0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tiga pertanyaan tentang hipertensi. Pertama, makanan penyebab hipertensi seperti lemak dan natrium. Kedua, hubungan antara kalsium dan hipertensi. Ketiga, alasan pemeriksaan retinopati untuk mendeteksi kerusakan organ target akibat hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tiga pertanyaan tentang hipertensi. Pertama, makanan penyebab hipertensi seperti lemak dan natrium. Kedua, hubungan antara kalsium dan hipertensi. Ketiga, alasan pemeriksaan retinopati untuk mendeteksi kerusakan organ target akibat hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tiga pertanyaan tentang hipertensi. Pertama, makanan penyebab hipertensi seperti lemak dan natrium. Kedua, hubungan antara kalsium dan hipertensi. Ketiga, alasan pemeriksaan retinopati untuk mendeteksi kerusakan organ target akibat hipertensi.
Menjawab ; a. Makanan apa saja Yang menyebabkan Hipertensi? Jawaban: Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah asupan makanan. Hal ini dikarenakan makanan mempunyai peranan yang berarti dalam meningkatkan tekanan darah seperti konsumsi natrium yang berlebihan, karbohidrat, protein dan lemak (Darmojo, 2001). Konsumsi tinggi lemak dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Konsumsi lemak yang berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah terutama kolesterol LDL dan akan tertimbun dalam tubuh. Timbunan lemak yang disebabkan oleh kolesterol akan menempel pada pembuluh darah yang lama-kelaman akan terbentuk plaque. Terbentuknya plaque dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pembuluh darah yang terkena aterosklerosis akan berkurang elastisitasnya dan aliran darah ke seluruh tubuh akan terganggu serta dapat memicu meningkatnya volume darah dan tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah tersebut dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi (Jansen, 2006). Konsumsi lemak dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah 27% dari total energi dari energi total dan <6% adalah jenis lemak jenuh (Karyadi,2002). Konsumsi lemak yang berlebih akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah terutama kolesterol LDL. Kolesterol akan menempel pada dinding pembuluh darah sehingga akan terbentuk plaque yang lama- kelamaan akan menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah disebut dengan ateroklerosis. Pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis akan mengakibatkan resistensi dinding pembuluh darah meningkat yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Meningkatnya tekanan darah secara terus- menerus akan mengakibatkan hipertensi (Morrell, 2005). b. Apakah Tidak Menutup Kemungkinan bahwa kalsium dapat menyebabkan hipertensi ? Jawaban: Beberapa faktor dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi, sebagian tidak dapat dihindari seperti bertambahnya usia dan jenis kelamin, tetapi sebagian dapat dicegah seperti kekurangan asupan magnesium, kalsium dan kalium. Kandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi kandungan natrium dalam urine dan air dengan cara yang sama seperti diuretik. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa asupan rendah Kalium akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.Diet tinggi kalium yang terdapat pada sayur dan buah juga dapat menurunkan resiko kardiovaskuler dengan menghambat trombosis arterial, aterosklerosis, dan hipertrofi medial pada dinding arteri Mikronutrien yang berperan dominan dalam patogenesis hipertensi essensial adalah kalsium dan magnesium. Penelitian tahun 2002 yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition menyatakan bahwa efek penurunan kadar magnesium di dalam tubuh terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause.9Magnesium merupakan salah satu nutrien paling penting untuk kesehatan jantung. Tugas utama magnesium adalah membantu otot jantung untuk relaksasi. Fungsi ini berlawanan dengan fungsi mineral kalsium yang membuat jantung berkontraksi.Menurut US Departement of Health and Human Service, hipomagnesemia sering ditemukan pada penderita tekanan darah tinggi.10 Kadar kalsium di dalam darah penting karena kalsium juga memiliki peranan penting dalam pengaturan tekanan darah dengan cara membantu kontraksi otot-otot pada dinding pembuluh darah serta memberi sinyal untuk pelepasan hormon-hormon yang berperan dalam pengaturan tekanan darah (Hasna dina, 2014) 2. Penanya : Maimun Datau Menjawab : Ngakan Putu Andika Mengapa harus dilakukan Pemeriksaan Retinopati? Jawaban : Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan target organ yang umum ditemukan pada pasien hipertensi adalah jantung (hipertrofi ventrikel kiri, angina atau infark miokardium, gagal jantung), otak (strok, demensia), penyakit ginjal kronik, penyakit arteri perifer, dan retinopati. Kerusakan target organ dapat dideteksi dengan melihat gambaran retinopati hipertensi. Pada retinopati hipertensi stadium III dan IV pada klasifikasi Keith-Wagener-Barker akan terjadi kerusakan target organ lain dan penurunan visus serta kebutaan. Retinopati hipertensi menunjukkan perubahan mikrovaskuler retina dalam merespon peningkatan tekanan darah. Pada awalnya, retinopati hipertensi juga tidak memperlihatkan gejala yang jelas. Namun ketika sudah mencapai stadium III atau stadium IV pada klasifikasi Keith-Wagener- Barker, akan terjadi kerusakan target organ lainnya dan disertai penurunan visus atau penglihatan kabur. Retinopati hipertensi bisa menimbulkan komplikasi berupa oklusi cabang vena retina (BRVO) atau oklusi arteri retina (CRAO) yang menyebabkan kehilangan penglihatan secara tiba-tiba (Dinda Yastina,2013). 3. Penanya : Rika Amalia Menjawab : Hubungan Penentuan BB dengan Hipertensi? Jawaban: Sembilan puluh lima persen penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya dan dikenal sebagai hiper- tensi primer atau esensial. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan pato- genesis hipertensi tersebut. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang erat kaitannya dengan penyakit ini. Penelitian yang meneliti tentang hubungan obesitas dengan hipertensi telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Lilyasari dkk menunjukkan sebagian besar subyek dengan tekanan darah tinggi mengalami obesitas.(9) Estimasi risiko dari Framingham Heart Study menunjukkan bahwa 78% hipertensi pada laki-laki dan 65% hipertensi pada wanita secara langsung berhubungan dengan obe- sitas.(10) Data dari NHANES III memperlihatkan hubungan linier yang bermakna antara peningkatan BMI dengan tekanan darah dan tekanan nadi pada populasi Amerika.(11) Pada popu- lasi MONICA-Jakarta ditemukan bahwa persentase hipertensi pada indi- vidu yang overweight sebesar 24,5% dan obesitas 27,5% jauh lebih tinggi dibandingkan individu dengan berat badan normal 12,5%. Obesitas dapat menimbulkan terjadinya hipertensi melalui berbagai mekanisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara lang- sung obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena makin besar massa tubuh makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga curah jantung ikut mening-kat. (13) Sedangkan secara tidak langsung melalui perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) oleh mediator-mediator seperti hormon, sitokin, adipokin, dsb. Salah satunya adalah hormon aldosteron yang terkait erat dengan retensi air dan natrium sehingga volume darah meningkat.(14) Kejadian hipertensi yang disertai dengan obesitas ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan etnis. Usia 35 – 65 tahun merupakan usia yang dianggap paling banyak menderita hipertensi dengan obesitas ini. Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan oleh Framingham Heart Study dimana dari 5209 partisipan, dua pertiganya berusia 35-65 tahun.(10) Data dari RISKESDAS juga menunjukkan hal yang sama dimana prevalensi hipertensi dan obesitas lebih sering terjadi pada usia antara 35-65 tahun (Sulastri, 2012). 4. Penanya