Anda di halaman 1dari 7

SOAL KASUS 1

Nn Jingga umur 30 tahun, BB 60 kg, TB 155 cm masuk Rumah Sakit dengan mengeluh mual,
muntah, pusing dan sakit kepala, lemas dan nyeri perut. Sudah 3 hari mengkonsumsi meloksikam
15 mg 1 x sehari untuk meredakan nyeri akibat kenaikan asam uratnya. TD 140/95, Suhu 37,5 C,
Nadi 26 x/menit, HR 30 x/menit. Oleh dokter didiagnosis gagal ginjal akut dan hipovolemia,
diberi obat Kaptopril 3 x 25 mg, furosemid 3 x 40 mg
Data Lab: Osmolality (360 mOsm/Kg)
Urine: oligurie (650 ml/24 hrs),
Electrolytes: Na (160 mEq/L).
Mg (3 meq/L).
Ca (9 mg/dl)
P (5 meq/L)
K (5,7 meq/L)
HCO3 (10 mmHg)
PCO2 (40 mmHg)
pH (7,1)
Hb (8,6 mg/dl)
SCr (2,5 mg/dl)
BUN (47 mg/dl)

 DATA SUBJEKTIF
Nama Pasien : Nn Jingga
Usia : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Keluhan : Mual, muntah, pusing dan sakit kepala, lemas dan nyeri perut dan
didiagnosis gagal ginjal akut dan hipovolemia
 DATA OBJEKTIF
- TD 140/95
- Suhu 37,50C
- Nadi 26 x/menit
- HR 30 x/menit.
- Osmolality (360 mOsm/Kg)
- Urine: oligurie (650 ml/24 hrs),
- Electrolytes: Na (160 mEq/L).
- Mg (3 meq/L).
- P (5 meq/L)
- K (5,7 meq/L)
- Ca (9 mg/dl)
- HCO3 (10 mmHg)
- PCO2 (40 mmHg)
- pH (7,1)
- Hb (8,6 mg/dl)
- SCr (2,5 mg/dl)
- BUN (47 mg/dl)
- Riwayat Pengobatan : 1). Telah mengonsumsi meloksikam 15 mg 1 x sehari untuk
meredakan nyeri akibat kenaikan asam uratnya
2). Telah mengonsumsi obat Kaptopril 3 x 25 mg, furosemid 3 x
40 mg

Cara Penyelesaian Kasus:


1. Bahas permasalahan kasus diatas dengan menentukan permasalahan/problem medik
pasien disertai alasan rasional berdasarkan dukungan teoritis yang kuat dar literatur dan
atau jurnal. Lakukan assessment untuk permasalahan pasien baik itu dari kondisi penyakit
(termasuk tanda dan gejalanya) serta dari data laboratorium yang mengindikasikan
permasalahan pasien
2. Temukan DRP setiap terapi pasien serta tentukan kategori DRP dan bagaimana
pengatasannya jika didapatkan DRP.
3. Berikan dukungan evidence-based medicine/EBM untuk menyelesaikan kasus terutama
untuk rekomendasi terapinya dari jurnal dengan melampirkan jurnalnya

JAWABAN
1. Berdasarkan data subjektif dan objetif yang tertera diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa permasalahan pasien adalah sebagai berikut.
1. Belum ada terapi untuk menangani keluhan mual, muntah, pusing dan sakit kepala,
lemas dan nyeri perut
2. Belum adanya terapi hipovolemia
3. Hasil lab menunjukkan bahwa HR pasien adalah 30x/menit (HR normal
50-100x/menit), osmolality 360 mOsm/Kg (normal 275-295 mOsm/Kg), kadar urine
650 ml/24 hrs (normal 1.000-2.000ml/24hrs), kadar elektrolit (Na, K, Mg, Ca lebih
dari kadar normal), hal ini menunjukkan bahwa ginjal pasien mengalami penurunan
fungsi.

Sehingga assesment berupa :


1. Perlunya pengimplementasian lanjutan terkait penggunaan meloxicam bila masih
memiliki gejala asam urat
2. Menurut Jurnal farmasi klinik Indonesia tahun 2015 penggunan kaptopril bersama
dengan furosemin dapat menyebabkan hipvolemia sehingga perlu disarankan
penggunan obat dopamine untuk mengatasi hipvolemianya.
3. Dosis kaptopril 3 x 25 mg yang diberikan kepada pasien tidak sesuai, dimana seharunsya
menurut Jurnal farmasi klinik Indonesia tahun 2015, dosis kaptoril yang sebaiknya
digunakan adalah 2 x 25 mg. Dosis tersebut dapat digunakan hingga target tekanan darah
(<140/90 mmHg) tercapai. Jika efek obat terhadap tekanan darah sudah tercapai, maka
dosis dapat diturunkan secara bertahap sampai dosis terkecil.

2. DRP (DRUG RELATED PROBLEM)


1. Terapi penggunaan kaptopril 3 x 25 mg tidak sesuai dosis, pengatasannya diberikan
kaptopril 2 x 25 mg.
2. Terapi meloxicam perlu adanya tindak lanjutan terkait penggunaannya, apabila masih ada
tanda gejala asam urat
3. Diagnosis hipovolemia belum diberikan terapi pengobatan sehingga disarankan
penggunan obat dopamine karena menurut Jurnal sians kesehatan tahun 2001, dopamine
dapat meningkatkan tekanan darah dengan menurunkan tekanan vascular ginjal dan tidak
meningkatkan tahanan vascular tungkai diketahui, pemberian dopamine selain dapat
melindungi ginjal juga tidak dapat meningkatkan beban jantung

KESIMPULAN
1. DRP berupa kelebihan dosis (overdosis) pada penggunaan kaptopril, maka dosis dari
katopril perlu dikurangi sesuai dengan kategori usia pasien.
2. Penggunaan kaptopril bersamaan furosemin dapat menyebabkan terjadinya
hipovolemia pada pasien hipvolemia sehingga perlu disarankan penggunan obat
dopamine.
3. Pengobatan kronis menggunakan kaptopril atau kaptopril plus furosemide mengurangi
tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan tekanan puncak sistolik ventrikel kiri
Captopril, tanpa dan dengan furosemide, secara signifikan mengurangi hipertrofi jantung
dan nekrosis jantung, sedangkan furosemide sendiri tidak.
Pengobatan 24 minggu menggunakan captopril, furosemide, atau kombinasinya tidak
berpengaruh pada berat badan, konsumsi makanan atau cairan, dan volume urin. Pengobatan
menggunakan kaptopril sendiri atau dalam kombinasi dengan furosemide tidak berpengaruh
pada steatosis mikrovesikular dan makrovesikular, tetapi cenderung mengurangi saluran
portal, parenkim, dan peradangan perivaskular, dan jumlah badan apoptosis (data tidak
ditampilkan).
Captopril menghambat perkembangan penyakit ginjal pada usia ZSF1 tikus yang
dibuktikan dengan berkurangnya proteinuria, GFR yang lebih besar, dan peningkatan
histopatologi ginjal. Efek menguntungkan serupa dalam hal hemodinamik ginjal, dan fungsi
ekskresi diobati menggunakan captopril dan furosemide, menunjukkan bahwa dalam jangka
panjang, furosemide tidak kompromi efek renoprotektif kaptopril. Namun, furosemide saja
tidak memiliki efek menguntungkan pada fungsi dan struktur ginjal pada ZSF .
Kaptopril meningkatkan fungsi diastolik LV, yaitu, pengobatan kaptopril 24 minggu
mengurangi LVEDP dan konstanta waktu relaksasi isovolumetrik (Tau). Captopril juga
meningkatkan histopatologi jantung termasuk mengurangi vaskulitis jantung, perubahan
iskemik degeneratif, dan nekrosis. (Salah, dkk., 2018)
Dopamin digunakan untuk perawatan renjatan kardiogenik bertujuan untuk
memperbaiki hemo dinamik sistemik yang dapat melindungi atau mengurangi kerusakan
organ vital. Dopamin berpengaruh terhadap jantung yaitu dengan meningkatkan kekuatan
kontraksi otot jantung, sedangkan pengaruhnya terhadap pembuluh darah perifer bervariasi.
Dopamin bekerja secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan
mengaktifkan reseptor adrenergik a, ß, reseptor dopaminergik dan secara tidak langsung
dengan mengaktifkan pelepasan katekolamin ujung saraf simpatis. Pengaruh dopamin
terhadap pembuluh darah perifer tergantung pada beberapa jenis reseptor yang berbeda beda
afinitasnya dan dosis yang diberikan (Sarosa, dkk., 2001).
Dopamin atau norepineprin I.V., sesuai order untuk meningkatkan kontraktilitas
jantung dan perfusi renal (Dewi dan Rahayu, 2017).
Sarosa, H., Sjarif, R., & Soempeno, B.2001. Pengaruh dopamin, dobutamin dan campuran
dopamin-dobutamin terhadap tahanan vaskular dan ginjal= The effect ofDopamine,
Dobutamine and Mixed Dopamtne-Dobutamine onHind-limband Renal Vascular
Resistance. Sains Kesehatan, 14.

Dewi, E., & Rahayu, S. 2017. Kegawatdaruratan syok hipovolemik. Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan, Vol 2(2).

Salah, E.M., Bastacky, S.I., Jackson, E.K. and Tofovic, S.P., 2018. Captopril attenuates
cardiovascular and renal disease in a rat model of heart failure with preserved ejection
fraction. Journal of cardiovascular pharmacology, 71(4), pp.205-214. doi:
10.1097/FJC.0000000000000561
https://journals.lww.com/cardiovascularpharm/Abstract/2018/04000/Captopril_Attenuates_
Cardiovascular_and_Renal.2.aspx.
SOAL KASUS 2

Ny. Jasmin umur 85 tahun BB 46 kg mengeluh napas pendek-pendek dan nyeri dada dan merasa
tidak infark miokard. Serum kreatinin 1,6 mg/dL. Dokter menduga oversedasi dari peresepan
narkotika dan ketorolak 30 mg tiap 6 jam intra vena.
Pasien memiliki sejarah Heart Failure (HF) berat, angina diterapi dengan lisinopril 10 mg/hari,
furosemide 40 mg/hari, aspirin 81 mg/hari, ISDN 30 mg/hari. Dosis lisinopril dinaikan menjadi
20 mg/hari dan furosemide menjadi 40 mg 2 kali/hari.
TD 110/66 mmHg, Urin output 20 – 30 mL/jam selama 4 jam sejak diberi ketorolak.

Pertanyaan:
1. Apa yang menjadi permasalahan pasien? Jelaskan faktor risiko obat terkait kondisi
pasien, apakah ada DRP, termasuk polifarmasi, jika terjadi DRP maka berikan
penyelesaannya bagaimana, termasuk jika terkait dosis apakah dinaikan atau di turunkan
maka berikan penyelesaiannya). Jelaskan permasalahan tersebut dengan pendekatan
farmakokinetika pada LANSIA.
2. Jika ada permasalah terapi maka selesaikan berdasarkan prinsip-prinsip farmakoterapi
dengan alasanya dalam penetapan masalah dan penentuan terapi.
3. Berikan dukungan jurnal dengan melampirkan jurnalnya

 DATA SUBJEKTIF
Nama : Ny. Jasmin
Usia : 85 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan : 46 kg
Gejala : Napas pendek-pendek dan nyeri dada dan merasa tidak infark
miokard.
 DATA OBJEKTIF
- Hasil lab:
- TD 140/95
- Suhu 37,50C
- Nadi 26 x/menit
- HR 30 x/menit.
- Osmolality (360 mOsm/Kg)
- Urine: oligurie (650 ml/24 hrs),
- Electrolytes: Na (160 mEq/L). K (5,7 meq/L)
- Mg (3 meq/L). Ca (9 mg/dl). P (5 meq/L)
- HCO3 (10 mmHg)
- PCO2 (40 mmHg)
- pH (7,1)
- Hb (8,6 mg/dl)
- SCr (2,5 mg/dl)
- BUN (47 mg/dl)
- Riwayat Penyakit : Heart Failure (HF) berat, angina
- Riwayat pengobatan : 1). Angina diterapi dengan lisinopril 10 mg/hari,
furosemide 40 mg/hari, aspirin 81 mg/hari, ISDN 30
mg/hari. Dosis lisinopril dinaikan menjadi 20 mg/hari
dan furosemide menjadi 40 mg 2 kali/hari.
2). Penggunaan narkotika dan ketorolak 30 mg tiap 6 jam
intra vena.

JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai