Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI PEDIATRIK

OLEH :
NAMA : ANDI NABILA ZAHRA
NIM : PO714251201012
PRODI : DIV FARMASI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
sera saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah Anfisman yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini.

Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat.

Makassar, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumuan masalah
C. Tujuan masalah
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
A. Anestesis pediatrik
B. Klasifikasi Populasi Pediatrik
C. Fisiologi dan kinetik pada pediatrik
D. Pengaruh pada Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi
E. Teknik anestesi pediatri persiapan preoperatif
F. Perubahan pada Pasien Pediatrik
G. Induksi pada Pasien Pediatrik

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), pediatrik adalah
spesialisasi ilmu kedokteran yang berkaitan dengan fisik, mental dan
sosial kesehatan anak sejak lahir sampai dewasa muda. Pediatrik juga
merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan pengaruh
biologis, sosial, lingkungan dan dampak penyakit pada perkembangan
anak. Anak-anak berbeda dari orang dewasa secara anatomis,
fisiologis, imunologis, psikologis, perkembangan dan metabolisme.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Anestesis pediatrik?
2. Apa saja Klasifikasi Populasi Pediatrik?
3. Apa saja Fisiologi dan kinetik pada pediatrik?
4. Apa saja Pengaruh pada Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi?
5. Bagaimana Teknik anestesi pediatri persiapan preoperatif?
6. Bagaimana Perubahan pada Pasien Pediatrik?
7. Bagaimana Induksi pada Pasien Pediatrik?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Anestesis pediatrik
2. Menjelaskan Klasifikasi Populasi Pediatrik
3. Menjelaskan Fisiologi dan kinetik pada pediatrik
4. Menjelaskan Pengaruh pada Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi
5. Menjelaskan Teknik anestesi pediatri persiapan preoperatif
6. Menjelaskan Perubahan pada Pasien Pediatrik
7. Menjelaskan Induksi pada Pasien Pediatrik
D. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Anestesis pediatrik
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Populasi Pediatrik
3. Untuk mengetahui Fisiologi dan kinetik pada pediatrik
4. Untuk mengetahui Pengaruh pada Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi
5. Untuk mengetahui Teknik anestesi pediatri persiapan preoperatif
6. Untuk mengetahui Perubahan pada Pasien Pediatrik
7. Untuk mengetahui Induksi pada Pasien Pediatrik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anestesis pediatrik
Anestesia pediatrik merupakan anestesi pada pasien anak-anak yang
dapat dibagi menjadi 4 kelompok umur yaitu neonatus (umur 1-28 hari),
bayi (sampai 1 tahun), anak pra sekolah (2-5 tahun), dan anak usia
sekolah (6-14 tahun).2 Anestesi pada pasien pediatrik memerlukan
perhatian dan kebutuhan khusus dimana anakanak bukan merupakan
miniatur dari orang dewasa namun merupakan kelompok individu yang
mempunyai anatomi, fisiologi, psikologi dan biokimia yang berbeda
dari orang dewasa.3 Kebutuhan dan karakteristik juga berbeda pada
masing-masing kelompok umur pasien pediatrik. Ditambah lagi pasien
pediatrik mempunyai risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih
tinggi daripada orang dewasa.

B. Klasifikasi Populasi Pediatrik


Secara internasional populasi pediatrik dikelompokan menjadi:
a) Preterm newborn Infants ( bayi premature yang baru lahir).
b) Term newborn infants ( bayi yang baru lahir umur 0-28 hari).
c) In fants ans toddlers ( bayi dan anak kecil yang baru belajar
berjalan u mur >28 hari sampai 23 bulan).
d) Children (anak-anak umur 2-11 tahun).
e) Adolescents (anak remaja umur 12 sampai 16 sampai 18 tahun).

C. Fisiologi dan kinetik pada pediatrik


Pada pediatrik, secara fisiologi beberapa organ penting belum
matang seperti bahwa orang dewasa. Oleh karena itu akan mempengaruhi
proses farmakokinetik-farmakodinamik obat dan perubahan akan terjadi
sejalan dengan pendewasaan, sehingga mempengaruhi efikasi atau
toksisitas obat (Departemen Kesehatan, 2009).

D. Pengaruh pada Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi


a. Anatomi
 Ventrikel kiri belum sempurna
 Kanulasi arteri & vena sulit
 Kepala dan lidah besar
 Lubang hidung sempit
 Laring terletak anterior & cephalad
 Epiglotis panjang
 Trakea & leher pendek
 Adenoid & tonsil besar
 Otot diafragma & intercostal lemah
 Resistan terhadap aliran udara > tinggi
b. Fisiologi
 Cardiac output tergantung heart rate
 Heart rate > cepat
 Tekanan darah > rendah
 RR > cepat
 Kompliance paru > rendah
 Kompliance dinding dada > besar
 Rasio total permukaan tubuh & BB > besar
 Kandungan air > besar
c. Farmakologi
 Biotransformasi hepar blm sempurna
 Penurunan ikatan protein
 Volume distribusi > besar pd obat dgn pelarut air
 Neuro muskular juntion blm sempurna
 Induksi & recovery cepat
 MAC > tinggi
E. Teknik anestesi pediatri persiapan preoperatif
a. Wawancara preoperatif
 anak : takut sakit & berpisah dengan orang tua
 Penjelasan diberikan sesuai usia
b. Infeksi saluran nafas atas
 Infeksi virus 2 – 4 minggu sblm anestesi → resiko komplikasi
pulmo ↑ (wheezing 10x, laringospaasm 5x, hipoksemia &
atelektasis)
 Bila terpaksa operasi : pemberian anticolinergik, ventilasi
masker, kelembaban udara pernafasan, pengawasa yg lebih lama di
RR
F. Perubahan pada Pasien Pediatrik
Masa neonatus dan bayi adalah masa dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada
masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Sistem
respirasi, sirkulasi, dan ekskresi penting untuk anestesi pada
kelompok umur ini. Begitu pula dengan kelompok anak pra sekolah dan
anak usia sekolah dimana secara anatomi, fisiologi, psikologi, dan
biokimia yang berbeda dari orang dewasa. Kelompok ini cenderung
memerlukan pendekartan-pendekatan psikologis yang berbeda sekali
dengan orang dewasa.3,4,5 Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan
dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi
terhadap pasien pediatrik.
a. Sistem Respirasi
Secara anatomi jalur nafas neonatus dan bayi lebih rentan
tersumbat daripada orang dewasa.3,4 Diameter dari lubang hidung,
orofaring, dan trakea relatif lebih kecil pada anak-anak daripada
orang dewasa. Diameter tersempit terdapat didaerah cricoid,
berbeda dengan orang dewasa dimana tersempit pada daerah
epiglottis. Perbedaan ini membuat pernfasan lebih mudah tersumbat
oleh edema mukosa yang dapat disebabkan oleh inflamasi ataupun
iritasi dan dapat bersifat fatal.Produksi mukosa pada neonatus dan
bayi juga lebih banyak daripada orang dewasa, sehingga membuat
jalur pernafasan lebih mudah tersumbat.5 Lidah pada neonatus dan
bayi juga relatif lebih besar dan cenderung jatuh saat dalam
pengaruh anestesi.
b. Sistem Sirkulasi
Estimasi volume darah pada neonatus dan bayi adalah sekitar
85 mL/kg dan lebih tinggi pada bayi prematur (95 mL/kg) dengan
nilai hematokrit neonatus dan bayi berisar antara 45-65 %.
Komposisi cairan pada neonatus dan bayi adalah 75-80% dari berat
badan dimana sebanyak 30% berada di ekstraselular, 40% di
intraselular, dan sekitar 5% di plasma. Semakin bertambah umur,
komposisi semakin menyerupai orang dewasa dimana komposisi cairan
sekitar 60% dari berat badan.Hemoglobin yang terdapat pada bayi
terlebih neonatus kebanyakan adalah hemoglobin fetal (HbF) yang
mempunyai afinitas oksigen yang lebih tinggi daripada hemoglobin
dewasa (HbA). Hal ini membuat oksigen lebih susah untuk ditransfer
ke jaringan dalam tubuh.4 Seiring berjalannya waktu, jumlah HbF
akan berkurang dan HbA akan meningkat dimana kadar hemoglobin
terendah pada saat usia 3 bulan dan HbA menggantikan HbF
seluruhnya pada usia sekitar 6 bulan.
c. Sistem Ekskresi dan Elektrolit
Filtrasi glomerulus hanya sekitar 30% dibanding orang dewasa
akibat belum matangnya ginjal neonatus. Fungsi tubulus juga belum
matang sehingga resorbsi terhadap natrium, glukosa, fosfat
organic, asam amino dan bikarbonat juga rendah. Fungsi ginjal akan
berangsur matang pada puncaknya sekitar umur 8 tahun. Karena
rendahnya filtrasi flomerulus, kemampuan mengekskresi obat-obatan
juga menjadi diperpanjang. Oleh karena ketidakmampuan ginjal untuk
menahan air dan garam, penguapan air, kehilangan abnormal atau
pemberian air tanpa sodium dapat dengan cepat jatuh pada dehidrasi
berat dan ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremia.
d. Sistem Saraf
Myelinisasi pada neonatus belum sempurna dan akan matang dan
lengkap
pada usia 3-4 tahun. Jadi saat neonatus, otak sangat sensitive
terhadap keadaan-
keadaan hipoksia. Perkembangan yang belum sempurna pada
neuromuscular
junction dapat mengakibatkan kenaikan sensitifitas dan lama kerja
dari obat pelumpuh otot non depolarizing.Syaraf simpatis belum
berkembang dengan baik sehingga aktivitas parasimpatis lebih
dominan, yang mengakibatkan kecenderungan terjadinya refleks vagal
(mengakibatkan bradikardia; nadi <110 kali/menit) terutama pada
saat bayi dalam keadaan hipoksia maupun bila ada stimulasi daerah
nasofaring
e. Fungsi Hati
Fungsi hati belum matang pada bayi terlebih neonatus.3,4
Fungsi detoksifikasi obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat
yang rendah pula
yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan asidosis
metabolik.Cadangan glikogen hati sangat rendah. Kadar gula normal
pada bayi baru lahir adalah 50-60%. Hipoglikemia pada bayi
(dibawah 30 mg/dL) sukar diketahui tanda-tanda klinisnya, dan
diketahui bila ada serangan apnoe atau terjadi kejang. Sintesis
vitamin K juga belum sempurna. Pada pemberian cairan rumatan
dibutuhkan konsentrasi dextrose lebih tinggi (10%)
f. Regulasi Suhu
Pusat pengaturan suhu di hipothalamus belum berkembang,
walaupun
sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, luas
permukaan besar,
tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air
membuat mudah
kehilangan panas tubuh, sehingga neonatus sulit mengatur suhu
tubuh dan sangat
terpengaruh oleh suhu lingkungan. Produksi panas mengandalkan pada
proses non-shivering thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan
lemak coklat yang terletak diantara scapula, axila, mediastinum
dan sekitar ginjal. Hipoksia mencegah produksi panas dari lemak
coklat.
g. Respon Psikologis
Respon psikologis pada pasien pediatrik terutama pada
kelompok umur
anak pra sekolah dan usia sekolah sangat berbeda dengan orang
dewasa. Pada
kelompok ini diperlukan pendekatan-pendekatan khusus.Respon
psikologis
kelompok ini terhadap rasa takut, tidak nyaman, dan stress
emosional seringkali
membuat masalah pada proses pre operatif, durante, maupun post
operatif.
h. Respon Farmakologi
Farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat-obat yang
diberikan pada
neonatus dan bayi berbeda dibandingkan dengan dewasa karena:
1. Perbandingan volume cairan intravaskuler terhadap cairan
ekstravaskuler berbeda dengan orang dewasa.
2. Laju filtrasi glomerulus masih rendah
3. Laju metabolisme yang tinggi
4. Kemampuan obat berikatan dengan protein masih rendah
5. Liver/hati yang masih immature akan mempengaruhi proses
biotransformasi obat.
6. Aliran darah ke organ relative lebih banyak (seperti pasa otak,
jantung, liver dan ginjal)
7. Khusus pada anestesi inhalasi, perbedaan fisiologi system
pernafasan: ventilasi alveolar tinggi, minute volume, FRC
rendah, lebih rendahnya MAC dan koefisien partisi darah/gas
akan meningkatkan potensi obat, mempercepat induksi dan
mempersingkat pulih sadarnya.
G. Induksi pada Pasien Pediatrik
Cara induksi pada pasien pediatrik tergantung pada umur, status
fisik, dan
tipe operasi yang akan dilakukan. Ahli anestesi tentu memiliki cara
dan taktik
tersendiri dalam menginduksi pasien pediatrik dan harus memiliki
informasi yang
adekuat dari pasien yang akan diinduksi, minimal umur dan berat badan
pasien,
jenis pembedahan, apakah emergensi atau elektif, status fisik dan
mental
(kooperatif/tidak) pasien.
Induksi anestesia pada bayi dan anak sebaiknya ada yang membantu.
Induksi diusahakan agar berjalan mulus dengan trauma yang sekecil
mungkin. Induksi dapat dikerjakan secara inhalasi atau seintravena
 Induksi inhalasi.
Dikerjakan pada bayi dan anak yang sulit dicari venanya atau
pada yang
takut disuntik. Diberikan halotan dengan oksigen atau campuran N2O
dalam
oksigen 50%. Konsentrasi halotan mula-mula rendah 0,5 vol%
kemudian
dinaikkan setiap beberapa kali bernafas 0,5 vol % sampai tidur.
Sungkup muka
mula-mula jaraknya beberapa sentimeter dari mulut dan hidung,
kalau sudah
tidur barn dirapatkan ke muka penderita.3,4
 Induksi intravena.
Dikerjakan pada anak yang tidak takut pada suntikan atau
pada
mereka yang sudah terpasang infus. Induksi dapat dilakukan dengan
menggunakan propofol 2-3 mg/kg diikuti dengan pemberian pelumpuh
otot
non depolarizing seperti atrakurium 0,3 -0,6 mg/kg.3,4 Seringkali
pada
praktik pediatri, intubasi bisa dilakukan dengan kombinasi
propofol,
lidokain, dan opiate dengan atau tanpa agen inhalasi sehingga
tidak
diperlukan pelumpuh otot. Pelumpuh otot juga tidak diperlukan saat
pemasangan LMA
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan memahami anatomi dan fisiologi masing-masing sistem
organ pada pasien pediatrik, diharapkan persiapan preoperatif
bahkan sampai postoperatif akan dilakukan dengan lebih baik.
Persiapan preoperatif yang tidak boleh dilupakan adalah
pendekatan psikologis, baik terhadap pasien
maupun orang tuanya.
B. Saran
Berdasarkan makalah diatas bahwa saran yang
dapatdisampaikan, diharapkan pembaca dapat memahami
danmenerapkan dengan baik dan benar untuk dapat
menegakkandiagnosa pada bayi baru lahir dan untuk dapat
mengaplikasikan dalam tindakan.
DAFTAR PUSTAKA

Gde Mangku, Tjokorda Gde Agung Senapthi. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
Reanimasi. Indeks; 2010. 6-7; 149-59

K Rupp, J Holzki, T Fischer, C Keller. Pediatric Anesthesia. Drager;


2015.

Smith dan Aitkenhead. Pediatric Anaesthesia dalam Textbook of


Anaesthesia Sixth Edition. Churchill Livingstone Elsevier; 2013. 731-47

John Butterworth, David Mackey, dan Wasnick. Pediatric Anesthesia dalam


Morgan & Mikhail’s Clinical Aneshesiology Fifth Edition. Mc Graw Hill;
2013. 877-97

Anda mungkin juga menyukai