Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

OPERASI STSG (SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT DI KAMAR OPERASI


11 IBS RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun oleh:

BG SUMANTRI

INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DR. MOEWARDI SURAKARTA ANGKATAN XXV

TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya
kulit dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru
tersebut dan dibutuhkann suplai darah baru (revaskularisasi) untuk
menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut. (budiman
2008).
Skin graft adalah penempatan lapisan kulit yang baru yang sehat pada
daerah luka (Blancard, 2006 ) .
Dalam menangani suatu luka akibat trauma atau dapat penyakit, hasil yang
diharapkan adalah dapat mengembalikan integritas anatomi maupun
fungsinya. Pada kenyataannya tidak semua luka menutup secara primer,
karena kehilangan kulitnya terlalu luas membutuhkan jaringan penutup
untuk mengatasinya. Salah satu pilihan untuk menutup luka tersebut adalah
dengan melakukan tindakan skin graft.

B. Tujuan
1. Mendeskripsikan konsep dasar tentang transplantasi kulit
2. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan
keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan klien transplantasi
kulit
3. Mendeskripsikan rencana keperawatan yang dibuat pada asuhan
keperawatan klien dengan transplantasi kulit
4. Mendeskripikan tindakan tindakan yang telah dilakukan pada asuhan
keperawatan klien dengan transplantasi kulit
5. Mendeskripsikan evaluasi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan
pada asuhan keperawatan klien transplantasi kulit.

C. Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka
bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang
terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka
bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan yang ada di
bawahnya serta mempercepat proses penyembuhan.
Dokter akan mempertimbangkana pelaksanaan prosedur skin graft
berdasarkan pada beberapa faktor yaitu : ukuran luka, tempat luka dan
kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh. Daerah resipien diantaranya
adalah luka-luka bekas operasi yang luas sehingga tidak dapat ditutup secara
langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan memerlukan tambahan
kulit agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung secara optimal.
- Menutup defek kulit yang luas
- Dapat digunakan untuk penutupan sementara

D. Kontra indikasi
Kontra indikaasi dari STSG meliputi daerah yang memerlukan penampilan
kosmetik yang baik dan ketahanan yang cukup atau daerah-daerah yang
dengan adanya kontraksi luka yang cukup signifikan akan menurun
fungsinya.
STSG dikontraindikasikan bila derrah resipen graft memiliki vaskularisasi
yang kurang baik sehinggah graft tidak dapat bertahan
- Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan Full
Thinckness skin graft.

E. Penatalaksanaan / Tindakan.
a. Split tickness skin graft
Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada,
pungung, bokong, ekstrimitas umumnya yang sering dilakukan diambil
dari paha. Untuk mengambil splitickness skin graft yang dilakukan
dengan menggunakan.:
1. Pisau/ blade
Yang bisa dipakai mata pisau no 22 yang mempunyai keuntungan
yaitu tajam,tipis dan rata.
2. Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata.
3. Dermatome
Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau
dengan tebal kulit yang disayat. Dermatome tangan (drum
dermaatoma) dermatome listrik dan tekanan udara.
b. Full Thickness skin graft
Efek yang dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah,
kemudian dibuat desain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor
dapat diambil dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak mata,
perut,lipat paha/inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.
Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin.
- Meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata
- Membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak
dibawahnya
- Lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat
batas dermis dan subkutis lebih jelas sehingga mempermudah
pengambilan graft.
Dilakukan insisi sesuai desain sampai sedalam dermis dengan
menggunakan pisau n0 15 atau no10 . dilakukan pemisahan dermis
dengan subkutis dimana keadaan kulit dalam keadaan tegang
dengan bantuan countertraction dari asisten. Setelah kulit didapat,
selanjutnya dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut
terangkat saat pengambilan graft.

F. Cara Perawatan skin graf


Bila diyakini tindakan hemostasis darah resipien telah dilakukan dengan
baik dan fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada
hari ke 5 untuk mengevaluasi take dari skin graft dan benang fiksasai di
cabut. Take dari skin graft maksudnya adalah telah trjadi revaskularisasi,
dimana skin graft memperoleh cukup vaskularisasi untuk hidup. Disarankan
pada penderita paska tindakan skin graft di ekstrimitas tetap memakai
pembalut elastis sampai pematangan graft kurang lebih 3-6 bulan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. LED: Peningkatan mengindikasikan respon inflamasi.
2. Hitung darah lengkap / diferensial: peninggian dan perpindahan kekiri
diduha proses infeksi.
3. Pletismografi: mengukur TD segmental bawah terhadap ekstrimitas
bawah mengevaluasi aliran darah aterial.
4. Ultrasound Dropler: umtuk menngkaji dan mengukur aliran darah.
5. Tekana O2 transkutaneus: memberi peta area perfusi paling besar dan
paling kecil dalam keterlibtan ekstrimitas.
6. SDP: leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada
sisi lukadan respon inflamasi terhadap cedera.
7. Elektrolit serum: kalium dapat meningkat pada awal sehubungan
dengan cedera jaringan, kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal.
8. Glukosa serum: peningkatan menunjukan respon terhadap sterss
9. Albumin serum: rasio albumin / globulin mungkin terbalik sehbungan
dengan kehilangan protein pada edema cairan
10. BUN / Kreatin: dapat meningkat akibat cedera jaringan
11. Kultur luka: mengidentifikasikan adanya infeksi, dan organisme
penyebab.
12. Fotografi area luka: catatan untuk penyembuhan luka / skin loss
H. Patway

Split tiknes skin grab

Intra op Post OP
Pre Op

Adanya tranplantasi
Khawatir, banyak Gelisah dan Pembiusan Regional Pembedahan
kulit
bertanya khwatir

Efek Obat Insisi


Kurang Informasi Koping individu Terputusnya
tidak efektif jaringan kulit
Hipotermi
Kurang
Pengetahuan
Nyeri
Terputusnya kontiunitas jaringan
pembuluh darah
Ansietas

Resiko perdarahan

Perdarah tak
terkontrol

Syok hipovelemik

Penurunan HB

Penurunan suplai O2

Gangguang perpusi
I. Gambar
TEKNIK INSTRUMEN

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Alat-Alat Steril
Set Dasar (Basic Instrument Set)
a. Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
b. Doek klem 4 ( empat ) (towel forceps)
c. Pincet chirurgie 2 ( dua )
d. Pincet anatomie 2 ( dua )
e. Gunting benang 1 (satu )
f. Gunting jaringan 1 ( satu )
g. Nald voerder 1 ( satu )
h. Mesin dermatom beserta mes d42 dan meser
2. Set Linen Dan Bahan Penunjang Operasi / Bahan Habis Pakai
a. Linen set
b. Sarung tangan ukuran 6,5, 7, dan 7,5
c. Desinfektan betadin, NaCl dan NaCl + Adrenalin
d. Sufratulle
e. Perforator
f. Jelly
g. Kasa gulung, potongan kasa kecil-kecil ( plafy )
h. Kom kecil dan kom besar
i. Benang T-Lene monofilament non-absorbable 3-0 cutting
3. Alat Tidak Steril
a. Plester lebar/hipafix
b. Underpat
c. Lampu operasi
d. Meja operasi
e. Meja mayo
f. Standar infus
g. Tempat sampah

PERSIAPAN PASIEN
1. Persetujuan operasi.
2. Alat-alat dan obat-obatan.
3. Puasa
4. Lavement

SETELAH PASIEN DILAKUKAN ANAESTHESI


1. Memasang folley catheter
2. Mengatur posisi tengkurap (pronasi)

PROSEDUR JALANNYA OPERASI / TEKNIK INSTRUMEN


1. Perawat instrumen cuci tangan
2. Operator dan asisten cuci tangan
3. Perawat instrumen memakai baju steril dan sarung tangan steril
4. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan operator
5. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan
6. Berikan sponge holding forceps dan deper desinfektan untuk desinfeksi
lapangan operasi
7. Siapkan duk besar 1 biji, duk sedang 1 biji, duk kecil 3 biji, dan duk
klem 4 buah untuk draping.
8. Memberitahu operator bahwa instrurnen siap dipergunakan
9. Bersihkan luka dengan debridement menggunakan gunting jaringan
10. Setelah dibersihkan lalu kompres dengan menggunakan NaCl +
adrenalin
11. Desinfektan daerah donor menggunakan kasa NaCl + betadin
12. Beri jelly pada daerah donor
13. Ambil kulit menggunakan dermatom ukuran 0,2 mm dan ambil
menggunakan pinset anatomis.
14. Tutup bekas donor menggunakan kasa basah NaCl + adrenalin 1 lembar
15. Masukkan kulit dikom yang berisi cairan NaCl
16. Ambil kulit dari kom dan letakkan di perforator dengan posisi bagian
dalam kulit menempel perforator
17. Kulit yang sudah di perforator dicetak menggunakan messer dengan
diambil dan diletakkan pada bagian dalam kertas sufratule.
18. Setelah dicetak, kulit ditempelkan pada daerah resipien
19. Rapikan dan jahit dengan benang monofilament non absorbable T-Lene
3-0 cutting dengan jahitan tie over.
20. Setelah dijahit, berikan sufratulle sesuai kebutuhan dan juga kassa
lembab 1 lembar di lebarkan.
21. Berikan potongan kasa kecil-kecil ( plafy ) di daerah resipien untuk
memberikan tekanan yang rata dan membantu perlengketan lalu jahitan
tie over di ikat.
22. Setelah itu, ditutup penggunakan kasa lembaran dan di hipavix dengan
rapi
23. Untuk bagian donor, dibersihkan menggunakan kasa basah NaCl +
adrenalin
24. Berikan sufratulle pada bagian donor
25. Tutup menggunakan kasa lembaran dan tansokrep
26. Inventaris alat dan kasa
27. Cuci tangan, cuci instrumen dan setting kembali instrumen
EVALUASI
1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai