pada donor full thickness skin graft setelah
pengambilan graft harus dijahit karena lapisan yang diambil tidak
menyisakan asesori kulit yang mengandung unsur-unsur epitel sehingga
tidak memungkinkan terjadi epitelialisasi.
I.13 Proses Penyembuhan
Masa penyembuhan dan kelangsungan hidup graft terdiri dari beberapa
tahap yaitu:
- Perlekatan dasar
Setelah graft ditempatkan, perlekatan dasar luka melalui jaringan
fibrin yang tipis merupakan proses sementara hingga sikulasi dan
hubungan antar jaringan telah benar-benar terjadi.
- Penyerapan Plasma
Periode waktu antara pemindahan kulit dengan revaskularisasi pada
graft merupakan fase penyerapan plasma. Graft akan menyerap
eksudat pada luka dengan aksi kapiler melalui struktur seperti spon
pada graft dermis dan melalui pembuluh darah dermis.Ini berfungsi
untuk mencegah pengeringan terutama pada pembuluh darah graft
dan menyediakan makanan bagi graft. Keseluruhan proses ini
merupakan respon terhadap kelangsungan hidup graft selama 2-3 hari
hingga sirkulasi benar-benar adekuat. Selama tahap ini berlangsung,
graft akan mengalami edema dan beratnya akan meningkat hingga
30-50%.
- Revaskularisasi
Revaskularisasi pada graft dimulai pada hari ke 2-3 post skin graft
dengan mekanisme yang belum diketahui. Tanpa memperhatikan
mekanisme, sirkulasi pada graft akan benar-benar diperbaiki pada
hari ke 6-7 setelah operasi. Tanpa adanya perlekatan dasar, imbibisi
plasma dan revaskularisasi, graft tidak akan mampu bertahan hidup.
- Pengerutan luka
Pengerutan pada luka merupakan hal yang serius dan merupakan
masalah yang berhubungan dengan segi kosmetik tergantung pada
lokasi dan tingkat keparahan pada luka. Pengerutan pada wajah
mungkin dapat menyebabkan terjadinya ektropion, serta retraksi pada
hidung. Kemampuan skin graft untuk melawan terjadinya pengerutan
berhubungan dengan komponen ketebalan kulit yang digunakan
sebagai graft.
- Regenerasi
Epitel tubuh perlu untuk beregenerasi setelah proses pencangkokkan
kulit berlangsung. Pada STSG, rambut akan tumbuh lebih jarang atau
lebih sedikit pada daerah graft yang sangat tipis. Graft mungkin akan
kering dan sangat gatal pada tahap ini. Pasien sering mengeluhkan
kulit yang tampak kemerahan. Salep yang lembut mungkin akan
diberikan pada pasien untuk membantu dalam menjaga kelembaban
pada daerah graft dan mengurangi gatal.
- Reinnervasi
Reinnervasi pada graft terjadi dari dasar resipien dan sepanjang
perifer. Kembalinya sensibilitas pada graft juga merupakan proses
sentral. Proses ini biasanya akan dimulai pada satu bulan pertama
tetapi belum akan sempurna hingga beberapa tahun.
- Pigmentasi
Pigmentasi pada FTSG akan berlangsung lebih cepat dengan
pigmentasi yang hampir serupa dengan daerah donor. Pigmentasi
pada STSG akan terlihat lebih pucat atau putih dan akan terjadi
hiperpigmentasi dengan kulit tampak bercahaya atau mengkilat.
Untuk mengatasi hal ini biasanya akan dianjurkan untuk melindungi
daerah graft dari sinar matahari secara langsung selama 6 bulan atau
lebih.

I.14 Pathway

STSG

Pre Op Intra Op Post Op

Gelisah, khawatir, anesthesi SKINT


takut, dll GRAFT
insisi
ansietas
ansietas Terputusnya kontinuitas Adanya luka
Penurunanke
jaringan pembuluh pengambilan kulit
sadaran
darah
Resiko Terputusnya
Penurunan perdarahan kontinuitas
otot-otot jaringan syaraf
pernafasan Perdarahan tak
Penurunan terkontrol Nyeri
refleksi batuk
Syok
Akumulasis hipovolemik
ekret
Penurunan HB
Bersihan jalan
nafas tidak efektif Penurunan
suplai O2

sianosis

G3 Perfusi
jaringan

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL


1. Pre Operasi
a. Ansietas b.d koping individu tindak efektif
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
- Penurunan ansietas
R: meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka, atau perasaan
tidak tenang yang b.d sumberbahaya yang diantisipasi dan tidak jelas
- Peningkatankoping
R: membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
- Dukungan emosi
R: memberikan penenangan, penerimaan danbantuan/dukungan
selama masa stres
2. Intra Operasi
a. Ketidak efektifan pembersihan jalan napas b/d obstruksi jalan nafas:
secret di bronki
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
- Manajemen Jalan Napas
R: memfasilitasi kepatenan jalan udara
- Pengisapan Jalan Nafas
R: mengeluarkan secret dari jalan nafas dan memasukkan sebuah
kateter pengisap kedalaman jalan nafas oral atau trakea
- KewaspadaanAspirasi
R: mencegah atau meminimalkan factor resiko pada pasien yang
beresiko mengalami aspirasi
- Manajemen Asma
R: mengidintifikasi, menangani, dan mencegah reaksi inflamasi/
konstriksi di dalam jalan nafas
- Peningkatan Batuk
R: menigkatkan inhalasi dalam pada pasien yang memiliki riwayat
keturunan mengalami tekanan intra toraksik dan kompresi parenkim
paru yang mendasari untuk pengerahan tenaga dalam
menghembuskan udara
b. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi Hb dalam darah
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
- Monitor tanda dan gejala penurunan perfusi jaringan
R: Klien dipantau terhadap tanda dan gejala yang menandakan
menurunnya perfusi jaringan, yaitu: penurunan tekanan darah:
saturasi O2 yang tidaka dekuat: pernafasan cepatb atau sulit:
peningkatan frekuensi nadi>100x/m: gelisah: respon melambat: kulit
dingin; kusam dan sianosis; denyut perifer tak teraba; salah satu
tanda dan gejala ini harus dilaporkan
- Beri intervensi sesuai dengan penyebab penurunan perfusi perifer
R: Tindakan dilakuan untuk mempertahankan perfusi jaringan yang
adekuat, tergantung pada penyebab tidak adekuatnya perfusi jaringan.
Tindakan yang dilakukan dapat mencaup penggantian cairan, terapi
komponen darah dan memperbaiki fungsi jantung
- Lakukan percepatan mobilisasi aktvitas
R: Aktivitas seperti latihan tungkai diakukan untuk menstimulasi
sirkulasi dan klien didorong untuk berbalik dan mengubah posisi
dengan perlahan dan untuk menghindari posisi yang mengganggu
arus balik vena.
3. Post Operasi
a. Nyeri akut b.d agens cidera fisik (prosedur invasif)
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
- Manajemen nyeri: teknik relaksasi dan distraksi
R: meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan
yang dapat diterima klien
- Pemberian analgetik
R: mengurangi atau menghilangkan nyeri
- Manajemen medikasi
R: memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas secaraaman
dan efektif

III. Daftar Pustaka


Dumasari, L.R. (2008). SKIN GRAFT . http://repository.usu.ac.id
John & Kelly. (2010). Pit Thickness Skin Grafts For The Treatment Of
Nonhealing Foot And Leg Ulcers In Patients With Diabetes.
www://podiatryinstitute.com.

Imam. B.P. (2008). TANDUR KULIT . http://repository.usu.ac.id

Banjarmasin, Maret
2017

Pembimbing Akademik Pembimbing


Klinik

( ) (
)

Anda mungkin juga menyukai