Anda di halaman 1dari 15

Skin graft

Kelompok 4
Nadia Ananda Santia
Fenni Navisa Najwa
Besse Syahranil.A Ayu Fitria
Mei Syarani Putri Syahrina
Hanna Nikmati Rohani
Maradoli Rd. Valen

TK 2B D3 KEPERAWATAN
1. Definisi skin graft
Menurut Heriady (2005), skin graft adalah menanam kulit dengan ketebalan
tertentu baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari
satu bagian tubuh yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan
atau ditanamkan ke daerah tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah
resipien). Skin graft adalah penempatan lapisan kulit baru yang sehat pada
daerah luka (Blanchard, 2006:1). Diantara donor dan resipien tidak
mempunyai hubungan pembuluh darah lagi sehingga memerlukan suplai
darah baru untuk menjamin kehidupan kulit yang dipindahkan tersebut
(Heriady, 2001:1).

2
2. Klasifikasi skin graft
Beberapa perbedaan jenis skin graft menurut Blanchard (2006) adalah:
a. Autograftb.
b. Allograft
Klasifikasi skin graft berdasarkan ketebalan kulit yang diambil dibagi
menjadi 2, yaitu ( Heriady, 2005:2 ) :
1. Split Thicknes Skin Graft ( STSG )
STSG mengambil epidermis dan sebagian dermis berdasarkan ketebalan
kulit yang dipotong, Revis (2006) membagi STSG sendiri menjadi 3
kategori yaitu :
3
Lanjutan

a) .Tipis (0,005 - 0,012 inci)


b). Menengah (0,012 - 0,018 inci)
c). Tebal (0,018 - 0,030 inci)
2. Full Thickness Skin Graft ( FTSG )
FTSG lebih sesuai pada area yang tampak pada wajah bila flap
(potongan kulit yang disayat dan dilipat) pada daerah setempat
tidak diperoleh atau bila flap dari daerah setempat tidak
dianjurkan.
4
3. Daerah donor skin graft

Pilihan daerah donor biasanya berdasarkan pada penampilan yang


diinginkan pada daerah resipien. Hal ini lebih penting pada FTSG
karena karakteristik kulit pada daerah donor akan lebih terpelihara
oleh bahan yang dipindahkan pada tempat yang baru. Ketebalan,
tektur, pigmentasi, ada atau tidaknya rambut harus sangat
diperhatikan (Revis, 2006:4). Menurut Heriady (2005), daerah donor
untuk FTSG dapat diambil dari kulit dibelakang telinga, dibawah
atau diatas tulang selangka (klavikula), kelopak mata, perut, lipat
paha dan lipat siku. Sebagian besar daerah donor ini sering dipakai
untuk menutup luka pada daerah wajah atau leher.
5
4. Daerah resipien skin graft

Komponen penting yang menjamin suksesnya skin graft adalah


persiapan pada daerah resipien. Kondisi fisiologis pada daerah
resipien harus mampu menerima serta memelihara graft itu
sendiri. Skin graft tidak akan dapat bertahan hidup pada
jaringan yang tidak dialiri darah. Skin graft akan dapat
bertahan hidup pada periosteum, perikondrium, dermis,
fasia, otot, dan jaringan granulasi.

6
5. Prosedur operasi
Teknik operasi yang hati-hati adalah syarat penting agar graft dapat hidup.
Setelah melakukan prosedur anestesi dengan tepat baik menggunakan
lokal, regional atau general anestesi, tindakan selanjutnya adalah
mempersiapkan luka untuk pemindahan kulit. teknik operasi yang
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Full Thickness Skin Graft (FTSG)
2. Split Thickness Skin Graft (STSG)

7
Lanjutan
Ada beberapa tahap pelaksanaan prosedur skin graft dengan jenis STSG,
antara lain: proses pemotongan, pelubangan, pemasukan graft, dan proses
pembalutan.
a. Pemotongan
1).Mata pisau dermatom
2).Drum Dermatom
3). Free-Hand
4).Dermatom dengan tenaga udara dan listrik
b.Pelubangan
c.Pemasukan graft
d.Pembalutan 8
6. Proses penyembuhan
Menurut Rives (2006), masa penyembuhan dan kelangsungan hidup
graft terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Perlekatan dasar
2. Penyerapan Plasma
3. Revaskularisasi
4.Pengerutan luka
5.Regenerasi
6. Einnervasi
7.Pigmentasi
9
7. Komplikasi skin graft
Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang beragam tergantung
dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh. Komplikasi yang mungkin terjadi antara
lain (Blanchard, 2006:2):
1. Kegagalan graft
2. Reaksi penolakan terhadap skin graft
3. Infeksi pada daerah donor atau daerah resipien.
4.Cairan yang mengalir keluar dari daerah graft
5.Munculnya jaringan parut
6.Hiperpigmentasi
7. Nyeri
8. Hematom
9. Kulit berwarna kemerahan pada sekitar daerah graft
10
A. Pengkajian ASUHAN KEPERAWATAN
B. Diagnosa & Intervensi keperawatan
1.Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan
Tujuan:
Klien melaporkan nyeri hilang, berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil:
a. Ekspresi wajah rileks
b. Skala nyeri 0 – 4
c. Klien dapat beristirahat
d. Klien tidak mengeluh kesakitan
11
Lanjutan

Intervensi :
a.Kaji lokasi dan karakteristik nyeri
b.Lakukan tindakan manajemen nyeri relaksasi dan distraksi
c.Beri aktifitas yang tepat untuk klien
12
d.Berikan lingkungan yang aman dan nyaman
e.Berikan posisi senyaman mungkin
f.Berikan analgetika (kolaborasi medik)
Lanjutan
2. Gangguan integritas jaringan kulit dan jaringan berhubungan
dengan adanya tindakan invasif, bedah perbaikan, traksi pen.
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit dan jaringan yang
lebih parah.
Kriteria hasil :
a.Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang
b.Pasien menunjukkan perilaku/ teknik untuk mencegah
kerusakan kulit/ memudahkan penyembuhan kulit.
c.Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.

13
Lanjutan
Intervensi
a.Kaji integritas kulit pasien.
b.Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan,
perubahan warna.
c. Ubah posisi dengan sering.
d.Tempatkan balutan pada area fraktur.
e.Kaji posisi pada alat traksi.
f.Observasi untuk potensial area yang tertekan.
14
g.Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka.
THANKYOUU
!!!

15

Anda mungkin juga menyukai