Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Skin Graft
Oleh:
Nalto Mentara
N 111 17 115

Pembimbing:
dr.Roberthy D Maelissa, Sp.B, FINACS
ANATOMI KULIT
LUKA

Luka adalah terputusnya kontinuitas


jaringan karena cedera atau
pembedahan
 Berdasarkan kontaminasi
 Luka Bersih (Clean Wounds).
 Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds).
 Luka terkontaminasi (Contamined Wounds)
 Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds)

 Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka


 Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema)
 Stadium II : Luka “Partial Thickness”
 Stadium III : Luka “Full Thickness”
 Stadium IV : Luka “Full Thickness”
 Berdasarkan penyebabnya
 Vulnus excoriatum (Luka lecet)
 Vulnus laceratum (Luka robek)
 Vulnus ictum (Luka tusuk)
 Vulnus schissum (Luka sayat)
 Vulnus schlopetorum (Luka tembak)
 Vulnus morsum (Luka gigitan)
 Combustion (Luka bakar)
 Contusio (Luka memar)

 Berdasarkan waktu perlangsunganya


 Luka Akut
 Luka Kronik
Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah suatu proses dinamik


kompleks yang menghasilkan pemulihan
terhadap kontinuitas anatomik dan fungsi
jaringan setelah terjadi perlukaan.
Penyembuhan luka dibagi dalam tiga tahap yang saling berhubungan dan
tumpang tindih dalam waktu terjadinya, yaitu:
1) Peradangan atau inflamasi :
sejak terjadi luka sampai hari ke-5. terjadi reaksi radang >>> KDRTF
2) Pembentukan jaringan atau proliferasi atau fase fibroplasia :
Berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu 3, terjadi
regenerasi/fibroplasia >>> jaringan granulasi/kalus tulang menutup:
epitel/endotel/mesotel
3) Remodeling jaringan
3-6 bulan (berakhir bila semua tanda radang sudah hilang), terjadi pematangan
dan perupaan kembali dari kulit >>> jaringan parut/fibrosis
Prinsip Dasar Bedah Plastik dan
Rekonstruksi
 Teknik Insisi dan Eksisi
 Teknik Atraumatik
 Penutupan Luka
 Debridemen dan Irigasi
Penutupan Luka
Pemindahan
jaringan flap bebas

Pemindahan
jaringan flap jauh

Pemindahan
jaringan flap lokal

Skin grafting

Penutupan luka
primer

Penutupan luka
sekunder (sembuh
spontan)
Skin Graft

 Skin grafting merupakan bagian penting dalam bedah plastik.


 Diperkenalkan oleh Reverdin dan Thiersch yang melakukan
transplantasi sebagai tebal kulit.
 Skin grafting adalah tindakan memindahkan sebagian (split
thickness) atau keseluruhan tebal kulit (full thickness) dari suatu
tempat ke tempat lain secara bebas, dan untuk menjamin
kehidupan jaringan tersebut bergantung pada pertumbuhan
pembuluh darah kapiler baru dijaringan penerima (resepien).
 Bagian kulit yang diangkat meliputi epidermis dan sebagian atau
seluruh dermis tergantung dari tebal kulit yang dibutuhkan.
Skin grafting dilakukan bila:
 Penutupan luka secara primer tidak dapat dilakukan,
 Jaringan disekitar luka tidak cukup baik (dalam hal luas,
kualitas, lokasi, dan tampilan) untuk dapat dipakai sebagai
penutup luka,
 Luka pascaeksisi tumor ganas yang tidak diyakini bebas
tumor, sehingga teknik rekonstruksi yang lebih kompleks
diperkirakan lebigh merugikan dari sisi morbiditas, resiko,
hasil, atau komplikasinya, dan
 Terdapatnya berbagai faktor lain, seperti status gizi, umur,
kondisi komorbid, perokok, kepatuhan, atau biaya, yang tidak
memungkinkan dilakukannya teknik rekonstruksi yang lebih
kompleks.
Menurut lokasi donor kulit, skin grafting dapat
menjadi :
 Autograft (graft berasal dari individu yang sama),
 Homograft (graft berasal dari individu lain yang
sama spesiesnya),
 Heterograft atau xenograft (graft berasal dari
makhluk lain yang berbeda spesies)
Vaskularisasi Skin graft

Revaskularisasi pada skin graft merupakan kombinasi dari ke 3


proses dibawah ini yaitu :
 Hubungan anastomose langsung antara graft dengan pembuluh
darah resipien disebut proses inokulasi.
 Pertumbuhan ke dalam dari pembuluh darah resipien ke dalam
saluran endothelial graft.
 Penetrasi pembuluh darah resipien ke dalam dermis dari graft yang
akan membentuk saluran endothelial baru.
Syarat-syarat skin graft yang baik yaitu :
 Vaskularisasi resipien yang baik
 Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien
 Imobilisasi
Kontraksi Pada Skin graft

Kontraksi primer

Kontraksi sekunder
Kontraksi primer
Setelah skin graft diangkat, terjadi pengkerutan yang dikenal sebagai
kontraksi primer. Pada full thickness skin graft terjadi pengkerutan
sekitar 44%, sedangkan pada split thickness skin graft mengkerut 9-
22% tergantung ketipisannya, makin tipis semakin sedikit terjadi
pengkerutan segera / kontraksi primer. Kontraksi primer akan hilang
dengan sendirinya saat menjahit graft tersebut pada resipien.
Kontraksi sekunder
Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang
terjadi kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana
kontraksi yang terjadi setelah proses revaskularisasi pada masa
penyembuhan graft. Full thickness skin graft mengalami sedikit
kontraksi sekunder dibandingkan split thickness skin graft. Kontraksi
sekunder berlangsung sampai graft matang kira-kira 3-6 bulan.
Split thickness Skin grafting
(STSG)
 Split thickness skin grafting (STSG) adalah
transplantasi kulit bebas yang terdiri atas epidermis
dan sebagian tebal dermis.
 STSG dibedakan lagi atas tebal atau thick (epidermis
disertai ¾ tebal lapisan dermis), sedang atau medium
(epidermis disertai ½ tebal lapisan dermis), dan tipis
atau thin (epidermis disertai ¼ tebal lapisan dermis).
 Split thickness skin grafting (STSGs) dibagi lagi menjadi STSGs
tipis, sedang dan tebal.
 Split-thickness skin graft-thin (STSG-T; 0,008-0,012 in. atau 0,2-0,3
mm)
 Split-thickness skin graft-medium (STSG-M; 0,012-0,018 in. atau 0,3-
0,45 mm)
 Split-thickness skin graft-thick (STSG-THK; 0,018-0,030 in. atau 0,45-
0,75 mm)
 Keuntungan prosedur STSG
 kemungkinan penerimaan (take) skin graft lebih besar,
 dapat dipakai untuk menutup defek yang luas,
 kulit donor dapat diambil dari daerah tubuh yang mana saja,
 daerah yang diambil kulitnya (daerah donor) dapat sembuh sendiri melalui
epitelisasi.

 Kerugian prosedur STSG


 ada kecenderungan besar mengalami kontraksi sekunder,
 perubahan warna (hiper- atau hipopigmentasi),
 permukaan kulit tampak mengkilat sehingga secara ekstetik kurang baik,
 diperlukan waktu penyembuhan luka pada daerah donor.
Full thickness skin grafting
(FTSG)
 Full thickness skin grafting (FTSG) adalah transplantasi kulit bebas yang
terdiri atas epidermis dan seluruh tebal dermis tanpa lapisan lemak
dibawahnya.
 Graft diambil setelah suatu pola yang sesuai dengan defek yang akan
ditutup digambar terlebih dahulu.
 Vaskularisasi yang baik didaerah resipien, tidak adanya infeksi, dan
keadaan umum penderita yang memadai dan fiksasi merupakan syarat
keberhasilan skin grafting.
 Keuntungan FTSG adalah kecenderungannya yang lebih
kecil untuk terjadinya kontraksi sekunder, perubahan
warna, permukaan kulit yang mengkilat, sehingga
penampilan ekstetik lebih baik bila dibanding dengan
STSG.

 Kerugiannya adalah kemungkinan take lebih kecil, hanya


dapat menutup defek yang tidak terlalu luas, daerah
donor harus ditutup dengan STSG bila tidak dapat dijahit
primer dengan sempurna, daerah donor FTSG terbatas
dibeberapa tempat saja seperti inguinal, supraklavikular,
retroaurikular, dan beberapa tempat lain
Teknik Mengerjakan Skin graft
 Split thickness skin graft
 Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut,
dada, punggung, bokong, ekstremitas. Umumnya yang sering
dilakukan diambil dari paha. Untuk mengambil split thickness skin
graft dilakukan dengan menggunakan :
 Pisau / Blade
 Pisau khusus : Humby
 Dermatome
 Prinsip penggunaan alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau
untuk memotong kulit agar mendapatkan selapis kulit yang
ketebalannya tergantung pada kontrol dari operator atau
berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat tersebut.
 Full thickness skin graft
 Defek yang ada dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah,
kemudian dibuat disain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor
dapat diambil dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak mata, perut, lipat
paha / inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.
 Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin 1:200.000
yang berguna untuk :
 meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata
 membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak di bawahnya
 lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat batas dermis dan
subkutis lebih jelas sehingga mempermudah pengambilan graft
 Dilakukan insisi sesuai disain sampai sedalam dermis dengan menggunakan
pisau no.15 atau no.10. Dilakukan pemisahan dermis dengan subkutis dimana
keadaan kulit dalam keadaan tegang dengan bantuan countertraction dari
asisten. Setelah kulit didapat, selanjutnya dilakukan pembuangan jaringan
lemak yang ikut terangkat saat pengambilan graft.
Penempelan Skin graft

 Dilakukan penjahitan interrupted di sekeliling graft dengan benang non absorble


4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan silk. Jahitan dimulai dari graft ke tepi
luka resipien, dari suatu yang lebih mobil ke tempat yang lebih fixed. Diatas kulit
ditutup tulle yang dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapis dengan
kasa steril kering.
 Dibuat beberapa lubang kecil diatas skin graft untuk jalan keluar yang ada
kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah graft
dengan spuit berisi NaCl 0,9%.
 Untuk membantu keberhasilan tindakan, dilakukan balut tekan menggunakan
verban elastis sedangkan pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipasan
verban elastis seperti pada muka, leher maka untuk menjamin fiksasi dilakukan
tie over. Tie over adalah cara yang terbaik untuk fiksasi skin graft, bila akan
melakukan tie over saat menjahit tepi graft beberapa sisa simpul dibiarkan
panjang untuk fiksasi.
 Defek daerah donor split thickness skin graft akan sembuh sendiri
dimana terjadi proses epiteliasasi. Ini dimungkinkan oleh karena masih
ada unsur-unsur epitel didalam dermis seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak / sebasea. Luka donor pada split thickness skin
graft ditutup tulle dan kasa steril kemudian dibalut dengan verban
elastis.
 Defek daerah donor full thickness skin graft ditutup dengan melakukan
undermining pada tepi luka dan sedapatnya ditutup primer tanpa
ketegangan. Bila tidak dapat ditutup primer, luka ditutup dengan split
thickness skin graft. Pada donor full thickness skin graft setelah
pengambilan graft harus dijahit karena lapisan yang diambil tidak
menyisakan asesori kulit yang mengandung unsu-unsur epitel sehingga
tidak memungkinkan terjadi epitelialisasi.
Perawatan Luka Daerah Donor

 Pada donor split thickness skin graft, balutan baru dibuka setelah proses
epitelialisasi. Pada daerah donor terjadi penyembuhan atau epitelialisasi
untuk thin split thickness skin graft 7-9 hari, intermediate split thickness
skin graft 10-14 hari sedangkan thick split thickness skin graft
memerlukan 14 hari atau lebih. Perawatan split thickness skin graft
secara umum diambil rata-rata 14 hari.
 Luka donor full thickness skin graft diberlakukan seperti luka jahitan
biasa yaitu hari ke-3 kontrol luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat.
Sebab-Sebab Kegagalan Tindakan Skin graft

 Hematoma dibawah skin graft


 Pergeseran skin graft
 Daerah resipien yang kurang vital
 Infeksi
 Teknik yang salah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai