Anda di halaman 1dari 4

ANTI HIPERTENSI

1. Apakah penderita hipertensi boleh menggunakan kontrasepsi ?


Jawaban : pasien hipertensi disarankan untuk menghindari penggunaan kontasepsi oral
karena dapat meningkatkan tekanan darah. Jika memungkinkan lakukan sterilisasi yang
tentunya baik dan tidak mempengaruhi produksi hormon atau kehidupan seks penderita
2. Pemakaian captopril pada penderita gangguan ginjal kronis akan memperparah penyakit
pasien karena salah satu efek samping dari captopril adalah memicu gagal ginjal akut (tapi
jarang terjadi) sedangkan ACEI merupakan first-line theraphy pada pasien hipertensi
disertai gangguan ginjal kronis. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Jawaban : pada ACEI Angiotensin II bekerja diginjal dengan menahan eksresi. Cairan Na
dan H2O yang menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan tahanan perifer.
Meningkatkan tahanan perifer akan berefek pada peningkatan hipertensi. ACEI inhibitor
tidak dapat menyembuhkan hipertensi tapi dapat mengontrol hipertensi dengan terapi
jangka panjang. Fungsi ginjal dapat memburuk akibat pemberian captropil pada penderita
gangguan fungsi ginjal sebelum pengobatan. Gagal ginjal yang akut dan progresif terjadi
pada penderita dengan stenosis arteri tinggi tsb, pemberian captropil harus disertai dengan
monitoring fungsi ginjal dan dosis captropil dimulai serendah mungkin
3. obat hipertensi dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Apa dampak obat tersebut
bagi ibu melahirkan ?
Obat antihipertensi dapat menyebabkan melebarkan pembuluh darah. Pada ibu melahirkan
akan mengakibatkan pendarahan yang lebih banyak. Hal ini dapat mengakibatkan ibu
mengalmi anemia (kekurangan darah)
4. Bagaimana penggunaan obat ace inhibitor pada orang hiperkelemia dan apakah bisa
dikombinasi jenis obat anasida dan ains, mengapa ?
Jawaban : hati-hati pemberian obat ace inhibitor bila ada hiperkelemia karena ace inhibitor
akan memperberat hierkelemia. Kadar kreatin darah perlu dipantau juga dan pemberian
obat ace inhibitor bersama antasida akan mengurangi absorpsi sedangkan dengan AINS
akan mengurangi efek anti hipertensinya dan menambah resiko hiperkelemia.
5. Dipandang masyarakat, mentimun lebih dikenal untuk menurunkan darah tinggi daripada
obat antihipertensi. Apakah sebenarnya manfaat timun dan lebih baik mana jika
dibandingkan obat anti hipertensi?
Jawaban : mentimun mengandung mineral kompleks seperti potassium, magnesium, juga
fospor hingga menjadikannya berkhasiat untuk hipertensi. Para ahli mengatakan jika sifat
uretic pada mentimun yang terdiri dari 90% air mampu mengeluarkan kandungan garam
dari dalam tubuh. Khasiatnya lebih dari obat anti hipertensi.
6. Pasien dengan hipertensi telah mengkonsumsi obat antihipertensi namun setelah lama
dikonsumsi ia mengalami gangguan jantung. Obat apakah yang telah dikonsumsi oleh pasien
tersebut?
Jawab: Nipedipine
7. Bagaimana cara mengatasi hipertensi?
Jawaban : kurangi konsumsi garam, konsumsi makanan yang mengandung K, Mg, Ca,
kurangi minuman atau makanan beralkhol, olahraga teratru, makan sayur dan buah yang
bersetat tinggi, jalankan terapi antistres, berhenti merokok, kendalikan kadar kolestrol dan
diabetes, terapi obat antihipertensi
8. salah satu efek samping setelah mengonsumsi obat anti hipertensi pada penderita hipertensi
adalah batuk kering. Bagaimana bila penderita ini baru saja mengalami pasca operasi hernia?
Jawaban : Memang pada operasi hernia, sebisa mungkin pasien tidak batuk agar proses
penyembuhannya dapat berjalan dengan baik, namun bila penderita ini masih dituntut untuk
minum obat antihipertensinya itu maka berilah alternatif obat antihipertensi yang lain, bukan
obat golongan ACE inhibitor, dan yang tidak/sedikit berefek samping batuk.
9. Mengapa mekanisme sujud dapat mengurangi tekanan darah?
Jawaban : pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, dikunci dipangkal paha, sehingga
tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompakan ke kepala.
Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan
anggota tubuh lainnya dikepala, posisi sujud adalah teknik terbaik untuk membongkar
sumbatan darah jantung sehingga mencegah jantung coroner juga membuat pembuluh halsus
diotak mendapat tekanan lebih sehingga dapat mencegah stroke
10. Apabila pasien telah minum beta bloker atau ca antagonis sebagai monoterapi, apa logis
jika dilakukan terapi pengkombinasian ?
Jawaban : logis karena beta bloker akan menghambat setiap reflex takikardia akibat ca
antagonis. Pasien perlu diingatkan bahwa kombinasi adanya beta bloker dengan verampil
atau diltiazen tidak dianjurkan bahwa kombinasi adanya potensial terhadap efek inotropic
negatif dan kronitropik negatif terhadap jantung yang meningkatkan resiko terjadinya
blokode dan asistol jantung
11. Bagaimana cara kombinasi obat pada hipertensi berat ?
Jawaban : caranya adalah memulai dengan bendroglumetazid 2,5 mg/hari atau HCT 25
mg/hari dan suatu beta bloker seperti atenolol 50 mg sekali sehari ditingkatkan sampai 100
atau 200 mg sekali sehari, jika respons yang diinginkan tidak dicapai dalam waktu 1-2
minggu dan kemudian menambahkan suatu Ca-antagonis kerja lama (amlopidim atau
nifedipin leps lambat ) atau suatu inhibitor ACE atau prazosin. Pasien yang
dikontraindikasikan dengan beta bloker dapat menggunakan inhibitor ACE atau prazosin
sebagai awal terapi
12. Apakah sakit kepala merupakan salah satu gejala penderita hipertensi? Manakah yang
lebih baik bagi seorang penderita hipertensi berat (tekanan >160 mmhg) mengkonsumsi obat
anti hipertensi seumur hidup atau berhenti mengkonsumsi bila kedaan tekanan darah kembali
normal? Mengapa demikian ?
Jawaban : Sakit kepala merupakan tanda hipertensi namun tidak selalu orang yang terkena hipertensi
akan sakit kepala. Bahkan ada orang yang bertekanan darah sangat tinggi (200mmHg) tidak
merasakan keluhan-keluhan kepala dan masih bisa beraktivitas seperti biasa. Sebaliknya, banyak
orang mengalami keluhan kepala padahal bertensi normal. Lebih baik mengonsumsi obat hipertensi
secara terus-menerus (seumur hidup), karena meskipun hipertensi tidak dapat sembuh, tetapi penyakit
ini dapat dikontrol, salah satunya dengan obat. Jika penderita hipertensi berat (tekanan darah >160
mmHg) apabila tidak mengonsumsi obat darah tinggi akan berujung pada cuci darah dalam waktu 5
tahun karena penyempitan pembuluh darah ginjal, sementara bila memakan obat darah tinggi
mungkin berpuluh tahun baru ginjal akan terpengaruh efek samping obat, sementara penyempitan
pembuluh darah ginjal terjadi sangat minimal.
13. Mengapa pada ibu hamil pemberian obat hipertensi tipe b dapat disembuhkan ?

14. Studi terbaru menunjukkan bahwa pada pasien dengan penyakit ginjal kronik
(PGK), pemberian obat anti-hipertensi di malam hari lebih baik dibanding jika
diberikan di pagi hari, kenapa?

Jawab : karena Pasien yang diberikan obat anti-hipertensi di malam hari memiliki tekanan
darah pada saat tidur yang lebih terkontrol dibandingkan dengan pasien yang diberikan obat
anti-hipertensi di pagi hari.

Peneliti memperkirakan bahwa untuk setiap 5 mmHg tekanan darah sistolik saat tidur yang
berkurang, terdapat penurunan risiko kardiovaskuler sebesar 14% pada periode follow up (P
< 0,001). Menurut Dr. Hermida dan koleganya, pemberian obat anti-hipertensi di malama hari
merupakan cara yang paling ekonomis dan paling sederhana dalam mencapai tujuan terapi
(penurunan tekanan darah apda saat tidur) dan mempertahankan atau mewujudkan pola
tekanan darah dipping 24 jam yang normal.

Mekanisme mengapa pemberian obat anti-hipertensi memberikan manfaat lebih mungkin


terkait terhadap ekskresi albumin dalam urin, di mana eksresi albmin dalam urin secara
signifikan berkurang di malam hari, tetapi tidak di pagi hari pada pemberian valsartan.
Sebagai tambahan, pengurangan ekskresi ini tidak terkait dengan perubahan tekanan darah
dalam waktu 24 jam, tetapi terkait dengan penurunan tekanan darah saat tidur.

15. Pada penderita hipertensi kapan pengobatan hipertensi dapat dihentikan? Apakah pasien
selalu mengkonsumsi obat? Kemudian bagaimana efek samping obat terhadap tubuh?

Jawaban : Pada banyak kasus, hipertensi tidak bisa sembuh, sehingga penderita harus
mengkonsumsi obat-obatan seumur hidupnya; hanya beberapa orang saja yang berhasil
sembuh. Pengobatan hipertensi dapat dihentikan apabila tekanan darah sudah normal.
Konsumsi obat dapat dihentikan selama setahun, tetapi pola hidup sehat harus tetap
dijalankan. Tekanan darah sebaiknya dikontrol dengan teratur. Bagi penderita hipertensi
derajat 3 atau 4, sebaiknya pengontrolan dilakukan selama sampai 4 minggu sekali, dan 1 2
bulan sekali pada penderita hipertensi derajat 1 atau 2. Apabila tekanan darah sudah normal,
lakukan pengontrolan setiap 6 bulan sekali. Efek samping pasti ada, dan itu sangat individual.
Di antaranya adalah, jantung berdebar agak cepat, edema di tungkai, mata kali, kemerahan di
muka, leher, dada bagian atas, agak sesak, dan sebagainya. Bila Anda mengalami gejala-
gejala seperti ini, segera konsultasikan ke dokter untuk merawat Anda.

Anda mungkin juga menyukai