Managemen biofilm
Pada video ketiga ini menggambarkan luka diabetic grade IV dengan biofilm dan slough
pada kaki pasien, dimana luka sudah mencapai otot dan tulang pasien sehingga resiko terjadi
infeksi pada tulang sangat tinggi sehingga perlu managemen perawatan luka secara tepat.
Biofilm merupakan sekumpulan sel mikroorganisme khususnya bakteri yang melekat di suatu
permukaan dan di selimuti oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri sehingga
membentuk suatu selaput bagi diri sendiri sehingga terlindung dari antiseptic ataupun
antimikroba yang diberikan. Pada video luka kronik tersebut menunjukkan banyaknya biofilm
jika tidak dilakukan treatment denga baik akan semakin berkembang dan menginvasi jaringan
sehat dan sekitarnya sehingga semakin memperburuk proses penyembuhan luka. Ciri khas
biofilm adalah selalu menempel pada permukaan luka merah, sehingga sangat kasat mata untuk
mengidentifikasi keberadaan biofilm tersebut sehingga membutuhkan kecermatan perawat
wound care. Setiap perawat yang melakukan perawatan luka perlu mencurigai pada luka dengan
presentasi warna dasar luka merah, jika menemukan gambaran permukaan luka yang sedikit
pucat, biasanya biofilm ada pada permukaan luka merah tersebut sehingga perlu di bersihkan.
Mengidentifikasi biofilm cukup sulit jika melihat secara langsung apalagi jika luka kronis
tersebut tidak dirawat secara teratur. Karena tubuh pasien setelah melakukan fagositosis akan
membuang keluar secara bertahap dan ketika sisa ekskresi tersebut menumpuk bakteri secara
alami akan melepaskan saat pelindung berupa selaput tersebut. Pada luka kronis tersebut
memang harus secara rutin dilakukan perawatan luka minimal 2-3 hari sekali sehingga dapat
membersihan biofilm tersebut, karena secara alami dalam 2-3 hari biofilm pasti akan terbentuk
sampai proses epitelisasi penuh terjadi. Managemen wound care yang tepat meliputi mencuci
luka dengan menggunakan cairan isotonis dengan menggunakan sabun pencuci luka dengan
kadar PH kulit sekitar 5 diperlukan untuk menghilangkan sumber bau dan mengompres luka
dengan menggunakan antiseptic luka yang tidak memiliki sifat toksik terutama pada luka dengan
granulasi baru, selanjutnya membuang jaringan mati dan biofilm dan terakhir dilakukan
pemilihan dressing primer, sekunder dan balutan luka secara tepat sesuai kondisi luka.