I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui definisi PUD
2. Mengetahui klasifikasi PUD
3. Mengetahui patofisiologi PUD
4. Mengetahui tatalaksana PUD ( farmakologi & non farmakologi)
5. Dapat menyelesaikan kasus terkait PUD secara mandiri dengan
menggunakan metode SOAP
1
Duodenal Ulcer (DU)
- Tukak terjadi pada usus halus
- 95% kasus berhubungan dengan infeksi H.pylori (Dipiro, 2011).
meningkatnya sekresi asam diamati pada pasien dengan DU dan
diduga akibat infeksi H.pylori (David E.R, 2011).
2
aktif pada pH 4 kemudian akan rusak pada pH 7. Pepsin berperan dalam
aktivitas proteolitik bentuk ulkus.
Sebagian besar Gastric Ulcer terjadi karena asam lambung dan pepsin,
H.pylori (Helicobacter Pylori), NSAID, atau faktor lain yang mengganggu
pertahanan mukosa normal dan mengganggu proses penyembuhan.
Hipersekresi asam merupakan faktor independen yang memberikan
kontribusi terhadap gangguan integritas mukosa. Infeksi H.pylori dapat
menyebabkan gastritis kronik yang menginfeksi semua individu, kemudian
berkembang menjadi PUD, kanker gastrik (kurang dari 1%) dan MALT.
Pada pasien DU biasanya sekresi asam meningkat dimana sekitar 2/3 kasus
tukak lambung akibat dari infeksi H.pylori, sedangkan pasien dengan GU
ringan biasanya memiliki tingkat sekresi asam normal atau berkurang dapat
terjadi dimana saja diperut, meskipun sebagian besar terletak di lengkung
kecil (Lesser curvature) dan mukosa lambung bagian antral (David E.R,
2011).
3
Dalam penatalaksaan PUD, sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan
endoskopi untuk penegakan diagnosa PUD pada pasien yang memperlihatkan
alarm sign. Tahapan awal penatalaksanaan PUD berdasarkan lokasi tukak dapat
dibagi menjadi penatalaksanaan terhadap Gastric Ulcer (GU) dan Duodenal
Ulcer (DU) dapat dilihat pada bagan berikut (Dipiro, 2011):
4
Bagan tahapan awal penatalaksanaan PUD berdasarkan lokasi tukak
5
3. Hindari merokok karena dapat mengganggu penyembuhan luka atau
ulkus.
4. Mencoba sering makan dengan kalori rendah.
5. Hindari obat-obatan misalnya NSAID (termasuk aspirin). Jika
diperlukan dapat menggunakan terapi alternative seperti
acetaminophen, a non-acetylated salicylate (e.g.,salsalate), or a COX-2
selective inhibitor sebagai terapi untuk pain relief.
6. Dianjurkan untuk merubah gaya hidup dengan mempertahankan diet
yang tepat dan menghindari makanan atau minuman yang
mempengaruhi mukosa lambung seperti kopi, teh, cola, dan alcohol.
III. ALAT DAN BAHAN
4.1 ALAT
1. Form SOAP
2. Form Medical Record
3. Catatan minum obat
4. Kalkulator scientific
5. Laptop dan koneksi internet
4.2 BAHAN
1. Text Book
2. Data nilai normal labolatorium
3. Evidence terkait (journal, systematic review, meta analysis)
IV. KASUS
Tn NW MRS (UGD) 20 Agustus 2019, sore hari. Usia pasien 59 tahun.
Riwayat penyakit terdahulu Nyeri bagian kaki dan bengkak, Hiperurisemia,
Dislipidemia dengan riwayat pengobatan terdahulu Na Diklofenak, Ziloric®,
Lipitor®, Tidak ada riwayat alergi obat. Pada pasien dilakukan pemeriksaan
endoskopi atas dan bawah. Pemakaian Obat di Rumah Sakit adalah sebagai berikut
Pasien diare selama kurang lebih 2 minggu terakhir, dengan frekuensi diare
3-4 kali per- hari. Untuk mengatasi diare tersebut, pasien minum Enterostop®
6
Selain itu, pasien mengeluh perut terasa kembung, fesesnya ada darahnya, feses
tidak mengandung lendir, feses cair, dan ada ampasnya.
Parameter Hasil Pemeriksaan Keterangan
20/8 21/4
Tekanan darah (mmHg) 110/70 120/80 Normal
7
Kolesterol Total <200 (mg/dL) 283 (mg/dL) Tinggi
Dif :
Eo 1–2% -
Ba 0–1% -
Stab 3–5% 4% Stab. dbn
Seg 54 – 66 % 82% Seg. Tinggi
Lym 25 – 33 % 12% Lym, rendah
Mo 3–7% 2% Mo. dbn
8
DAFTAR PUSTAKA
David E.R. et al. Practice Parameter for the Management of Hemorrhoids. Diseases of the
Colon and Rectum; 2011. (54)9: 1059-64
Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Wells BG, Posey LM. Pharmacotherapy: a
pathophysiologic approach. 8th edition. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc; 2011:569-85
Koda-Kimble MA. The Handbook of Applied Therapeutics: Diagnosis and Therapy.
Lippincott Williams & Wilkins; 2013