Anda di halaman 1dari 7

Makalah Farmakologi Obat Hipertensi

Tugas
FARMAKOLOGI
OBAT ANTI HIPERTENSI

Oleh :
Nama : jusniani
Nim : 70400112093
Kelas : b2 kebidanan

Uin Alauddin Makassar


2015/2016

KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata kuliah
Farmakologi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini adalah
hasil tulisan kami yang memuat materi tentang Obat Anti Hipertensi.
Bersama ini, kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya tugas ini, yang pertama kepada orang tua kami yang tak lelah
memberikan motivasi dan semangatnya. Yang kedua kepada dr. Darmawansyih m.kes sebagai
dosen mata kuliah Farmakologi dan juga teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
karya ini dan juga karya-karya kami selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samata, 22 oktober 2014

Hormat kami,
Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi praktisi dunia kesehatan, pasti tidak asing lagi dengan farmakologi obat dan dosis
dimana hampir semua lembaga pendidikan membahas pelajaran ini, baik itu keperawatan,
kedokteran, kesehatan masyarakat serta farmasi. Farmakologi atau yang sering disebut dengan
ilmu khasiat obat adalah merupakan ilmu yang mempelajari obat dalam seluruh aspeknya baik
sifat kimiawi, fisikanya, kegiatan fisiologi, resorbsi dan nasibnya dalam organisme hidup.
Farmokologi klinik menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh serta penggunaannya pada
pengobatan penyakit.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic dan angka
diastolic pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik berupa
air raksa ataupun alat digital lainnya.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan
pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat membawa si penderita ke dalam kasus serius
bahkan bisa menyebabkan kematian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg (WHO).
2. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan
tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes)
3. Tekanan Darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi absolut untuk hipertensi
(Davey)
4. Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga
mencapai tekanan darah normal.
5. Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut
terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
B. Patofisiologi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak menunjukkan gejala
selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perjalanan penyakit sampai terjadi
kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya nonspesifik, misalnya sakit kepala
atau pusing. Kalau hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan
kematian karena payah jantung, infark miokard, stroke atau payah ginjal.
Mekanisme bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau kematian berkaitan
langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah
sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri; akibatnya beban
kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan
kontraksi.
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi
kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin
terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila proses aterosklerosis berlanjut
maka suplai oksigen miokar berkurang. Kebutuhan miokardium akan meningkat akibat
hipertropi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina atau
infark miokardium. Sekitar separuh kematian karena hipertensi adalah akibat infark miokard atau
payah jantung.

C. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya


1. Hipertensi Esensial/ Primer

Usia, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%.


2. Hipertensi Sekunder
Kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit adrenal. Sekitar
10%.
D. Pengobatan Farmakologis
Reserpin (Lannett yang Serpalan) adalah alkaloid indol, antipsikotik dan antihipertensi obat
yang telah digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan untuk menghilangkan gejala
psikotik, meskipun karena pengembangan obat yang lebih baik untuk tujuan ini dan
karena banyak efek samping, itu jarang digunakan saat ini. Tindakan antihipertensi reserpin
adalah hasil dari kemampuannya untuk menguras katekolamin (antara neurotransmitter
monoamine lainnya) dari perangkat ujung saraf simpatis. Zat-zat ini biasanya terlibat dalam
mengendalikan denyut jantung, kekuatan kontraksi jantung dan resistensi pembuluh darah
perifer.
1. Nama generik : Reserpin
Nama dagang : Serpasil
Nama Pabrik : Biochemie
2. Penghambat
Penghambat pelepasan adrenergik prasinaptik; dibagi menjadi antiadrenergik sentral
dan perifer. Antiadrenergik sentral mencegah aliran keluar simpatis (adrenergic) dari otak
dengan mengaktifkan reseptor 2 penghambat. Antiadrenergik perifer mencegah pelepasan
norepinefrin dari terminal saraf perifer (misal yang berakhir di jantung). Obat-obat ini
mengosongkan simpanan norepinefrin dalam terminal-terminal saraf.
3. Farmakodinamik
Curah jantung dan resitensi perifer berkurang pada terapi jangka panjang dengan reserpin.
Penurunan tekanan darah berlangsung dengan lambat karena reserpin mengosongkan berbagai
amin dalam otak maupun dalam saraf adrenergik perifer, mungkin efek antihipertensinya
merupakan hasil kerja sentrol maupun perifernya. Hipotensi postural dapat terjadi tetapi biasanya
tidak menimbulkan gejala. Frekwensi jantung dan sekresi renin berkurang. Terjadi retensi garam
dan air, yang sering menimbulkan psiodotolerance.
4. Farmakokinetik
Reserpine dimetabolisme seluruhnya, tidak ada bentuk utuh yang di ekskresi dalam urine.
5. Indikasi
Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat hipertensi lain
pada kasus hipertensi yang lebih berat.
6. Kontraindikasi
Riwayat depresi mental, ulkus peptikum aktif, kolitis ulseratif, hamil, menyusui.
7. Efek samping
a. Saluran cerna : muntah, diare, mual, anoreksia, mulut kering, hipersekresi.
b. Kardiovaskular : aritmia (terutama jika diberikan bersama-sama digitalis dan kuinidin), sinkop,
gejala menyerupai angina, bradikardi, edema.
c. Saluran napas : dispne, epistaksis, kongesti nasal.
d. Neurologik : sindroma parkinson dan gejala ekstrapiramidal bersifat jarang, pusing, sakit kepala,
ansietas, depresi, gelisah, mengantuk.

e.
f.
g.
h.
i.
j.
8.

E.

F.

a.

1.
2.

b.

c.

Muskuloskeletal : nyeri otot.


Metabolik : peningkatan berat badan.
Panca indera : tuli, glaukoma, uveitis, injeksi konjungtiva.
Reaksi hipersensitivitas : purpura, ruam kulit, pruritus.
Lain-lain: pseudolaktasi, impotensi, disuri, ginekomastia, penurunan libido.
Reserpin masuk ke dalam ASI dan berbahaya bagi bayi yang disusui, dan karena itu harus
dihindari selama menyusui jika mungkin.
Dosis
Dosis awal : 0,5 mg/hari melalui mulut(per oral), dalam dosis dibagi selama 2 minggu.
Kemudian kurangi menjadi dosis rumatan 0,1-0,25 mg/hari melalui mulut(per oral). Dosis
maksimum : 0,5 mg/hari.
Klasifikasi Obat Antihipertensi
Obat-obat antihipertensi yang biasa digunakan dapat diklasifikasikan dalam beberapa
golongan, antara lain:16,15,11,9
Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan
volume darah dan cairan ekstraseluler.Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan
darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer sehingga
menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium diruang interstisial dan
didalam sel otot polos pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium.
Golongan Tiazid
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan tiazid antara lain hidroklorotiazid,
bendroflumetiazid, klorotiazid dan diuretik lain yang memiliki gugus aryl-sulfonamida
(indapamid dan klortalidon). Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama
Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Nadan Clmeningkat.+ 15,11
Yang termasuk kedalam golongan Tiazid adalah:
Hidroklorotiazid (HCT), merupakan prototype golongan tiazid dan dianjurkan untuk sebagian
besar kasus hipertensi ringan dan sedang dan dalam kombinasi dengan berbagai hipertensi lain.
Indapamid, memiliki kelebihan karena masih efektif pada pasien gangguan fungsi ginjal, bersifat
netral pada metabolisme lemak dan efektif meregresi hipertrofi ventrikel. Sampai sekarang tiazid
merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Berbagai penelitian besar membuktikan bahwa
diuretik terbukti paling efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular.
Diuretik Kuat ( Loop Diuretics, Ceiling Diuretics)
Diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat kotransport Na, K, Cldan menghambat resorpsi
air dan elektrolit. Termasuk dalam golongan diuretik kuat antara lain furosemid, bumetanid, dan
asam etakrinat.++ 11,9
Diuretik Hemat Kalium
Amilorid, triamteren, dan spironolakton merupakan diuretik lemah. Penggunaannya terutama
dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hipokalemia.11
Efek samping yang sering dijumpai akibat penggunaan obat golongan diuretik ini seperti
demam, sakit tenggorokan, rasa lelah, keram otot, dan pusing. Beberapa individu juga
mengeluhkan adanya ruam pada kulit, dan detak jantung yang abnormal. Efek samping obat

golongan diuretik terhadap rongga mulut sendiri yaitu dapat menyebabkan xerostomia, reaksi
likenoid, hilangnya pengecapan (dysgeusia), angioedema dan eritema multiforme.

1.

2.

3.

4.

E. Penghambat Adrenoreseptor Beta (-blocker)


-blocker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang terutama pada
pasien dengan penyakit jantung koroner (khususnya sesudah infark miokard akut). -blocker lebih efektif
pada pasien muda dan kurang efektif pada pasien usia lanjut.15,11,9
Beberapa jenis -blocker11,9
Kardioselektif
Yang termasuk jenis kardioselektif seperti acetabutol, atenolol, betaxolol, bisoprolol, metaprolol biasa,
dan metaprolol lepas hambat.
Nonselektif
Yang termasuk jenis non selektif yaitu nadolol, cartelol, labetalol, penbutolol, timolol, propanolol, dan
pindolol.
Obat golongan -blocker dapat menyebabkan efek samping berupa hipotensi ortostatik, retensi cairan
pada tubuh, bradikardia, blokade AV, hambatan nodus SA dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard.
Oleh karena itu obat golongan ini dikontraindikasikan pada keadaan bradikardia. Efek sentral berupa
depresi dan halusinasi dapat terjadi pada pemakaian obat jenis labetalol dan karvedilol. 11
Efek samping obat golongan -blocker terhadap rongga mulut yaitu xerostomia, angioedema,
ulser, dysgeusia dan reaksi likenoid.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg (WHO).
Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga
mencapai tekanan darah normal.

Reserpine merupakan obat yang disebut Rauwolfia Alkaloid. Reserpine bekerja dengan
cara mengurangi jumlah zat kimia tertentu dalam otak misalnya Norepinephrine dan serotonin,
yang mana membantu merendahkan tekanan darah dan mengurangi peradangan yang memiliki
masalah mental tertentu.

Anda mungkin juga menyukai