Anda di halaman 1dari 4

Jawaban Pertanyaan

1. Penanya ; Olin Adnan


Menjawab ;
a. Makanan apa saja Yang menyebabkan Hipertensi?
Jawaban:
Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah asupan makanan. Hal ini
dikarenakan makanan mempunyai peranan yang berarti dalam meningkatkan
tekanan darah seperti konsumsi natrium yang berlebihan, karbohidrat, protein
dan lemak (Darmojo, 2001). Konsumsi tinggi lemak dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat. Konsumsi lemak yang berlebihan akan
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah terutama kolesterol LDL dan
akan tertimbun dalam tubuh. Timbunan lemak yang disebabkan oleh
kolesterol akan menempel pada pembuluh darah yang lama-kelaman akan
terbentuk plaque. Terbentuknya plaque dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh darah atau aterosklerosis. Pembuluh darah yang terkena
aterosklerosis akan berkurang elastisitasnya dan aliran darah ke seluruh tubuh
akan terganggu serta dapat memicu meningkatnya volume darah dan tekanan
darah. Meningkatnya tekanan darah tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
hipertensi (Jansen, 2006).
Konsumsi lemak dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah 27% dari
total energi dari energi total dan <6% adalah jenis lemak jenuh
(Karyadi,2002). Konsumsi lemak yang berlebih akan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah terutama kolesterol LDL. Kolesterol akan menempel
pada dinding pembuluh darah sehingga akan terbentuk plaque yang lama-
kelamaan akan menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah
disebut dengan ateroklerosis. Pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis
akan mengakibatkan resistensi dinding pembuluh darah meningkat yang
dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
Meningkatnya tekanan darah secara terus- menerus akan mengakibatkan
hipertensi (Morrell, 2005).
b. Apakah Tidak Menutup Kemungkinan bahwa kalsium dapat menyebabkan
hipertensi ?
Jawaban:
Beberapa faktor dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi, sebagian
tidak dapat dihindari seperti bertambahnya usia dan jenis kelamin, tetapi
sebagian dapat dicegah seperti kekurangan asupan magnesium, kalsium dan
kalium.
Kandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
mengurangi kandungan natrium dalam urine dan air dengan cara yang sama
seperti diuretik. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa asupan rendah
Kalium akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.Diet tinggi kalium
yang terdapat pada sayur dan buah juga dapat menurunkan resiko
kardiovaskuler dengan menghambat trombosis arterial, aterosklerosis, dan
hipertrofi medial pada dinding arteri Mikronutrien yang berperan dominan
dalam patogenesis hipertensi essensial adalah kalsium dan magnesium.
Penelitian tahun 2002 yang dimuat dalam American Journal Clinical
Nutrition menyatakan bahwa efek penurunan kadar magnesium di dalam
tubuh terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause.9Magnesium
merupakan salah satu nutrien paling penting untuk kesehatan jantung. Tugas
utama magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi. Fungsi ini
berlawanan dengan fungsi mineral kalsium yang membuat jantung
berkontraksi.Menurut US Departement of Health and Human Service,
hipomagnesemia sering ditemukan pada penderita tekanan darah tinggi.10
Kadar kalsium di dalam darah penting karena kalsium juga memiliki
peranan penting dalam pengaturan tekanan darah dengan cara membantu
kontraksi otot-otot pada dinding pembuluh darah serta memberi sinyal untuk
pelepasan hormon-hormon yang berperan dalam pengaturan tekanan darah
(Hasna dina, 2014)
2. Penanya : Maimun Datau
Menjawab : Ngakan Putu Andika
Mengapa harus dilakukan Pemeriksaan Retinopati?
Jawaban :
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan target organ yang umum
ditemukan pada pasien hipertensi adalah jantung (hipertrofi ventrikel kiri,
angina atau infark miokardium, gagal jantung), otak (strok, demensia),
penyakit ginjal kronik, penyakit arteri perifer, dan retinopati.
Kerusakan target organ dapat dideteksi dengan melihat gambaran
retinopati hipertensi. Pada retinopati hipertensi stadium III dan IV pada
klasifikasi Keith-Wagener-Barker akan terjadi kerusakan target organ lain
dan penurunan visus serta kebutaan.
Retinopati hipertensi menunjukkan perubahan mikrovaskuler retina
dalam merespon peningkatan tekanan darah. Pada awalnya, retinopati
hipertensi juga tidak memperlihatkan gejala yang jelas. Namun ketika sudah
mencapai stadium III atau stadium IV pada klasifikasi Keith-Wagener-
Barker, akan terjadi kerusakan target organ lainnya dan disertai penurunan
visus atau penglihatan kabur. Retinopati hipertensi bisa menimbulkan
komplikasi berupa oklusi cabang vena retina (BRVO) atau oklusi arteri retina
(CRAO) yang menyebabkan kehilangan penglihatan secara tiba-tiba (Dinda
Yastina,2013).
3. Penanya : Rika Amalia
Menjawab :
Hubungan Penentuan BB dengan Hipertensi?
Jawaban:
Sembilan puluh lima persen penderita hipertensi tidak diketahui
penyebabnya dan dikenal sebagai hiper- tensi primer atau esensial. Beberapa
mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah
diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan pato-
genesis hipertensi tersebut. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang
erat kaitannya dengan penyakit ini.
Penelitian yang meneliti tentang hubungan obesitas dengan hipertensi
telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Lilyasari dkk
menunjukkan sebagian besar subyek dengan tekanan darah tinggi mengalami
obesitas.(9) Estimasi risiko dari Framingham Heart Study menunjukkan
bahwa 78% hipertensi pada laki-laki dan 65% hipertensi pada wanita secara
langsung berhubungan dengan obe- sitas.(10) Data dari NHANES III
memperlihatkan hubungan linier yang bermakna antara peningkatan BMI
dengan tekanan darah dan tekanan nadi pada populasi Amerika.(11) Pada
popu- lasi MONICA-Jakarta ditemukan bahwa persentase hipertensi pada
indi- vidu yang overweight sebesar 24,5% dan obesitas 27,5% jauh lebih
tinggi dibandingkan individu dengan berat badan normal 12,5%.
Obesitas dapat menimbulkan terjadinya hipertensi melalui berbagai
mekanisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara lang- sung
obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena makin besar
massa tubuh makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga curah
jantung ikut mening-kat. (13) Sedangkan secara tidak langsung melalui
perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin
Aldosteron System (RAAS) oleh mediator-mediator seperti hormon, sitokin,
adipokin, dsb. Salah satunya adalah hormon aldosteron yang terkait erat
dengan retensi air dan natrium sehingga volume darah meningkat.(14)
Kejadian hipertensi yang disertai dengan obesitas ini dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, dan etnis. Usia 35 – 65 tahun merupakan usia yang
dianggap paling banyak menderita hipertensi dengan obesitas ini. Hal ini
terlihat dari survei yang dilakukan oleh Framingham Heart Study dimana dari
5209 partisipan, dua pertiganya berusia 35-65 tahun.(10) Data dari
RISKESDAS juga menunjukkan hal yang sama dimana prevalensi hipertensi
dan obesitas lebih sering terjadi pada usia antara 35-65 tahun (Sulastri, 2012).
4. Penanya

Anda mungkin juga menyukai