PENGHANTARAN
OBAT PERORAL
(SPO)
DODDY. RUSLI
Pendahuluan
▪ “Sistem Penghantaran Obat” (SPO) atau Drug Delivery System pada dasarnya
adalah istilah yang menggambarkan bagaimana suatu obat dapat sampai ke tempat
target aksinya.
▪ Istilah ini juga sering dipertukarkan dengan drug product (produk obat) dan dosage
form.
▪ SPO memiliki konsep yang lebih comprehensive yang meliputi: formulasi obat,
interaksi yang mungkin terjadi antara obat yang satu dengan obat yang lainnya,
matriks, container, dan pasien.
▪ Ketika membahas tentang SPO, maka hal terpenting yang hendak dicapai adalah
terwujudnya suatu sediaan obat yang ideal atau setidaknya mendekati ideal yaitu
sediaan obat yang:
2. Langsung dapat didistribusikan ke tempat aksinya dan memiliki adverse effect yang
seminimal mungkin.
▪ Untuk mencapai tujuan tersebut, obat didesain sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan banyak faktor seperti farmakokinetik, farmakodinamik,
kenyamanan pasien, dsb.
2. Site specific release. Dilepaskan ketika sediaan obat mencapai lokasi tertentu dari GI
tract. Misalanya desain sediaan obat yang ditujukan untuk dilepaskan di kolon, dsb
3. Extended Release (ER). Istilah ini juga sering dipertukarkan dengan Prolonged
Release, Sustained Release (SR), dan Controlled Release (CR).
4. Programmed Release.
Pengertian Obat
▪ Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau
paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
▪ Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup,
maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.
▪ Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat
menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.
▪ Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai
gejala penyakit.
SISTEM PENGHANTARAN OBAT
▪ Sistem penghantaran obat berdasarkan sifat fisik artinya antara obat dengan sifat
fisik berbeda akan memiliki sistem penghantaran obat yang berbeda. Misalnya
antara obat berbentuk gas, cair, maupun solid, ketiganya memiliki sistem
penghantaran obat yang berbeda.
▪ Sistem penghantaran obat berdasarkan rute pemberian obat, artinya antara obat
dengan rute pemberian obat berbeda akan memiliki sistem penghantaran obat
yang berbeda.
▪ Misalnya antara obat injeksi, obat oral, dan obat transdermal, ketiganya memiliki
sistem penghantaran obat yang berbeda.
▪ Begitu juga dengan sistem penghantaran obat berdasarkan tipe pelepasannya,
artinya antara obat dengan sistem pelepasan obat berbeda akan memiliki sistem
penghantaran obat yang berbeda.
3. Adanya first pass metabolism. Mungkin (pendapat saya), dengan demikian, dapat
di-"akali" suatu sediaan obat dengan sistem penghantaran tertentu didasarkan atas
adanya first pass metabolism ini, misalnya adanya sediaan obat immediate release
yang digunakan dengan cara ditempelkan di dalam mulut, ditujukan untuk
menghindari metabolisme dalam hati akibat first effect ini, ada karena mengetahui
adanya kondisi ini.
▪ Bahwa mekanisme pelepasan obat secara umum ada dua, yaitu immediate
release dan modified release.
▪ Immediate release, atau lepas cepat, atau disebut juga fasting release
merupakan mekanisme pelepasan obat dengan cepat, misalnya segera lepas
setelah masuk ke mulut sebelum ke lambung melalui kerongkongan.
▪ Sediaan obat dengan sistem ini keunggulannya praktis digunakan jika bepergian,
tidak memerlukan air, dan bermanfaat untuk yang kesulitan menelan seperti
anak-anak atau lansia.
▪ Sistem ini tidak hanya untuk sediaan obat, tetapi juga digunakan untuk zat
pengaroma mulut misalnya. Biasanya berupa tablet atau mikrosfer.
▪ Obat dengan sistem ini akan terhindar dari adanya efek dari first pass metabolism
sehingga bioavailabilitas obatnya lebih besar dan lebih banyak yang dapat
dihantar langsung ke reseptor.
▪ 3) Menyembuhkan penyakit
▪ 6) Peningkatan kesehatan
▪ Pengaruh yang dimaksudkan disini adalah munculnya efek dari obat ketika
dikonsumsi. Efek ini biasanya hanya memodulasi fungsi yang sudah ada tetapi
tidak merubah sistem itu sendiri.
▪ Subdisiplin ilmu ini erat sekali kaitannya dengan ilmu kimia dan biokimia.
Sedangkan farmakodinamika adalah pengaruh obat terhadap sel hidup, organ
atau makhluk, yang secara keseluruhannya erat berhubungan dengan fisiologi,
biokimia dan patologi.
Ekskresi adalah proses pengeluaran obat dari dalam tubuh melalui organ pengeluaran.
Organ pengeluaran yang biasa bertanggung jawab untuk proses ekskresi obat adalah ginjal dalam
bentuk air seni, kulit dalam bentuk keringat, melalui air liur, atau bisa juga melalui feses.
Ekskresi obat ini merupakan salah satu jalan untuk mencegah toksisitas obat.
Karena jika obat tidak dikeluarkan dari tubuh maka obat tersebut akan tertimbun di dalam jaringan
tubuh dan memulai serangkaian proses berbahaya yang biasa menyebabkan seseorang
mengalami keracunan (ini tidak ada hubungannya dengan keracunan yang muncul akibat
overdosis).