Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI PENYAKIT SALURAN CERNA, SALURAN NAFAS,


DAN KONDISI KHUSUS (FAF 314)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

Tangelo Kelompok:
Objek praktikum: Anggota kelompok: (cetak tebal pada nama pribadi)
1. Poppy Ayu Namira (1711011040)
2. Jehana Fitri (1711011004)
3. Yaasinta Safira (1711011024)
4. Muhammad Yasin Abdullah (1711011038)
5. Qanita Ramadhani (1711012016)
6. Nurmala Septinia (1711013004)
Identitas pasien dan informasi admisi
Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 21 tahun
Tanggal masuk:
Pengumpulan data dan informasi
Keluhan utama Kejang
Riwayat Diagnosis pada pasien ini terdiri dari diagnosis klinis: konvulsi tipe umum tonik-klonik,
penyakit diagnosis topik: Cerebri, diagnosis etiologi: epilepsi idiopatik.
sekarang
Riwayat -
penyakit
keluarga
Riwayat sosial -
dan kebiasaan
Riwayat -
pengobatan
Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
pemeriksaan Suhu tubuh 36, 1 36-37 Normal
fisik Denyut nadi 83x/min 60-100 x/min Normal
Laju nafas 20x/min 12-20x/min Normal
Tekanan darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
Berat badan
Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
pemeriksaan Hemoglobin 14,4 gr/dL 14-18 Normal
penunjang Laju Endap Darah 56 mm/jam 0-10 Abnormal
(LED)
Leukosit 2.770/uL 5000-10000 Rendah
Protein Total 5,2 g/dL 6,6-8,7 Rendah
Albumin 1,5 g/dL 3,8-5,0 Rendah
Globulin 3,7 g/dL 1,3 - 2,7 Tinggi
Gula Darah Sewaktu 114mg/dL < 200 Normal
(Gds)
1
Ureum 28 mg/dL 10 - 50 Normal
Kreatinin 0,80 mg/dL 0,6 - 1,1 Normal
Kolesterol Total 157 mg/dL < 200 Normal
HDL 45 mg/dL > 66 Rendah
LDL 110 mg/dL < 150 Normal
Trigliserida 110 mg/dL < 150 Normal
Asam Urat 9,80 mg/dL 3-7 Tinggi
Klorida 100 mmol/L 97-111 Normal
Natrium 132 mmol/L 136-145 Normal
Kalium 2,5 mmol/L 3,5-5,1 Rendah
Kalsium 7,1 mg/dL 8,1 - 10,4 Normal
Pengobatan Nama obat Potensi Aturan pakai Durasi terapi
yang diterima
Asam Valproat 250 mg 1x -
Fenitoin 100 mg 3x -
Identifikasi masalah
1. Terapi yang diberikan merupakan terapi kombinasi, harusnya dimulai dengan monoterapi [1][5]
2. Dosis asam valproat kurang dari dosis di literatur, yaitu 500-1000 mg/hari[1]
3. Terdapat interaksi obat secara farmakokinetika yaitu antara asam valproate dengan fenitoin. Asam
valproat dapat menghambat metabolisme fenitoin, sehingga kadar fenitoin di dalam darah dapat
meningkat
4. Asam valproat sangat terikat kuat dengan protein plasma, berkisar 81,5-90 %[3]. Kadar protein
pasien kurang dari nilai normal, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi obat bebas dan efek
toksik dari asam valproat.
5. Tidak adanya informasi terkait BB pasien
Rencana penyelesaian masalah

Tujuan terapi :[1], [2]


1. Mengontrol atau mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan kejang
2. Meminimalkan efek samping
3. Memastikan kepatuhan pasien
4. Memungkinkan pasien untuk hidup kehidupan normal mungkin

Rencana penyelesaian masalah terkait obat:


1. Sarankan pada dokter untuk memulai terapi pada pasien dengan monoterapi yaitu asam valproat
sebagai lini pertama kejang tonik-klonik; juga tanyakan berapa BB dari pasien tsb
2. Sarankan pada dokter untuk meningkatkan dosis asam valproat menjadi 2 x 250 mg per hari,
dimonitoring efektivitasnya, dapat ditingkatkan hingga 1000 mg per hari dalam 2-3 dosis
terbagi, atau disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Diskusikan dengan dokter, tujuan dari mengombinasikan terapi dan seberapa besar persen
pengaruh interaksi tersebut.
4. Lakukan transfusi albumin agar kadar protein pasien kembali normal; Pantau kadar protein pasien.
5. Lengkapi nutrisi pasien

2
Rencana monitoring terapi:
1. Monitoring kadar SGPT SGOT karena asam valproat berefek samping hepatotoksik.[1][4][5]
2. Monitoring frekuensi kejadian kejang pasien.
3. Pantau kadar protein pasien
4. Pantau kadar leukosit pasien.
5. Monitoring efikasi terapi obat.

Rencana edukasi pasien:[5]


1. Edukasi pada keluarga agar membantu mengingatkan pasien saat tiba waktu minum obat untuk
menjaga kepatuhan pasien dalam meminum obat.
2. Usahakan pasien tidak jatuh atau luka.
3. Jangan masukkan apapun ke mulut pasien selama pasien kejang.
4. Jaga agar pasien tidak menggigit lidah saat kejang.
5. Jangan terlalu memaksakan menahan pasien, atau memaksakan kejang pasien berhenti.
6. Usahakan pasien ada pendamping agar dapat menjaga pasien dari pencetus kejang (spt : arus air
yang deras dan api kompor)
Referensi:
 [1] DiPiro, J.T. et al. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach 10th edition (Chapter
56: Epilepsy)
 [2] National Institute for Health and Care Excellence (NICE). 2012. Epilepsies : Diagnosis
and Management. Last updated February 2020
⚫ [3] AHFS, 2011
 [4] Basic Pharmacology & Drug Notes, 2019
 [5] Pedoman Tatalaksana Epilepsi, Perdossi (2014)

TABEL PENGKAJIAN OBAT

No Nama Obat Tinjauan


1. Asam Valproat Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 250 mg
Rute: PO
Frekuensi pemberian: 1x sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur[3]


Dosis: DA : 500-1000 mg/hari ; DR : 500-2500 mg/hari
Rute: PO
Frekuensi pemberian: 2-3 x sehari

Indikasi terapi[4]
Antiepilepsi (Kejang parsial & petit mal)

3
Tanggal dimulainya terapi

4
(-)
Durasi terapi
(-)
Efek samping obat[3][4][5]
Sakit kepala, mual, muntah, diare, anoreksia, nafsu makan
meningkat, berat badan bertambah, nistagmus, mengantuk,
pusing, kelelahan, ensefalopati hiperammonaemik, hipotermia,
halusinasi. Trombositopenia (terkait dosis), tremor, peningkatan
LFT. Penggunaan kronis dapat menyebabkan defisiensi karnitin.
Berpotensi Fatal: Hepatotoksisitas fatal terutama pada anak <2
tahun, reaksi hipersensitivitas multi-organ dan dermatologis
(misalnya sindrom Stevens-Johnson, eritema multiforme),
pankreatitis, diskrasia darah.
2., Fenitoin Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 100 mg
Rute: PO
Frekuensi pemberian: 3 x sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur[3][5]


Dosis: DA : 200-300 mg/hari ; DR : 200-400 mg/hari
Rute: PO
Frekuensi pemberian: 1-2 x sehari

Indikasi terapi[3]
Epilepsi

Tanggal dimulainya terapi


(-)
Durasi terapi
(-)
Efek samping[3][4][5]
Signifikan: Efek tulang (misalnya osteopenia, osteoporosis, osteomalacia,
patah tulang), defisiensi vitamin D, hipokalsemia, hipofosfatemia,
hepatotoksisitas akut, gagal hati akut, hipersensitivitas, keinginan dan
perilaku bunuh diri. IV: ekstravasasi; hipotensi, aritmia jantung parah
(administrasi cepat).
Gangguan mata: Nistagmus.
Gangguan gastrointestinal: Mual, muntah, sembelit, hiperplasia gingiva.
Cedera, keracunan dan komplikasi prosedural: Reaksi di tempat
suntikan.
Gangguan sistem kekebalan: Reaksi anafilaktoid, anafilaksis.
Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat: Sindrom sarung tangan
ungu.

5
Gangguan sistem saraf: Ataksia, bicara cadel, penurunan koordinasi,
kebingungan mental (terkait dosis); atrofi serebelar (peningkatan kadar
fenitoin / penggunaan jangka panjang); sakit kepala, pusing, mengantuk,
motorik berkedut, paresthesia, dysgeusia.
Gangguan kejiwaan:Insomnia, kegugupan sementara. Gangguan
kulit dan jaringan subkutan: Ruam scarlatiniform atau
morbilliform.
Berpotensi Mengancam Jiwa: Diskrasia darah (misalnya agranulositosis,
leukopenia, granulositopenia, trombositopenia, pansitopenia dengan atau
tanpa penekanan sumsum tulang); reaksi dermatologis (misalnya
pustulosis eksantematosa umum akut, nekrolisis epidermal toksik,
sindrom Stevens-Johnson); reaksi hipersensitivitas multiorgan, reaksi
obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS); hepatotoksisitas.

Anda mungkin juga menyukai