Andrographis paniculata (Burma. F.) Nees adalah tanaman obat yang
dilaporkan memiliki anti HIV, anti bakteri patogenik, dan aktivitas imunoregulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol pada Andrographis paniculata sebagai antivirus dan imunostimulan. Andrographis paniculata (Burm. F.) adalah tanaman obat yang banyak digunakan di berbagai negara. Unsur-unsur yang paling banyak terdapat pada A. paniculata adalah diterpenoid, flavonoid, dan polifenol. Diantara senyawa tunggal yang diekstraksi dari A. paniculata, andrografolid adalah senyawa yang paling banyak dalam hal sifat bioaktif dan kelimpahan. Ekstrak metanol dari A. paniculata, dan juga ekstrak kloroform dan heksana dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur patogen. Andrografolid dilaporkan memiliki kegiatan imunoregulasi dengan efek berbeda pada pada model penyakit kekebalan yang berbeda, berperan sebagai sebuah alat modulasi respons imun yang berubah.
Daun A. paniculata (sambiloto) dikeringkan menggunakan oven. Lalu,
digiling dengan penggiling sampai menjadi serbuk halus. Kemudian serbuk tersebut dimaserasi dengan etanol 90% dan diaduk selama 24 jam. Hasil dari maserasi tersebut disaring dengan vacuum pump dan diuapkan dengan evaporator pada suhu 40ºC untuk memperoleh ekstrak yang kental. Ekstrak etanol tersebut kemudian dianalisis dengan High Performance Liquid Chromatogaphy (HPLC) untuk menentukan kandungan senyawa aktif andrografolid. Sekitar 10 mg ekstrak dialrukan dengan metanol 10 mL, kemudian disaring dengan penyaring yang memiliki ukuran pori-pori 0,45 μm dan diameter 13 mm. HPLC telah diatur dengan sistem gradien linear dari 70:30 to 100:0 kemudian 70:30 dengan metanol. Aktivitas antivirus dari ekstrak ditentukan dengan mengamati kemampuannya dalam menghambat beban virus pada sel A549 yang ditransfeksi dengan Simian Retro Virus (SRV) oleh Real Analisis Time - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Aktivitas ekstrak imunostimulan ditentukan oleh kemampuannya untuk menginduksi proliferasi sel limfosit menggunakan 3- (4,5-dimethylthiazol-2-yl) -2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari A. paniculata yang digunakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan proliferasi sel limfosit di konsentrasi rendah (1-16 μg / mL). Analisis HPLC pada ekstrak menunjukkan bahwa di dalam ekstrak memang terkandung andrografolid. Diduga senyawa aktif ini bertanggung dalam proliferasi sel limfosit. Nilai ambang siklus (Ct) mewakili deteksi amplifikasi produk dalam siklus tertentu pada PCR analisis. Nilai Ct awal yang lebih kecil berarti lebih banyak target diperkuat, sedangkan nilai akhir Ct yang lebih besar menunjukkan target yang lebih sedikit diperkuat. Kedua dari ekstrak etanol dan kontrol positif memiliki nilai Ct lebih besar dari pada kontrol negatif yang mana menunjukkan bahwa A. paniculata, mirip dengan Lamivudine, Memiliki aktivitas antiviral untuk menghambat replikasi virus. Hasil dari peneletian ini serupa dengan Wiart et al. (2005) yang menunjukkan andrographolide viricidal aktivitas melawan virus herpes simpleks 1 (HSV-1) tanpa sitotoksisitas yang signifikan