Klarifikasi masalah:
1. Apa saja langkah-langkah dalam menentukan diagnosis?
Melakukan pemeriksaan
a. Subjektif
Mengetahui masalah dari pasien, dengan cara melakukan anamnesis.
Anamnesis adalah percakapan professional terencana antara dokter dan
pasien dalam rangka menyusun riwayat penyakit, ini dapat membantu
dokter dalam mendiagnosis.
LO:
Pemeriksaan subjektif(anamnesis) metodenya dengan pengukuran tekanan
darah jantung respirasi, suhu dan BMI(indeks gizi)
- Meliputi pemeriksaan fisik, intraoral, dan ekstraoral
Fisik : postur, warna rambut kaki dan tangan, kebersihan pribadi, inspeksi,
palpasi, auskultasi
1. Tahapan anamnesis:
PerkenalanMenggunakan bahasa umum
Mencatat data pasien
Mendengarkan keluhan pasien (CC)
Tanya jawab terstruktur: Riwayat keluhan (PI), medical history,
dental history, family history, Social History
2. Jenis jenis anamnesis:
Autoanamnesis informasi didapatkan dari pasien scr langsung.
Alloanamnesis informasi didapatkan oleh pihak lain.
3. Teknik anamnesis:
Reseptive melihat, mendegar, mencatat, reaksi emosional pasien
dan reaksi dokter.
Manipulative memacu pasien untuk bercerita, mengarahkan
cerita pasien, memformulasikan pertanyaan, memperjelas jawaban,
membuat rangkuman dari pernyataan pasien.
b. Pemeriksaan objektif
Pemeriksaan fisik: pemeriksaan terhadap berbagai temuan yang telah
dikumpulkan baik melalu anamnesis atau pemeriksaan lain untuk
menegakkan suatu penyakit.
LO:
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari
bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak, yaitu kaki. Pemeriksaan
secara sistematis tersebut disebut teknik head to toe. Setelah
pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti tes neurologi.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan Langkah penanganan yang tepat serta memantau
keberhasilan terapi pada pasien.
LO:
Ekstraoral :
-bentuk kepala dan muka(wajah), bekas luka disekitar kepala dan muka,
simetri pipi dan bibir
-pemeriksaan kelenjar limfa dengan Teknik palpasi
Intraoral :
-perkusi (mengetuk gigi) berfungsi untuk mendeteksi gigi sensitive atau gigi
goyah,
-sondasi atau probing mengetahui adanya karies atau mengukur kedalaman
karies ,
-melakukan pengukuran plak indeks (OHI), pengkurusan karies indeks (D-
MFT),
-termis untuk melihat sensitifitas terhadapat perubahan thermal atau suhu,
-tes vitalitas untuk merasngsang respon pulpa dengan menggunakan arus
listrik
^. tes thermal, kavitas, tes jarum miller, dan tes elektris
-druk mengetahui pasien untuk mengetahui apakah pasien mempunyai
periodontitis saat mengigit tungkai sonde secara perlahan
- pemeriksaan mukosa : adanya perubahan warna, inflamasi dan ulserasi
-pemeriksaan apakah terdapat anomaly pada pasien
-tes mobilitas atau deprisibilitas untuk mengetahui apakah gigi terikat kuat
atau longgar pada alveolusnya
LO:
Pemeriksaan apa saja yang masuk dalam pemeriksaan penunjang?
-pemeriksaan radiologi(rontgen)
Untuk mengambarkan kondisi organ atau jaringan tubuh
-pemeriksaan biopsy
Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sedikit jaringan pada bagian
tubuh tertentu biasanya pasien mengalami gejala tertentu yang mengarah pada
kanker atau kondisi medis lain yang menyebabkan perubahan pada jaringan
-pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan dari cairan tubuh manusia dilakukan fiksasi dan pemberian
pigmen dengan pembacaan menggunakan mikroskop
-pemeriksaan mikrobiologi
-pemeriksaan darah
Digunakan untuk menedeteksi penyakit tertentu seperti anemia atau adanya
infeksi
-pemeriksaan urine
Digunakan untuk mengetahui kondisi kesehtan fungsi ginjal atau apakah
pasien tersebut sedang mengomsumsi obat tertentu
-pemeriksaan EKG
Digunakan untuk memantau kerja jantung khususnya irama detak jantung
-pemeriksaan MRI
Memanfaatkan gelombang magnet dan radio untuk mengambarkan kondisi
organ dan jaringan
-pemeriksaan Floroskopi
Untuk menghasilkan serangkaian gambaran menyerupai video
-pemeriksaan CT-SCAN
Memanfaatkan sinar rontgen dengan sinar khusu untuk mengambarkan
jaringan atau oragn dalam tubuh
-pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Memanfaatkan gelombang suara untuk mengetahui kondisi organ dan jaringan
-pemeriksaan endoskopi
Untuk mengetahui kondisi saluran pencernaan
-Pemeriksaan tinja
-pemeriksaan ecokardiografi (USG jantung)
8. Apa saja teknik pemeriksaan yang akan dilakukan sesuai kasus dalam
scenario?
a. Inspeksi dilakukan untuk melihat ekspresi wajah penderita seperti
asimetris wajah dan deviasi rahang, Gerakan fungsional rahang yang
mampu dilakukkan penderita, local dan arah dislokasi, serta pembukaan
dan penutupan mulut secara maksimal.
b. Palpasi mengetahui jenis, arah, posisi dislokasi, serta abnormalitas sisi
pergerakan condilus, palpasi dilakukan didaaerah sendir dengan jai
telunjuk saat rahang membuka dan menutup serta dilubang telinga dengan
jari kelingking.
c. Auskultasi dapat dilakukan dengan atau tanpa stetoskop yaitu untuk
mendengarkan bunyi abnormal yang spesifik pada persendiaan termasuk
clicking (trjd pada awal pembukaan mulut) dan krepitasi fragmen fraktur.
9. Apa akibatnya jika dokter tidak melakukan teknik dasar pemeriksaan?
Mengakibatkan kesalahan pada saat mendiagnosis dan terapi yang diberikan
kepada pasien
10. Apa saja yang terjadi jika terjadi kesalahan diagnosis?
Bisa terjadi kesalahan pemilihan dari perawatan.
Berkunjung ke dokter gigi acapkali menakutkan, terutama bagi anak kecil. Namun
sebenarnya Anda tidak perlu khawatir. Karena kalaupun harus dilakukan tindakan
seperti cabut gigi, dokter gigi akan melakukan bius lokal sehingga tidak akan terasa
sakit.
Saat pemeriksaan, biasanya dokter akan melakukan:
Jika terdapat kondisi yang tidak dapat ditangani oleh dokter gigi umum, rujukan
mungkin diberikan agar masalah gigi dan mulut Anda bisa ditangani oleh dokter gigi
spesialis. Namun jika sebelum kunjungan ke dokter gigi Anda sudah memiliki tujuan
tertentu, misalnya ingin membuat gigi palsu, veneer, atau memasang kawat gigi, Anda
bisa saja langsung mendatangi dokter gigi spesialis sesuai bidang yang dibutuhkan.
Pemeriksaan Ekstraoral – Sendi
Temporomandibular
Pertama kali, perlu diketahui terlebih dahulu tanda awal adanya permasalahan TMJ,
yakni:
Inspeksi
Perhatikan apakah ada pembengkakan, deformasi, deviasi dagu, dan atrisi gigi
Adanya pembengkakan dapat menjadi suatu tanda inflamasi akibat penyakit
sendi. Pastikan pembengkakan berasal dari TMJ, bukan dari struktur sekitarnya mis.
kelenjar parotis
Deviasi dagu dan asimetri bisa jadi merupakan hasil dari penyakit sendi tahap
lanjut
Atrisi gigi geligi akan menyebabkan perubahan oklusi sehingga berdampak
pada kerusakan TMJ
Analisis fungsional
Ukur jarak interinsisal maksimal pada saat membuka mulut. Jarak normal
berkisar 36-38 mm namun dapat bervariasi mulai dari 30-67 mm tergantung usia dan
jenis kelamin. Cara mudah= minta pasien untuk meletakkan buku jari telunjuk dan
jari tengah di antara insisifus atas dan bawah
Operator meletakkan satu tangan pada dagu pasien dan satunya pada vertex.
Operator meminta pasien membuka mulut sementara tangan pasien menekan
mandibula untuk melawan gerakan membuka. Ini untuk mengidentifikasi kekuatan m.
pterygoideus lateralis
Pasien diminta untuk menggigit bantalan karet sekencang mungkin. Ini untuk
mengidentifikasi kekuatan m. temporalis, m.masseter, dan m. pterygoideus medialis
Operator meletakkan satu tangan pada dagu dan tangan lainnya pada regio
temporal. Pasien diminta untuk melakukan gerakan deviasi mandibula melawan
gerakan tangan operator ke kiri dan kanan. Ini untuk mengidentifikasi kekuatan m.
pterygoideus medialis satu sisi
Palpasi
Palpasi TMJ dilakukan pada saat proses membuka dan menutup mulut
Pada gerakan membuka mulut, palpasi dilakukan tepat di bawah os
zygomaticus, di anterior dari proc. condylaris mandibulae
Pada gerakan menutup mulut, palpasi dilakukan melalui anterior tragus di dalam
meatus acusticus externus. Rasakan apakah ada gerakan dari arah anterior yang
merupakan aspek posterior condylus
Lakukan pula palpasi pada otot-otot pengunyahan dengan cara meraba melalui
origo menuju insersionya
Musculus temporalis diraba bilateral mulai dari ototnya pada regio temporal
hingga tendon pada proc. coronoideus. Saat meraba, pasien diminta sedikit membuka
mulut
Musculus masseter dapat diraba di bawah arcus zygomaticus hingga angulus
mandibulae
Tanyakan pada pasien apakah ada nyeri saat operator melakukan perabaan
pada otot mastikasi
Auskultasi
Pemeriksaan intra oral dilakukan dalam mulut pasien untuk mengetahui kondisi
rongga mulut pasien baik jaringan keras maupun lunak. Beberapa pemeriksaan yang
dilakukan pada gigi diantaranya adalah :
Perkusi
Hal yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam pemeriksaan perkusi adalah : nyeri
terhadap pukulan (tenderness to percussion) dan bunyi (redup/dull dan nyaring/solid
metalic)
Perkusi dilakukan dengan cara memberi pukulan cepat tetapi tidak keras dengan
menggunakan ujung jari, kemudian intensitas pukulan ditingkatkan. Selain
menggunakan ujung jari pemeriksaan ini juga sering dilakukan dengan menggunakan
ujung instrumen. Terkadang pemeriksaan ini mendapatkan hasil yang bias dan
membingungkan penegakan diagnosa. Cara lain untuk memastikan ada tidaknya
kelainan yaitu dengan mengubah arah pukulannya yaitu mula-mula dari permukaan
vertikal-oklusal ke permukaan bukal atau horisontal-bukolingual mahkota.
Gigi yang memberikan respon nyeri terhadap perkusi vertikal-oklusal menunjukkan
kelainan di periapikal yang disebabkan oleh lesi karies. Gigi yang memberikan respon
nyeri terhadap perkusi horisontal-bukolingual menunjukkan kelainan di periapikal
yang disebabkan oleh kerusakan jaringan periodontal. Gigi yang dipukul bukan hanya
satu tetapi gigi dengan jenis yang sama pada regio sebelahnya. Ketika melakukan tes
perkusi dokter juga harus memperhatikan gerakan pasien saat merasa sakit
(Grossman, dkk, 1995).
Bunyi perkusi terhadap gigi juga akan menghasilkan bunyi yang berbeda. Pada gigi
yang mengalami ankilosis maka akan terdengar lebih nyaring (solid metalic sound)
dibandingkan gigi yang sehat. Gigi yang nekrosis dengan pulpa terbuka tanpa disertai
dengan kelainan periapikal juga bisa menimbulkan bunyi yang lebih nyaring
dikarenakan resonansi di dalam kamar pulpa yang kosong. Sedangkan pada gigi yang
menderita abses periapikal atau kista akan terdengar lebih redup (dull sound)
dibandingkan gigi yang sehat. Gigi yang sehat juga menimbulkan bunyi yang redul
(dull sound) karena terlindungi oleh jaringan periodontal. Gigi multiroted akan
menimbulkan bunyi yang lebih solid daripada gigi berakar tunggal (Miloro, 2004)
Sondasi
Probing
Tes vitalitas
Tes vitalitas merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu
gigi masih bisa dipertahankan atau tidak. Tes vitalitas terdiri dari empat pemeriksaan,
yaitu tes termal, tes kavitas, tes jarum miller dan tes elektris.
Tes termal, merupakan tes kevitalan gigi yang meliputi aplikasi panas dan
dingin pada gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal
(Grossman, dkk, 1995).
Tes dingin, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu etil
klorida, salju karbon dioksida (es kering) dan refrigerant (-50oC). Aplikasi tes dingin
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Apabila pasien merespon ketika diberi stimulus dingin dengan keluhan nyeri tajam
yang singkat maka menandakan bahwa gigi tersebut vital. Apabila tidak ada respon
atau pasien tidak merasakan apa-apa maka gigi tersebut nonvital atau nekrosis pulpa.
Respon dapat berupa respon positif palsu apabila aplikasi tes dingin terkena gigi
sebelahnya tau mengenai gingiva (Grossman, dkk, 1995). Respon negatif palsu dapat
terjadi karena tes dingin diaplikasikan pada gigi yang mengalami penyempitan
(metamorfosis kalsium).