DRP : -
Rekomendasi : Terapi dilanjutkan
Monitoring: Efektivitas (pusing berkurang); ESO (depresi, parkinson, sedasi dan penurunan
berat badan)
Menurut Grieb (2014), penggunaan Citicoline pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dapat menyebabkan hiperfosfatemia. Tetapi pada kasus ini, pasien sudah mendapatkan terapi
CaCO3 yang dapat mengatasi hiperfosfatemia. Sehingga terapi tepat pasien karena tidak
kontraindikasi dengan kondisi pasien.
DRP : -
Rekomendasi : Terapi dilanjutkan
Monitoring : Efektivitas (pusing berkurang); ESO (hiperfosfatemia)
( Devicaesaria, 2014).
Menurut (Dipiro, 2008; 182) firstline terapi antihipertensi pada pasien CKD adalah ACE
inhitor, sehingga pengobatan kaptorpil pada pasien direkomendasikan untuk dilanjutkan
a. tepat indikasi: tidak tepat karena captopril ditunjukkan untuk hipertensi urgensi.
Prinsipnya, hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral dengan perawatan
rawat jalan. Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah setelah pemberian
obat. Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah untuk menghindari terjadinya
hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko komplikasi hipotensi tinggi seperti
geriatri, penyakit vaskuler perifer dan atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit
intrakranial. Target inisial penurunan tekanan darah 160/110 dalam jam atau hari dengan
konvensional terapi oral (JNC 7, 2004:54).
(JNC 7, 2004:54).
Dalam kasus ini pasien menderita hipertensi emergensi. Prinsip penanganan hipertensi
emergensi ditentukan pada organ mana yang terlibat. Penanganan dilakukan dengan
pemeberian obat-obatan secara parenteral (JNC 7, 2004:54).
Ideal rate penurunan tekanan darah masih belum cukup jelas. Penurunan mean arterial
pressure 10% pada 1 jam awal dan 15% dalam 2 3 jam berikutnya direkomendasikan (JNC
7, 2004:54)
b. tepat pasien: terjadi kontraindikasi dengan kondisi klinis pasien.
Terapi :
A. Captopril 3x25 mg po
Analisis: Tepat indikasi : Kaptopril merupakan obat golongan ACEI yang diindikasikan
untuk mengobati CHF (DIH: Captopril).
(DIH: Captopril)
Tepat obat : Menurut Dipiro (2008) dan PERKI (2015) pada HF stage C, ACEI merupakan
agen pertama untuk memperlambat keparahan HF.
(Dipiro 7th: 228)
(PERKI, 2015 hal: 22)
Tepat pasien: Kaptopril tidak kontraindikasi dengan keadaan pasien (DIH: Captopril)
(DIH: Captopril)
Tepat dosis : dosis awal kaptopril untuk gagal jantung yaitu 6,25 mg 3 x sehari. Sedangkan
target dosis untuk kaptopril sebagai terapi CHF adalah 50 mg 3 x sehari, sehingga
pemberian kaptopril dengan dosis 25 mg 3 x sehari sudah tepat, namun perlu ditingkatkan
sampai target dosis apabila belum terlihat penurunan gejala dan tanda (Dipiro 7th: 229).
DRP : -
Rekomendasi : Terapi dilanjutkan.
Monitoring efektifitas :
Berkurangnya gejala HF
TD normal
Monitoring toksisitas :
Hipotensi
Takikardi
Tepat pasien : Cedocard tidak kontraindikasi dengan kondisi patofisiologis pasien (DIH,
isosorbide dinitrate).
Tidak tepat obat : Cedocard (ISDN) termasuk drug of choice pada algoritme
penanganan CHF stage C (dipiro, 2008: 219). Namun, ISDN biasanya dikombinasi
dengan hidralazine dan digunakan sebagai alternatif jika pasien intoleran dengan ACE-I
atau ARB (PERKI, 2015: 21). Dalam kasus ini pasien tidak mengalami intoleran terhadap
ACE-I (captopril) ditunjukkan kondisi klinis pasien tidak mengalami batuk yang
merupakan efek samping ACE-I umumnya/paling sering muncul.
(PERKI, 2015: 21)
(dipiro,
219)
DRP : Tidak tepat obat
Rekomendasi : Cedocard dihentikan (pasien hanya menggunakan cedocard pada hari ke-
1 dan ke-2 saja, penggunaan cedocard telah dihentikan pada hari ke-3).
Perhitungan GFR
GFR = (140-usia) x BB / (72x Serum Kreatinin)
= (140-64) x 60 / (72x20,22)
= 3,132
Pasien dikategorikan dalam stage 5
Terapi :
A. Asam folat 3 x 1 p.o (Anemia)
Analisis: Anemia merupakan salah satu komplikasi pada CKD. Penyebab utama anemia pada
pasien CKD adalah penurunan produksi hormon eritropoetin di ginjal (Dipiro,2008 hal 800).
Terapi farmakologi untuk menangani anemia pada pasien CKD adalah terapi dengan ESA
untuk mengkoreksi defisiensi eritropoetin dan suplemen besi untuk mengkoreksi dan mencegah
defisiensi besi karena pendarahan dan meningkatnya iron demans yang berhubungan dengan
terapi inisiasi eritropoetin (Dipiro,2008 hal 806). Oleh karena itu penggunaan asam folat untuk
menangani anemia pada pasien CKD tidak tepat indikasi dan tidak tepat obat. Jadi disarankan
untuk terapi menggunakan darbepoetin alfa 0,45mcg/kg 1 x seminggu. (Dipiro,2008 hal 808).
Darbepoetin alfa memiliki waktu paruh yang lebih panjang dari epoetin alfa, sehingga
frekuensi penggunaan lebih sedikit (Dipiro,2008 hal 811). Untuk suplemen besi dapat diberikan
sediaan garam besi seperti fero sulfat 2x300 mg (DIH,2008)
(Dipiro,2008 hal 800)
(DIH,2008)
(Dipiro,2008 hal 808)