14. Studi terbaru menunjukkan bahwa pada pasien dengan penyakit ginjal kronik
(PGK), pemberian obat anti-hipertensi di malam hari lebih baik dibanding jika
diberikan di pagi hari, kenapa?
Jawab : karena Pasien yang diberikan obat anti-hipertensi di malam hari memiliki tekanan
darah pada saat tidur yang lebih terkontrol dibandingkan dengan pasien yang diberikan obat
anti-hipertensi di pagi hari.
Peneliti memperkirakan bahwa untuk setiap 5 mmHg tekanan darah sistolik saat tidur yang
berkurang, terdapat penurunan risiko kardiovaskuler sebesar 14% pada periode follow up (P
< 0,001). Menurut Dr. Hermida dan koleganya, pemberian obat anti-hipertensi di malama hari
merupakan cara yang paling ekonomis dan paling sederhana dalam mencapai tujuan terapi
(penurunan tekanan darah apda saat tidur) dan mempertahankan atau mewujudkan pola
tekanan darah dipping 24 jam yang normal.
15. Pada penderita hipertensi kapan pengobatan hipertensi dapat dihentikan? Apakah pasien
selalu mengkonsumsi obat? Kemudian bagaimana efek samping obat terhadap tubuh?
Jawaban : Pada banyak kasus, hipertensi tidak bisa sembuh, sehingga penderita harus
mengkonsumsi obat-obatan seumur hidupnya; hanya beberapa orang saja yang berhasil
sembuh. Pengobatan hipertensi dapat dihentikan apabila tekanan darah sudah normal.
Konsumsi obat dapat dihentikan selama setahun, tetapi pola hidup sehat harus tetap
dijalankan. Tekanan darah sebaiknya dikontrol dengan teratur. Bagi penderita hipertensi
derajat 3 atau 4, sebaiknya pengontrolan dilakukan selama sampai 4 minggu sekali, dan 1 2
bulan sekali pada penderita hipertensi derajat 1 atau 2. Apabila tekanan darah sudah normal,
lakukan pengontrolan setiap 6 bulan sekali. Efek samping pasti ada, dan itu sangat individual.
Di antaranya adalah, jantung berdebar agak cepat, edema di tungkai, mata kali, kemerahan di
muka, leher, dada bagian atas, agak sesak, dan sebagainya. Bila Anda mengalami gejala-
gejala seperti ini, segera konsultasikan ke dokter untuk merawat Anda.