Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PENATALAKSANAAN OPERASI KARSINOMA ESOFAGUS DENGAN


TINDAKAN GASTROTOMI

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian karsinoma esofagus
Karsinoma esofagus adalah kanker pada daerah esofagus yang merupakan pembuluh
terselubung karena pada stadium awal tidak menimbulkan keluhan sedangkan pada saat
ada keluhan umumnya sudah terjadi metastasis.
Gastrotomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuat lubang
kedalam lambung untuk tujuan pemberian makanan dan cairan.
Indikasi operasi

B. Etiologi karsinoma esofagus


Aneka ragam faktor penyebab diperkirakan berperan dalam etoipatogenesis kanker
tersebut yaitu faktor lingkungan, faktor diet, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol,
iritasi kronik pada mukosa, dan kultural.

C. Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala karsinoma esofagus

1. Nyeri tenggorok
2. Sulit menelan
3. Suara Serak
4. Hemoptisis dan batuk
5. Sesak nafas
6. Berat Badan turun

D. Patofisiologi karsinoma esofagus


Komplikasi pulmonal lainnya yang sering terjadi adalah pneumonia. Perdarahan pada
tumor mengakibatkan anemia defisiensi besi, atau hematemesis dan melena.
Terjadi akibat invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor. Selain itu, komplikasi dapat
timbul karena terapi terhadap tumor. Invasi oleh tumor sering terjadi ke struktur di
sekitar mediastinum. Invasi ke aorta mengakibatkan perdarahan nasif, ke perikardium
terjadi tamporade janung, atauvena superior. Invasif ke serabut saraf menyebabkan suara
serak atau disfagia. Invasi ke saluran nafas mengakibatkan fistula trakeoesofageal dan
esofagopulmonal, yang merupakan komplikasi serius dan pogresif mempercepat
kematian. Sering terjadi obstruksi esofagus dan menimbulkan komplikasi yang paling
sering terjadi yaitu pneumonia aspirasi yang pada gilirannya menyebabkan abses paru –
paru dan empiema. Selain itu, juga dapat terjadi gagal nafas yang disebabkan oleh
obstruksi mekanik atau darah.
Perdarahan yang terjadi pada tumornya sendiri dapat menyebabkan anemia defisiensi
besi sampai perdarahan akut masif. Pasien sering tampak malnutrisi, lemah, emasiasi,
dan gangguan sistem imun yang kemudian akan menyulitkan terapi.
Pada kanker esofagus, adanya limfadenopati, hepatomegali, pneumonia, dan sindrom
horner menunjukkan bahwa kankernya sudah stadium lanjut. Lifodenopati dijumpai di
daerah servikal.

E. Komplikasi karsinoma esofagus


Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk:
1. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)
2. Hemoragi
3. Infeksi

F. Teknik Operasi Gastrotomi


1. Penderita posisi supine dengan general anestesi → dilakukan desinfeksi seluruh
abdomen dan dada bagian bawah → dipersempit dengan doek steril.
2. Insisi dengan arah oblik melalui titik Mc Burney tegak lurus antara SIAS dan
umbilikus (Irisan Gridiron), irisan lain yang dapat dilakukan adalah insisi tranversal
dan paramedian.
3. Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai aponeurosis/Fasia MOE
(Muskulus Oblikus Eksternus).
4. Fasia dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya, kemudian diperlebar ke
lateral dan ke medial dengan pertolongan pinset anatomi. Pengait luka tumpul
dipasang di bawah MOE, tampak di bawah MOE adalah MOI (Muskulus Oblikus
Internus).
5. MOI dibuka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri searah dengan seratnya
sampai tampak lemak peritoneum, dengan haak LangenBack otot dipisahkan.
Pengait dipasang dibawah muskulus tranversus abdominis.
6. Peritoneum yang berwarna putih dipegang dengan menggunakan 2 pinset bedah dan
dibuka dengan gunting, perhatikan apa yang keluar: pus, udara, atau cairan lain
(darah, feses dll) → periksa kultur dan tes kepekaan kuman dari cairan yang keluar
tsb. Kemudian pengait luka diletakkan di bawah peritoneum
7. Melalui insisi kecil vertikal midline, dinding perut lalu diidentifikasi. Lokasi dipilih
pada area yang dapat mencapai dinding abdomen anterior tanpa menyebabkan
tension.
8. Lambung dipegang dengan Babcock dan ditarik ke luka operasi.
9. Kemudian dua jahitan purse-string dilakukan untuk menentukan batas sisi
gastrostomy.
10. Gastrostomi kemudian dilakukan di antara kedua jahitan tersebut dan selang
gastrostomi diletakkan pada insisi di antara kedua jahitan.
11. Bagian dalam purse-string diikat sehingga area di sekitar selang akan tertutup rapat.
12. Selanjutnya bagian luar pursue-string juga diikat sehingga selang tidak mudah
terlepas dengan membalik ikatan ke dinding lambung.
13. Bagian eksternal gastrostomi kemudian disisipkan (inside to outside) melalui
dinding abdomen.
14. Dinding anterior gaster dijahit ke dinding abdomen dengan 4 jahitan absorbable.
15. Kateter kemudian difiksasi pada dinding abdomen dan insisi laparotomi ditutup.
16. Luka operasi ditutup.

H. Komplikasi Operasi Gastrotomi


Komplikasi yang dapat terjadi pada operasi ini adalah perdarahan, kebocoran pada
anastomosis, infeksi luka operasi, gangguan respirasi, dan problem yang berkaitan
dengan balans cairan dan elektrolit.

I. Tehnik Instrumentasi pada Operasi Gastrotomi


1. Pengertian
Suatu cara mengelola instrument/handling instrumen selama proses operasi
gastrotomi
2. Tujuan
a) Mengatur alat secara sisternatis di meja instrument
b) Memperlancar handling instrument
c) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen
3. Petugas : Catat nama petugas
4. Persiapan Alat
a) Alat-alat steril
1) INSTRUMEN BASIC

 Handle mes (Knifehandle) no. 3 1 (satu)


 Pincet Chirurgie 2 (dua)
 Pincet Anatomie 2 (dua)
 Gunting Metzembaum panjang / pendek 1/1
 Gunting Benang (Ligature Scissors) 2
 Arteri klem lurus/pean lurus 8
 Arteri klem bengkok/pean bengkok (chrom klem) 8
 Nald Voerder panjang/pendek 1/1

2) INSTRUMEN PENUNJANG/PENDUKUNG
 Wound hag gigi tajam 2
 Langen back 2
 Crush klem 1
 Kocher klem 2
 Desinfeksi Klem (Sponge Holding Forceps) 1
 Doek Klem (Towel Forceps) 4
 Kanul Diathermi/hand piece couter. 1
 Kanul Suction. 1

b) Set linen dan bahan penunjang operasi/bahan habis pakai

 Linen Set.
 Sarung tangan bermacam-macam ukuran
 Desinfektan : Alkohol 70 %, Povidone Iodine, bethadine.
 Selang Suction.
 Pisau bedah no. 10.
 Kasa deper, mangkok, bengkok, korentang pada tempatnya.
 Benang Seide/sutura/ 2/0, Kromik 2/0, sintetik multifilament absorble no.1,
sintetik monofilament absorble 3/0.
c) Alat tidak Steril

 Plester lebar/hipafix
 Gunting Verban/ Bandage scissors.
 Plat Diatermi.
 Mesin Diatermi.
 Mesin Suction.
 Lampu Operasi.
 Meja Operasi.
 Meja Mayo.
 Meja Instrumen.
 Standar Infus.
 Tempat sampah

d) Persiapan pasien

 Persetujuan operasi.
 Alat-alat dan obat-obatan.
 Puasa
 Lavement

e) Setelah penderita dilakukan anaesthesi.

 Mengatur posisi terlentang.


 Memasang plat diatermi di bawah paha pasien.
 Memasang folley cathetera (kalau perlu).

J. Prosedur

1. Perawat instrumen cuci tangan.


2. Operator dan asisten cuci tangan.
3. Perawat instrumen memakai baju steril. dan sarung tangan .
4. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan operator.
5. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan.
6. Berikan klem dan deper desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.
7. Siapkan duk sedang, duk kecil 3 biji, duk lobang besar 1 biji, duk klem 4 buah untuk
draping.
8. Pasang dan atur selang suction, kabel diathermi, klem dengan duk klem dan
memberitahu operator bahwa instrurnen siap dipergunakan.
9. Berikan pincet chirurgie, handle mes+ mes no.10 pada operator untuk incisi, arteri
klem pean, kasa dan diathermi untuk merawat perdarahan.
10. Berikan dua hak tajam untuk memperlebar medan operasi.
11. Berikan mes untuk insisi fasia, dan gunting metzenbaum untuk
menggunting/melebarkan fascia, dua arteri klem kocher untuk memegang fasia yang
sudah terbuka.
12. Lambung dipegang dengan Babcock dan ditarik ke luka operasi.
13. Kemudian dua jahitan purse-string dilakukan untuk menentukan batas sisi
gastrostomy.
14. Gastrostomi kemudian dilakukan di antara kedua jahitan tersebut dan selang
gastrostomi diletakkan pada insisi di antara kedua jahitan.
15. Bagian dalam purse-string diikat sehingga area di sekitar selang akan tertutup rapat.
16. Selanjutnya bagian luar pursue-string juga diikat sehingga selang tidak mudah
terlepas dengan membalik ikatan ke dinding lambung.
17. Bagian eksternal gastrostomi kemudian disisipkan (inside to outside) melalui dinding
abdomen.
18. Dinding anterior gaster dijahit ke dinding abdomen dengan 4 jahitan absorbable.
19. Kateter kemudian difiksasi pada dinding abdomen dan insisi laparotomi ditutup.
20. Inventaris alat dan kasa
21. Jahit lapis demi lapis : peritoneum dengan benang kromik 2/0, otot dengan benang
kromik 2/0, Fasia dengan benang sintetis multifilament absorbtabel no. 1, subkutis
dengan benang kromik 2/0, kulit dengan benang sintetis monofilament absorble, tutup
dengan kasa & plester.
22. Cuci tangan, cuci instrumen dan setting kembali instrumen.

K. Evaluasi

1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai