Anda di halaman 1dari 15

GAGAL GINJAL

AKUT

Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2013
KELOMPOK E1
Anggota :
1. Rahmat Handoko K100090
2. Hilda Widya Ningrum K100100053
3. Latif Lati Musyarofah K100100068
4. Nadeeya Baka K100100112
TUJUAN

Mampu melakukan evaluasi terapi obat


rasional berdasarkan kondisi pasien pada
penyakit gagal ginjal akut serta monitoring
terapi dan konselingnya sesuai perkembangan
bidang kesehatan dan kefarmasian terkini.
DESKRIPSI PASIEN
 Tuan Az (55 th, 160 cm, 55 kg) 3 hari yang lalu
merasakan nyeri pinggang bagian belakang, jika
berkemih tidak tuntas dan volumenya hanya gelas
belimbing per hari.

 Riwayat penggunaan obat


- Asam Mefenamat 500 mg 3x sehari 1 tablet
- Captopril 25 mg 3x sehari 1 tablet
- Keji Beling 500 mg 3x sehari 2 kapsul

 Riwayat keluarga  kakek menderita DM


 Riwayat sosial  merokok sejak remaja
 Status alergi  pernah syok hipotensif pd
penggunaan propanolol
Lanjutan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Lab

BP = 155/90 mmHg BUN = 55 mg/dL


HR = 90 x per menit SrCr = 1,9 mg/dL
RR = 18 x per menit Protein urin = 200 mg/hari
Suhu = 37ºC Natrium serum = 130 mmol/L
Kalium serum = 6 mmol/L
Klorida serum = 95 mmol/L

Clcr (mL/menit) = x F
= x 1 = 34,174 mL/menit

Diagnosis  Gagal Ginjal Akut (Acute Renal Failure)


Penggunaan obat sekarang
- Captopril 50 mg 3x sehari 1 tablet
DL = 12,5 mg 2x sehari, dosis penunjang 25 mg 2x sehari
- Spironolacton 100 mg 1x sehari 1 tablet
DL = 50-100 mg sehari
- Tramadol 50 mg 3x sehari 1 tablet
DL = 50-100 mg sehari
PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI
 Gagal ginjal akut gangguan yg bersifat multifaktor.
Vasokonstriksi renal adalah peranan utama terjadinya GGA)
Penurunan GFR terjadi krn vasokonstriksi persisten akibat
peningkatan solute pada makula densa serta mengaktifkan
feedback dari tubulus dan gromelurus (Syamsudin, 2011).
 Penyebab gagal ginjal akut
- Prerenal (tjd akibat perfusi renal)
- Intrinsik (tjd akibat kerusakan struktural dr ginjal)
- Post renal (tjd akibat obstruksi aliran urin dari tubulus
ginjal ke uretra)
(IAI, 2011)
 Penyebab gagal ginjal akut pada Bapak Az adalah prerenal
oleh obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor yang telah
digunakan selama 1 tahun
EVALUASI 4T DAN 1 W
Tep • Tepat
at
Indi
kasi
• Tidak tepat
Tep • Pasien (hiperkalemia), kaptopril dan spironolakton bukan pilihan
at obat yg tepat. Tramadol juga tidak tepat karena dalam efek
Oba samping adalah hipertensi (BNF, 2009)
t
• Tidak Tepat
Tep • Karena pemilihan obat tidak sesuai dengan kondisi fisiologis dan
at
Pasi patologis dari pasien
en
• Kurang tepat, utk Spironolakton dan Tramadol dosis sudah sesuai
Tep dan masuk dalam range DL, namun untuk Captoril dosis terlalu
at
Dosi
besar dan tidak masuk range DL
s

Was • Kewaspadaan dalam pemilihan obat tersebut adalah tidak baik


pad
a ES
ALGORITMA TERAPI HIPERTENSI

(Chobanian, 2003)
EVALUASI TERHADAP OBAT
YANG DIRESEPKAN DOKTER
 Penggunaan Kaptopril (hipertensi golongan
ACE Inhibitor)  menginduksi terjadinya
gagal ginjal.
 Penggunaan Tramadol (analgetik NSAID) 
juga dapat menginduksi terjadinya gagal
ginjal, memiliki ES hipertensi
 Spironolakton (diuretik hemat kalium),
pasien mengalami hiperkalemia  jika
digunakan, maka hiperkalemia akan semakin
parah
REKOMENDASI PENGOBATAN
1. Fenoldopam  treatment untuk gagal ginjal akut (dosis 0,03
µg/kg BB/menit tiap 48 jam, rute injeksi i.v)

2. Valsartan  sbg pengganti Captopril, merupakan treatment utk


antihipertensi (dosis 80 mg 1x sehari)
DL = 80 mg sekali sehari, jika diperlukan ditingkatkan 160 mg
sehari (IONI, 2008)

3. Hidoklortiazida  sbg pengganti Spironolacton, merupakan


treatment untuk hipertensi yaitu golongan diuretik (dosis 12,5 mg
1x sehari)
DL = 12,5-25 mg sehari (IONI, 2008)

4. Parasetamol  sbg pengganti Tramadol, merupakan treatment


untuk anti nyeri (dosis 500 mg 3x sehari)
DL = 0,5-1 gram setiap 4-6 jam hingga maksimum 4 gram per hari
(IONI, 2008)
KIE DAN KONSELING
 Pasien disarankan melakukan modifikasi gaya
hidup, dg mengurangi asupan garam, melakukan
aktivitas fisik secara rutin (OR ringan), diet
makanan yang diambil DASH (Dietary Approaches
to Stop Hypertension), mengurangi asupan
natrium dan menghentikan kebiasaan merokok...
 Menghentikan penggunaan obat yang terkait
penurunan aliran darah renal agar tidak
memperparah gagal ginjal akut (penghentian
agen nefrotoksik)
 Obat sebaiknya tidak dikonsumsi pada malam hari
karena pasien akan sulit tidur dan sering buang
air kecil.
PEMBAHASAN
 Tujuan pengobatan gagal ginjal akut adalah mencegah
komplikasi dari ARF, menormalkan fungsi ginjal, dan
mempertahankan homeostatis tubuh sambil menunggu
fungsi ginjal membaik.
 Pasien dg gagal ginjal akut pd kasus ini dikategorikan sbg
gagal ginjal akut prerenal yg disebabkan oleh sebab-sebab
sistemik, seperti menurunya aliran darah ke
ginjal,menurunnya tekanan perfusi kapiler glomerulus yang
mengakibatkan menurunya GFR dan dapat disebabkan
karena obat yang bersifat nefrotoksik disini ACE inhibitor.
 Pada penderita gagal ginjal akut terjadi peningkatan kadar
BUN dan clirens kreatinin. Terjadi penurunan fungsi ginjal
yg tiba-tiba menjadikan ekskresi sisa metabolisme protein
termasuk urea dan nitrogen sehingga urea tidak bisa keluar
dari tubuh dan terjadi peningkatan urea dalam tubuh.
Lanjutan
 Kaptopril menginduksi tjdinya ARF dg mencegah pembentukan
angiotensin II yg mempertahankan GFR, shg diganti
antihipertensi gol ARB yaitu Valsartan 80 mg 1x sehari 1 tablet
 Spironolacton dapat mempertahankan kalium yang ada di
dalam jaringan, apabila pengobatan diteruskan maka akan
dapat memperburuk penyakit hiperkalemia. Diganti dengan
Hidroklortiazida 12,5 mg 1x sehari
 Tramadol (NSAID) menginduksi keparahan gagal ginjal &
memiliki ES hipertensi, penggantian analgetik lain yaitu
Parasetamol 500 mg 3x sehari.
 Treatment gagal ginjal akut pasien mendapatkan Fenoldopam
injeksi i.v, dosisnya 0,1 µg/kg BB/menit tiap 48 jam, pasien
mengalami perawatan terlebih dahulu dengan Fenoldopam
hingga gagal ginjal akut sudah membaik. Pasien juga dicek
juga kadar serum kreatinin di dalam plasma sehingga dapat
terkontrol.
KESIMPULAN

Pengobatan dan cara pemilihan obat


untuk pasien tersebut kurang rasional dan
tidak memenuhi kriteria 4T dan 1 W sehingga
perlu penggantian beberapa obat agar
pengobatan bagi pasien (Pak Az) dapat
rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Informatorium Obat Nasional
Indonesia, Badan POM RI, Jakarta.
Anonim, 2009, British National Formulatory,
BMJ Group and RPS Publisihing, London.
Chobanian, 2003, The Seventh Report of the
Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure, JAMA.
Syamsudin, 2011, Buku Ajar Farmakoterapi
Kardiovaskuler dan Renal, Salemba
Medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai